PENDAHULUAN
1
saing, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat/petani (Lita Sutopo, 1993).
Balai pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura
di Satuan Tugas Wilayah II Madiun adalah suatu balai yang bertugas untuk
mengawasi peredaran benih yang ada di ke-Karisidenan Madiun dan bertugas
untuk memberikan sertifikat atau label pada benih-benih yang dinyatakan lulus
setelah melalui proses pengujian-pengujian yang di lakukan baik pengawasan di
lapangan maupun oleh analis laboratorium. Sertifikat atau label tersebut harus di
ganti setiap jangka waktu tertentu agar kualitas dari benih tetap terjaga dan
terjamin yang pergantian label tersebut harus melalui proses pengujian kembali
dan harus mendapatkan peryataan lulus dari laboratorium (Pedoman Sertifikasi
Benih Tanaman Padi., 2009).
Sehubungan dengan hal tersebut maka kegiatan magang ini terfokus
pada kegiatan produksi benih bersertifikat guna menunjang kualitas produksi
padi varietas INPARI 30 yang ada di Satuan Tugas Wilayah II Madiun ini.
2
II. TUJUAN DAN MANFAAT PKL / MAGANG
2.1 Tujuan
2.2 Manfaat
3
III. METODE PELAKSANAAN PKL / MAGANG
3.1.1 Waktu
3.1.2 Tempat
4
4. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan cara melihat catatan atau dokumen –
dokumen, arsip – arsip laporan lainnya yang berkaitan dengan yang telah
ada di Kantor UPT PSBTPH Satuan Tugas Wilayah II Madiun.
5. Pustaka (Literatur)
Yaitu data yang di peroleh melalui buku sumber dan berbagai literatur yang
mendukung kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
5
IV. HASIL PELAKSANAAN PKL/MAGANG
6
Tanaman Pangan dan Hortikultura ( BPSBTPH ) Provinsi Jawa Timur berubah
kewenangan dan instansi menjadi Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PSBTPH) Provinsi
Jawa Timur yang merupakan bagian dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi
Jawa Timur dan di bawah pengawasan dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa
Timur. Untuk memaksimalkan kinerja ke seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur
maka UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur membagi 6 (enam) wilayah kerja yang
disebut dengan Satuan Tugas (SATGAS). Masing-masing Satuan Tugas
dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Tugas yang ditunjuk oleh Kepala Dinas
Pertanian Provinsi Jawa Timur dengan pendelegasian tugas pokok dan fungsi
melaksanakan sebagian kegiatan UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur di daerah
dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur.
Berikut 6 Satuan Tugas UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur yang dapat dilihat
pada Gambar 1, di antaranya yaitu:
7
Gambar 1 Peta wilayah kerja UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur
4.1.2 Visi dan Misi UPT PSBTPH Satuan Tugas Wilayah II Madiun
8
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi UPT PSBTPH Satuan Tugas Wilayah II
Madiun
9
4.1.4 Struktur Organisasi UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur
Sebagai bagian dari Dinas Pertanian, UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur
memiliki struktur organisasi seperti pada Gambar 2.
Gubernur
Jawa Timur
Dinas Pertanian
Kepala Dinas Pertanian
10
4.1.5 Struktur Organisasi UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur Satuan Tugas
Wilayah II Madiun
Sebagai bagian dari UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur, UPT PSBTPH
Satuan Tugas Wilayah II Madiun memiliki struktur organisasi seperti pada
Gambar 3.
Dinas Pertanian
Kepala Dinas Pertanian
Dinas Pertanian
Kepala Dinas Pertanian
Penanggung Jawab
Laboratorium Benih
11
4.2 Klasifikasi Tanaman Padi
12
4.3 Morfologi Tanaman Padi
1. Akar.
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang
berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut
ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :
a. Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang
sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami
pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan
calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.
b. Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar
serabut akan tumbuh.
c. Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan
akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar,
dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut
biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan
akar serabut.
d. Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah.
Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu
akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam
tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.
