Anda di halaman 1dari 27

TK 2102 Metode Pengukuran dan Analisis Kimia

Semester I 2013/2014

MODUL 41. PENGUKURAN TEMPERATUR


TERMOKOPEL: APLIKASI KALORIMETER
JOULE

LAPORAN LENGKAP

oleh :
Kelompok : A.1314.1.44
Teguh Setiawan 13012042
Natasha Kurniawati 13012079

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
31 OKTOBER 2013

ABSTRAK
Setiap alat ukur memiliki kekurangan dan karakteristik masing-masing.
Misalnya termokopel, alat ini hanya bisa membaca temperatur benda dan tidak
bisa membaca tegangan, sehingga untuk

mengukur tegangan kami

memerlukan alat bantu multimeter. Setiap termokopel memiliki konstanta


waktu yang berbeda-beda. Percobaan menggunakan termokopel bertujuan
untuk menentukan hubungan antara temperatur dengan tegangan dan
menentukan konstanta waktu termokopel. Alat lain yang digunakan pada
percobaan modul ini adalah kalorimeter. Tujuan yang ingin dicapai adalah
mengetahui kapasitas panas kalorimeter tersebut.
Untuk menentukan hubungan antara tegangan dengan temperatur kami
melakukan percobaan dengan enam titik variasi temperatur air. Untuk
menentukan konstanta waktu termokopel kami melakukan dua variasi, yaitu
pada penurunan temperatur dan pada kenaikan temperatur. Sedangkan untuk
menentukan kapasitas panas kalorimeter joule yang kami gunakan, kami
melakukan tiga variasi tegangan dan arus yang masuk sistem. Semua
percobaan ini dilakukan di Laboratorium Instruksional Teknik Kimia ITB pada
tanggal 31 Oktober 2013 pukul 13.30-16.30.
Dari percobaan yang kami lakukan, kami mendapatkan hubungan
antara tegangan dengan temperatur adalah V=-0.0431T + 4.0125. Konstanta
waktu yang kami peroleh adalah 4,82 detik. Kapasitas panas Kalorimeter Joule
yang kami dapatkan dari percobaan adalah sebesar 68,58 J/Kg0C.

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK
DAFTAR ISI .............................................................................................

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

iii

DAFTAR TABEL .....................................................................................

iv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................

1.1

Latar Belakang ........................................................................

1.2

Rumusan Masalah ...................................................................

1.3

Tujuan Percobaan ....................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................

2.1

Termokopel .............................................................................

2.2

Kalorimeter Joule ....................................................................

BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN ................................................

3.1

Alat dan Bahan ........................................................................

3.2

Gambar Rangkaian Percobaan ................................................

3.3

Langkah Percobaan .................................................................

3.3.1 Kalibrasi Termokopel.....................................................

3.3.2 Menentukan Konstanta Waktu Termokopel ..................

3.3.3 Menentukan Kapasitas Panas Kalorimeter....................

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

BAB IV. DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ............

10

4.1. Kalibrasi Termokopel..............................................................

10

4.2. Menentukan Konstanta Waktu Termokopel ...........................

11

4.3. Menentukan Kapasitas Panas Kalorimeter..............................

13

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................

15

5.1

Kesimpulan .............................................................................

15

5.2

Saran ........................................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

16

LAMPIRAN A

DATA DARI LITERATUR .........................................

17

LAMPIRAN B

CONTOH PERHITUNGAN ........................................

18

LAMPIRAN C

DATA MENTAH PERCOBAAN ................................

20

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

ii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Anatomi termokopel ..............................................................

Gambar 2. Kalorimeter Joule .................................................................

Gambar 3. Ilustrasi percobaan 1 dan 2 ....................................................

Gambar 4. Ilustrasi percobaan 3..............................................................

Gambar 5. Grafik hubungan antara tegangan dengan temperatur...........

10

Gambar 6. Grafik tegangan terhadap waktu ...........................................

