Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PERPINDAHAN KALOR
ACARA 6 : PENENTUAN EFISIENSI PERPINDAHAN BENTUK ENERGI
PANAS MENJADI ENERGI LISTRIK

DISUSUN OLEH:

NAMA : Agustin Maharani Indah Saputri


NIM : 021180066
FAKULTAS/JURUSAN : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia
HARI, TANGGAL : Kamis, 10 Desember 2020
DOSEN PENGAMPU : Ir. Titik Mahargiani, M.T.

LABORATORIUM PERPINDAHAN KALOR


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
“PENENTUAN EFISIENSI PERPINDAHAN BENTUK ENERGI PANAS
MENJADI ENERGI LISTRIK”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Agustin Maharani Indah Saputri


NIM : 021180066
FAK/JURUSAN : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia
Hari / jam : Kamis/ 10.00-12.00
DOSEN PENGAMPU : Ir. Titik Mahargiani, M.T.

Disetujui
Dosen Pengampu,

Ir. Titik Mahargiani,M.T.


KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Allah SWT,atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
saya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun laporan praktikum
kami tentang “Penentuan Efisiensi Perpindahan Bentuk Energi Panas Menjadi Energi
Listrik” ini sebagai data hasil pengamatan saya. Saya juga menyampaikan
terimakasih kepada :

1. Ir. Titik Mahargiani,M.T.sebagai pembimbing laboratorium yang telah


membimbing kami selama praktikum.

2. Kelompok praktikum saya yang telah bekerja sama dalam melakukan


praktikum dan menyelesaikan laporan ini.
3. Dan teman-teman saya yang telah membantu dalam praktikum dan
menyelesaikan laporan ini.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Perpindahan Kalor pada
semester lima D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Mohon maaf,
apabila dalam laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca untuk kesempurnaan dalam
menyusun laporan ini.

Yogyakarta, 16 Desember 2020


Praktikan,

Agustin Maharani Indah S


BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Panas merupakan salah satu bentuk energi yang banyak digunakan oleh
masyarakat. Penggunaan panas dalam aktivitas masyarakat dapat secara langsung,
maupun tidak langsung berbentuk energi lain. Banyak sumber energi yang memiliki
potensi panas yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik yaitu : energi kimia,
nuklir, matahari, biomassa, bahan bakar dan lain-lain. Dengan demikian dengan
memanfaatkan perpindahan energi panas yang terjadi kita dapat mengetahui peluang
yang lebih besar untuk mencari energi alternatif sumber energi listrik di dalam
kehidupan sehari-hari. Disisi lain, konversi energi panas menjadi energi listrik
sebagai salah satu solusi keterbatasan materi sumber energi listrik sangat diperlukan.
Salah satu bentuk perpindahan energi panas yaitu berubah bentuk menjadi energi
listrik.

Alat konversi energi panas menjadi energi listrik masih sulit ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Kita hanya bisa menemukan penerapan konsep konversi
tersebut dalam skala yang besar, yaitu di pusat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
yang memanfaatkan energi panas bumi menjadi energi listrik. Sehingga diperlukan
sebuah system yang dapat digunakan untuk memperagakan perilaku konversi energi
panas menjadi energi listrik dalam skala kecil di laboratorium.

Salah satu perangkat untuk merubah bentuk energi panas menjadi energi
listrik adalah termoelektrik yang tersedia di pasaran. Alat ini memiliki kemampuan
mengkonversi energi panas menjadi energi listrik atau sebaliknya. Oleh sebab itu
perlu dilakukan percobaan untuk mempelajari perpindahan bentuk panas ini dengan
melakukan uji di laboratorium.

I.2. Tujuan
1. Mengidentifikasi berbagai macam jenis proses perpindahan panas pada
sebuah sistem.

2. Menganalisa proses perubahan bentuk energi panas menjadi bentuk energi


lainnya (listrik).

3. Membuat grafik hubungan antara perbedaan suhu (∆T) pada lempeng


termoelektrik dengan keluaran tegangan dan arus listrik (Volt, Ampere).