2. Batang.
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang
tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada
kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas
tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang
kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas
yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah
yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas
ujumg dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang
terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar
menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan.
Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang
disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan
13
daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat
satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu
sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma
ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.
3. Daun.
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang
berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi
adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi
dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi
adalah :
a. Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya
memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas
padi yang bersangkutan.
b. Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi batang,
pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang
jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c. Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih.
Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun
duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah
masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu
lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan
penyebaran penyakit.Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan
dinamakan coleoptile. Koleopti keluar dari benih yang disebar dan akan
memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian
diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai
puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya
pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek
daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun
sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-
mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama
pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun)
berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya mempunyai
selang waktu 7 hari, dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.
14
4. Bunga.
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang
kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada
batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara
bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang terakhir inilah
biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat
dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai
sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang
pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah
cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang.
Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi
varietas baru, setiap malai bisa mencapai100-120 bunga (Aak, 1992).
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6
buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua
kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala
putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu
(DepartemenPertanian, 1983).
Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:
a. kepala sari,
b. tangkai sari,
c. palea (belahan yang besar),
d. lemma (belahan yang kecil),
e. kepala putik,
f. tangkai bunga.
5. Buah.
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau
butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma
dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan.
Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah
(Departemen Pertanian, 1983).
Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan
lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian
15
rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar 30-600.
Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya pada
hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua
daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang
terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah
yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua
kepala putik yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula yang
berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah
bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad imengembang
karena menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma
dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang
memanjang keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi.
Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian
menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan dari
kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya
tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan.
Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga danendosperm.
Endosperm adalah penting sebagai sumber cadangan makanan bagi tanaman
yang baru tumbuh.
16
Adapun Parameter yang diamati adalah :
1) Fase vegetative : warna kaki, tipe pertumbuhan, warna daun, lebar daun,
kehalusan daun, dan tinggi tanaman.
2) Fase berbunga : tipe pertumbuhan, warna helai daun, warna leher daun,
warna daun, lebar daun, tinggi tanaman dan sudut daun
bendera.
3) Fase masak : bentuk/tipe malai, leher malai, bentuk gabah, warna
gabah, warna ujung gabah, dan bulu pada ujung gabah.
17
4.4.2.1 Pengajuan Permohonan Sertifikasi Benih
Permohonan sertifikasi benih diajukan kepada petugas lapang UPT
PSBTPH Satuan Tugas Wilayah II Madiun. Permohonan sertifikasi benih
diajukan paling lambat 10 hari sebelum tabur/tanam. Pada permohonan
dilampirkan :
1. Label benih sumber yang akan ditanam
2. Sketsa peta lapangan
18
Pada kegiatan pemeriksaan lapang pendahuluan, hal yang dilakukan oleh
petugas lapang adalah memeriksa kebenaran nama dan alamat produsen, letak
areal lahan sertifikasi, nomor blok lahan, varietas benih, sumber benih, kelas
benih yang digunakan, kelas benih yang akan dihasilkan, sejarah lahan, isolasi
jarak dan waktu, batas-batas areal lahan dan menyesuaikan antara peta areal
lahan dengan hasil pemeriksaan lapang pendahuluan secara menyeluruh di
lapangan. Contoh Pemeriksaan Lapang Pendahuluan dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Pada saat Praktek Kerja Lapangan, penulis melakukan pemeriksaan
lapang fase pendahuluan pada lahan pertanaman padi di daerah kerja satuan
tugas wilayah II Madiun. Contoh lahan pada Pemeriksaan Lapang Pendahuluan
dilihat pada gambar 5.
19
nomor induk yang tertera pada surat permohonan pemeriksaan lapang fase
vegetatif telah lulus pada pemeriksaan lapang sebelumnya.
