Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM UJI MUTU BENIH

SEED COATING BENIH JAGUNG

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Rahmat Ali Syaban, MSi
Ir. Sri Rahayu, MP
Putri Santika, S.ST, M.Sc

Teknisi :
Rina Sofiana, S.ST

Oleh:
Golongan A / 4
Ahmad Farhan Athollah (A41200007)
Athilah Putra Pratama (A41200123)
Fajar Soleh Hamid (A41200878)
Kamilatur Rohmah (A41201049)
Lutfi Rio Hidayat (A41202015)
M. Ferdinar Iman A. (A41200104)
Rani Farhaniyah (A41200301)

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang paling
berproduksi didunia termasuk di Indonesia. Keberadaan jagung tidak asing bagi
masyarakat dunia karena jagung termasuk tanaman serealia yang memiliki
peranan penting selain padi dan gandum (Andriko dan Sirappa, 2012). Tanaman
Jagung dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap
berbagai karakteristik lingkungan (Setiawan dan Hanum, 2014). Kebutuhan
jagung yang semakin meningkat, jika tidak diimbangidengan upaya peningkatan
produksi yang optimal akan mengakibatkan negara Indonesia sebagai salah satu
pengimpor jagung. Produksi jagung di Indonesia terus mengalami peningkatan
dari tahun ketahun. Menurut data yang diperoleh dari BPS (2012), produksi
jagumg di Indonesia pada tahun 2012 adalah 18,89 juta ton pipilan kering. Angka
tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 yang hanya 17,64 juta
ton.Mutu dan kesehatan benih merupakan hal yang harus diperhatikan untuk
menghasilkan produksi yang maksimum. Penurunan viabilitas benih merupakan
masalah utama dalam kegiatan penyimpanan benih. Menurut Justice dan Bass
(2002), benih yang dipakai untuk kegiatan produksi harus memiliki mutu benih
yang baik, sehingga ketersediaan benih bermutu merupakan salah satu faktor
utama yang harus diperhatikan dalam produksi jagung.Produktifitas jagung dapat
di tingkatkan melalui salah satu teknologi alternatif yaitu penyediaan benih
bermutu dengan teknik pelapisan benih (seed coating).
Seed coating merupakan salah satu teknik peningkatan performa benih
dinilai sangat efektif, karena tidak hanya dapat memperbaiki penampilan benih,
juga dapat meningkatkan daya simpan, mengurangi resiko tertular penyakit dari
benih di sekitar lingkungannya, dan dapat digunakan sebagai pembawa zat aditif,
seperti antioksidan, antimikroba, mikroba antagonis, zat pengatur tumbuh, dan zat
dengan potensial osmotik (Ilyas, 2003). Plant Growth Promoting Rhizobacteria
(PGPR) merupakan golongan bakteri yang hidup dan berkembang dengan baik
pada tanah yang kaya akan bahan organik (Compant et al., 2005). Bakteri ini
diketahui aktif mengkolonisasi di daerah akar tanaman dan memiliki 3 peran
utama bagi tanaman yaitusebagai biofertilizer, PGPR mampu mempercepat proses
pertumbuhan tanaman melalui percepatan penyerapan unsur hara, sebagai
biostimulan.PGPR dapat memacu pertumbuhan tanaman melalui produksi
fitohormon dan sebagai bioprotektan, PGPR melindungi tanaman dari patogen
ruang penyimpanan, memperpanjang daya simpan benih (Kuswanto, 2003).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat PGPR dalam perlakuan seed
coating selama periode penyimpanan.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat penggunaan PGPR untuk seed
coating di pada benih jagung
2. Mahasiswa mengerti manfaat melakukan seed coating pada benih
3. Mahasiswa dapat memahami langkah kerja dan melakukan seed coating
pada benih