I.3. Dasar Teori


1. Termoelektrik

Termoelektrik adalah teknologi yang bekerja dengan mengkonversi energi


panas menjadi energi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau
sebaliknya. Pembangkit termoelektrik (TEG) didasarkan pada efek Seebeck, yang
pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh Thomas Johann Seebeck. Ia
menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Diantara kedua logam
tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum
kompas ternyata bergerak. Hal ini terjadi oleh karena aliran listrik yang terjadi pada
logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakkan jarum
kompas tersebut. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck
Gambar diatas menunjukkan struktur TEG yang terdiri dari suatu susunan
elemen tipe-n (material dengan kelebihan elektron) dan tipe-p (material dengan
kekurangan elektron). Panas masuk pada satu sisi dan dibuang dari sisi yang lainnya,
menghasilkan suatu tegangan yang melewati sambungan termoelektrik. Besarnya
tegangan yang dihasilkan sebanding dengan gradien temperature.

Modul termoelektrik adalah sirkuit terintegrasi dalam bentuk solid yang


menggunakan tiga prinsip termodinamika yang dikenal sebagai efek Seebeck, Peltier
dan Thompson. Konstruksinya terdiri dari pasangan material semikonduktor tipe-p
dan tipe-n yang membentuk termokopel yang memiliki bentuk seperti sandwich antar
dua wafer keramik tipis untuk menghasilkan listrik ketika panas dan dingin
digunakan sebagai perbedaan temperaturnya.

Heat sink digunakan untuk membantu meningkatkan pelepasan kalor pada sisi
dingin sehingga meningkatkan efisiensi dari modul tersebut. Potensi pembangkitan
daya dari modul termoelektrik tunggal akan berbeda-beda bergantung pada ukuran,
konstruksi dan perbedaan temperaturnya. Perbedaan temperature yang makin besar
antara sisi panas dan sisi dingin modul akan menghasilkan tegangan dan arus yang
lebih besar. Modul-modul termoelektrik dapat juga disambungkan bersama baik
secara seri maupun parallel seperti baterai untuk menghasilkan tegangan atau arus
listrik. Tiap modul mampu menghasilkan tegangan rata-rata 1-2V DC bahkan sampai
5V DC bergantung pada variasi elta temperaturnya, tetapi umumnya satu modul
termoelektrik menghasilkan 1,5-2V DC.

Kalor yang diserap akan berpindah melalui semikonduktor bersamaan dengan


pergerakan elektron ke sisi panas modul (Th). Pada kondisi ideal, jumlah kalor yang
diserap pada sisi dingin dan dilepas pada sisi panas bergantung pada koefisien Peltier
dan arus listrik yang digunakan. Pada saat dioperasikan jumlah kalor yang diserap
pada sisi dingin akan berkurang dikarenakan dua faktor, yaitu kalor yang terbentuk
pada material semikonduktor dikarenakan perbedaan temperature antara sisi dingin
dan sisi panas modul (conducted heat) dan Joule Heat yang nilainya akan sama
dengan kuadrat dari arus listrik yang digunakan. Sehingga pada kondisi apapun
kesetimbangan termal yang terjadi karena efek Peltier pada sisi dingin akan sama
dengan jumlah kalor yang terbentuk pada semikonduktor dijumlahkan dengan 1 ⅟ 2
Joule heat.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan

Alat: Bahan:

1. Gelas beker 250 ml, 50ml 1. Aquadest


2. Kompor listrik 2. Es batu
3. Gelas ukur
4. Termometer 3 buah
5. Stopwatch
6. Termoelektrik
7. Lempengan tembaga (heat sink)
8. Multimeter

II.2. Rangkaian Alat

1
Keterangan :
1. Termometer
2. Gelas Beker
2 3. Kompor pemanas

Gambar II.2.1. Rangkaian alat Penentuan Efisiensi Perpindahan Bentuk Energi Panas
Menjadi Energi Listrik
II.3. Diagram Alir
Menyiapkan alat dan bahan

Mengukur volume air dan menuangkannya Air


kedalam gelas beker

Mengecek suhu mula - mula

Memanaskan air dan meletakkan plat tembaga pada plat bibir


gelas dan termoelektrik diatas plat tembaga dengan sink
termoelektrik berada dibawah

Mencatat suhu aq, plat tembaga, dan cold sink termoelektrik


setiap menit hingga suhu plat tembaga 70o

Beker
Setelah suhu 70o, menambahkan beker gelas berisi es batu Gelas
diatas cold sink berisi es
batu

