Anda di halaman 1dari 21

FISIOLOGI PASCA PANEN

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN KE LEMBANG, JAWA BARAT

Oleh :

Abdi Ikhsan Nugroho 20160210041

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

November, 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pasca panen merupakan suatu tahap penanganan hasil tanaman pertanian
setelah melewati proses pemanenan. Adapun penanganan pasca penen meliputi
pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan
pengemasan. Tujuan diberlakukannya pasca panen ini ialah agar dapat menghasilkan
produk yang baik untuk meminimalisir hasil yang kurang memuaskan. Secara
teoritis, penanganan pasca panen barangkali dapat dilakukan. Namun, dalam
praktisnya belum tentu semudah pemahaman dari teori pasca penen itu sendiri.
Diadakanya kunjungan lapangan pasca panen merupakan salah satu tindakan
untuk mengetahui bagaimana proses atau perlakuan dari berbagai instansi terkait
komoditas yang mereka kembangkan. Instansi tujuan kunnjungan dibagi menjadi
empat, diantaranya ialah Balai Besar Penelitian Padi, Nabila Farm, Balai Penelitian
Sayuran, dan PTPN VIII Ciater. Masing-masing dari instansi tersebut memiliki
keunikan tersendiri dalam menanganin pasca panennya. Keberagaman tersebut
menjadikan munculnya berbagai cara yang nantinya tetap bertujuan untuk
menangani pasca panen agar meinimalisir terjadinya kerusakan.
Pada intinya dengan adanya studi maupun kunjungan lapangan akan
memberikan penilaian tersendiri bagai instansi dalam melakukan penanganan pasca
panen serta mengetahui upaya apa yang dilakukan untuk menekan kehilangan hasil
baik kuantitas maupun kualitas melalui teknologi pasca panen.

B. Tujuan
1. Mengetahui teknologi pasca panen yang diterapkan oleh masing-masing instansi
2. Menambah wawasan bahwa komoditas yang diperlukan perlakuan pasca panen
tidak hanya komoditas hortikultura saja
3. Mengamati dan mengetahui berbagai perlakuan pasca panen yang dilakukan oleh
masing-masing instansi terhadap komoditasnya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kunjungan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi


1. Informasi Umum BPP
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) mempunyai sejarah yang
panjang sejak didirikan tahuun 1972 dengan nama Lembaga Pusat Penelitian
Pertanian (LP3) Cabang Sukamandi. Pada tahun 1980, Presiden Suharto
meresmikan institusi ini dengan nama Balai Penelitian Tanaman Pangan
(Balittan) Sukamandi yang menangani penelitian padi dan palawija. Sejak tahun
2004, lembaga ini memperoleh manddat khusus untuk padi dengan nama Balai
Peneleitian Tanaman Padi (Balitpa) dengan status Eselon IIIa. Sejalan dengan
kontribusi dan tanggung jawabny, Balitpa kemudian ditingkatkan statusnya
menjadi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) pada tahun 2006 dengn
status eselon IIb dalam lingkup Badan Litbang Pertanian, Kementrian Pertanian.
2. Fungsi Pokok BPP
Secara umum BB Padi memiliki fungsi untuk menghasilkan dan
mengembangkan inovasi teknologi da rekomendasi kebijakan tanaman padi dan
perbeasan yang unggul, bernlai tambah, efisien, dan kompetitif. Selain itu BB
Padi juga melakukan mengembangkan jaringan kerjasama nasinal dan
internasional dalam rangka penguasaan IPTEK dan peningkatan peran penelitin
tanaman padi dalam mendukung penyediaan pangan yang cukup dan berkualitas
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Disisi lain BB Padi berupaya
untuk memperbaiki sumberdaya penelitian gua memperbaiki kapasitas SDM
agar semakin profesional didalam melakukan penelitian, serta meningkat
kemampuannya dalam menghasilkan dan mendiseminasi IPTEK dan inovasi
teknologi tanaman padi.
3. Kegitan di BPP
BB Padi memiliki kegiatan yang beragam, diantaranya ialah meneliti
berbagai kultivar padi yang nantinya akan dipasarkan secara menyeluruh.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan berbagai varietas yang unggul