12

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

iii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Temperatur dan tegangan percobaan kalibrasi termokopel ......

10

Tabel 2. Tegangan setiap 5 detik.............................................................

12

Tabel 3. Kenaikan temperatur air pada kalorimeter ................................

13

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap alat ukur yang digunakan di laboratorium pasti memiliki kesalahan atau
error pada pembacaannya. Kesalahan atau error pada pembacaan alat ukur ini
dapat kita atasi dengan cara kalibrasi alat ukur. Termokopel yang digunakan untuk
praktikum di Laboratorium Instruksional Teknik Kimia Institut Teknologi
Bandung hanya membaca temperatur saja sedangkan tegangannya tidak bisa
dibaca. Oleh karena itu praktikan harus melakukan kalibrasi termokopel agar
didapatkan tegangan dengan bantuan multimeter digital. Kalibrasi ini bertujuan
untuk membaca besar tegangan yang dihasilkan pada setiap temperatur tertentu.
Ada beberapa termokopel yang digunakan di Laboratorium Instruksional
Teknik Kimia Institut Tekbologi Bandung. Setiap termokopel yang digunakan
memiliki konstanta waktu yang berbeda-beda. Konstanta waktu menunjukkan
berapa cepat termokopel merespon temperatur benda dan mengubahnya menjadi
tegangan yang dapat dibaca pada multimeter. Perbedaan konstanta waktu pada
setiap termokopel inilah yang menjadi alasan praktikan melakukan percobaan,
sehingga dapat diketahui termokopel yang mana yang memiliki konstanta waktu
yang tercepat.
Energi bersifat kekal, artinya energi tidak dapat diciptakan ataupun
dihilangkan. Pada Kalorimeter Joule, energi listrik digunakan untuk menaikkan
temperatus air. Akan tetapi tidak semua energi listrik ini diubah untuk manaikkan
temperatur air. Sebagian energi listrik ini diserap oleh kalorimeter untuk
menaikkan temperatur kalorimeter. Banyaknya energi listrik yang di ubah untuk
menaikkan temperatus air dan untuk menaikkan temperatur kalorimeter sangat
tergantung pada kapasitas panas kalorimeter tersebut. Hal inilah yang menjadi
tujuan praktikan melakukan percobaan di Laboratorium Instruksional Teknik
Kimia ITB.

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah pada percobaan Pengukuran Temperatur antara lain
adalah:
a. Berapa tegangan pada temperatur tertentu yang dibaca oleh termokopel?
b. Berapa konstanta waktu pada termokopel yang digunakan?
c. Berapa besar kapasitas panas pada Kalorimeter Joule yang digunakan
pada percobaan?

1.3 Tujuan Percobaan


Hal-hal yang ingin dicapai pada percobaan Pengukuran Temperatur antara
lain adalah:
a. menentukan persamaan kalibrasi termokopel dengan menentukan
hubungan antara tegangan dengan temperatur termokopel,
b. menentukan konstantan waktu termokopel pada pengukuran cairan, dan
c. menentukan kapasitas panas Kalorimeter Joule
percobaan.