Mencatat suhu plat tembaga dan suhu cold sink termometrik


setiap menit hingga suhu konstan

Mencatat tegangan yang tertera pada multimeter setiap menitnya

Gambar II.3.1. Diagram alir praktikum Penentuan Efisiensi Perpindahan Bentuk


Energi Panas Menjadi Energi Listrik
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Pengamatan


Volume air = 250 ml = 0,00025 m3 Diameter beker gelas = 9,5 cm
Volume air akhir = 230 ml Jari - jari beker gelas =0,0475 m
Suhu air awal = 28 °C k tembaga = 385 W/moC
Plat logam terbuat dari tembaga dengan h = 3500 W/moC
 panjang 10 cm, 0,1 m T udara = 29 o C
 lebar = 10 cm= 0,1 m
 tebal (dx) = 1 mm = 0,001 m
Tabel III.1.1. Data Sebelum dimasukkan es
No Waktu menit A °C B °C C °C D °C V volt I amp
1 1 35 24 25 -1 0,06 1,5
2 2 38 30 27 3 0,07 1,5
3 3 42 31 28 3 0,08 1,54
4 4 44 32 29 3 0,09 1,56
5 5 52 33 30 3 0,12 1,55
Rata - rata 0,084 1, 53

Tabel III.1.2. Data Sesudah dimasukkan es batu


No Waktu menit A °C B °C C °C D °C V volt I amp
1 6 51 32 21 11 0,22 1,82
2 7 50 30 20 10 0,25 1,88
3 8 49 29 20 9 0,31 1,09
4 9 48 27 19 8 0,33 1,35
5 10 47 26 21 5 0,37 1,61
Rata- rata 0,296 1,55

Keterangan :
C = suhu cold sink
A = suhu air
D = DT = (suhu hot sink) - (suhu cold sink)
B = suhu heat sink
III.2. Perhitungan
III.3.Pembahasan
Dalam praktikum perpindahan kalor acara Diagram alir praktikum Penentuan
Efisiensi Perpindahan Bentuk Energi Panas Menjadi Energi Listrik kali ini bertujuan
Mengidentifikasi berbagai macam jenis proses perpindahan panas pada sebuah
system, menganalisa proses perubahan bentuk energi panas menjadi bentuk energi
lainnya (listrik), membuat grafik hubungan antara perbedaan suhu (∆T) pada lempeng
termoelektrik dengan keluaran tegangan dan arus listrik (Volt, Ampere). Dengan
proses pemanasan yang dibatu dengan termoelektrik sink kemudian saat sudah panas
didinginkan kembali menggunakan es batu hal ini bertujuan untuk melihat dan
membandingkan hasil pengamatan yang terjadi saat kalor menerima dan
mengeluarkan panas . Serta menegetahui keadaan hot sink dan cold sink pada
praktikum kali ini

Dari data hasil pengamatan diperoleh grafik hubungan antara voltase dan
selisih antara suhu cold dan hot sink diperoleh beberapa data dari keadaan sebelum
dimasukan es dan setelah dimasukan es batu. Dapat dilihat pada grafik berikut
Gambar III.3.1. Grafik Hubungan antara Voltase dan Delta T sebelum
dimasukan es

Gambar III.3.2. Grafik Hubungan antara Voltase dan Delta T setelah


dimasukan es

Dapat dilihat melalui grafik tersebut keadaan sebelum dimasukan es grafik


nya naik kemudian stabil hal ini karena adanya suhu pemanasan dan suhu dingin dari
udara yang sudah konstan dan selisih dari kedua suhu tersebut kecil. Kemudian pada
keadaan setelah dimasukan es grafiknya turun hal ini karena adanya penambahan es
pada cairan yang menyebabkan suhu semakin turun dan dingin setiap menitnya.

