Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMISAHAN MEKANIK
ACARA 4: KLASIFIKASI BENIH DALAM FLUIDA CAIR

DISUSUN OLEH:

NAMA : Agustin Maharani Indah Saputri


NIM : 021180066
FAKULTAS/JURUSAN : Teknik Industri/D3 Teknik Kimia
HARI, TANGGAL : Selasa, 9 November 2020
DOSEN PENGAMPU : Yuli Ristianingsih,S.T, M.Eng

LABORATORIUM PEMISAHAN MEKANIK


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
“KLASIFIKASI BENIH DALAM FLUIDA CAIR”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Agustin Maharani Indah Saputri


NIM : 021180066
FAK/JURUSAN : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia
Hari / jam : Selasa/10.00-12.00
DOSEN PENGAMPU : Yuli Ristianingsih,S.T, M.Eng

Disetujui
Dosen Pengampu

Yuli Ristianingsih,S.T, M.Eng


KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Allah SWT,atas segala rahmat dan hidayah-
Nya,sehingga saya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun
laporan praktikum kami tentang “Klasifikasi Benih dalam Fluida Cair” ini sebagai
data hasil pengamatan saya. Saya juga menyampaikan terimakasih kepada :
1. Yuli Ristianingsih,S.T, M.Eng sebagai pembimbing dan asisten
laboratorium yang telah membimbing kami selama praktikum.
2. Kelompok praktikum saya yang telah bekerja sama dalam melakukan
praktikum dan menyelesaikan laporan ini.
3. Dan teman-teman saya yang telah membantu dalam praktikum dan
menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Pemisahan Mekanik pada
semester lima D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Mohon
maaf,apabila dalam laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca untuk kesempurnaan
dalam menyusun laporan ini.

Yogyakarta, 23 November 2020


Praktikan,

Agustin Maharani Indah S


BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Produksi padi yang baik dan maksimal dimulai dari pemilihan dan
perlakuan benih padi yang baik. Dengan kualitas yang baik, tanaman padi akan
tumbuh lebih seragam, sehingga memaksimalkan hasil saat dipanen. Untuk
memperoleh produksi yang maksimal, usaha yang baik harus dimulai sejak awal.
Perlakuan benih saat akan disemaikan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
awal bibit padi. Inilah perlakuan benih padi yang baik sebelum disemaikan:
Penyiapan benih adalah proses menyediakan benih yang meliputi memilih
varietas, seleksi benih, dan periakuan benih. Pentingnya peranan benih dalam
produksi pertanian, sehingga perlu dilakukan pengujian dalam proses seleksi
bemh agar petani terhidar dari kerugian. Walaupun banyak faktor di lapangan
terkait pertumbuhan padi, akan tetapi benih yang berkualitas akan memberikan
hasil yang lebih baik.

Pada dasarnya, benih padi berasal dari gabah padi yang diseleksi hingga
mendapatkan benih 'yang baik untuk penanaman padi berikutnya. Proses seleksi
menjadi kunci dalam regenerasi penanaman padi berikutnya. Dalam praktikum
im, akan melakukan percobaan pemisahan secara mekanik untuk menyiapkan
benih padi yang baik untuk proses penanaman berikutnya.

I.2. Tujuan Percobaan

1. Mempelajari proses seleksi dari pemilihan benih padi.

2. Menghitung selektivitas benih dari gabah padi

I.3. Dasar Teori

1. Gabah Padi dan Benih

Gabah padi dapat dikelompokan dalam dua grup, yaitu gabah yang memiliki
densitas tinggi (DT) dan gabah dengan densitas rendah (DR). Gabah dengan DT
memiliki spesifik gravitasi sekurang-kurangnya 1.20, sedangkan gabah dengan
densitas rendah spesifik gravitasi gabah sebesar 1.05 bahkan kurang. Gabah
dengan densitas yang tinggi memiliki abnormalitas bibit rendah. Pada benih
dengan gabah densitas tinggi, lebar dan berat daun serta jumlah penggunaan
karbohidrat oleh bibit lebih tinggi dibandingkan dengan gabah yang densitasnya
rendah. Bibit yang berasal dari gabah dengan densitas tinggi akan lebih baik dari
bibit yang berasal dari gabah dengan densitas rendah. Benih dengan kualitas baik
akan meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil.

