Anda di halaman 1dari 6

Praktikum Fenomena Dasar

Modul 02
Doc. No. 001/KE/M/2013

KONDUKTIVITAS TERMAL MATERIAL

1. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui nilai konduktivitas dari beberapa jenis material berbeda

2. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap nilai konduktivitas

2. Teori Dasar
Konduktivitas thermal adalah kemampuan benda dalam mengantarkan
panas yang dipengaruhi oleh struktur benda tersebut. Laju aliran kalor pada
perpindahan panas konduksi dipengaruhi oleh nilai konduktivitas dari material.
Energi panas dalam zat padat dihantarkan dengan cara getaran (lattice
vibration) melalui elektron yang saling berhubungan, apabila semakin tinggi nilai
konduktivitas dari suatu material, maka energi yang dihantarkan akan semakin
cepat.

Suatu material yang mempunyai jarak, maka kalor akan mengalir tanpa
disertai oleh suatu gerakan zat. Aliran kalor seperti ini disebut konduksi atau
hantaran. Konduksi thermal pada logam-logam padat terjadi akibat gerakan
elektron yang terikat dan konduksi thermal mempunyai hubungan dengan
konduktivitas listrik. Pemanasan pada logam berarti pengaktifan gerakan
molekul, sedangkan pendinginan berarti pengurangan gerakan molekul (Gambar
1).

Gambar 1 Pergerakan molekul yang sama dengan temperatur beda


(Winterton, 1997).

Contoh perpindahan kalor secara konduksi yaitu perpindahan kalor pada


logam cerek pemasak air atau batang logam pada dinding tungku. Laju
perpindahan kalor secara konduksi sebanding dengan gradient suhu

TIM Laboratorium Konversi Energi Hal. 10


Praktikum Fenomena Dasar

Modul 02
Doc. No. 001/KE/M/2013

q dT
˜ (1)
A dx

dan dengan konstanta kesetimbangan (konduksi) maka menjadi persamaan


Fourier

dT
q=-kA. (2)
dx

Tanda (-) digunakan untuk memenuhi hukum II Thermodinamika yaitu


“Kalor mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam skala temperatur“ (Holman,
1997).

2.1 Perpindahan Panas Secara Konduksi Pada Tahanan Seri


Laju perpindahan panas secara konduksi pada tahanan seri dengan
ketebalan material, konduktivitas thermal yang berbeda, sehingga penurunan
temperatur juga berbeda. Jika dalam sistem itu terdapat lebih dari satu macam
bahan, seperti dalam hal dinding lapis rangkap pada gambar 2, analisanya akan
menjadi sebagai berikut:

(a)

(b)

Gambar 2 Perpindahan Kalor Satu Dimensi Melalui Dinding Komposit dan


Analog Listriknya (Holman, 1997).

Suhu (temperature gradient) pada ketiga bahan ialah seperti tergambar,


aliran kalor dapat dituliskan sebagai berikut.

T 2  T1 T3 T2 T4 T3
q =  kAA  kBA  kcA (3)
xA xB xc

TIM Laboratorium Konversi Energi Hal. 11


Praktikum Fenomena Dasar

Modul 02
Doc. No. 001/KE/M/2013

perlu diingat bawah aliran kalor pada setiap bagian itu mesti sama.

Jika ketiga persamaan ini dipecahkan serentak, maka aliran kalor itu
dapat dituliskan sebagai berikut :

T1  T4
q= . (4)
xA / kAA  xB / kBA  xc / kcA

Laju perpindahan kalor dapat dipandang sebagai aliran; sedang gabungan dari
konduktivitas thermal, tebal bahan, dan luas merupakan tahanan terhadap aliran
ini.

3. Metodologi
3.1. Peralatan (Gambar Peralatan)

Gambar 3 Skema alat uji konduktivitas termal rangkaian seri

Keterangan gambar

1. Adaptor
2. Kabel
3. Pelat dudukan
4. Landasan pemegan
5. Clamp

TIM Laboratorium Konversi Energi Hal. 12


Praktikum Fenomena Dasar

Modul 02
Doc. No. 001/KE/M/2013

6. Heater
7. Batang penghantar
8. Spesimen uji
9. Isolasi
10. Sensor T1
11. Sensor T2
12. Sensor Ta1
13. Sensor Ta2
14. Sirkulasi air pendingin
15. Selang air
16. Pompa air
17. Ball valve
18. Busur derajat
19. Box air pendingin

3.2. Alat Ukur


1. Thermocouple

2. Gelas ukur

3.3. Asumsi-asumsi
1. Spesimen homogen

3.4. Prosedur Percobaan


Adapun prosedur dalam pengujian alat ukur ini adalah sebagai berikut:

1. Spesimen yang akan di uji dijepit (diclamp) pada dua batang


penghantar kalor.
2. Heater dipasang pada batang penghantar
3. Sirkulasi air pendingin dipasang batang penghantar
4. Thermo proof dipasang pada system pendingin.
5. Thermo proof dipasang pada thermocouple dan disambungkan dengan
computer
6. Software TC08 diinstalkan pada computer.

TIM Laboratorium Konversi Energi Hal. 13


Praktikum Fenomena Dasar

Modul 02
Doc. No. 001/KE/M/2013

7. Program TC08 dijalankan dan keempat terminal thermo proof


diaktifkan.
8. Setting range waktu dan batas maksimum temperatur yang akan
diukur pada software.
9. Heater diaktifkan dan switch diputar pada posisi 3 volt.
10. Sirkulasi air pendingin diaktifkan dengan pembukaan katup 16˚
derajat.
11. Lakukan record dengan software TC08 hingga temperatur pada
spesimen konstan.
12. Kenaikan temperatur dimonitoring melalui computer.
13. Jika kenaikan temperaturnya selama selang waktu 10 menit lebih dari
1˚C maka kran dibuka 1 derajat dan diamati selama 10 menit sehingga
temperatur pada T1, T2, konstan.
14. Temperatur dikatakan konstan apabila kenaikan atau penurunannya
maksimal 0,05OC selama 5 menit.
15. Apabila temperaturnya telah konstan maka record dihentikan.
16. Setelah record selesai maka dapat langsung di plot grafik dari
pengujian dan dapat dilihat distribusi temperatur tiap titik pada
spesimen.
17. Heater dinonaktifkan
18. Volume air ditampung dengan menggunakan gelas ukur selama selang
waktu tertentu.
19. Volume air yang ditampung dan besarnya pembukaan katup dicatat.
20. Data yang didapat diolah dengan menggunakan rumus pada
perhitungan perencanaan diatas untuk mencari nilai konduktivitas
seperti yang dibahas pada Bab IV.

TIM Laboratorium Konversi Energi Hal. 14


Praktikum Fenomena Dasar

Modul 02
Doc. No. 001/KE/M/2013

3.5 Pengambilan data


Data yang direkam dengan menggunakan software TC-08 recorder dimasukkan
pada Tabel.

Time Channel Channel 2 Channel 3 Channel 4 Channel 5


1
Minutes T1 (°C) T2 (°C) T3 (°C) Ta2 (°C) Ta1 (°C)
62
63
64
65
66...dst

TIM Laboratorium Konversi Energi Hal. 15

Anda mungkin juga menyukai