Pada praktikum ini terdapat perpindahan panas yang terjadi dengan 2 cara
yaitu kondusi dan konveksi, sedangkan radiasa tidak terdapat pada perpindahan panas
ini karena nilainya 0. Perpindahan panas konduksi melibatkan zat perantara yang
tidak ikut berpindah terjadi pada benda padat dfalam praktikum kali ini adalah
tembaga. Perpindahan panas konveksi melibatkan adanya zat perantra yang berpindah
terjadi pada zat cair. Hal ini yang menyebabkan suhu air pada pemanasan maupun
pendinginan berubah walaupun benda tidak bersentuhan langsung.
Pada hasil perhitungan kalor dan efisiensi dalam dua kedaan yang melibatkan
perhitungan Q konduksi, Q konveksi, Q listrik diperoleh hasil pada keadaan pertama
sebelum dimasukan es batu nilai Q kalor sebesar 92823,68 W dan Q listrik sebesar
38, 556 W sehingga diperoleh hasil efisiensi 0,0415 %. Sedangkan pada keadaan
kedua yaitu saat dimasukan es batu nilai Q kalornya sebesar 73481,5789 W dengan Q
listrik sebesar 137, 64 W dan efisiesi panasnya sebesar 0,00187 %.. Perhitungan V
dan I pada Q listrik menggunakan nilai rata-rata setiap menit dan waktu masing-
masing keadaan dalam satuan sekon. Sedangkan nilai A atau luas penampang
dianggap berdimensi satu karena nilai tebal sangat kecil atau tipis. Dalam perhitungan
juga dapat dilihat bahwa sebmakin besar perbedaan suhu pada setiap keadaan nilai
tegangan listriknya semakin besar Hal ini dikastrenakan adanya hubungan koefisien
suhu hambatan dengan susunan atom bahan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pada praktikum kali ini,


diantaranya:

1. Suhu pemanasan

Suhu pemanasan akan mempengaruhi besar kalor yang dihasilkan melalui


perantara air

2. Waktu pemanasan

Semakin banyak waktu yang diperlukan maka akan semakin besar kalor
konveksinya.

3. Interval Waktu Pembacaan Data

Dalam praktikum kali ini interval yang diambil adalah 1 menit sekali suhu
akan diukur. Hal ini akan mempengaruhi besar data yang terbaca dan
perpindahan kalor yang akan terjadi

4. Pembacaan Termometer
Seringkali pembacaan thermometer yang kurang tepat akan berpengaruh
dalam perhitungan panas pada praktikum ini.

5. Pembacaan Volume dan berat pada Gelas Ukur

Ketelitian pembacaan volume dan berat air pada praktikum ini akan
berpengaruh didalam perhitungan
BAB IV

PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Dalam praktikum Penentuan Efisiensi Perpindahan Bentuk Energi Panas Menjadi


Energi Listrikdiperoleh:

1. Perpindahan panas yang terjadi pada praktikum ini adalah konveksi dan
konduksi

2. Diperoleh hasil perhitungan

a. Sebelum dimasukan Es Batu b. Sebelum dimasukan Es Batu

 Q kalor: 92823,68 W  Q kalor: 73481,5789 W

 Q listrik: 38,556  Q listrik: 137,64 W

 Efisiensi: 0,0415 %  Efisiensi: 0,00187 %

3. Garfik hubungan antara waktu dan selisih heat sink dan cold sink pada 2
keadaan :
Gambar IV.1.1. Grafik Hubungan antara Voltase dan Delta T sebelum
dimasukan es

Gambar IV.1.2. Grafik Hubungan antara Voltase dan Delta T setelah


dimasukan es
DAFTAR PUSTAKA

Efendi S, 2016. Pengembangan Perangkat Konversi Energi Panas Menjadi Energi


Listrik. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ilham M, dkk. 2013. Modul Termoelektrik. Modul Percobaan. Program Studi Fisika.
Institut Teknologi Bandung. Indonesia.

Putra N, dkk. 2009. Potensi Pembangkit Daya Termoelektrik Untuk Kendaraan


Hibrid. Makara Teknologi, Vol 13, No.2. Universitas Indonesia, Depok
16424, Indonesia.

Tim Penyusun. 2020. “Buku Petunjuk Praktikum Perpindahan Kalor”


.Yogyakarta: Laboratorium UPT Dasar , Prodi D3 Teknik Kimia,
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, UPN “Veteran”
Yogyakarta.
LAMPIRAN

Gambar 1. Menyiapkan bahan dan alat

Gambar 2. Menambahkan beker gelas berisi es batu cold sink

Gambar 3. Mencatat suhu setiap menit sampai suhu konstan


Gambar 4. Data Nilai Konduktivitas Termal Bahan
Gambar 5. Data Nilai h konveksi

Anda mungkin juga menyukai