𝑌+8
X= 2
Keterangan:
Y = Luas areal pertanaman (ha)
X = Jumlah sampel yang diperiksa
Sumber: Direktorat Jendral Tanaman Pangan (2012)
Petugas lapang menentukan letak titik sampel tanaman secara acak yang
akan dilakukan pemeriksaan dengan jumlah tanaman yang diperiksa sebanyak
400 rumpun setiap titik sampel. Petugas lapang melakukan pemeriksaan sampel
tanaman dengan memeriksa tipe pertumbuhan tanaman, kehalusan permukaan
daun, warna daun, lebar daun, warna telinga daun, warna pangkal batang, tinggi
tanaman dan campuran varietas lain/tipe simpang untuk dibandingkan dengan
deskripsi tanaman varietas tersebut. Penentuan persentase CVL dapat
menggunakan rumus:
20
Hasil pemeriksaan lapang fase vegetatif kemudian diserahkan kepada
produsen benih yang bersangkutan. Contoh Pemeriksaan Lapang Fase Vegetatif
dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pada saat Praktek Kerja Lapangan, penulis melakukan pemeriksaan
lapang fase vegetatif pada lahan pertanaman padi di daerah kerja satuan tugas
wilayah II Madiun. Contoh lahan pada Pemeriksaan Lapang fase vegetatif dapat
dilihat pada gambar 6.
21
tanaman tersebut. Penghitungan persentase campuran varietas lain/tipe simpang
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus yang tertera pada pemeriksaan
lapang fase vegetatif.
Pada saat Praktek Kerja Lapangan, penulis tidak melakukan pemeriksaan
lapang, fase berbunga. Contoh hasil pemeriksaan lapang fase berbunga dapat
dilihat pada Lampiran 4.
22
Yang dilakukan pada fase menjelang panen yakni pada waktu :
a. Tanaman sudah menguning
b. Isi gabah sudah keras, tetapi mudah pecah dengan kuku
c. Paling lambat satu minggu sebelum panen
d. Tidak dilakukan pemeriksaan ulangan.
23
Pada saat Praktek Kerja Lapangan, penulis melakukan pemeriksaan
lapang fase masak pada lahan pertanaman padi di daerah kerja satuan tugas
wilayah II Madiun. Contoh kegiatan lahan pada Pemeriksaan Lapang fase masak
dapat dilihat pada gambar 7.
24
Pada kegiatan pemeriksaan peralatan dan pengawasan panen, petugas
lapang melakukan pemeriksaan terhadap kebersihan alat panen, penguasaan
alat panen, jumlah alat yang digunakan, kapasitas hasil panen dan waktu panen.
Alat panen yang digunakan oleh produsen benih UD Mitra Tani di antaranya yaitu
sabit, timbangan, alat perontok, karung goni. Contoh kegiatan pemeriksaan
peralatan dan pengawasan panen dapat dilihat pada gambar 8.
25
4.4.2.8 Pengambilan Contoh Benih
Pengambilan contoh benih dilakukan setelah produsen benih mengajukan
permohonan pengambilan contoh benih kepada petugas lapang UPT PSBTPH
Satuan Tugas Wilayah II Madiun. Permohonan pengambilan contoh benih
diajukan paling lambat 1 minggu sebelum pengambilan contoh dilaksanakan.
Setelah produsen benih mengajukan permohonan pengambilan contoh benih,
selanjutnya petugas lapang melakukan pemeriksaan hasil dari pemeriksaan
lapang untuk memastikan bahwa produsen benih tersebut dengan nomor induk
yang tertera pada permohonan pengambilan contoh benih telah lulus pada
pemeriksaan sebelumnya.
Pengambilan contoh benih sangat penting agar informasi mutu benih
yang diperoleh melalui pengujian benar-benar mewakili kelompok benih yang
diuji. Bila benih akan diuji kualitasnya, yang diuji hanya contoh benih yang
mewakili seluruh jumlah benih tersebut. Pengambilan contoh benih yang
dianggap seragam dan memenuhi standar yaitu pengambilan contoh benih yang
telah ditentukan oleh International Seed Testing Association Rules (ISTA 2011).
