BAYU HERYANAS
Disetujui oleh
Pembimbing
Diketahui oleh
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal usulan
Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Pengawasan Lapang Benih Jagung
Komposit (Zea mays L.) di UPTD Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian
Yogyakarta”.
Proposal usulan ini disusun sebagai persyaratan dalam melaksanakan
Praktik Kerja lapangan. Dalam penyelesaian proposal penulis mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Ir. Abdul Qadir, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Teknologi
Industri Benih
2. Punjung Medaraji Suwarno, S.P., M.Si Selaku dosen pembimbing
3. Keluarga penulis terutama orang tua yang selalu mendukung penuh serta
teman-teman Teknologi Industri Benih angkatan 54
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal usulan Praktik Kerja
Lapangan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis
memohon dukungan berupa kritik dan saran pembaca dalam penyempurnaan
penulisan proposal ini. Demikian proposal ini dibuat semoga bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Bayu Heryanas
2
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL iv
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2 TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Tanaman Jagung 2
2.2 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih 2
2.3 Sertifikasi Benih 3
2.4 Pembinaan dan Pengawasan Peredaran benih 4
3 METODOLOGI 4
3.1 Lokasi dan Waktu PKL 4
3.2 Teknik Pengumpulan Data 5
3.3 Metode Pelaksanaan 5
RENCANA KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG 8
DAFTAR PUSTAKA 9
DAFTAR TABEL
1 PENDAHULUAN
mempunyai tanggung jawab dalam menilai mutu benih di lapang produksi sampai
di pasaran dengan memperhatikan standar yang berlaku di Indonesia.
.2 1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini adalah mempelajari teknik
pengawasan mutu lapang dan pengalaman kerja sesuai dengan bidang keahlian
khususnya pada sertifikasi tanaman.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Direktorat Jendral Tanaman Pangan pada aspek pembinaan mutu benih untuk
melakukan pengawasan dan sertifikasi benih bermutu, bersertifikat, dan berlabel
dalam rangka peningkatan produksi pertanian. Tugas dan fungsi BPSB dalam
melaksanakan pengawasan dan sertifikasi benih dilaksanakan dalam satuan kerja
berbeda, diantaranya satuan kerja penilaian kultivar, satuan kerja sertifikasi benih,
satuan kerja pengujian mutu benih di laboratorium, dan satuan kerja pembinaan
dan pengawasan peredaran benih (BPSB 2018).
3 METODOLOGI
Data primer dan data sekunder yang didapatkan selama kegiatan praktik
kerja lapangan dikumpulkan dan dianalisis. Data primer adalah data yang
didapatkan penulis langsug berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
terhadap pihak balai. Data sekunder didapatkan dari literatur yang berhubungan
dengan kegiatan praktik kerja lapangan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan secara umum selama PKL di UPTD Balai
Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian Yogyakarta meliputi:
A. Pengenalan instansi
Mahasiswa mengikuti kegiatan penyampaian materi yang disampaikan oleh
penanggung jawab dari masing-masing tugas fungsional sebagai bahan
pembekalan teknis selama PKL berlangsung.
B. Pengenalan kondisi lapang
Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan dengan mengikuti dan berperan
aktif dalam kegiatan pengawasan mutu benih yakni pemeriksaan kebenaran benih
sumber, lapangan dan pertanaman, isolasi tanaman, alat panen, pengambilan
contoh, dan pengujian/analisis mutu benih di laboratorium.
a. Pengawasan Benih Sumber
Kegiatan pengawasan benih sumber meliputi observasi varietas untuk
mengetahui sifat-sifat unggul dan daya adaptasi varietas terhadap
lingkungan, uji adaptasi varietas untuk mengetahui keunggulan dan interaksi
varietas terhadap lingkungan, pemurnian varietas, serta inventarisasi.
b. Pengadaan Benih
1. Pengawasan Proses Produksi
a) Kebenaran dokumen sebelum tanam sampai dengan tanam, yaitu
untuk mendapatkan kepastian bahwa data yang diberikan atau
dicantumkan dalam permohonan sertifikasi, termasuk label dan
jumlah benih sumber, benar-benar sesuai dengan keadaan yang ada di
lapangan.
b) Kondisi lahan (isolasi dan sejarah lapangan), yang akan dipergunakan
sebagai areal sertifikasi.
c) Kebenaran batas-batas areal yang akan digunakan untuk areal
sertifikasi. Data tersebut dicocokkan dengan sket/peta lapangan yang
telah dilampirkan pada permohonan. Pada pemeriksaan ini sekaligus
dapat diketahui keadaan isolasi areal tersebut.
d) Kebenaran varietas, benih sumber dan kelas benih yang akan ditanam
serta kelas benih yang akan dihasilkan.
e) Rencana penanaman (varietas, tanggal tebar, tanggal tanam, kelas
benih, luas areal).
f) Sejarah lahan yang dipakaipada lahan pertanaman yang akan
digunakan untuk penanaman sebagai produksi benih.
