PEMISAHAN MEKANIK
ACARA 4: KLASIFIKASI BENIH DALAM FLUIDA CAIR
DISUSUN OLEH:
DISUSUN OLEH :
Disetujui
Dosen Pengampu
Segala Puji syukur kepada Allah SWT,atas segala rahmat dan hidayah-
Nya,sehingga saya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun
laporan praktikum kami tentang “Klasifikasi Benih dalam Fluida Cair” ini sebagai
data hasil pengamatan saya. Saya juga menyampaikan terimakasih kepada :
1. Yuli Ristianingsih,S.T, M.Eng sebagai pembimbing dan asisten
laboratorium yang telah membimbing kami selama praktikum.
2. Kelompok praktikum saya yang telah bekerja sama dalam melakukan
praktikum dan menyelesaikan laporan ini.
3. Dan teman-teman saya yang telah membantu dalam praktikum dan
menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Pemisahan Mekanik pada
semester lima D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Mohon
maaf,apabila dalam laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca untuk kesempurnaan
dalam menyusun laporan ini.
PENDAHULUAN
Produksi padi yang baik dan maksimal dimulai dari pemilihan dan
perlakuan benih padi yang baik. Dengan kualitas yang baik, tanaman padi akan
tumbuh lebih seragam, sehingga memaksimalkan hasil saat dipanen. Untuk
memperoleh produksi yang maksimal, usaha yang baik harus dimulai sejak awal.
Perlakuan benih saat akan disemaikan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
awal bibit padi. Inilah perlakuan benih padi yang baik sebelum disemaikan:
Penyiapan benih adalah proses menyediakan benih yang meliputi memilih
varietas, seleksi benih, dan periakuan benih. Pentingnya peranan benih dalam
produksi pertanian, sehingga perlu dilakukan pengujian dalam proses seleksi
bemh agar petani terhidar dari kerugian. Walaupun banyak faktor di lapangan
terkait pertumbuhan padi, akan tetapi benih yang berkualitas akan memberikan
hasil yang lebih baik.
Pada dasarnya, benih padi berasal dari gabah padi yang diseleksi hingga
mendapatkan benih 'yang baik untuk penanaman padi berikutnya. Proses seleksi
menjadi kunci dalam regenerasi penanaman padi berikutnya. Dalam praktikum
im, akan melakukan percobaan pemisahan secara mekanik untuk menyiapkan
benih padi yang baik untuk proses penanaman berikutnya.
Gabah padi dapat dikelompokan dalam dua grup, yaitu gabah yang memiliki
densitas tinggi (DT) dan gabah dengan densitas rendah (DR). Gabah dengan DT
memiliki spesifik gravitasi sekurang-kurangnya 1.20, sedangkan gabah dengan
densitas rendah spesifik gravitasi gabah sebesar 1.05 bahkan kurang. Gabah
dengan densitas yang tinggi memiliki abnormalitas bibit rendah. Pada benih
dengan gabah densitas tinggi, lebar dan berat daun serta jumlah penggunaan
karbohidrat oleh bibit lebih tinggi dibandingkan dengan gabah yang densitasnya
rendah. Bibit yang berasal dari gabah dengan densitas tinggi akan lebih baik dari
bibit yang berasal dari gabah dengan densitas rendah. Benih dengan kualitas baik
akan meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil.
Gabah calon benih padi diseleksi dengan direndam air garam. Kepekatan air
garam diukur dengan memasukkan telur itik mentah ke dalam air garam. Garam
yang digunakan garam grosok (kasar). Berat telur itik segar 62,5 gram. Garam
650 gram dilarutkan ke dalam air 4 liter. Gabah calon benih dimasukkan ke dalam
air garam, gabah yang tenggelam dipakai untuk benih sedangkan yang terapung
tidak digunakan. Benih hasil seleksi di cuci kemudian direndam air bersih selama
48 jam. Setelah 48 jam benih diangkat dan dicuci dengan air bersih, kemudian
dikeringanginkan selama 24 jam (Fakultas Teknologi Pertanian UGM, 2009).
Penyeleksian gabah yang akan dijadikan calon benih pada prinsipnya berdasarkan
perbedaan berat jenis yang merepresentasikan kepadatan dari benih yang akan
dilakukan proses selanjutnya.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Alat: Bahan:
1. Pengaduk 1. Gabah
2. Saringan 2. Garam
3. Beker gelas 3.Telur ayam
4. Piknometer 4. Aquadest
5. Timbangan
II.2. Rangkaian Alat
Keterangan:
1
2 1. Gelas beker berisi gabah yang
1
belum terendapkan
2. Gelas beker yang berisi gabah yang
3 telah terendapkan
3. Hasil gabah yang mengendap
III.2. Perhitungan
a. Selektivitas benih padi
gr
III.3. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai “Klasifikasi Benih Dalam Fluida Cair”
dalam praktikum ini yang bertujuan untuk mengetahui proses seleksi gabah dan
mengetahui selektivitas benih padi yang di rendam dalam air garam. Seleksi benih
padi perlu dilakukan agar memisahkan benih padi yang baik dan kurang baik.
Salah satu caranya adalah yang kita lakukan pada praktikum ini untuk melarutkan
garam diperlukan 5-6 sendok garam dengan jumlah air sebanyak 1 liter pada
umumnya. Untuk memeriksa ketepatan kadar garam menggunakan telur ayam
mentah yang akan dijadikan indikator. Jadi, jika telur ayam dimasukan ke dalam
larutan akan terangkat sedikit itu berarti dosis garam sudah cukup. Sebaliknya jika
telur tenggelam maka perlu ditambah garam lagi sampai telur mengapung. Hal ini
bias terjadi dan berpengaruh karena kerapatan air akan berbeda jika ditambah
garam dengan air biasa. Setelah itu krtika benih padi dimasukan ke dalam larutan
maka aka nada yang terapung dan aka nada yang tenggelam. Biasanya benih yang
terapung adalah benih yang tidak berisi dan mengandung kotoran saja, sedangkan
benih yang tenggelam merupakan benih yang akan di distribusi dan konsumsi.,
sedangkan benih yang mengapung tersebut akan dibuang. Selaain dapat
memisahkan benih, larutan garam dapat berguna untuk meminimalisir tumbuhnya
jamur pada benih tersebut. Waktu yang diperlukan gabah untuk terpisah antara
yang tenggelam dan terapung tidaklah lama menurut teorinya, karena larutan
garam tersebut memiliki kerapatan yang cukup tinggi sehingga media yang akan
diseleksi yaitu benih padi akan mudah terpisah.
Pada praktikum kali ini dapat diperoleh hasil selektivitas benih padi
melalui perhitungan sebesar 0,508 gr hal ini diperoleh dari hasil pembagian antara
berat benih yang tenggelam dibagi dengan berat benih yang mengapung dan berat
total benih. Angka yang cukup lumayan kecil jika dilihat dari total gabah yang
tersedia. Hal ini dikarenakan perbandingan anatara gabah yang mengapung dan
yang tenggelam cukup sedikit berbeda.
2. Lama pengendapan
Bobihoe j., Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah, 2007., Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jambi .