2
untuk mencapai target pemerintah. Adapun di BB Padi golongan peneliti
tersebut terbagi menjadi 5, yaitu :
a. Peneliti Pemuliaan dan Benih
b. Peneliti Perlindungan Tanaman
c. Peneliti Agronomi
d. Peneliti Pasca Panen
e. Peneliti Sosial Ekonomi Pertanian
Melalui peneliti tersebut, nantinya BB Padi akan melakukan sebuah
sosialisasi untuk memaparkan beberapa hasil dari penelitiannya tersebut.
Sebagai contoh, terbitan BB Padi terbaru ini bahwa BB Padi telah melakukan
sebuah penelitian dengan hadirnya Teknologi Largo yang diterapkan di
Kabuaten Kebumen, Jawa Tengah. Dimana teknologi Larikan Gogo (Largo) ini
endapat respon positif dikarenakan dapat meningkatkan produktivitas padi di
Kabupaten Kebumen itu sendiri. Sembari itu BB Padi juga melakukan
penyerahan benih padi sebanyak 4 ton, yaitu varietas Inpago 8, Inpago 9, Inpago
10, dan Inpago 11 dan paket pupuk hayati Agrice Plus, pestisida nabati Bio
Protector, dan biodekomposer Agrodeko 1 (bbpadi, litbang 2017)
4. Contoh Hasil Penelitian dan Produk di Bidang Pasca Panen
a. Pengendalian Tungro dengan meenggunakan varietas tahan, seperti Inpari
7, Inpari 8, Inpari 9, dan Inpari 36 Lanrang serta Inpari 37 Lanrang.
b. Memproduksi Larikan Gogo Super
c. Menggunakan sistem persemaian terapung
d. Menggunakan Combine Harvester dalam proses pemanenan
e. Menggunakan Bed Dryer dalam proses pengeringan gabah
f. Melakuan pengemasan dengan menggunakan pengemas hermetik
5. Fungsi Beberapa Alat
a. R. Organoleptik  Untuk menguji warna, rasa, dll. Runagan ini dipenuhi
dengan berbagai komputer bertujuan untuk mengnalisis data organoleptik.
b. R. Preparasi  ruang persiapan alat praktikum
c. R. Analisis Kandungan Logam  untuk mengukur kandungan logam berat
pada suatu beras seelah proses penggilingan
d. R. Spektrofotometer  Suatu ruangan untuk menguji nutrisi pada beras
e. R. HPLC  utnuk menguji tekstur beras, biasanya meguji beras warna dan
beras wangi
f. R. Lab Kimia (Proksimat)  Sebuah ruangan untuk mengukur :
1. Kadar Air
2. Kadar lemak menggunakan alat Soxtek

3
3. Kadar Abu menggunakan alat oven
4. Kadar protein menggunakan alat Kjeltek
5. Kadar amilosa menggunakan alat spektometer

 Pada pengujian kadar protein, menggunakan bahan 0,5 tepung


ditambah H2SO4 10 ml kemudian dimasukkan ke Kjeltek
 Cara pengguunaan Soxtek :
- Dipanaskan semalam agar kondisi beras benar-benar kering
dengan suhu 105 derajat celcius.
- Didinginkan di desikator kurang leih selama 1 jam
- Timbang sampel 2-5 gram
- Masukkan ke Soxtek
- Membuat erbandingan sampel
- Beri larutan petrolium benzin unntuk melarutkan lemak
- Masukkan ke oven selama kurang lebih 1 jam
- Masukkan kmbali k desikator kurang lebih 1 jam.
- Indikator suhu normal pad ialah 22 sampai 23 derajat celcius
g. Lab Fisik  dilapisi semen digunakan ketika prapanen dan pasca panen
berupa pengeringan memanfaatkan sinar matahari. Selain itu terdapat alat
pengering dengan kapasitas tertentu yang beroperasi selama 1 jam.
h. Lab Uji Mutu, di ruangan ini terdapat beberapa alat yang diantaranya
memeiliki fungsi tertentu, diantaranya :
1. Pensitas
2. Rice Husker, meruaoan sebuah alat yang berfungsi untuk memecah
kulit. Mulanya sampel ditimbang seberat 300 grselama 3,5 menit.
Dimasukkan ke Rice Polisher, kemudian ditimbang 100gr, membuat
sampling dan dimasukkan ke Rice Grader yang bertujuan untuk
memisahkan beras kepala dengan beras putih.
3. Kemudian isisa beras seberat 50 gra digiling atau ditepung untuk
menguji kadar nutrisi
4. Rice Milling meter, merupakan alat untuk mengukur derajat sosor
dengan indikator putih maksimal 100 derajat dan bening.
5. Rice Aspirator, merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai
pemisah gabah dengan kotoran atau sekam dll.