Tujuan dan pengambilan contoh benih adalah mendapatkan contoh benih
pada suatu lot benih yang sesuai untuk pengujian dan mempunyai komposisi
komponen yang sama dengan lot benihnya. Pengambilan contoh benih dapat
menggunakan stick tryer atau nobbe trayer (ISTA 2011).
Ada empat macam contoh benih yang dinyatakan dalam peraturan ISTA
Rules, yaitu: contoh primer, contoh komposit, contoh kirim, dan contoh kerja.
1) Contoh primer
Pada saat melakukan pengambilan contoh benih, lot benih pada
gudang penyimpanan benih harus dalam keadaan yang seragam dan mudah
untuk dikerjakan. Jika terdapat dokumentasi atau bukti lain mengenai
keragaman atau lot benih ditemukan beragam, maka pengambilan contoh
benih harus ditolak atau ditunda. Lot benih dengan kapasitas wadah 15-100
kg, intensitas pengambilan contoh benih harus memenuhi persyaratan
minimal yang telah ditetapkan.
Untuk lot benih dengan kapasitas per wadah kurang dari 15 kg,
wadah benih dapat digabungkan menjadi unit pengambilan contoh yang
tidak melebihi 100 kg. Misalnya 20 wadah dengan masing-masing wadah
berkapasitas 5 kg, 33 wadah dengan masing-masing wadahnya
26
berkapasitas 3 kg, atau 100 wadah dengan masing-masing berkapasitas 1
kg. Intensitas pengambilan contoh benih minimal pada lot benih dalam
wadah berkapasitas 15-100 kg dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Intensitas pengambilan contoh benih minimal pada lot benih dalam
wadah berkapasitas 15-100 kg
Untuk lot benih yang kapasitasnya lebih dari 100 kg atau pada saat
pengemasan, intensitas pengambilan contoh benih harus sesuai dengan
persyaratan minimal yang telah ditetapkan. Intensitas pengambilan contoh
benih minimal pada lot dalam wadah berkapasitas >100 kg dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2 Intensitas pengambilan contoh benih minimal pada lot dalam wadah
berkapasitas >100 kg
Volume lot benih Jumlah minimal contoh primer yang diambil
< 500 kg Minimal 5 contoh primer
Satu contoh primer setiap 300 kg, minimal 5 contoh
501-3.000 kg
primer
Satu contoh primer setiap 500 kg, minimal 10 contoh
3001-20.000 kg
primer
Satu contoh primer setiap 700 kg, minimal 40 contoh
>20.001 kg
primer
Sumber: International Seed Testing Association (ISTA 2011)
27
Selain dengan ketentuan intensitas pengambilan contoh benih yang
tertera pada Tabel di atas, pengambilan contoh benih juga dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus:
X = 5 + (10% x Y)
Keterangan:
X= jumlah karung yang ditusuk dengan trier untuk diambil sampel (Max 30
karung)
Y= jumlah seluruh karung didalam satu kelompok benih yang akan diambil
sempelnya.
Sumber: International Seed Testing Association (ISTA 2011)
28
3) Contoh Kirim
Contoh kirim adalah contoh benih yang dikirim ke laboratorium
pengujian benih yang diperoleh dan contoh komposit yang volumenya sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan ISTA Rules seperti pada Tabel 3.
Benih padi yang akan diuji, berat contoh kirim minimalnya adalah 700 g.
Contoh benih kemudian diberi keterangan/identitas berupa varietas benih,
tanggal panen, tanggal pengambilan contoh, macam pengujian yang
diinginkan, kelas benih, nomor lot/kelompok benih, berat contoh kirim,
tonase lot/kelompok benih, jumlah wadah lot/kelompok benih, kode benih
dan nama pengirim contoh benih. Kemudian contoh kirim benih tersebut
segera dikirim oleh petugas lapang ke laboratorium benih UPT PSBTPH
Satuan Tugas Wilayah II. Contoh kirim benih padi dapat dilihat pada
Gambar 10.