Menurut UU no 12 tahun 1992 dan PP no 44 tahun 1995 yang dimaksud


dengan benih adalah semua bentuk bahan tanamaii dari proses generatif bempa
biji maupun vegetatif seperti stek, cangkok, umbi dan lain-lain. Pada taraf batasan
agronomi benih yang ditanam akan menghasilkan produksi setinggi mungkin dan
diupayakan melestari. Produksi benih yang tinggi sangat tergantung dari teknologi
dilapangan dan pascapanen sehingga produk benih dapat diidentifikasikan atas
dasar kemurnian genetiknya. Varietas yang dihasilkan selain unggil dalam
produksi, varietas juga harus memiliki sifat yang jelas berbeda dari varietas
lainnya yang sebelumnya sudah 32 beredar seragam kinerja tanaman dan
pertanamannya (uniform), mantap (stable) dalam keunggulan sifat kinerja
tanaman dan pertanaman. Sesuai dengan anjuran pemerintah dan juga anjuran
teknologi budidaya yang baik, benih padi yang digunakan sangat disarankan
berasal dari benih padi bersertifikat. Benih padi yang bersertifikat menjamin
keaslian / kemurnian varietas, daya tumbuh yang baik, masa pakai (expired
product) diketahui dengan pasti, sehingga lebih terjamin.

Jaminan kualitas benih padi bersertifikat, sesuai dengan Peraturan Menteri


Pertanian No. 23/Permentan/SR. 120/2/2007, adalah:

• Daya tumbuh minimal 80%

• Kadar air 10%-13%

• Kandungan kotoran maksimal 2%

• Kemurnian varietas minimal 98%


2. Proses Penyeleksian Gabah Calon Benih

Gabah calon benih padi diseleksi dengan direndam air garam. Kepekatan air
garam diukur dengan memasukkan telur itik mentah ke dalam air garam. Garam
yang digunakan garam grosok (kasar). Berat telur itik segar 62,5 gram. Garam
650 gram dilarutkan ke dalam air 4 liter. Gabah calon benih dimasukkan ke dalam
air garam, gabah yang tenggelam dipakai untuk benih sedangkan yang terapung
tidak digunakan. Benih hasil seleksi di cuci kemudian direndam air bersih selama
48 jam. Setelah 48 jam benih diangkat dan dicuci dengan air bersih, kemudian
dikeringanginkan selama 24 jam (Fakultas Teknologi Pertanian UGM, 2009).
Penyeleksian gabah yang akan dijadikan calon benih pada prinsipnya berdasarkan
perbedaan berat jenis yang merepresentasikan kepadatan dari benih yang akan
dilakukan proses selanjutnya.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan

Alat: Bahan:

1. Pengaduk 1. Gabah
2. Saringan 2. Garam
3. Beker gelas 3.Telur ayam
4. Piknometer 4. Aquadest
5. Timbangan
II.2. Rangkaian Alat

Keterangan:
1
2 1. Gelas beker berisi gabah yang
1
belum terendapkan
2. Gelas beker yang berisi gabah yang
3 telah terendapkan
3. Hasil gabah yang mengendap