B. Kunjungan Nabila Farm


1. Informasi Umum Nabila Farm
Nabila farm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
pertanian dengan berfokus ppada tanaman hidroponk konsumsi berkualitas
tinggi. Nabila farm juga membuka seminar dan pelatihan tentang bagaiman

4
perusahan ini membuat suatu produk hidroponik yang berkualitas tinggi. Selain
itu, Nabila Farm juga menyediakan kebutuhan Hidroponik sepertu nutrisi, media
tanam (rockwool, cocopeat, sekam bakar, dll) dan juga sistem Hidroponik (NFT,
Drip System, Rakit Apung, Deep Flow, Aeroponik) serta menjual bibit tanaman.
Nabila Farm terletak di Jl. Tangkuban Perahu, Gang Sukasenang Kampung
Ciburial RT 02 RW 03, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat.
2. Kerjasama Nabila Farm
a. Supermarket
b. Hotel
c. Konsumen via online
3. Produk Perusahaan
a. Chaisim
b. Pakcoy
c. Bayam-bayaman
d. Kailan
e. Sayur keriting
4. Proses Budidaya Hingga Panen
a. Proses Penyemaian
 Kailan  8 trai
 Bayam merah  5 trai
 Bayam Hijau  5 trai
 Pakcoy  5 trai
 Chaisim  6 trai
 Kangkung  250 gram sebanyak 5 trai
 Selada Keriting  15 trai

Rockwol digunakan sebbaga media perkecambahan, rockwol akan


ditipiskan dengan lebar 2,5 cm kemudiann panjang sesuai kebutuhan.
Rockwol akan diletakkan di ruang gelap selamma 3 malam jjangan lupa
disemprotkan air secukupnya, kemudiann setelah timbul bakal benih,
dipindahkan ke GH.

5
b. Budidaya di Green House 1
 Komoditas yang ditanam kailan dan bayam-bayaman
 Memiliki 1 meja produksi
 Memiliki 2 meja pembesaran
 Suhu GH 23-35 derajat celcius
 EC 1,8
 pH 5,5 – 6,5
 Umur tanaman 30 hari mulai dari penyemaian hingga pemanenan
 Benih kailan bervarietas winsa
 Benih bayam bervvarietas bintang asia
 GH menggunakan srkrin dan penutup GH

c. Budidaya di Green House 2


 Komoditas yang diproduksi Chaisim dan Pakcoy
 Suhu GH 23-25 derajat celcius
 Memiliki 19.487 lubang tanam
 Umur tanam selama 1 bulan (ket : 3 hari R. Gelap, 17 meja besar, dan
10 meja produksi)
 pH antara 5,5-6,5
 EC (Electrical Conductivity) ialah tingkat kepekatan cairan nutrisi 
1,8

d. Budidaya di Green House 3


 Komoditas yang diproduksi Sayur keriting, kangkug, dan Chaisim
 Memiliki 49.398 lobang tanam (hole)
 Suhu GH 23-35 derajat celcius
 Packaging seberat 250 gram
 EC 1,7 – 1,8
 pH 5,5 – 6,5