29
pembagian contoh benih dihentikan dikarenakan pembagian contoh benih
dapat dilakukan minimal sebanyak 3 kali pembagian. Pembagian contoh
benih tersebut menghasilkan contoh kerja yang nantinya akan dipergunakan
untuk pengujian kemurnian benih, pengujian daya berkecambah benih dan
arsip daya berkecambah benih yang masing masing seberat 70-75 gram
atau apabila dihitung jumlah benihnya sebanyak 2.500 butir (Kementan,
2011)
Kemudian contoh kerja tersebut harus ditimbang dengan
menggunakan timbangan analitik dengan jumlah desimal yang diperlukan
untuk menghitung persentase bagian-bagian komponen benih tersebut.
Jumlah desimal berat contoh kerja benih padi dapat dilihat pada Tabel 3.
30
Setelah melakukan pengambilan contoh benih pada masing-masing lot
dengan 3 kali pengambilan setiap karungnya, selanjutnya penulis menimbang
berat contoh benih yang sudah dilakukan pengambilan contoh benih. Dari hasil
pengambilan contoh benih pada lot 4 didapatkan contoh benih seberat 1 kg dan
contoh benih pada lot 5 seberat 1 kg. Berat contoh benih yang digunakan di UPT
PSBTPH Satuan Tugas Wilayah II Madiun ditetapkan seberat 1 kg per contoh
benih. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekurangan contoh benih pada saat
dilakukan pengujian benih jika sewaktu waktu dibutuhkan pengujian ulangan.
Namun apabila contoh benih yang didapatkan terlalu banyak atau lebih dari 1 kg
maka akan dilakukan pengurangan contoh benih. Contoh laporan pengiriman
contoh benih dapat dilihat pada Lampiran 6.
31
persentase terhadap berat awal contoh benih. Pengujian kadar air bertujuan
untuk mengetahui kadar air yang terkandung didalam benih dengan
menggunakan metode yang sesuai dalam pengujian. Terdapat beberapa metode
dalam melakukan pengujian kadar air benih, di antaranya yaitu metode oven
suhu konstan dan metode cepat. Penetapan kadar air metode oven suhu konstan
merupakan pengujian kadar air dengan menggunakan oven yang terdiri dari oven
suhu rendah (103 °C105 °C selama ± 17 jam) dan oven suhu tinggi (130 °C - 133
°C selama 2 jam ± 6 menit). Pengujian kadar air dengan menggunakan metode
cepat yaitu penetapan kadar air benih dengan menggunakan alat pengukur
kadar air yang berguna untuk mengetahui kadar air yang terdapat pada benih.
Penetapan kadar air benih padi di Laboratorium Benih UPT PSBTPH
Satuan Tugas Wilayah II Madiun dilakukan dengan metode cepat yang
menggunakan alat Moisture Tester tipe DMC 500. Benih ditimbang
menggunakan timbangan analitik dengan ketelitian 2 desimal. Benih ditimbang
seberat 140 g per ulangan, berat tersebut didapatkan dari hasil observasi
laboratorium benih UPT PSBTPH Satuan Tugas Wilayah II Madiun dalam
menggunakan alat Moisture Tester untuk melakukan penetapan kadar air benih.
Benih yang telah ditimbang sebanyak 140 g kemudian dimasukkan ke dalam
Moisture Tester untuk diuji kadar airnya. Pengujian kadar air dengan
menggunakan Moisture Tester dilakukan sebanyak 2 ulangan dengan selisih
antar ulangan > 2%. Kadar air benih didapat dari rata-rata kedua ulangan lalu
ditambahkan dengan angka konversi hasil dari kalibrasi alat Moisture Tester
yang telah dilakukan oleh laboratorium benih UPT PSBTPH Satuan Tugas
Wilayah II Madiun yaitu sebesar 0.9 yang berguna untuk menyetarakan hasil
pengujian kadar air benih dengan menggunakan Moisture Tester dengan metode
oven suhu konstan. Untuk mendapatkan hasil kadar air, dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
Setelah hasil kadar air didapatkan, kemudian catat hasil kadar air contoh
benih tersebut pada kartu pengujian kadar air dan masukkan contoh benih
tersebut ke dalam plastik kedap udara yang telah diberikan identitas benih untuk
32
disimpan di lemari penyimpanan arsip pengujian benih. Kegiatan penetapan
kadar air benih padi dapat dilihat pada Gambar 13 dan 14.
