PERPINDAHAN KALOR
ACARA 6 : PENENTUAN EFISIENSI PERPINDAHAN BENTUK ENERGI
PANAS MENJADI ENERGI LISTRIK
DISUSUN OLEH:
DISUSUN OLEH :
Disetujui
Dosen Pengampu,
Segala Puji syukur kepada Allah SWT,atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
saya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun laporan praktikum
kami tentang “Penentuan Efisiensi Perpindahan Bentuk Energi Panas Menjadi Energi
Listrik” ini sebagai data hasil pengamatan saya. Saya juga menyampaikan
terimakasih kepada :
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Perpindahan Kalor pada
semester lima D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Mohon maaf,
apabila dalam laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca untuk kesempurnaan dalam
menyusun laporan ini.
Alat konversi energi panas menjadi energi listrik masih sulit ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Kita hanya bisa menemukan penerapan konsep konversi
tersebut dalam skala yang besar, yaitu di pusat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
yang memanfaatkan energi panas bumi menjadi energi listrik. Sehingga diperlukan
sebuah system yang dapat digunakan untuk memperagakan perilaku konversi energi
panas menjadi energi listrik dalam skala kecil di laboratorium.
Salah satu perangkat untuk merubah bentuk energi panas menjadi energi
listrik adalah termoelektrik yang tersedia di pasaran. Alat ini memiliki kemampuan
mengkonversi energi panas menjadi energi listrik atau sebaliknya. Oleh sebab itu
perlu dilakukan percobaan untuk mempelajari perpindahan bentuk panas ini dengan
melakukan uji di laboratorium.
I.2. Tujuan
1. Mengidentifikasi berbagai macam jenis proses perpindahan panas pada
sebuah sistem.
Heat sink digunakan untuk membantu meningkatkan pelepasan kalor pada sisi
dingin sehingga meningkatkan efisiensi dari modul tersebut. Potensi pembangkitan
daya dari modul termoelektrik tunggal akan berbeda-beda bergantung pada ukuran,
konstruksi dan perbedaan temperaturnya. Perbedaan temperature yang makin besar
antara sisi panas dan sisi dingin modul akan menghasilkan tegangan dan arus yang
lebih besar. Modul-modul termoelektrik dapat juga disambungkan bersama baik
secara seri maupun parallel seperti baterai untuk menghasilkan tegangan atau arus
listrik. Tiap modul mampu menghasilkan tegangan rata-rata 1-2V DC bahkan sampai
5V DC bergantung pada variasi elta temperaturnya, tetapi umumnya satu modul
termoelektrik menghasilkan 1,5-2V DC.
Alat: Bahan:
1
Keterangan :
1. Termometer
2. Gelas Beker
2 3. Kompor pemanas
Gambar II.2.1. Rangkaian alat Penentuan Efisiensi Perpindahan Bentuk Energi Panas
Menjadi Energi Listrik
II.3. Diagram Alir
Menyiapkan alat dan bahan
Beker
Setelah suhu 70o, menambahkan beker gelas berisi es batu Gelas
diatas cold sink berisi es
batu
Keterangan :
C = suhu cold sink
A = suhu air
D = DT = (suhu hot sink) - (suhu cold sink)
B = suhu heat sink
III.2. Perhitungan
III.3.Pembahasan
Dalam praktikum perpindahan kalor acara Diagram alir praktikum Penentuan
Efisiensi Perpindahan Bentuk Energi Panas Menjadi Energi Listrik kali ini bertujuan
Mengidentifikasi berbagai macam jenis proses perpindahan panas pada sebuah
system, menganalisa proses perubahan bentuk energi panas menjadi bentuk energi
lainnya (listrik), membuat grafik hubungan antara perbedaan suhu (∆T) pada lempeng
termoelektrik dengan keluaran tegangan dan arus listrik (Volt, Ampere). Dengan
proses pemanasan yang dibatu dengan termoelektrik sink kemudian saat sudah panas
didinginkan kembali menggunakan es batu hal ini bertujuan untuk melihat dan
membandingkan hasil pengamatan yang terjadi saat kalor menerima dan
mengeluarkan panas . Serta menegetahui keadaan hot sink dan cold sink pada
praktikum kali ini
Dari data hasil pengamatan diperoleh grafik hubungan antara voltase dan
selisih antara suhu cold dan hot sink diperoleh beberapa data dari keadaan sebelum
dimasukan es dan setelah dimasukan es batu. Dapat dilihat pada grafik berikut
Gambar III.3.1. Grafik Hubungan antara Voltase dan Delta T sebelum
dimasukan es
Pada praktikum ini terdapat perpindahan panas yang terjadi dengan 2 cara
yaitu kondusi dan konveksi, sedangkan radiasa tidak terdapat pada perpindahan panas
ini karena nilainya 0. Perpindahan panas konduksi melibatkan zat perantara yang
tidak ikut berpindah terjadi pada benda padat dfalam praktikum kali ini adalah
tembaga. Perpindahan panas konveksi melibatkan adanya zat perantra yang berpindah
terjadi pada zat cair. Hal ini yang menyebabkan suhu air pada pemanasan maupun
pendinginan berubah walaupun benda tidak bersentuhan langsung.
Pada hasil perhitungan kalor dan efisiensi dalam dua kedaan yang melibatkan
perhitungan Q konduksi, Q konveksi, Q listrik diperoleh hasil pada keadaan pertama
sebelum dimasukan es batu nilai Q kalor sebesar 92823,68 W dan Q listrik sebesar
38, 556 W sehingga diperoleh hasil efisiensi 0,0415 %. Sedangkan pada keadaan
kedua yaitu saat dimasukan es batu nilai Q kalornya sebesar 73481,5789 W dengan Q
listrik sebesar 137, 64 W dan efisiesi panasnya sebesar 0,00187 %.. Perhitungan V
dan I pada Q listrik menggunakan nilai rata-rata setiap menit dan waktu masing-
masing keadaan dalam satuan sekon. Sedangkan nilai A atau luas penampang
dianggap berdimensi satu karena nilai tebal sangat kecil atau tipis. Dalam perhitungan
juga dapat dilihat bahwa sebmakin besar perbedaan suhu pada setiap keadaan nilai
tegangan listriknya semakin besar Hal ini dikastrenakan adanya hubungan koefisien
suhu hambatan dengan susunan atom bahan.
1. Suhu pemanasan
2. Waktu pemanasan
Semakin banyak waktu yang diperlukan maka akan semakin besar kalor
konveksinya.
Dalam praktikum kali ini interval yang diambil adalah 1 menit sekali suhu
akan diukur. Hal ini akan mempengaruhi besar data yang terbaca dan
perpindahan kalor yang akan terjadi
4. Pembacaan Termometer
Seringkali pembacaan thermometer yang kurang tepat akan berpengaruh
dalam perhitungan panas pada praktikum ini.
Ketelitian pembacaan volume dan berat air pada praktikum ini akan
berpengaruh didalam perhitungan
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
1. Perpindahan panas yang terjadi pada praktikum ini adalah konveksi dan
konduksi
3. Garfik hubungan antara waktu dan selisih heat sink dan cold sink pada 2
keadaan :
Gambar IV.1.1. Grafik Hubungan antara Voltase dan Delta T sebelum
dimasukan es
Ilham M, dkk. 2013. Modul Termoelektrik. Modul Percobaan. Program Studi Fisika.
Institut Teknologi Bandung. Indonesia.