5. Alur Kerja Packing House


a. Pemanenan
b. Perompesan (pemilihan sesuai permintaan)
c. Penyortiran
d. Pembungkusan (100 gram dan 250 gram), menggunakan plastik dengan
vakum

6
6. Pemasaran Produk
a. Melalui media online
b. Bekerjasama dengan supermarket
c. Bekerjasama dengan Hotel-hotel sekitar
d. Pelanggan perorangan
e. Amazing Farm
f. LM Java

C. Kunjungan Balai Besar Tanaman Sayuran


1. Informasi Umum Balitsa
Balai Penelitian Tanaman dan Sayuran (Balitsa) merupakan salah satu Unit
Pelaksana Tugas (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang
berada dibawah koordinasi dan bertanggunng jawab langsung kepada Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Pada tahun 1940 s.d 1962, lembaga
ini berstatus sebagai Kebun Percobaan dengan nama Balai Penyelidikan
Pertanian Kebun Percobaan Margahayu di bawah Balai Penyelidikan Teknik
Pertanian (BPTP) yang berkedudukan di Bogor, Jawa Barat. Hingga beberapa
tahun berganti nama dan fungsi. Pada tanggal 1 April 1995, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 796/Kpts/OT/210/12/94 berubah nama
menjadi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) dengan tugas pokok
melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman sayuran.
2. Fungsi Pokok Balitsa
Secara umum, Balitsa memiliki kesamaan fungsi pokok dengan Balai Besar
Penelitian lainnya. Akan tetapi Balitsa berusaha untuk menjadi sebuah Balai
Penelitian yang mencoba berperan sebagai referensi dalam penyelesaian
masalah dalam pengembangan sayuran sebaga upaya mewujudkan ketahanan
pangan dan gizi, meningkatkan nilai tambah dan daya saing, serta mewujudkan
kesejahterahan petani. Selain itu Balitsa memiliki fungsi untuk menghasilkan,
mengelola, mendayagunakan, dan mengembangkan invensi teknologi serta
mendukung penyediaan logistik inovasi di lapangan agar mudah diakses oleh
para pengguna untuk mendukung pengembangan sayuran nasional.

7
3. Kegiatan di Balitsa
Balitsa didukung dengan sokongan 48 Profesor yang selalu meneliti untuk
mewujudkan misi dari Balitsa itu sendiri. Rangkaian kegiatan dari Balitsa
mencakup kedalam 3 aspek, yaitu :
a. Pemuliaan tanaman
b. Proteksi tanaman, dan
c. Perlakuan pasca panen

Dari ketiga objek penelitian tersebut selalu berotasi membentuk sebuah


kegiatan yang akan berlangsung dalam setiap tahunnya. Tanaman yang akan
diteliti diantaranya Bawang merah, Cabai, Kentang, dan Sayur-sayuran berupa
kubis, mentimun, dan pelbagai sayuran asli Indonesia lainnya. Untuk
mendukung berlangsungnya penelitian, balitsa didukung dengan peralatan yang
mempuni serta canggih berdasarkan hasil penelitian teknologi dari para profesor.
Selain itu, Balitsa rutin dalam menerbitkan pelbagai jurnal Hortikultura ,
monografi, buku Balitsa, poster Balitsa, serta tentunya Iptek yang berkaitan
dengan tanaman sayuran. Hal ini bertujuan untuk mempublikasikan terkait apa
yang telah dilakukan oleh Balitsa terhadap keberlanjutan pertanian di Indonesia.

4. Contoh Hasil Penelitian dan Produk di Bidang Pasca Panen


Tabel 1. Hasil Penelitian Balitsa Bidang Pasca Penen
Tahun Hasil Penelitian Bidang Pasca Panen
1). Perakitan Varietas dan Teknologi Perbayakan Benih secara Massal
(dari 10 menadi 1000 kali) serta Peningkatan Produktivitas Bawang
Merah (Umbi dan TSS) (12 Ton/Ha menjadi >20 Ton/Ha) dengan
2010 Efisiensi Biaya Produksi sampai >15 %dalm Mendukung Pengembangan
Kawasan Bawang Merah.
2). Diseminasi Teknologi Inovatid Bawang Merah, Kentang, dan
Sayuran Potensial.
1). Diseminasi Teknologi Inovatid Tanaman Sayuran unuk Mendukung
2011
Pengmbangan Kawasan Hortikultura.

