Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENGAWASAN LAPANG BENIH JAGUNG KOMPOSIT


(Zea mays L.) DI UPTD BALAI PENGAWASAN DAN
SERTIFIKASI BENIH PETANIAN
YOGYAKARTA

BAYU HERYANAS

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
2
Judul : Pengawasan Lapang Benih Jagung Komposit (Zea mays L.) di UPTD
Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian Yogyakarta.
Nama : Bayu Heryanas
NIM : J3G117048

Disetujui oleh

Pembimbing

Pembimbing : Punjung Medaraji Suwarno, S.P., M.Si.

Diketahui oleh

Ketua Program Studi : Dr. Ir. Abdul Qadir, M.Si.


NIP. 19620927 198703 1 001
PRAKATA

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal usulan
Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Pengawasan Lapang Benih Jagung
Komposit (Zea mays L.) di UPTD Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian
Yogyakarta”.
Proposal usulan ini disusun sebagai persyaratan dalam melaksanakan
Praktik Kerja lapangan. Dalam penyelesaian proposal penulis mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Ir. Abdul Qadir, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Teknologi
Industri Benih
2. Punjung Medaraji Suwarno, S.P., M.Si Selaku dosen pembimbing
3. Keluarga penulis terutama orang tua yang selalu mendukung penuh serta
teman-teman Teknologi Industri Benih angkatan 54
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal usulan Praktik Kerja
Lapangan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis
memohon dukungan berupa kritik dan saran pembaca dalam penyempurnaan
penulisan proposal ini. Demikian proposal ini dibuat semoga bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2020

Bayu Heryanas
2
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Tanaman Jagung 2
2.2 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih 2
2.3 Sertifikasi Benih 3
2.4 Pembinaan dan Pengawasan Peredaran benih 4
3 METODOLOGI 4
3.1 Lokasi dan Waktu PKL 4
3.2 Teknik Pengumpulan Data 5
3.3 Metode Pelaksanaan 5
RENCANA KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG 8
DAFTAR PUSTAKA 9

DAFTAR TABEL

1 Standar minimum CVL/tipe simpang tanaman pangan. 3


2 Jumlah Contoh Pemeriksaan 6
3 Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan 8
1

1 PENDAHULUAN

.1 1.1 Latar Belakang

Tanaman pangan adalah tanaman utama yang hasilnya dapat dikonsumsi


oleh manusia dikarenakan terdapat nutrisi di dalamnya yang dapat memberikan
asupan energi bagi tubuh. Umumnya tanaman pangan adalah tanaman yang
tumbuh semusim. Tanaman pangan utama di Indonesia adalah padi, jagung,
kedelai, kacang tanah.
Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu serealia yang strategis dan
bernilai ekonomi karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan
protein kedua setelah padi. Sebagai salah satu sumber bahan pangan, jagung telah
menjadi komoditas utama setelah padi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi jagung nasional
tahun 2018 mencapai 30 juta ton dengan luasan lahan panen 5 juta hektar,
mengalami kenaikan sebesar 3.91% dibandingkan pada tahun 2017 hanya
mencapai produksi nasional sebesar 28 juta ton dengan luasan lahan panen 5 juta
hektar. Kenaikan produksi jagung yang terjadi pada tahun 2018 sangat signifikan.
Kenaikan ini terjadi pada beberapa provinsi di Indonesia, sehingga produksi
jagung mengalami surplus dan dapat mengekspor ke Filipina dan Malaysia
dengan mempertimbangkan kenaikan produksi dengan dikurangi proyeksi
kebutuhan jagung nasional. Hal ini dapat dipertahankan oleh pemerintah dengan
mengupayakan peningkatan ketersediaan benih jagung yang harus tetap terjaga
mutunya. Untuk itu, pemenuhan kebutuhan jagung dapat diupayakan dengan
penggunaan benih bermutu (Kementan 2018).
Benih bermutu mempunyai pengertian bahwa benih tersebut varietasnya
benar dan murni memiliki kelasnya mutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi
sesuai dengan mutu standar (Widajati et al 2013). Sebagian petani Indonesia
masih belum menggunakan benih bersertifikat karena volume benih di pasaran
sangat terbatas, varietas yang tersedia tidak sesuai dengan kebetuhan petani, dan
penyediaan benih tidak tepat waktu dan tepat tempat. Pemerintah mengupayakan
petani untuk menanam jagung varietas komposit, varietas jagung komposit
diperoleh melalui serangkaian penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
varietas unggul sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan, seperti potensi hasil
tinggi, umur genjah, tahan terhadap tekanan biotik dan abiotik. Jagung komposit
ini dapat dibudidayakan pada lingkungan tumbuh yang beragam dan sekitar 80%
diantaranya ditanami varietas unggul yang terdiri atas 56% jagung komposit
(bersari bebas) dan 24% hibrida, sedang sisanya varietas lokal, sehingga dari data
tersebut sebahagian besar petani masih menggunakan benih jagung bersari bebas
(Iriany et al 2011).
Benih bermutu dapat dihasilkan melalui budidaya yang baik dilakukan oleh
produsen benih dengan didukung adanya pengawasan mutu benih yang dilakukan
oleh BPSB, sehingga proses pengadaan benih dapat tercapai dan mutu benih dapat
terjamin. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) merupakan instansi
yang mempunyai tugas dalam meningkatkan ketersediaan benih bermutu melalui
kegiatan penilaian kultivar, pengawasan produksi, pengujian mutu, dan
pengawasan mutu benih di pasar. Dalam mengawasi produksi benih, BPSB
2