Gambar II.2.1. Rangkaian Alat Klasifikasi Benih Dalam Fluida Cair


II.3. Diagram Alir
Menyiapkan alat dan bahan

Melarutkan garam kedalam aquadest

Mengecek kapasitas larutan garam dengan telur,


pastikan hingga telur mengapung

Menimbang benih gabah

Gabah Memasukan gabah kedalam larutan garam

Mengaduk campuran larutan garam dan gabah

Menunggu hingga gabah terpisah antara yang


mengapung dan tenggelam

Menimbang gabah yang mengapung

Menyaring gabah yang tenggelam

Menimbang gabah yang tenggelam,


pinometer + larutan garam, piknometer +
aquades

Gambar II.3.1. Diagram alir Klasifikasi Benih Dalam Fluida Cair


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Data Hasil Pengamatan

Berat Gabah = 200 gram


Berat gabah mengapung = 85 gram
Berat gabah tenggelam = 145 gram

III.2. Perhitungan
a. Selektivitas benih padi

gr
III.3. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai “Klasifikasi Benih Dalam Fluida Cair”
dalam praktikum ini yang bertujuan untuk mengetahui proses seleksi gabah dan
mengetahui selektivitas benih padi yang di rendam dalam air garam. Seleksi benih
padi perlu dilakukan agar memisahkan benih padi yang baik dan kurang baik.
Salah satu caranya adalah yang kita lakukan pada praktikum ini untuk melarutkan
garam diperlukan 5-6 sendok garam dengan jumlah air sebanyak 1 liter pada
umumnya. Untuk memeriksa ketepatan kadar garam menggunakan telur ayam
mentah yang akan dijadikan indikator. Jadi, jika telur ayam dimasukan ke dalam
larutan akan terangkat sedikit itu berarti dosis garam sudah cukup. Sebaliknya jika
telur tenggelam maka perlu ditambah garam lagi sampai telur mengapung. Hal ini
bias terjadi dan berpengaruh karena kerapatan air akan berbeda jika ditambah
garam dengan air biasa. Setelah itu krtika benih padi dimasukan ke dalam larutan
maka aka nada yang terapung dan aka nada yang tenggelam. Biasanya benih yang
terapung adalah benih yang tidak berisi dan mengandung kotoran saja, sedangkan
benih yang tenggelam merupakan benih yang akan di distribusi dan konsumsi.,
sedangkan benih yang mengapung tersebut akan dibuang. Selaain dapat
memisahkan benih, larutan garam dapat berguna untuk meminimalisir tumbuhnya
jamur pada benih tersebut. Waktu yang diperlukan gabah untuk terpisah antara
yang tenggelam dan terapung tidaklah lama menurut teorinya, karena larutan
garam tersebut memiliki kerapatan yang cukup tinggi sehingga media yang akan
diseleksi yaitu benih padi akan mudah terpisah.

Pada praktikum kali ini dapat diperoleh hasil selektivitas benih padi
melalui perhitungan sebesar 0,508 gr hal ini diperoleh dari hasil pembagian antara
berat benih yang tenggelam dibagi dengan berat benih yang mengapung dan berat
total benih. Angka yang cukup lumayan kecil jika dilihat dari total gabah yang
tersedia. Hal ini dikarenakan perbandingan anatara gabah yang mengapung dan
yang tenggelam cukup sedikit berbeda.

Dalam praktikum ini praktikan tidak dapat mengetahui secara pasti


kerapatan larutan garam besarnya berapa, karena dalam data praktikum yang
disajikan tidak diketahui berat piknometer. Namaun jika dilihat dari hasil
perhitungan selektivitas mungkin kerapatan larutan garam cukup besar karena
dapat menyaring sekitar 85 gram gabah yang mengapung

Dalam praktikum ini ada beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya:

1. Kadar atau dosis garam dan air yang disediakan

2. Lama pengendapan

3. Jumlah gabah yang akan di seleksi

4. Pembacaan berat gabah saat diukur dengan timbangan

5. Berat zat pengotor yang ikut terseleksi


BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan praktikum Klasifikasi Benih dalam Fluida Cair
diperoleh hasil selektivitas gabah sebesar 0,508 gram
DAFTAR PUSTAKA

Bobihoe j., Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah, 2007., Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jambi .

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. 2009. Rencana Kajian


UGM : Teknologi Tanam Padi Hemat Air Metode SRI 200-2011 .
Yogyakarta.

Tim Penyusun. 2020. Buku Petunjuk Praktikum Pemisahan Mekanik. Yogyakarta,


Laboratorium Pemisahan Mekanik, Program Studi D3 Teknik
Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, UPN
“Veteran” Yogyakarta
LAMPIRAN

Gambar 1. Melarutkan garam ke dalam aquadest

Gambar 2. Mengaduk gabah yang akan diendapkan

Gambar 2. Menimbang gabah yang mengapung

Anda mungkin juga menyukai