8
2). Perakitan Teknologi, Pengelolaan Tanaman Terpadu, Teknologi
Produksi dan Penanganan Benih Sayuran.
1). Diseminasi Teknologi Inovatid Tanaman Sayuran unuk Mendukung
Pengmbangan Kawasan Hortikultura.
2012
2). Perakitan Teknologi, Pengelolaan Tanaman Terpadu, Teknologi
Produksi dan Penanganan Benih Sayuran.
1). Diseminasi Teknologi Inovatid Tanaman Sayuran unuk Mendukung
2013 Pengmbangan Kawasan Hortikultura.
2). Teknologi Budidaya Kentang dan Bawang Ramah Lingkungan
1). Diseminasi Teknologi Inovatid Tanaman Sayuran unuk Mendukung
2014 Pengmbangan Kawasan Hortikultura.
2). Teknologi Budidaya Kentang dan Bawang Ramah Lingkungan
Peraktan Varietas Unggul Sayuran Potensial Bedaya Hasil Tinggi,
2015
Toleran Cekaman Biotik dan Sesuai Preferensi Konsumen
Sumber : Balitsa Litbang. 2017
5. Fungsi Beberapa Alat
Ketika mengunjungi beberapa tempat di Balitsa, hanya beberapa tempat saja
yang dapat dikunjungi. Dengan alasan bahwa ruangan tersebut hanya khusus
dimasuki oleh para peneliti yang telah tersertifikasi oleh pemerintah, sehingga
hanya beberapa tempat saja yang dapat dikunjungi, diantaranya :
1. GH RKC 9
Merupakan salah satu tempat yang duigunakan untuk menyetek
kentang menggunakan alat hidroponik otomatis dengan aktivasi 1-4 menit
aktif, kemudian 12 menit rehat. Perkembangbiakan kentang melalui media
ini menggunakan bagian vegetatif pada umbi, dimana cairn yang
dikeluarkan oleh hidroponik tersebut iialah berupa uap air ataupun gas.
Sehingga akan menyebar ke seluruh bagian dari penyetekan pada kentang.
Dalam menghasilkan Genotipe 1 ialah dengan umur kentang 3 bulan,
kemudian nantinya akann dkawinkan untuk mendapatkan Genotipe 2.
 Ketika musim hujan, hal yang justru akan ditimbulkan ialah penyakit,
cendawan, jamur, dll
 Misses persisae  penebalan klorofil

2. GH RKS 25 & 26 merupakan tempat perombakan gen


 Di Balitsa sendiri, terdapat sebuah lahan yang sengaja membiarkan
berbagai gulma untuk tumbuh secara bebas, hal ini dikarenakan :
a. Bertujuan untuk mengukur resistensi komoditas terhadap suatu
gulma atau penyakit

9
b. Pengujian ketahanan terhadap hama
c. Deltametrin
 Ketik gulma dihilangkan menandakan bahwa pertumbuhan pada suatu
komoditas akan kuat
 Perlu diketahui bahwa ludah dari OPT akan masuk ke jaringan
epidermis pada suatu tanaman, kemudian timbulah cendawan
 Cara menyeleksi benih agar tidak bercendawan :
a. Menggunakan air hangat
b. Pilih biji yang daun lembaganya sudah muncul
c. Kemudian benih diberikan sebuah cairan (red : tidak menyebutkan
nama dagangnya huhu)
d. Maka censawan akan musnah dan menghilang
 Radikula terdiri dari akar, bulu akar, dan tudunng akar
 Syarat tumbuh tanaman sayuran sesuai penelitian :
a. Memiliki pH yang netraal sekitar 5,5 – 6,5
b. Top soil Asam dan Basa
c. Memperbaiki horizon (butiran tanah) dengan kapur pertanian
d. Memberi pupuk organik untuk memperlancar porositas tanah
 Rentan Kadar dan kandunga unsur Niitrogen pada makhluk hidup :

