Anda di halaman 1dari 10

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

PARADIGMA KONSENTRASI DOLOMIT PADA KEASAMAN TANAH


TERHADAP MEKANISASI PEMBUDIDAYAAN TANAMAN SELADA
(Lactuca sativa)

Disusun oleh :
Abdi Ikhsan Nugroho 20160210041

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI 2016


LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas Bahasa Indonesia pembuatan makalah
yang berjudul :

Paradigma Konsentrasi Dolomit Pada Keasaman Tanah Terhadap Mekanisasi


Pembudidayaan Selada (Lactuca sativa)

Disusun oleh : Abdi Ikhsan Nugroho


NIM : 20160210041
Dibuat pada tanggal : 13 November 2016

Telah disetujui oleh :

Dosen Bahasa Indonesia :

Ir. Agung Astuti, M,Si.


NIK : 19620923199303133017

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Era modern membuat taraf konsumsi tiap masyarakat pun berkembang, lambat laun
mereka mulai menimbang takaran terkait nutrisi yang terkandung didalam porsi setiap
hidangan makanan. Terutama bagi kaum wanita yang acap kali mengkhawatirkan kondisi
tubuhnya yang kian hari bertambah gemuk, sehingga sebagian dari mereka memilih salad
untuk dikonsumsi dengan harapan mampu membantu dalam menjalani program diet.
Kompenen dari salad itu sendiri sangat akrab dengan sayuran yang bernama selada
(Lactuca sativa). Dimana kandungan dari selada itu mampu mendorong program diet
berkat rendahnya kalori dengan rata – rata 1-50 kalori per porsi1.
Berdasarkan hal itu para petani selada mulai mendongkrak produksinya demi
memenuhi kebutuhan pasar. Para petani mulai merubah metode serta mencari cara untuk
menuai peluang sesuai permintaan pasar yang semakin meningkat. Bagi petani
perkotaan(modern) mulai meniti dengan mengembangkan metode hidroponik. Sementara
bagi petani desa(konvensional) masih tetap menggunakan tanah sebagai media tanam.
Oleh karenanya produksi selada yang optimal sangat bergantung pada kondisi tanah
dengan kadar pH tertentu. Pasalnya, selada sendiri dapat tumbuh pada pH tanah kisaran
5 sampai 6,8. Sehingga apabila tanah disuatu tempat terlalu asam, maka dibutuhkan
konsentrasi dolomit sebagai penetralisir keasaman tanah tersebut.

B. PERMASALAHAN
1. Di daerah pegunungan, dengan tingkat intensitas curah hujan yang tinggi
mengakibatkan pencucian unsur hara yang ada secara alami, sehingga pH tanah
menjadi rendah dan bersifat asam.
2. Bagi petani diluar Jawa yang notabene kebanyakan jenis tanah gambut, akan
menimbulkan kesulitan dalam penanaman selada karena spesifikasi dari gambut itu
sendiri sangat asam.

1
http://www.nangimam.com/2014/03/kandungan-gizi-dan-manfaat-daun-selada.html

1
2

C. TUJUAN
1. Mengurangi keasaman pada tanah dengan menaburkan pupuk dolomit.
2. Mengetahui jenis tanah yang asam ketika penggunaan dolomit diberlangsungkan.
3. Meningkatkan efektivitas tanah untuk menggaet unsur hara bagi tanaman selada.
4. Menjaga ketersediaan unsur hara yang tersedia didalam tanah.
5. Menghasilkan produksi selada yang berlimpah berkat konsentrasi dolomit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SELADA

(wikipedia) menjelaskan bahwa selada adalah satu-satunya jenis Lactuca yang


didomestikasi, yang merupakan tumbuhan asli lembah dari bagian timur Laut Tengah.
Bukti lukisan pada pemakaman Mesir kuno menunjukkan bahwa selada yang tidak
membentuk "kepala" telah ditanam sejak 4500 SM. Awalnya, tanaman ini mungkin
digunakan sebagai obat, dan minyak – bijinya dapat dimakan. Namun seiring
berkembangnya zaman selada dijadikan sebagai hidangan makanan menu utama dari
olahan salad. Hidangan ini digunakan untuk melancarkan program diet berkat rendahnya
lemak serta kalori didalamnya.