mempunyai tanggung jawab dalam menilai mutu benih di lapang produksi sampai
di pasaran dengan memperhatikan standar yang berlaku di Indonesia.

.2 1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini adalah mempelajari teknik
pengawasan mutu lapang dan pengalaman kerja sesuai dengan bidang keahlian
khususnya pada sertifikasi tanaman.

2 TINJAUAN PUSTAKA

.3 2.1 Tanaman Jagung

Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies


Zea mays L. Secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman jagung sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Classis : Monocotyledone
Ordo : Poales
Familia : Poaceae/ Gramineae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. (Tjitrosoepomo, 2013).
Tanaman jagung memiliki biji berkeping tunggal dengan sistem perakaran
serabut dan akar adventif yang akan muncul pada saat tanaman jagung tumbuh
dewasa. Batang jagung terbentuk tegak lurus dengan batang beruas-ruas. Daun
dari tanaman jagung bentuknya memanjang dan sejajar dengan ibu tulang daun.
Tanaman jagung memiliki bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman, setiap dari bunga tanaman ini memiliki struktur khas yang biasa disebut
floret. Dua floret dan dibatasi oleh sepasang glumae. Bunga jantan jagung terdapat
pada puncak tanaman. Serbuk sari jagung memiliki warna kuning dengan aroma
khas, Bunga betina tanaman jagung tersusun pada tongkol. Tongkol jagung
tumbuh dari dalam buku terletak diantara batang dan pelepah daun. Meskipun
tanaman jagung memiliki sejumlah bunga netina namun pada umumnya tanaman
ini hanya akan menghasilkan satu tongkol produktif tetapi juga tidak menutup
kemungkinan untuk menghasilkan 2 tongkol produktif.

.4 2.2 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) merupakan institusi


pemerintah yang mempunyai peran dalam melaksanakan sebagian tugas pokok
3

Direktorat Jendral Tanaman Pangan pada aspek pembinaan mutu benih untuk
melakukan pengawasan dan sertifikasi benih bermutu, bersertifikat, dan berlabel
dalam rangka peningkatan produksi pertanian. Tugas dan fungsi BPSB dalam
melaksanakan pengawasan dan sertifikasi benih dilaksanakan dalam satuan kerja
berbeda, diantaranya satuan kerja penilaian kultivar, satuan kerja sertifikasi benih,
satuan kerja pengujian mutu benih di laboratorium, dan satuan kerja pembinaan
dan pengawasan peredaran benih (BPSB 2018).