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

yang digunakan pada

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Termokopel
Termokopel terdiri dari dua kata, yaitu thermo yang berarti energi panas dan
couple yang berarti pertemuan dari dua buah benda. Dengan kata lain, termokopel
adalah sebuah sensor temperatur yang seringkali digunakan untuk mengubah
besaran temperatur suatu benda menjadi besaran tegangan atau voltase, di mana
termokopel ini sendiri terdiri dari dua logam berbeda jenis yang bertemu atau
terhubung pada suatu titik. Prinsip kerja termokopel didasari dengan prinsip
Seebeck, yaitu konduktor apapun akan menghasilkan tegangan listrik jika terdapat
perubahan/gradien temperatur, hal ini dikenal dengan nama termoelektrik. Dua
logam yang berbeda jenis tentunya memiliki tegangan yang berbeda pada
temperatur tertentu. Daya konduksi kedua logam tersebut dan responnya terhadap
perubahan temperatur tentunya juga berbeda. Logam dengan kepadatan electron
tinggi akan mengalirkan electron ke logam dengan kepadatan electron yang lebih
rendah. Sehingga saat simpul termokopel dipanaskan akan menimbulkan
perbedaan tegangan yang sangat kecil (milivolt) yang menimbulkan aliran listrik.
Bagian cold junction termokopel merupakan bagian yang dijaga sebagai
temperatur referensi. Sedangangkan bagian hot junction merupakan bagian yang
dihubungkan dengan objek pengukuran. Temperatur yang terukur oleh termokopel
merupakan temperatur relatif objek terhadap cold junction.

Gambar 1. Anatomi Termokopel. Sumber: http://e.wz.cz/404.html

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

Perubahan tegangan listrik tersebut dapat didefinisikan sebagai fungsi


temperatur, yaitu dengan persamaan:
dV = (T) dT

(1)

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa perubahan temperatur berbanding


lurus dengan perubahan tegangan. Dengan kata lain bila terjadi kenaikan
temperatur, akan terjadi kenaikan tegangan. Begitu pula sebaliknya. (T)
merupakan koefisien Seebeck.
Pada saat termokopel dicelupkan ke dalam sebuah cairan, akan terjadi
peningkatan maupun penurunan temperatur dan tegangan. Hal tersebut
mengakibatkan munculnya konstantan waktu (tc). Konstantan waktu merupakan
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 63.2% tegangan keluaran akhir.
Konstanta waktu menyatakan resolusi dan respon waktu yang dibutuhkan
termokopel. Konstanta waktu adalah konstanta yang menyatakan perbedaan waktu
antara perubahan temperatur dan tegangan.
Dalam hal pengukuran temperatur, termokopel memiliki keunggulan
dibandingkan dengan termometer raksa. Pengukuran temperatur dengan
termokopel menghasilkan hasil yang lebih akurat dan lebih mudah dibaca karena
hasilnya tertera pada layar dengan bacaan digital. Termokopel juga memberikan
respon yang lebih cepat saat terjadi perubahan temperatur suatu objek. Rentang
pengukuran termokopel jauh lebih besar daripada termometer raksa, yaitu
mencapai 1500 C.

2.2 Kalorimeter Joule


Kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat dalam perubahan suatu zat. Kalorimeter Joule bekerja berdasarkan
asas Black, yaitu jumlah kalor yang dilepaskan suatu benda yang bertemperatur
lebih tinggi akan sama dengan jumlah kalor yang diserap oleh benda lain yang
bertemperatur lebih rendah. Panas atau kalor berpindah dari benda berstemperatur
tinggi ke benda bertemperatur rendah. Jika kedua benda dengan temperatur

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

berbeda mengalami pencampuran maka kedua benda tersebut akan mencapai


kesetimbangan termal sehingga temperatur akhir kedua benda tersebut akan sama.
Karena kalorimeter Joule pada umumnya dihubungkan dengan sumber listrik
dan energi listrik merupakan energi yang nantinya akan dikonversi sebagai
sumber energi panas yang mengaliri kalorimeter, energi listrik tersebut digunakan
untuk menaikkan temperatur air dan kalorimeter. Panas yang diserap oleh air dan
kalorimeter serta panas yang dihantarkan oleh sumber listrik dapat dirumuskan
sebagai:

Q lepas = Q terima
V I t = mair Cp air T + Ckal T

(2)

: tegangan (volt)

Cp air : kalor jenis air (J/kg. C)

: arus listrik (Ampere)

Ckal

: kapasitas kalorimeter (J/C)

: rentang waktu (s)

:temperatur akhir temperatur

mair : massa air dalam kalorimeter

awal (C)

(kg)

Ckal adalah kapasitas panas kalorimeter. Kapasitas panas didefinisikan sebagai


banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur kalorimeter per
satuan temperatur, dalam hal ini per derajat Celcius. Sistem pada kalorimeter
adalah sistem terisolasi, yaitu kondisi di mana tidak terjadi pertukaran materi
antara sistem dengan lingkungan, serta tidak terjadi perembesan energi atau panas
antara sistem dengan lingkungan. Sehingga energi listrik yang mengaliri
kalorimeter diharapkan dapat diubah semuanya menjadi energi panas.