Tabel 2. Presentase Produksi N oleh makhluk hidup


Penghasil Kandungan N Presentase N yang dihasilkan
Sapi 7–9%
Ayam 18 %
Kuda 17 %
Manusia 21 %
Babi 21%
Sumber : Wawancara Langsung bersama Pegawai Balitsa

 Kultivar ialah kultur variety yang merupakan suatu komoditas yang


telah sering dibudidayakan
 Sedangkan Varietas ialah sebaliknya
 Top soil biasanya memiliki ketebalan kurang lebih 30 cm yang
memiliki kandungan unsru makro, mikro, dan essensial.

D. Kunjungan PTPN VIII Ciater


1. Informasi Umum PTPN VIII Ciater
PT. Perkebunan Nusantara (PTPN VIII) merupakan salah satu diantara
perkebunan milik negara yang didirikan berdasarkan peraturan Pemerintah No.
13 tahun 1996. Perusahaan ini didiika dengan maksud dan tujuan untuk

10
menyelenggarakan usaha dibidang Agrobisnis dan Agroindustri, serta optimasi
pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan/ jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya sangat kuat, serta mengerjar keuntungan guna
meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan
yang terbatas (PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero), 2009).
Menurut wawancara langsung dengan salah satu pegawai PTPN VIII.
Mulanya, Teh sendiri masuk ke daerah Ciater pada tahun 1915 dengan perantara
kolonialis Belanda sehingga kemudian dibuatlah sebuah perusaahan pengolahan
teh pada tahun 1950 dengan memanfaatkan luas lahan sebanyak 3000 Ha.
Dimana 50% pembagian dari lahan tersebut dipergunakan untuk tanaman teh
dan sisanya 50% dimanfaatkan untuk lahan perbaikan (Jungle Ecosystem).
2. Fungsi Pokok PTPN VIII Ciater
PTPN VIII Ciater memiliki beberapa fungsi yang mengutamakan
keselamatan lingkungan serta kepuasan pelanggan yang didukung oleh Sumber
Daya Manusia yang profesional. Oleh karenanya, PTPN VIII Ciater berusaha
untuk menghasilkan beberapa produk yang bermutu dan ramah lingkungan baik
yang dibutuhkan oleh pasar nasional maupun internasional. Selain itu PTPN VIII
Ciater senantiasa untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk
mendapatkan peluang-peluang pengembangan bisnis, secara mandiri maupun
bersama mitra yang strategis.
3. Kegitan di PTPN VIII Ciater
Sebagai salah satu perusahaan yang dituntut untuk menghasilkan
keuntungan yang tinggi, PTPN VIII Ciater tidak hanya mengandalkan berbagai
komoditi sebagai pojok bisnisnya. Diluar itu manajemen perusahaan berupaya
untuk mengembangkan potensi Agrowisata yang ada disetiap unit kebun. Hal ini
dikarenakan letak geografis dari PTPN VIII Ciater sendiri berada di daerah
pegunungan sehingga sangat cocok untuk dijadikansebagai tempat wisata,
diantaranya ialah Gunung Mas, Rancabali, Malabar, Ciater /Sukawana, dan
Goalpara / Pasir Badak. Selain sektor Agrowisata, PTPN VIII Ciater juga
mendirikan sebuah unit Rumah Sakit yang didirikan di Subang pada tahun 2012