Gambar 13. Penetapan Kadar Air Gambar 14. Kartu pengujian kadar air
dengan Moister Tester
Penetapan kadar air yang dilakukan penulis pada contoh benih dengan
nomor laboratorium S 0677 B dengan menggunakan pengujian benih metode
cepat menggunakan Moister Tester Tipe DMC 500 didapatkan hasil bahwa pada
ulangan pertama sebesar 9,5% dan ulangan kedua 9,5% maka didapatkan hasil
penyelia pengukuran kadar air sebesar 10,2%. Kartu pengujian kadar air dapat
dilihat pada lampiran 7.
33
o Benih yang terserang penyakit tetapi masih bisa dikenali sebagai benih
yang dimaksud.
o Pecahan benih yang ukurannya 50% lebih besar dari ukuran asli.
• Benih tanaman lain adalah benih tanaman selain yang dimaksud oleh
pengirim benih.
• Kotoran benih adalah komponen yang terdapat di dalam contoh benih yang
tidak termasuk ke dalam kategori benih murni dan benih tanaman lain yang
meliputi benih dan bagian dari benih serta bahan-bahan lain yang bukan
bagian dari benih.
Penghitungan persentase Benih Murni (BM), persentase Benih Tanaman
Lain (BTL) dan persentase Kotoran Benih (KB) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
𝐵𝑀
a. Persentase Benih Murni = 𝐵𝑀+𝐵𝑇𝐿+𝐾𝐵
x 100%
𝐵𝑇𝐿
b. Persentase Benih Tanaman Lain = x 100%
𝐵𝑀+𝐵𝑇𝐿+𝐾𝐵
𝐾𝐵
c. Persentase Kotoran Benih = 𝐵𝑀+𝐵𝑇𝐿+𝐾𝐵
x 100%
Keterangan:
BM = Benih Murni
BTL = Benih Tanaman Lain
KB = Kotoran Benih
Sumber: Internasional Seed Testing Association (ISTA 2011)
34
Pengujian kemurnian benih yang dilakukan penulis pada contoh benih
dengan nomor laboratorium S 0677 B didapatkan hasil bahwa persentase berat
benih murni sebesar 99.90%, benih tanaman lain sebesar 0.00% dan kotoran
benih sebesar 0.10%. Dari hasil persentase kotoran benih, dikarenakan hasilnya
kurang dari 0.05% maka persentase kotoran benih dianggap trace dan
persentase benih murni dinyatakan sebesar 100%. Kartu pengujian benih dapat
dilihat pada lampiran 8.
35
sebelumnya. Benin tersebut disusun di atas kertas CD sebanyak 100 butir benih
per ulangan dengan posisi 5 baris benih ke samping dan 20 baris benih ke atas.
Kegiatan penaburan benih padi untuk pengujian daya berkecambah benih dapat
dilihat pada Gambar 16.
36
Setelah dilakukan penggulungan, kemudian keempat gulungan benih
tersebut dimasukkan ke dalam Germinator Cabinet dan gulungan benih tersebut
diletakkan dengan posisi berdiri tegak untuk dilihat pertumbuhan perkecambahan
benihnya pada hari pengamatan daya berkecambah benih. Kegiatan
penyimpanan gulungan benih padi di Germinator Cabinet dapat dilihat ada
Gambar 18.
37
• Benih Keras
Benih keras adalah benih yang hingga akhir pengujian daya perkecambahan
benih masih tetap keras karena tidak terjadi proses imbibisi pada benih, hal
tersebut terjadi karena benih tersebut tidak mampu melakukan imbibisi.
Benih keras merupakan salah satu bentuk dormansi yang dialami benih.
• Benih Segar Tidak Tumbuh
Benih segar tidak tumbuh adalah benih yang tidak mampu melakukan
perkecambahan, tetapi masih tetap terlihat bersih, kuat dan berpotensi untuk
tumbuh menjadi kecambah normal.