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

Gambar 2. Kalorimeter Joule


Sumber:http://www.seai.ie/Schools/Post_Primary/Subjects/Physics/Unit_4__Electric_Ef
fects/Joule%27s_Law

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain adalah:

Termokopel

Stopwatch

Termometer raksa

Kabel-kabel penghubung

Gelas kimia

Power supply

Gelas ukur

Manometer

Voltmeter

Termometer lab

Ampermeter

Pemanas air

Kalorimeter Joule

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain adalah:

Aqua dm

Es batu

3.2 Gambar Rangkaian Percobaan


Termometer

Termokopel
Multimeter
Gambar 3. Ilustrasi percobaan 1 dan 2

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

termometer
V

Gambar 4. Ilustrasi percobaan 3

3.3 Langkah Percobaan


Ada tiga percobaan yang akal dilakukan pada modul ini. Pertama-tama
kami melakukan kalibrasi termokopel, menentukan konstanta waktu termokopel,
serta menentukan kapasitas kalor kalorimeter dengan variasi arus dan tegangan.
Setiap percobaan memiliki langkah-langkah yang berbeda. Berikut langkahlangkah percobaan dalam praktikum ini:

3.3.1 Kalibrasi Termokopel


1. Tekanan dan temperatur laboratorium diukur terlebih dahulu.
2. Rangkaian disusun seperti pada Gambar 3
3. Air dimasukkan ke dalam gelas kimia dan dipanaskan hingga mencapai
temperatur sekitar 600 C
4. Sensor termokopel dicelupkan ke dalam air tersebut
5. Pada saat yang bersamaan termometer dicelupkan ke dalam air tersebut
6. Temperatur yang terbaca oleh termometer dan tegangan yang terbaca
oleh termokopel dicatat

7. Di dalam gelas kimia yang berbeda es dimasukkan


8. Langkah 4, 5, dan 6 diulangi
9. Langkah 4, 5, dan 6 diulangi lagi dengan variasi temperatur air dan
tegangan yang diperoleh dengan cara pencampuran air panas dan air es

3.3.2 Menentukan Konstanta Waktu Termokopel


1. Rangkaian disusun seperti pada Gambar 3
2. Air bertemperatur sekitar 400 C disiapkan
3. Stopwatch disiapkan
4. Sensor termokopel dicelupkan ke dalam air tersebut
5. Tegangan yang terukur pada multimeter dicatat setiap 5 detik mulai detik
0 dan dihentikan jika tegangan yang terukur mulai konstan
6. Langkah yang serupa dilakukan untuk mengukur tegangan pada kenaikan
temperatur dengan menggunakan air es

3.3.3 Menentukan Kapasitas Panas Kalorimeter


1. Rangkaian disusun seperti pada Gambar 4
2. Aqua dm 150 mL dimasukkan ke dalam kalorimeter
3. Catat temperatur awal aqua dm dalam kalorimeter yang terbaca oleh
termometer
4. Power supply dinyalakan dan arus serta tegangan diatur
5. Disaat yang bersamaan stopwatch dinyalakan
6. Stopwatch dimatikan saat waktu (t) yang dinginkan
7. Temperatur akhir aqua dm dicatat
8. Pasokan tegangan dikecilkan kemudian power supply dimatikan
9. Aqua dm dalam kalorimeter diganti dan percobaan ini diulangi dengan
variasi tegangan dan arus masuk.

BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kalibrasi Termokopel


Pengambilan data pada percobaan yang pertama dilakukan pada saat
temperatur laboratorium 260 C dan tekanan sebesar 695,6 mmHg. Percobaan
dilakukan dengan menggunakan sampel air es 30 C, air panas 610 C serta empat
variasi temperatur lainnya yang didapatkan dengan cara mencampurkan air es
dengan air panas. Berikut data yang diperoleh.
Tabel 1. Temperatur dan tegangan percobaan kalibrasi termokopel
T (0 C)
3
33.5
39.5
42
49
61

No
1
2
3
4
5
6

V (volt)

V (Volt)
3.9135
2.562
2.303
2.219
1.746
1.497

Tegangan terhadap temperatur

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5

y = -0.0431x + 4.0125
R = 0.9894

1
0.5

T (C)

0
0

10

20

30

40

50

Gambar 5. Grafik hubungan antara tegangan dengan temperatur

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

10

60

70

11

Grafik tersebut terdiri dari sumbu y yang menyatakan tegangan keluaran


termokopel serta sumbu x yang menyatakan temperatur air yang terukur oleh
termometer. Dari data percobaan berupa tabel maupun grafik di atas, terlihat
bahwa seiring dengan meningkatnya temperatur air, tegangan yang terukur oleh
termokopel semakin turun. Dengan kata lain, hubungan antara temperatur dan
tegangan adalah berbanding terbalik.
Sebenarnya

menurut

data

literatur,

kenaikan

temperatur

akan

menyebabkan kenaikan tegangan. Akan tetapi, termokopel yang digunakan pada


percobaan ini adalah termokopel dengan jenis yang berbeda dari termokopel pada
umumnya sehingga data yang diperoleh menyatakan bahwa kenaikan temperatur
menyebabkan penurunan tegangan. Persamaan kalibrasi linier dari grafik tersebut
dinyatakan sebagai:
y = -0.0431x + 4.0125
atau
V = -0.0431 T + 4.0125
Persamaan tersebut menyatakan hubungan antara tegangan yang terukur
oleh termokopel dan temperatur air yang diukur oleh termometer raksa.

4.2 Penentuan Konstanta Waktu Termokopel


Untuk mendapatkan konstanta waktu termokopel kami melakukan
percobaan dengan dua variasi, yaitu menggunakan penurunan temperatur dan
kenaikan temperatur. Pengambilan data dilakukan hingga didapatkan tegangan
yang konstan. Dari percobaan didapatkan hasil sebagai berikut.

12

Tabel 2. Tegangan setiap 5 detik pada (a) penurunan temperatur dan (b) kenaikan
temperatur
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

t (s)
0
5
10
15
20
25
30
35
40

V (volt)
2.42
2.35
2.23
2.215
2.184
2.168
2.168
2.168
2.168

(a)

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

t (s)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110

V (volt)
3.01
3.59
3.69
3.71
3.73
3.76
3.78
3.8
3.82
3.8337
3.842
3.849
3.855
3.861
3.866
3.87
3.873
3.879
3.885
3.89
3.899
3.901
3.901

(b)
Tegangan pada kenaikan
temperatur

Tegangan pada
penurunan temperatur

10 15 20 25 30 35 40

(a)
Gambar 6.

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110

5
4
3
2
1
0

2.5
2.4
2.3
2.2
2.1
2

(b)

Grafik tegangan terhadap waktu pada (a) penurunan temperatur dan (b)
kenaikan temperatur