.5 2.3 Sertifikasi Benih

Sertifikasi benih dilakukan oleh satuan kerja sertifikasi benih atas


permohonan yang diajukan oleh produsen benih yang telah terdaftar atau
mempunyai rekomendasi sebagai produsen benih dan belum menerapkan sistem
manajemen mutu. Adapun kegiatan yang meliputi kegiatan sertifikasi benih
diantaranya Pemeriksaan permohonan sertifikasi, pemeriksaan benih sumber,
pemeriksaan lapang pendahuluan, pemeriksaan pertanaman, dan pemeriksaan alat
panen dan penyimpanan benih.
Pemeriksaan pendahuluan bertujuan untuk memastikan bahwa benih yang
akan disertifikasi mempunyai identitas yang jelas dan lahan sertifikasi memenuhi
persyaratan untuk dilakukannya sertfikasi. Pemeriksaan lapangan pendahuluan
mencakup pemeriksaan benih sumber, kebenaran dokumen sebelum tanam sampai
dengan tanam, kondisi lahan, kebenaran batas batas areal, kebenaran varietas, dan
rencana penanaman. Pemeriksaan lapang pendahuluan mencakup kegiatan
persiapan, pemeriksaan global, dan pemeriksaan pertanaman. Pemeriksaan
pertanaman ditunjukkan pada beberapa fase pertanaman (vegetative, berbunga,
dan menjelang panen) dengan memeriksa setiap sampel pemeriksaan yang telah di
tetapkan. Dalam menentukan ciri varietas lain maupun tipe simpang yang ada di
pertanaman. Jumlah tanaman per petak contoh pemeriksaan ditetapkan sesuai
dengan jenis tanaman. Persentase campuran varietas lain yang ditentukan di
lapang di bandingkan dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah (Tabel 1).
Pertanaman dinyatakan tidak lulus pemeriksaan apabila CVL (Campuran Varietas
Lain) tidak memenuhi ketentuan. Dalam menentukan persentase CVL dan tipe
simpang dilakukan perhitungan jumlah campuran varietas lain dan tipe simpang
dari hasil pemeriksaan seluruh areal contoh pemeriksaan yang kemudian di
nyatakan dalam persen (%) (Kepmentan 2017).

Tabel 1 Standar minimum CVL/tipe simpang tanaman pangan.


Kelas Benih
Komoditas Satuan
BS BD BP BR
Padi % 0,0 0 0,5 0,5
Jagung % 0,0 2,0 2,0 3,0
Kedelai % 0,0 0,1 0,3 0,5
4

Kacang tanah % 0,0 0,2 0,5 1,0

Pemeriksaan peralatan panen, pengolahan, dan penyimpanan dilakukan setelah


tahapan pemeriksaan lapangan dinyatakan lulus. Pemeriksaan peralatan panen,
pengolahan, dan penyimpanan bertujuan untuk mendapatkan kepastian bahwa
benih yang akan di panen, diolah, dan disimpan terhindar dari kemungkinan
percampuran sehingga kemurnian varietasnya dapat terjamin. Di tempat
pengolahan dan penyimpanan tidak diperbolehkan terdapat benih selain benih
yang akan disertifikasi untuk meminimalisir terjadinya pencampuran, kecuali
benih tersebut mempunyai identitas yang jelas dan disimpan terpisah dengan
batas-batas yang jelas (Kepmentan 2017).

.6 2.4 Pembinaan dan Pengawasan Peredaran benih

a. Pembinaan pedagang benih


Pembinaan pedagang benih bertujuan untuk mengklasifikasikan pedagang
benih baik produsen maupun penyalur benih. Pedagang diberikan informasi
mengenai benih yang akan di jual untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan
pedagang dalam proses penjualannya. Pada kegiatan pembinaan pedagang benih
dilakukan juga poses inventarisasi yang dilakukan secara langsung dengan
menggunakan metode pencatatan. Pencatatan dilakukan terhadap identitas
produsen dan volume benih dalam satu tahun yang kemudian dilakukan penilaian.
Penilaian dilakukan dengan cara scoring dikumpulkan dari hasil evaluasi tahunan,
wawancara, dan partisipasinya terhadap program pemerintah (Permentan 2018).
b. Pengawasan peredaran benih
Pengawasan peredaran benih tanaman pangan dilakukan untuk memastikan
bahwa tidak terjadinya penyimpangan dalam produksi dan peredaraan benih.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk monitoring peredaran benih tanaman
pangan dengan melihat jumlah stok dan penyaluran benih tanaman pangan di
pasaran, pengecekan mutu benih bina tanaman pangan dengan mengetahui
kesesuaian mutu benih dengan standar yang berlaku, pelabelan ulang dilakukan
untuk memperpanjang masa edar benih melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah
(Permentan 2018).