6
2. Pemeriksaan Pertanaman
a) Persiapan:
1) Memeriksa dokumen hasil pemeriksaan sebelumnya.
2) Memeriksa letak, luas dan tanggal tanam areal pertanaman yang
akan diperiksa.
b) Pemeriksaan global
Memeriksa kondisi pertanaman secara menyeluruh dengan cara
mengelilingi lahan sertifikasi untuk:
1) Mengetahui isolasi jarak, waktu, dan penghalang (khusus untuk
tanaman yang menyerbuk silang) sesuai jenis tanaman.
2) Menentukan sampel pengamatan dengan cara :
- Menetapkan secara acak sehingga dapat mewakili kondisi
pertanaman secara keseluruhan.
- Bukan merupakan pertanaman pada baris tepi/pinggir.
3) Membuat sket/peta areal untuk menentukan titik sampel.
4) Mengetahui keadaan pertanaman, dengan ketentuan :
1/3 luas areal pertanaman yang disertifikasi ternyata rebah,
sehingga mempersulit pemeriksaan, maka areal tersebut dapat
ditolak.
Pertanaman yang rebah terdapat secara mengelompok, maka
dapat dilakukan pemeriksaan atas sisa areal yang tidak rebah.
Pertanaman bersih dari gulma.
c) Pemeriksaan pertanaman
Dilakukan pada setiap sampel pemeriksaan yang jumlah dan lokasinya
telah ditetapkan untuk mengetahui jumlah varietas lain dan tipe
simpang. Parameter yang diperiksa adalah:
1) Fase vegetatif : bentuk dan lebar daun, warna helai daun,
warna batang
2) Fase berbunga : bentuk/tipe dan warna bunga jantan,
bentuk tongkol, posisi tongkol, dan warna
tangkai putik/rambut.
d) Cara menentukan jumlah sampel pemeriksaan:
1) Untuk luas areal pertanaman sampai dengan 2 ha, diperlukan
minimum 4 contoh pemeriksaan.
2) Selanjutnya untuk setiap penambahan areal, jumlah sampel
dilapangan sebagaimana Tabel 2 berikut:
c. Peredaran Benih
Inventarisasi produsen dan pengedar benih. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk mendata produsen dan pengedar benih yang telah memperoleh
sertifikat kompetensi atau yg belum mengajukan permohonan sertifi kasi
kompetensi, telah terdaftar atau belum terdaftar atau memperoleh izin usaha
produksi benih atau berhenti sebagai produsen dan/atau pengedar benih.
Pengecekan mutu benih dilakukan terhadap kelompok benih melalui
pemeriksaan dokumen, identifikasi fisik benih, kemasan benih, tanggal
kadaluarsa, ada tidaknya label atau label tidak terbaca. Dalam hal ini dapat
dilakukan secara reguler dan apabila ada kecurigaan.
C. Diskusi
Diskusi dilakukan dengan pembimbing lapang dan staf lain yang terkait dengan
pengawasan lapang benih jagung.
D. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur yang
berkaitan dengan kegiatan pengawasan lapang benih jagung.
E. Penyusunan Laporan Akhir
Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan sebagai wujud
pelaksanaan kegiatan PKL. Penyusunan laporan ini didukung dengan informasi
dan data yang sudah ada, baik dari perusahaan maupun dari studi literatur.
F. Evaluasi
Evaluasi praktik kerja lapangan dilakukan setiap hari setelah kegiatan selesai.
Evaluasi bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan kinerja,
menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
dilakukan.
8
Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang akan dilaksanakan di UPTD Balai
Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian Yogyakarta selama dua bulan, dengan
rencana kegiatan disajikan pada :
DAFTAR PUSTAKA
[BPSB] Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih 2018. Tugas Pokok Balai
Pengawasan Sertifikasi Benih. Aceh (ID) : BPSB.
[Kementan RI]. Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2018. tentang Data
Lima Tahun Terakhir [Internet]. [Diunduh Pada 2019 Nov 10]. Tersedia
pada : https://www.pertanian.go.id/
[Kepmentan]. Keputusan Menteri Pertanian No.1238/Kepmentan/HK.150/C/12/
[Permentan].Peraturan Menteri Pertanian No.12/Pertanian/TP.020/04/2018
tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Tanaman. [Internet].
[Diunduh 2019 Jan 7]. Tersedia pada : http://perundangan.pertanian.go.id
2017. tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan
[Internet]. [Diunduh 2019 Nov 10]. Tersedia pada:
http://perundangan.pertanian.go.id.id
Iriany R.N, S Sujiprihati, M. Syukur, J. Koswara, M. Yunus, 2011. Evaluasi daya
gabung dan heterosis lima galur jagung manis (Zea mays var: Saccharata)
hasil persilangan diallel. J. Agron. Indonesia 39(2): 103-111.
Tjitrosoepomo G. 2013. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta (ID). Gadjah Mada
University Press
Widajati E, Murniati E, Palupi ER, Kartika T, Suhartanto MR, Qadir A. 2013.
Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor (ID): IPB Press.