B. KLASIFIKASI SELADA

Klasifikasi kedudukan selada sebagai tumbuhan adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Super divisi : Spermathophyta

Divisi : Magnoliophyta

Klasis : Magnoliopsida

Ordo : Astereales

Familia : Astereace

Genus : Lactuca

Spesies : Lactuca sativa L (Anonim)

C. DOLOMIT

Menurut (wikipedia) dolomit sendiri adalah sebuah mineral yang kaya kan magnesium
serta kalium sehingga sangat cocok bagi dunia pertanian. Berkat kandungannya tersebut,
dolomit mampu menetralisir kelebihan asam pada tanah agar dapat ditanami selada
sehingga memperoleh hasil yang optimal .

3
BAB III
METODE PENULISAN

A. JENIS PENULISAN

Jenis penulisan pada makalah ini adalah jenis penulisan normatif, yaitu penulisan
hukum berdasarkan kepustakaan yang ada2. Hal ini karena penulis mengambil data
berupa sumber dari perpustakaan serta internet, sehingga penulis hanya melakukan
penelahaan berdasarkan sumber tersebut.

B. METODE PENELUSURAN INFORMASI

Penulis melakukan pencarian data melalui sumber referensi di perpustakaan, internet,


serta komunikasi langsung dengan senior angkatan dan teman sejawat.

C. PENGUMPULAN DATA
1. Browsing Internet
2. Mencari referensi di perpustakaan
3. Wawancara langsung dengan kakak tingkat serta teman sejawat

D. METODE PENGOLAHAN DATA


Dalam pengumpulan data, penulis melakukan rujukan terhadap referensi yang ada
diinternet. Disamping itu penulis juga menelusuri ke perpustakaan untuk memperoleh
informasi lebih melalui buku yang ada sangkut pautnya dengan selada dan dolomit. Untuk
menjaga kevaliditasan dari makalah, penulis juga melakukan wawancara langsung
dengan kakak tingkat serta teman sejawat agar makalah yang disajikan betul – betul
meyakinkan.

2
https://lawmetha.wordpress.com/tag/soerjono-soekanto/

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK TANAMAN SELADA


Rukmana (2000) menjelaskan bahwa selada merupakan tanaman setahun atau
semusim yang mengandung air (herbaecous). Biasanya tanaman ini digunakan untuk
olahan salad atau tambahan olahan makanan lainnya. Dengan karakteristik lembutnya
membuat selada disebut sebagai rajanya salad. Disisi lain selada sangat kaya akan
antioksidan sehingga selada mampu menetralisir racun yang ada didalam tubuh.
Faktor iklim sangat berpengaruh pada proses tumbuh dan berkembangnya tanaman
selada, karena selada itu sendiri akan tumbuh maksimal pada iklim dingin dan sejuk,
dengan kisaran temperatur 15° - 20° C (Rukmana, 2000). Pasalnya ketika selada yang
berbentuk krop apabila tumbuh pada suhu tinggi, krop yang tumbuh akan berukuran kecil
– kecil. Persyaratan lainnya ialah curah hujan, ketika selada ditanam pada saat musim
hujan maka selada tidak akan tumbuh dikarenakan selada tidak tahan dengan hantaman
butiran dari curah hujan, oleh karenanya sebaiknya selada ditanam pada saat akhir musim
hujan.
Selada memiliki akar tunggang dan akar serabut3. Akar tunggang tersebut masuk
kedalam tanah dan tumbuh, sementara akar serabut akan menyebar ketika tanaman selada
tumbuh dan berkembang. Dengan demikian tanaman selada dapat menggunakan dua
sistem perakaran yang intinya sama – sama menyerap humus serta unsur hara pada tanah.
Pada dasarnya selada mampu ditanam ditanah sawah maupun tegalan4. Akan tetapi salad
akan tumbuh dan berkembang secara optimal pada tanah yang gembur, kaya unsur hara,
drainasenya bagus, serta yang terpenting ialah kadar keasaman dari tanah itu sendiri.