3 METODOLOGI

.7 3.1 Lokasi dan Waktu PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan selama 9


minggu yaitu pada tanggal 20 Januari hingga tanggal 20 Maret 2020. Pelaksanaan
PKL akan berlokasi di UPTD Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian
Yogyakarta.
5

.8 3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data primer dan data sekunder yang didapatkan selama kegiatan praktik
kerja lapangan dikumpulkan dan dianalisis. Data primer adalah data yang
didapatkan penulis langsug berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
terhadap pihak balai. Data sekunder didapatkan dari literatur yang berhubungan
dengan kegiatan praktik kerja lapangan.

.9 3.3 Metode Pelaksanaan

Kegiatan yang akan dilaksanakan secara umum selama PKL di UPTD Balai
Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian Yogyakarta meliputi:
A. Pengenalan instansi
Mahasiswa mengikuti kegiatan penyampaian materi yang disampaikan oleh
penanggung jawab dari masing-masing tugas fungsional sebagai bahan
pembekalan teknis selama PKL berlangsung.
B. Pengenalan kondisi lapang
Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan dengan mengikuti dan berperan
aktif dalam kegiatan pengawasan mutu benih yakni pemeriksaan kebenaran benih
sumber, lapangan dan pertanaman, isolasi tanaman, alat panen, pengambilan
contoh, dan pengujian/analisis mutu benih di laboratorium.
a. Pengawasan Benih Sumber
Kegiatan pengawasan benih sumber meliputi observasi varietas untuk
mengetahui sifat-sifat unggul dan daya adaptasi varietas terhadap
lingkungan, uji adaptasi varietas untuk mengetahui keunggulan dan interaksi
varietas terhadap lingkungan, pemurnian varietas, serta inventarisasi.
b. Pengadaan Benih
1. Pengawasan Proses Produksi
a) Kebenaran dokumen sebelum tanam sampai dengan tanam, yaitu
untuk mendapatkan kepastian bahwa data yang diberikan atau
dicantumkan dalam permohonan sertifikasi, termasuk label dan
jumlah benih sumber, benar-benar sesuai dengan keadaan yang ada di
lapangan.
b) Kondisi lahan (isolasi dan sejarah lapangan), yang akan dipergunakan
sebagai areal sertifikasi.
c) Kebenaran batas-batas areal yang akan digunakan untuk areal
sertifikasi. Data tersebut dicocokkan dengan sket/peta lapangan yang
telah dilampirkan pada permohonan. Pada pemeriksaan ini sekaligus
dapat diketahui keadaan isolasi areal tersebut.
d) Kebenaran varietas, benih sumber dan kelas benih yang akan ditanam
serta kelas benih yang akan dihasilkan.
e) Rencana penanaman (varietas, tanggal tebar, tanggal tanam, kelas
benih, luas areal).
f) Sejarah lahan yang dipakaipada lahan pertanaman yang akan
digunakan untuk penanaman sebagai produksi benih.
6

2. Pemeriksaan Pertanaman
a) Persiapan:
1) Memeriksa dokumen hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Memeriksa letak, luas dan tanggal tanam areal pertanaman yang
akan diperiksa.
b) Pemeriksaan global
Memeriksa kondisi pertanaman secara menyeluruh dengan cara
mengelilingi lahan sertifikasi untuk:
1) Mengetahui isolasi jarak, waktu, dan penghalang (khusus untuk
tanaman yang menyerbuk silang) sesuai jenis tanaman.
2) Menentukan sampel pengamatan dengan cara :
- Menetapkan secara acak sehingga dapat mewakili kondisi
pertanaman secara keseluruhan.
- Bukan merupakan pertanaman pada baris tepi/pinggir.
3) Membuat sket/peta areal untuk menentukan titik sampel.
4) Mengetahui keadaan pertanaman, dengan ketentuan :
 1/3 luas areal pertanaman yang disertifikasi ternyata rebah,
sehingga mempersulit pemeriksaan, maka areal tersebut dapat
ditolak.
 Pertanaman yang rebah terdapat secara mengelompok, maka
dapat dilakukan pemeriksaan atas sisa areal yang tidak rebah.
 Pertanaman bersih dari gulma.
c) Pemeriksaan pertanaman
Dilakukan pada setiap sampel pemeriksaan yang jumlah dan lokasinya
telah ditetapkan untuk mengetahui jumlah varietas lain dan tipe
simpang. Parameter yang diperiksa adalah:
1) Fase vegetatif : bentuk dan lebar daun, warna helai daun,
warna batang
2) Fase berbunga : bentuk/tipe dan warna bunga jantan,
bentuk tongkol, posisi tongkol, dan warna
tangkai putik/rambut.
d) Cara menentukan jumlah sampel pemeriksaan:
1) Untuk luas areal pertanaman sampai dengan 2 ha, diperlukan
minimum 4 contoh pemeriksaan.
2) Selanjutnya untuk setiap penambahan areal, jumlah sampel
dilapangan sebagaimana Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Jumlah Contoh Pemeriksaan


Luas Lahan (ha) Jumlah Contoh Pemeriksaan
<1-2 4
>2-4 8
>4-7 12
>7-10 16
Sumber: Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan (2017)

3) Jumlah tanaman per contoh pemeriksaan sesuai jenis tanaman.