13

Dari data literatur, konstanta waktu termokopel dapat dilihat dari waktu
yang diperlukan saat terjadi lonjakan atau penurunan tegangan yang cukup
signifikan. Berdasarkan data hasil percobaan, tampak bahwa perubahan tegangan
yang signifikan berada pada kisaran 0 hingga 10 sekon. Data literatur
menunjukkan bahwa konstanta waktu (tc) akan terjadi saat nilai tegangan yang
ditunjukkan oleh termokopel mencapai 63,2% dari tegangan akhir. 63.2%
tegangan akhir tersebut dapat diperoleh melalui:
V = 63.2% (Vakhir Vawal) + Vawal
Setelah diperoleh tegangan tersebut, maka dapat dicari waktu yang
diperlukan untuk mencapai tegangan tersebut. Yaitu dengan cara interpolasi
waktu dan tegangan yang mengapit tegangan sebesar tegangan hasil perhitungan
tersebut. Kemudian akan diperoleh dua konstanta waktu, yaitu untuk air panas dan
untuk air es. Setelah memperoleh kedua konstanta waktu, keduanya dijumlahkan
dan dirata-rata untuk mendapatkan konstanta waktu termokopel yang kami
gunakan.

4.3 Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter


Penentuan kapasitas panas kalorimeter dilakukan di laboratorium dengan
temperatur 260 C, sehingga dari hasil interpolasi di dapatkan harga densitas air
sebesar 996,8 Kg/m3. Percobaan ini menggunakan air dengan volume 150 ml.
Dari percobaan didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 3. Kenaikan temperatur air pada kalorimeter
N0 V (V)
I (A)
Ti (C) Tf (C)
1 11.33
1.77
25.5
30.7
2
13.1
2.05
25.7
34.8
3 14.93
2.35
25.8
32
Kapasitas Panas Kalorimeter Rata-rata

T
5.2
9.1
6.2

t (s)
180
240
120

Vi
Vf
2.913 2.689
2.905 2.513
2.901 2.633

Ckal (J/C)
68.91764862
83.00100026
53.81145755
68.57670214

Kapasitas panas kalorimeter dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan (2) yang tertera pada Bab II. Berdasarkan hasil pengukuran dan

14

perhitungan diperoleh tiga nilai kapasitas panas yang berbeda. Kemudian ketiga
nilai tersebut dirata-rata sehingga diperoleh Ckal sebesar 68.58 J/C
Seharusnya ketiga data Ckal hasil perhitungan tersebut memberikan nilai
yang sama karena kalorimeter yang kami gunakan selalu sama. Akan tetapi,
ternyata terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh
sistem yang terjadi saat percobaan tersebut adalah sistem terbuka sehingga
temperatur

lingkungan

berpengaruh

terhadap

temperatur

sistem

dan

mengakibatkan pergeseran pembacaan termokopel. Selain itu, hal ini juga dapat
disebabkan oleh termometer yang menyentuh kumparan saat pengukuran
temperatur. Sehingga temperatur yang terukur tidak sepenuhnya temperatur air di
dalam kalorimeter. Perubahan atau fluktuasi tegangan dan arus yang terukur juga
dapat menyebabkan ketidakakuratan pengukuran. Saat melakukan percobaan,
terjadi beberapa perubahan tegangan dan arus yang tidak dapat diabaikan.
Seringkali tegangan dan arus pada akhir pengukuran berubah cukup signifikan
daripada tegangan dan arus saat percobaan tersebut mulai dilakukan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan Pengukuran Temperatur yang telah dilakukan dapat
disimpulkan hasil sebagai berikut:

Hubungan antara tegangan (V) dengan temperatur (T) adalah sebagai


berikut:
V= -0.0431T + 4.0125

Konstanta waktu termokopel yang kami gunakan adalah 4,82 detik

Besarnya kapasitas panas Kalorimeter Joule yang kami gunakan adalah


68,58 J/Kg0C

5.2 Saran
Dari hasil pembahasan yang kami lakukan kami mengajukan beberapa
saran sebagai berikut :

Kami sebagai praktikan sebaiknya lebih terampil dalam menggunakan


alat-alat laboratorium, atau dalam hal ini termokopel, voltmeter,
ampermeter, dan power supply. Dalam melakukan perangkaian alat-alat
tersebut kami sempat mengalami kesulitan. Hal ini sebenarnya dapat
dihindari sehingga kami tidak menghabiskan waktu praktikum yang
berharga hanya untuk merangkai rangkaian untuk melakukan percobaan.