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahuin manfaat pengaplikasian seed coating pada benih
2. Mahasiswa paham dan mengerti hasil dari pengaplikasian PGPR untuk
seed coating benih jagung
3. Mahasiswa bisa melakukan aplikasi seed coating
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Jagung meruapakan salah satu makanan pokok yang berpotesi untuk
dikembangkan sebagai pangan lokal dan sekaligus untuk pakan dan bahan baku
industri. Daya simpan benih sangat dipengaruhi oleh sifat benih, kondisi
lingkungan dan perlakuan manusia. Berapa lama benih dapat disimpan sangat
tergantung pada kondisi benih dan lingkungannya sendiri. Beberapa tipe benih
tidak mempunyai ketahanan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama atau
sering disebut benih rekalsitran. Sebaliknya benih ortodoks mempunyai daya
simpan yang lama dan dalam kondisi penyimpanan yang sesuai dapat membentuk
cadangan benih yang besar di tanah (Schmidt 2000).
Perlakukan benih (seed treatment) adalah tindakan yang dilakukan untuk
mencegah timbulkan penyakit (seed born diseases). Perlakukan benih pada jagung
sebelum ditanam terutama ditujukan untuk mencegah timbulnya pernyakit bulai.
Penyakit bulai dikenal sangat merugikan petani karena tanaman yang terserang
bulai dipastikan tidak akan menghasilkan buah dan sifat penyebarannya yang
cepat. Bahan yang digunakan adalah fungisida, PGPR dan bahan perekat. Bahan
pelapis yang dapat digunakan dalam proses pelapisan benih, diantaranya natrium
alginat, arabic gum, carboxyl methil cellulose (CMC), gipsum, talk, dan tapioka.
Keunggulan dari bahan-bahan tersebut adalah memiliki daya rekat yang tinggi dan
mudah diperoleh dengan harga yang relatif murah. Penambahan fungisida dalam
formula coating diharapkan dapat meningkatkan daya simpan benih.
Fungisida untuk coating dapat dipilih dari jenis sintetik atau hayati. Salah satu
jenis bahan yang dapat digunakan sebagai fungisida nabati adalah tepung
kurkuma (Setiyowati et al., 2007).
Selain penambahan fungisida, bahan untuk seed coating juga ditambahkan
Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yang dapat memacu pertumbuhan
tanaman dan menjadi agen pengendali hayati beberapa jenis patogen. Beberapa
contoh bakteri PGPR adalah Bacillus subtilis, Serratia marcescens, dan
Pseudomonas kelompok fluorescens. Menurut Agrawal (1980), seed treatment
mengacu pada penerapan fungisida, insektisida, atau kombinasi antara keduanya
kepada benih. Seed treatment ini bertujian untuk melindungi benih dari patogen
penyebab penyakit tular benih, patogen benih di tanah, dan patogen di
penyimpanan benih. Pelapisan benih atau coating merupakan bentuk seed
treatment yang sering dilakukan. Pelapisan benih dapat memperbaiki mutu benih
menjadi lebih baik dengan menambahkan suatu zat terhadap benih contohnya
insektisida, fungisida, hara mikro, dan komponen lainnya yang dapat membantu
mengoptimalkan perkecambahan benih di semua kondisi lingkungan (Copeland
dan McDonald 2001)
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Seed Coating dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Rabu 17 Mei 2023
Waktu : 09:00 WIB – Selesai
Tempat : Laboratorium Lt. 2 Teknologi Benih Politeknik Negeri Jember

3.2. Alat dan Bahan


Alat Bahan :
1. Wadah 1. Benih jagung
2. Pipet 2. Tepung tapioca
3. Gelas ukur 3. Larutan PGPR
4. Nampan 4. Fungisida berbahan aktif
5. Sendok Metalaksil
6. Timbangan 5. Air Aquades
7. Sealer 6. Plastik