7

e) Cara menghitung persentase campuran varietas lain (CVL) dan tipe


simpang:
1) Menghitung jumlah campuran varietas lain dan tipe simpang dari
hasil pemeriksaan seluruh areal contoh pemeriksaan
2) Kemudian dinyatakan dengan persen dengan cara

3) Populasi tanaman setiap sampel pemeriksaan sesuai dengan jenis


tanaman.

c. Peredaran Benih
Inventarisasi produsen dan pengedar benih. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk mendata produsen dan pengedar benih yang telah memperoleh
sertifikat kompetensi atau yg belum mengajukan permohonan sertifi kasi
kompetensi, telah terdaftar atau belum terdaftar atau memperoleh izin usaha
produksi benih atau berhenti sebagai produsen dan/atau pengedar benih.
Pengecekan mutu benih dilakukan terhadap kelompok benih melalui
pemeriksaan dokumen, identifikasi fisik benih, kemasan benih, tanggal
kadaluarsa, ada tidaknya label atau label tidak terbaca. Dalam hal ini dapat
dilakukan secara reguler dan apabila ada kecurigaan.

C. Diskusi
Diskusi dilakukan dengan pembimbing lapang dan staf lain yang terkait dengan
pengawasan lapang benih jagung.
D. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur yang
berkaitan dengan kegiatan pengawasan lapang benih jagung.
E. Penyusunan Laporan Akhir
Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan sebagai wujud
pelaksanaan kegiatan PKL. Penyusunan laporan ini didukung dengan informasi
dan data yang sudah ada, baik dari perusahaan maupun dari studi literatur.
F. Evaluasi
Evaluasi praktik kerja lapangan dilakukan setiap hari setelah kegiatan selesai.
Evaluasi bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan kinerja,
menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
dilakukan.
8

RENCANA KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang akan dilaksanakan di UPTD Balai
Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian Yogyakarta selama dua bulan, dengan
rencana kegiatan disajikan pada :

Tabel 3 Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan


Waktu Pelaksanaan
Januari Februari Maret
No Kegiatan Minggu Minggu Minggu
ke- Ke- Ke -
4 1 2 3 4 1 2 3
1 Pengenalan Instansi
Pengenalan Kondisi
2
Lapang
3 Diskusi
4 Studi Pustaka
Penyusunan Laporan
5
Akhir
6 Evaluasi
9

DAFTAR PUSTAKA

[BPSB] Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih 2018. Tugas Pokok Balai
Pengawasan Sertifikasi Benih. Aceh (ID) : BPSB.
[Kementan RI]. Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2018. tentang Data
Lima Tahun Terakhir [Internet]. [Diunduh Pada 2019 Nov 10]. Tersedia
pada : https://www.pertanian.go.id/
[Kepmentan]. Keputusan Menteri Pertanian No.1238/Kepmentan/HK.150/C/12/
[Permentan].Peraturan Menteri Pertanian No.12/Pertanian/TP.020/04/2018
tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Tanaman. [Internet].
[Diunduh 2019 Jan 7]. Tersedia pada : http://perundangan.pertanian.go.id
2017. tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan
[Internet]. [Diunduh 2019 Nov 10]. Tersedia pada:
http://perundangan.pertanian.go.id.id
Iriany R.N, S Sujiprihati, M. Syukur, J. Koswara, M. Yunus, 2011. Evaluasi daya
gabung dan heterosis lima galur jagung manis (Zea mays var: Saccharata)
hasil persilangan diallel. J. Agron. Indonesia 39(2): 103-111.
Tjitrosoepomo G. 2013. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta (ID). Gadjah Mada
University Press
Widajati E, Murniati E, Palupi ER, Kartika T, Suhartanto MR, Qadir A. 2013.
Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor (ID): IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai