Anda di halaman 1dari 5

Acara 3

ELEMEN PEMANAS
A. Tujuan

1. Memahami kerja dan pengukuran dari elemen pemanas


2. Mendapatkan laju proses pemanasan oven pengering tanpa beban

B. Dasar Teori

Elemen pemanas merupakan piranti yang mengubah energi listrik menjadi


energi panas melalui proses Joule Heating. Prinsip kerja elemen panas adalah
arus listrik yang mengalir pada elemen menjumpai resistansinya, sehingga
menghasilkan panas pada elemen.

Persyaratan elemen pemanas antara lain :

1. Harus tahan lama pada suhu yang dikehendaki.

2. Sifat mekanisnya harus kuat pada suhu yang dikehendaki.

3. Koefisien muai harus kecil, sehingga perubahan bentuknya pada suhu yang
dikehendaki tidak terlalu besar.

4. Tahanan jenisnya harus tinggi.

5. Koefisien suhunya harus kecil, sehingga arus kerjanya sedapat mungkin


konstan.

Gambar 1. Elemen Pemanas

Hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan elemen pemanas:

1. Maximum element surface temperature (MET)


2. Maximum Power/Surface Loading

à area radiasi permukaan elemen, diyatakan dalam (Watt/cm 2)

MET, adalah suhu yang dicapai saat bahan elemen mulai mengalami
perubahan bentuk atau saat umur hidup bahan elemen menjadi singkat yang
mengakibatkan elemen menjadi putus atau hubung singkat. Semakin tinggi MET
maka akan semakin tinggi pula Maximum Power Loading.

3 klas/tipe elemen pemanas yang umum dipakai:

1. Metallic

2. Silicon carbide (SiC)

3. Molybdenum disilicide (MoSi2)

Pada tipe metallic, bahan yang digunakan untuk elemen pemanas antara lain :

1. Nichrome/nickel-chromium (NiCr): wire and strip

2. Kanthal / iron-chromium-aluminum (FeCrAl) : wires

3. Cupronickel (CuNi): alloys for low temperature heating

Pada klas metallic, sebagian besar elemen pemanas menggunakan bahan


nichrome 80/20 (80% nikel, 20% kromium) dalam bentuk kawat, pita, atau
strip. 80/20 nichrome merupakan bahan yang baik, karena memiliki ketahanan
yang relatif tinggi dan membentuk lapisan kromium oksida ketika dipanaskan
untuk pertama kalinya, sehingga bahan di bawah kawat tidak akan teroksidasi,
mencegah kawat terputus atau terbakar.

Perhitungan daya elemen pemanas menggunakan prinsip hukum ohm


seperti terlihat pada gambar 2.

P = V . I dengan P = Daya (VA)

V = Tegangan (Volt)
I = Arus (ampere)

Gambar 2. Hubungan antara daya, tegangan, arus, dan resistansi

Laju perubahan suhu dinyatakan dalam:

dT T2 − T1
=
dt t 2 − t1

C. Metodologi

C.1. Alat dan bahan

1. Oven pengering dengan elemen pemanas


2. Temometer infra merah
3. Kertas putih
4. Voltmeter dan Amperemeter (Watt meter)
5. Stopwatch

C.2. Cara kerja

1. Pasangkan alat pengukur tegangan dan arus pada elemen pamanas yang
terdapat pada oven pengering seperti terlihat dalam skema berikut.

A
Sumber Elemen
listrik V pemana
s

2. Pasangkan kertas putih di ruangan oven pengering sebagai media untuk


pengukuran suhu dengan menggunakan termometer infra merah.
3. Ukur dan catat nilai resistansi dari elemen pemanas (pengukuran dilakukan
sebelum elemen pemanas dihubungkan dengan sumber listrik.
4. Hubungkan elemen pemanas ke sumber listrik. Ukur dan catat nilai (dalam
lembar data kerja) setiap 30 detik selama 20 menit:
a. Waktu : menggunakan stopwatch
b. Tegangan : menggunakan voltmeter
c. Arus : menggunakan amperemeter
d. Suhu : menggunakan termometer inframerah

C.3. Analisa

1. Tentukan besarnya laju / perubahan daya listrik terhadap waktu yang


digunakan elemen dalam memanaskan ruangan oven pengering.

2. Tentukan besarnya laju / perubahan suhu terhadap waktu karena


pemanasan yang diberikan elemen pemanas.
LEMBAR DATA

1. Nilai resistansi terukur elemen pemanas =

2.

No Waktu (menit) Suhu (C) Volt (V) Arus (A)

Purwokerto,
Mengetahui,

Asisten Praktikum

Anda mungkin juga menyukai