3.3. ProsedurKerja
A) Pembuatan Larutan Stok
1. Lakukan pengukuran dan penimbangan bahan larutan stok dengan dosis
25ml/ perlakuan;
 Tepung tapipca 20 gram
 PGPR 20 ml
 Metalaksil 10 gram
 Air Aquades 100 ml
2. Bahan larutan stok yang sudah terukur selanjutnya dilakukan penyatuan/
homogenisasi pada satu wadah lalu aduk dengan sendok
B) Persiapan Seed Coating
1. Lakukan penimbangan benih jagung sebanyak 100 gram/ulangan @4
ulangan menggunakan timbangan analitik, lalu simpan pada wadah
berbeda
2. Ukur larutan stock sebanyak 25 ml/perlakuan, lalu tuangkan pada benih
jagung yang telah disiapkan.
3. Lakukan pengocokan/ homogenizer pada benih tersebut secara hati2 dan
merata.
4. Setelah benih tercampur merata, lakukan pengeringan dengan metode
dianginkan selama 1 jam di atas kertas buram.
5. Setelah benih kering, masukan ke dalam plastic kemasan, lalukan sealer
secara merata, beri label, lalu simpan benih pada tempat yang sejuk.
6. Lakukan perkecambahan benih pada media pasir, dan lakukan pengamatan
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan Fisrt Count dan Final Count Benih Tanaman jagung
Parameter First Count Final Count
Ulangan ke- KN KN K.Abn
1 20 64 6
2 22 56 5
3 23 49 3
4 19 60 7
Rerata 21 57,25 5,25

Keterangan:
KN = Kecambah Normal
K. Abn = Kecambah Abnormal

Tabel 2. Hasil Pengamatan Indek Vigor, Daya Berkecambah (DB) dan Potensi
Tumbuh Maksimum (PTM) Benih Tanaman Jagung Tanpa Perlakuan
Seedcoating (Kontrol)
Parameter
Ulangan Indeks Vigor Daya Berkecambah Potensi Tumbuh
ke-
(%) (%) Maksimum (%)
1 20 84 70
2 22 78 61
3 23 72 52
4 19 79 67
Rerata 21 78,25 62,5