11
dengan anama Agro Medika Nusantara serta memiliki rencana untuk
memajukan sektor Agrobisnis Buah Tropia Eksotis.
Kegiata pokok dari PTPN VIII Ciater tak lain ialah untk memproduksi Teh
dengan kualitas unggul. PTPN VIII Ciater ini menyediakan kemasan berupa
looseleaf dan bagged tea sesuai peminat dari pelanggan dengan merk dagang
Malabar dan Walini. Perusahaan ini juga memiliki pabrik kemasan teh retail
lainna seperti teh dengan kemasan merk Gunung Mas, Sedep, dan Goalpara
untuk memenuhi pasar dalam negeri, sehingga PTPN VIII Ciater tidak hanya
menerima pesanan dari dalam negeri melainkan juga menerimaesanan dai luar
negeri.
4. Contoh Hasil Penelitian dan Produk di Bidang Pasca Panen
Secara umum, PTPN VIII Ciater menghasilkan produk teh yang berkulitas
untuk memenuhi kebutuhan konsumen didalam negeri maupun luar negeri.
PTPN VIII Ciater mengeluarkan merk dagang untuk mengkomersiaisasi produk
yang dihasilkan, diantara :
a. Teh dengan merk dagang Walini
b. Teh dengan merk dagang Malabar
c. Teh dengan merk dagang Gunung Mas
d. Teh dengan merk dagang Sedep
e. Teh dengan merk dagang Goalpara
5. Fungsi Beberapa Alat
Didalam memproduksi sebuah teh, terdapat beberapa proses atau tahapan
sebelum menghasilkan sebuah teh yang siap dikonsumsi, yaitu :
a. Tahap Pelayuan
Didalam tahap ini, teh yang sudah dipetik kemudian dilayukan
didalam sebuah bak khusus (Withering Tea) dengan tujuan untuk
menurunkan kadar air dari 80% menjadi 55% selama kurang lebih 18-
20 jam. Pproses pengolahan ini dilakukan oleh bak khusus tersebut
selama per 24 jam dan perlu dilakukan sebuah pengontrolan khusus agar
proses pelayuan tidak terlalu kering sehingga daun teh nantinya akan
terbakar.

12
b. Tahap Penggilingan
Setelah melakukan tahap pelayuan, teh yang sudah kering dan kadar
airnya berkurang. Teh memasuki masa penggilingan selama 4 kali giling
dengan alat khusus bernama Open Top Roller dan rentan penggilingan:
a. 50 menit penggilingan pertama
b. 40 menit penggilingan kedua
c. 15 menit penggilingan ketiga, dan
d. 15 menit penggilingan keempat
Hasil dari penggilingan pertama dan kedua merupakan bakal teh
dengan kode calon jenis 1 dan hasil penggilingan ketiga dan keempat
merupakan bakal teh dengan kode calon jenis 2. Didalam proses
penggilingan ini juga menggunakan alat bernama KOTR dan PCR yang
berfungsi untuk memotong dan mengepres kembali daun teh.
c. Tahap Fermentasi
Memasuki tahap fermentasi, calon jenis teh dimasukkan ke sebuah
alat oksidator. Alat ini nantinya akan menimbulkan efek rasa, warna,
dan antioksidan terhadap teh tersebut. Penimbulan dari efek-efek
tersebut muncul memlaui mulut mesin yang dipanaskan selama 18 menit
dengan intensitas suhu 110 derajat celcius.
d. Tahap Pengeringan
Daun teh yang sudah difermentasi di alat oksidator kemudian
dimasukkan ke dalam alat pengerig (Dryer tea) dengan suhu sekitar 49
derajat celcius kurang lebih selama 20 menit hingga kadar air daun teh
mencapai 2-3%. Pada proses peneringan ini, debu dan teh yang ukuran
artiikelnya kecil akan terbuang melalui alat pengering tersebut.
e. Tahap Sortasi
Sebelum dilakukan proses packaging, daun teh di sortasi terlebih
dahulu dengan menggunakan alat pengayak DIBN (Doubel India
Breaker Natsorteedeer). Pergerakan dari tahap sortasi ini dilakukan