Kami juga hendak memberikan saran kepada petugas laboratorium.


Meskipun para petugas laboratorium telah menyiapkan alat dan bahan
yang akan kami gunakan dengan sangat baik, masih ada beberapa
kekurangan yang bisa diperbaiki di kemudian hari. Hal tersebut ialah salah
seorang asisten kurang terampil dan paham tentang termokopel yang kami
gunakan sehingga saat kami menanyakan sesuatu tentang termokopel
tersebut, kami tidak mendapatkan petunjuk yang jelas tentang jenis dan
karakter termokopel yang kami gunakan.

A.1314.1.44/Sem-I/2013-2014

15

16

DAFTAR PUSTAKA

Holman, J.P. 2001. Experimental Methods For Engineers. New York: McGrawHill. Halaman 367-374
Young & Freedman. 1999. Sears dan Zemansky Fisika Universitas Edisi
kesepuluh jilid I. Jakarta: Erlangga. Halaman 466-474
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimeter
http://id.wikipedia.org/wiki/Termokopel

17

LAMPIRAN A
DATA LITERATUR
Cp air 250 C

= 4182 J/Kg0C

Cp air 300 C

= 4181 J/Kg0C

Densitas air 250 C

= 997,08 Kg/m3

Densitas air 300 C

= 995,68 Kg/m3

18

LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN

Percobaan 2
Run 1 (penurunan temperatur)
0 63,2 0
=
0
0
Diambil saat gradient V paling besar, yaitu data kedua dan ketiga.
0 = 5
= 10
0 = 2,35
= 2,23
63,2 = 63,2%( 0 ) + 0
Sehingga;
5 0,632(2,168 2,35)
=
10 5
2,23 2,35
5 0,115024
=
5
0,12
5 =

0,115024
5 = 4,7927
0,12
= 5 + 4,7927
= 9,7927

tc yang dihasilkan dari perhitungan bukan tc sesungguhnya, sebab mulai dari t0.
Sehingga tc yang sesungguhnya adalah tc hasil perhitungan dikurangi dengan t0.
= 9,7927 5
= 4,7927
Percobaan 3
Run 1
(V=11,33 V

I=1,77 A

Ti=25,50 C

T=180 detik)
=

Tf=30,70 C

19

= 996,8 1,5 104


= 0,14952
=
= 30,7 25,5
= 5,20
= 0,0431 + 4,0125
= 0,0431(25,5) + 4,0125
= 2,91345
= 0,0431 + 4,0125
= 0,0431(30,7) + 4,0125
= 2,68933

11,33 1,77 180


0,14952 4181,8
5,2

= 61,92 /0

20

LAMPIRAN C
DATA MENTAH PERCOBAAN

Percobaan 1
No
1
2
3
4
5
6

T (0 C)
3
33.5
39.5
42
49
61

V (Volt)
3.9135
2.562
2.303
2.219
1.746
1.497

Percobaan 2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

t (s)
0
5
10
15
20
25
30
35
40

V (volt)
2.42
2.35
2.23
2.215
2.184
2.168
2.168
2.168
2.168

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

t (s)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110

V (volt)
3.01
3.59
3.69
3.71
3.73
3.76
3.78
3.8
3.82
3.8337
3.842
3.849
3.855
3.861
3.866
3.87
3.873
3.879
3.885
3.89
3.899
3.901
3.901

21

Percobaan 3
N0
1
2
3

V (V)
11.33
13.1
14.93

I (A)
1.77
2.05
2.35

Ti (C)
25.5
25.7
25.8

Tf (C)
30.7
34.8
32

t (s)
180
240
120

Anda mungkin juga menyukai