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai seed coating pada benih jagung. Dari tabel
hasil tersebut diketahui bahwa benih jagung yang tidak diberikan perlakuan seed
coating. Pada umumnya pemberian seed coating sebagai penambahan lapisan
yang bertujuan untuk memberikan manfaat tambahan pada benih, baik untuk
melindungi benih dari hama, penyakit, atau kondisi lingkungan yang merugikan,
maupun untuk meningkatkan kinerja benih selama perkecambahan dan
pertumbuhan awal.
Benih jagung yang akan diberi perlakuan seed coating, sebelumnya perlu
adanya perlakuan kontrol, dimana perlakuan tersebut digunakan untuk
mendapatkan data mengenai daya berkecambah, indeks vigor, dan potensi tumbuh
maksimum dari benih jagung sebelum diberi perlakuan seed coating, yang
nantinya akan digunakan sebagai tolak ukur dan untuk perbandingan dari data
hasil perlakuan benih tanaman jagung yang diberi perlakuan seed coating.
Dilakukannya perkecambahan benih jagung sebanyak 4 ulangan yang setiap
ulangannya masing-masing 100 butir benih jagung. Natinya didapatkan data
pengamatan dari ketiga parameter tersebut yang dilakukan pada saat first count
dan final count.
Berdasarkan data hasil yang diperoleh diketahui bahwa pada kecambah
normal pada saat first count terdapat rerata 21 kecambah normal, sedangkan pada
final count terdapat rerata 57 kecambah normal. Bedasarkan data hasil mengenai
parameter indeks vigor diketahui rerata sabesar 21%, daya berkecambah terdapat
rerata sebesar 78,25%, dan pada potensi tumbuh maksimum terdapat rerata
sebesar 62,5%.
Penggunaan seed coating dapat meningkatkan keberhasilan pertumbuhan
tanaman dengan memberikan perlindungan dan nutrisi tambahan pada benih.
Namun, penting untuk memperhatikan dosis dan jenis bahan yang digunakan
dalam seed coating, serta mematuhi pedoman dan regulasi yang berlaku terkait
dengan penggunaan bahan kimia dan perlindungan lingkungan.
Berdasarkan hasil dari indeks vigor mendapatkan rerata sebesar 21%, daya
berkecambah mendapatkan rerata sebesar 78,25%, dan potensi tumbuh maksimum
mendapatkan rerata sebesar 62,5%. Pengamatan indeks vigor dilakukan untuk
mengetahui kemampuan benih tumbuh dengan baik, kuat dan struktur kecambah
yang normal. Hasil rerata persentase indeks vigor sebesar 21%, maka persentase
indeks vigor tergolong masih rendah dikarenakan persentase kurang dari 60%. Hal
tersebut berdasarkan pernyataan dari Widajati dkk., (2018), kemampuan tumbuh
yang lebih besar dari 60% dikatakan sebagai vigor tinggi.
Nilai persentase daya berkecambah minimal agar benih lulus pengujian
adalah 80% (ISTA, 2010). berdasarkan hasil data diatas rerata pengamatan daya
berkecambah sebesar 78,25%, itu dapat diartikan daya berkecambah benih jagung
tersebut belum lulus pengujian daya kecambah benih. Pada parameter potensi
tumbuh maksimum benih menunjukkan nilai total viabilitas benih, dengan
persentase rata – rata 62,5% masih cukup rendah untuk mewakili nilai viabilitas
yang tinggi. Potensi tumbuh maximum merupakan toalk ukur dalam uji viabilitas
total benih. viabilitas total benih dapat mendeteksi daya hidup benih yang di
tunjukan oleh gejala hidup benih melalui gejala metabolisme. Rendahnya
persentase potensi tumbuh maksimum pada benih dapat dipengaruhi oleh umur
simpan benih. Selama masa penyimpanan dapat menyebabkan benih menjadi
dorman, sehingga nilai persentase vigor benih, daya berkecambah dan potensi
tumbuh maksimum secara nyata dapat dipengaruhi oleh umur simpan benih
tersebut (Muis, 2021).
Pada praktikum kali ini dilakukan pelapisan benih (seed coating) pada
benih jagung dengan larutan stock yang terdiri dari air, tepung tapioka, PGPR dan
fungisida Metalaksil. Metalaksil merupakan salah satu zat kimia yang sering
digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh
patogen jamur. Menurut Arrifunti dan Rumawas (2002) bahwa penggunaan
fungisida dengan bahan aktif metalaksil melalui perlakuan benih untuk
mengendalikan penyakit bulai pada tanaman jagung manis menunjukkan
pengaruh nyata. Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan
golongan bakteri yang hidup dan berkembang dengan baik pada tanah yang kaya
akan bahan organik (Compant et al., 2005). Bakteri ini diketahui aktif
mengkolonisasi di daerah akar tanaman dan memiliki 3 peran utama bagi tanaman
yaitu sebagai biofertilizer, PGPR mampu mempercepat proses pertumbuhan
tanaman melalui percepatan penyerapan unsur hara, sebagai biostimulan. PGPR
dapat memacu pertumbuhan tanaman melalui produksi fitohormon dan sebagai
bioprotektan, PGPR melindungi tanaman dari patogen ruang penyimpanan,
memperpanjang daya simpan benih (Kuswanto, 2003).
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi
larutan stock maka semakin rendah pelapis (coating) pada benih jagung. Benih
jagung yang diberi perlakuan coating dengan larutan stock konsentrasi 10 ml (U1)
menunjukkan hasil coating paling efektif. Hal ini dikarenakan proses pengeringan
benih setelah dicoating cepat dan coating menempel dengan sempurna pada benih
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan coating dengan larutan
stock konsentrasi 25 ml (U4) menunjukkan hasil coating tidak efektif dibanding
perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan proses pengeringan benih setelah coating
lebih lama dan coating tidak menempel dengan sempurna pada benih serta coating
lebih banyak menempel pada alas nampan dibandingkan pada benih jagung.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pada pengamatan first count dan final count dengan menggunakan 4 kali
ulangan benih jagung menghasilkan indeks vigor rata-rata sebesar 21%
2. Pada tiap-tiap ulangan menggunakan 100 gram benih,masing-masing
menggunakan larutan stok yang berbeda
3. Pada pengamatan daya kecambah benih didapatkan hasil rata-rata dari 4
ulangan sebesar 78,25%
4. Semakin banyak aplikasi larutan stok yang digunakan,maka semakin
mempengaruhi cepat atau lambatnya pengeringan benih stelah dilakukanya
pelapisan benih