13
secara rotari, sehingga akan membentuk beberapa partikel atau size,
berat jenis (BJ), dan tulang dari tangkai dan serat daru daun teh tua. Hasil
dari sortasi ini nantinya akan digolongkan menjadi beberapa klasifikasi,
yaitu :
1. Hasil Unggulan Pertama
a. BOP (Broken Orange Pokoe) 1 spesial
b. BOP (Broken Orange Pokoe) 1
c. BOP (Broken Orange Pokoe)
2. Hasil Unggulan Kedua
a. BOPM (
b. PM
c. PT
3. Hasil Unggulan Ketiga
a. BT (Broken Tea)
b. DAS 1
f. Tahap Packaging
Tahap Packaging merupakan tahap terakhir dalam prosesi
pembuatan teh. Di PTPN VIII Ciater sendiri terdapat beberapa wadah
yang dilakukan dalam proses packaging, yaitu menggunakan goni,
Sachet, dll. Ketahanan dalam proses packaging ini apabila diteraapakan
dalam udara terbuka dapat tahan selama 6 bulan. Sementara itu apabila
menggunakan vakum udara, ketahanan teh dapat berlangsung selama
kurang lebih 3-4 tahun.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan dilakukannya kunjungan lapangan, mahasiswa lebih mengetahui
berbagai proses serta alat dan fungsinya terhadap perlakuan pasca panen. Selain itu,
perlakuan pasca panen yang selama ini berada didalam pemikiran mahasiswa hanya
sebatas diperuntukkan kepada komoditas tanaman hortikultura saja. Padahal setelah
dilakukannya kunjungan lapangan ini, perlakuan pasca panen juga diterapkan
terhadap tanaman padi, teh, dan tentunya ialah sayur-sayuran.

B. Saran
1. Dalam melakukan kunjungan perlu dilakukan sebuah koordinasi antar
mahasiswa agar dalam melakukan kunjungan bisa berjalan dengan kondusif.
2. Untuk pihak balai yang dikunjungi lebih mengutamakan untuk memperlihatkan
contoh barang real dari pasca panen sehingga tidak hanya berpatok pada alat
yang digunakan serta fungsinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

BB Padi. 2017. www.bbpadi.litbang.pertanian.go.id . Diakses pada tanggal 3


November 2017

Balitsa. 2017. www.balitsa.litbang.pertanian.go.id . Diakses pada tanggal 3


November 2017

Nabila Farm. 2017. www.nabila-farm.com/m/index.php?. Diakses pada tanggal 3


November 2017

Perkebunan NusantaraVIII. 2017.


www.pn8.co.id/pn8/index.php?option=com_content&task=view&id=58&Itemid=95.
Diakses pada tanggal 3 November 2017

16
LAMPIRAN

1. Kunjungan ke BPP Padi

Suasana di Ruangan Uji


Suasana Halaman depan BPP Padi
Organoleptik

Milling meter untuk mengukur


Traktor untuk penggarapan Lahan
kadar sosoh beras

Suasana pemaparan materi pasca Bentuk dari Soxtek yang berada di


panen oleh Dr. Dody Ruang Analisis

17
2. Kunjungan ke Nabila Farm

Suasana di Green House Nabila Farm Suasana Ketika Proses Penyemaian

Suasana Pemaparan Proses Packaging Produk Sayuran dari Naila Farm

Suasana Ketika Persiapan Rockwol Bentuk Instalasi Hidroponik tanaman


dalam Proses Penyemaian kailan

18
3. Kunjungan ke Balitsa

Suasana Pemaparan Materi Pasca Suasana di Green House Disemasi


Panen Oleh Prof. Ulun Teknologi Produksi Benih

Suasana di Lahan Percobaan Balitsa Suasana di Lahan Percobaan Balitsa

Gedung Laboratorium Pemulian Suasana di Green House Perombakan


Perbenihan di Balitsa Gen

19
4. Kunjungan ke PTPN VIII Ciater

Suasana Proses pemindahan Teh yang


Suasana Proses Pelayuan Teh
sudah di petik

Suasana Gudang Penyimpanan Teh Suasana Proses Penggilingan dan


ekspor Pengeringan Teh

“Walini” Produk Ekspor dari PTPN


Alat Penggiling dan Penyortir Teh
VIII Ciater

20

Anda mungkin juga menyukai