3
http://agroteknologi.web.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-selada-keriting/
4
Komunikasi dengan teman Bayu Dwi Pambudhi

5
6

B. PENGGUNAAN DOLOMIT
Bagi petani yang menggunakan tanah sebagai media tanam, untuk menghasilkan
produksi selada yang bermutu harus bergantung pada kondisi tekstur, kadar, serta
kandungan unsur hara yang berada didalamnya. Tak jarang bagi petani yang kurang
tentang ilmu pertanian modern, seringkali menghalalkan segala cara untuk menyuburkan
tanah. Namun setelah berkembangnya ilmu pertanian, begitu banyak insentif yang bisa
digunakan oleh petani khususnya petani selada, yaitu penggunaan mineral dolomit yang
berfungsi menetralisir kadar keasaman tanah. Pemilihan dolomit dikarenakan harga dari
dolomit itu sangat terjangkau dan mudah didapat. Selain itu ketika dolomit dicampurkan
ke tanah, dolomit tidak meninggalkan redidu kimia yang merugikan tanah.
Dolomit terbentuk dari hasil reaksi pengapuran antar unsur Mg dengan batuan
gamping (limestone). Dolomit sendiri terbentuk melalui proses sedimentasi air laut serta
penggantian mineral kalsit5.

C. EFEK DOLOMIT BAGI TANAH


Penggunaan dolomit pada tanah dengan catatan keasaman dari tanah tersebut sangat
tinggi. Sehingga untuk menetralisirkannya dibutuhkan mineral yang bernama dolomit.
Selain menetralisirkan tanah, dolomit memiliki berbaai manfaat, antara lain :

a. Meningkatkan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah


b. Dapat melakukan fiksasi nitrogen lebih optimal
c. Meningkatkan ketersediaan nutrisi pada tanaman
d. Mengurangi racun (toksisitas) pada tanah
e. Memasok kebutuhan magnesium, kalsium, dan mineral pada tanaman6.

5
http://www.geologinesia.com/2016/02/dolomit-adalah-mineral-bukan-batuan.html
6
https://organikilo.co/2016/03/manfaat-kapur-pertanian-bagi-tanaman.html
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan sumber yang telah penulis telaah, memang benar bahwa dolomit sangat
berpengaruh terhadap mekanisasi pembudidayaan selada. Hal ini dikarenakan ketika
tanah kadar keasamannya sangat tinggi membuat selada tidak bisa tumbuh. Sehingga
pemenuhan produksi bagi konsumen terhambat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://www.nangimam.com/2014/03/kandungan-gizi-dan-manfaat-daun-
selada.html (Diakses pada tanggal 13 November 2016).
Anonim, https://lawmetha.wordpress.com/tag/soerjono-soekanto/ (Diakses pada tanggal
14 November 2016).
Anonim, http://agroteknologi.web.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-selada-
keriting/ (Diakses pada tanggal 16 November 2016).
Anonim, http://www.geologinesia.com/2016/02/dolomit-adalah-mineral-bukan-
batuan.html (Diakses pada tanggal 16 November 2016).
Anonim, https://organikilo.co/2016/03/manfaat-kapur-pertanian-bagi-tanaman.html
(Diakses pada tanggal 16 November 2016)
Komunikasi dengan temen sejawat Bayu Dwi Pammbudhi.
Rahmat Rukmana. 2000. Betanam Selada dan Andewi. Kanisius. Jakarta.
Wikipedia.

Anda mungkin juga menyukai