5.2 Saran
Pada kegiatan praktikum yang dilakukan,harus dilaksanakan secara hati-hati.
Agar berjalan dengan baik,dan tidak melewati rosedure yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal RL. 1980. Seed Technology. New Delhi (IN) : Oxford and IBH
Publishing co. Bombay Calcuta.
Compant, S., B. Duffy, J. Nowak, C. Cle’ment and E. D. A. Barka. 2005. Use of
plant growth promiting bacteria for biocontrol of plant diseases: principle,
mechanisms of action, and future prospects. Applied and enviromental
microbiology 72 (9): 4951-4959.
Copeland LO, McDonald MB. 2001. Principles of Seed Science and Technology.
4th Edition. London ( GB). Kluwer Academic Pbl.
Kuswanto, H. 2003. Teknologi Pemrosesan, Pengemasan, dan Penyimpanan.
Kanisius. Yogyakarta. 127 hal
Muis, A. 2021. Uji Mutu Benih Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa) pada
Berbagai Periode Umur Simpan. Sulawesi Selatan. Vol. 6 (2021): Seminar
Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021.
Setiyowati, H., M. Surahman, S. Wiyono. 2007. Pengaruh seed coating
dengan fungisida benomil dan tepung cúrcuma terhadap patogen
antraknosa terbawa benih dan viabilitas benih cabai besar (Capsicum
annuum L.). Bul. Agron. 35:176-182.
Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Hutan Tropis dan Sub Tropis.
Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen
Kehutanan. Jakarta
Widajati, E., E. Murniati, E. R. Palupi, T. Kartika, M. R. Suhartanto, A. Qadir.
2018. Dasar ilmu dan teknologi benih. Bogor: PT. Penerbit IPB Press. 173
hlm.
LAMPIRAN
Perhitungan Indeks Vigor, BD, dan PTM Ulangan 4
No Parameter Pengamatan Hasil
1 Indeks Vigor 19%
2 Daya Berkecambah 79%
3 Potensi Tumbuh Maksimum 60%

1. Perhitungan Indeks Vigor (%)


∑ KN Saat First Count
= ∑ Benih yang dikecambahkan x 100%
19
= 100 x 100% = 19%

2. Daya Berkecambah (%)


∑ KN First Count + ∑ KN Final Count
= ∑ Benih yang dikecambahkan
19+60
= x 100% = 79%
100

3. Potensi Tumbuh Maksimum (%)


∑ KN Saat Final Count
= ∑ Benih yang dikecambahkan
60
= 100 x 100% = 60 %
DOKUMENTASI

Gambar 1. Proses Pengeringan benih yang telah diberi perlakuan Seed coating

Gambar 2. Benih yang telah kering sudah dikemas dan disimpan

Gambar 3. Benih jagung diberi perlakuan seed coating dengan konsentrasi


larutan stock a). 10 ml (U1) b). 15 ml (U2) c). 20 ml (U3) dan d).
25 ml (U4)

Anda mungkin juga menyukai