• Benih Mati
Benih mati adalah benih yang tidak menunjukkan perkecambahan walaupun
sudah terjadi proses imbibisi sehingga menyebabkan benih lunak, berubah
warna, bercendawan, membusuk dan tidak ada lagi tanda tanda
pertumbuhan.
Keterangan:
KN = Kecambah Normal
KAb = Kecambah Abnormal
BK = Benih Keras
BSTT = Benih Segar Tidak Tumbuh
BM = Benih Mati
Sumber: Internasional Seed Testing Association (ISTA 2011)
38
Hasil dari pengamatan daya berkecambah dilaporkan dalam bentuk
persentase penjumlahan kecambah normal, kecambah abnormal, benih keras,
benih mati dan benih segar tidak tumbuh. Hasil uji daya berkecambah dapat
diterima apabila perbedaan nilai terkecil dan nilai tertinggi antar ulangan tidak
melebihi batas toleransi maksimal. Pada pengamatan daya berkecambah,
apabila didapatkan hasil persentase Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) >5%
maka akan dilakukan uji cepat viabilitas pada benih tersebut dengan
menggunakan Tetrazolium. Apabila setelah dilakukan uji viabilitas dengan
menggunakan Tetrazolium didapatkan hasil bahwa benih tersebut masih viabel
maka pengujian daya berkecambah benih harus diulang dengan menggunakan
contoh kerja yang sama tetapi dengan perlakuan pematahan dormansi yang
berbeda. Pergantian perlakuan uji daya berkecambah benih dapat dilakukan
maksimal sebanyak 2 kali, apabila hasil dari pengujian ulang benih tersebut tidak
memberikan hasil yang maksimal maka pengujian daya berkecambah benih
dapat dihentikan. Hasil pengujian daya berkecambah benih padi dapat dilihat
pada Tabel 4.
Hasil pengamatan pada contoh benih dengan nomor lab S 0677 B maka
didapatkan Hasil Penyelia pengujian daya berkecambah Benih padi sebesar 91
%, kecambah abnormal 2 %, bibit keras 0 %, biji segar tidak tumbuh 4 % dan biji
mati 3 %. Dari hasil rata-rata maka dapat disimpulkan bahwa contoh benih
dengan nomor laboratorium S 0677 B memenuhi standart pengujian daya
berkecambah benih. Contoh laporan pengujian daya berkecambah benih dapat
dilihat pada Lampiran 9.
39
Setelah mendapatkan hasil ketiga pengujian laboratorium pada contoh
benih dengan nomor laboratorium S 0677 B selanjutnya penulis mengeluarkan
hasil uji yang berisikan mengenai hasil pengujian standart dari contoh benih
dengan nomor lab S 0677 B.
40
pengemasan benih perharinya. Petugas lapangan UPT PSBTPH Satuan Tugas
Wilayah II Madiun akan datang ke gudang penyimpanan produsen benih pada
waktu tertentu untuk melakukan pengawasan pemasangan label benih yang
bertujuan agar tidak terjadi penyalahgunaan label yang telah dikeluarkan oleh
pihak UPT PSBTPH Satuan Tugas Wilayah II Madiun oleh produsen benih.
Contoh laporan pengawasan pemasangan label dapat dilihat pada Lampiran 10.
41
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
42
DAFTAR PUSTAKA
[BBPPMB] Balai Besar Pusat Penelitian dan Pengembangan Mutu Benih. 2011. Pengujian
Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2003. Survei Demografi Pertanian. Jakarta (ID): Badan Pusat
Statistik
BH Firmanto. 2011. Sukses Bertanam Padi Secara Organik. Angkasa Bandung. Bandung
[BPMBTPH] Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2004.
Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta (ID): Direktorat
Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2010. Metode Pengujian Mutu Benih Tanaman
Pangan dan Holtikultura. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
[ISTA] International Seed Testing Association. 2011. Pedoman Pengujian Benih. Jakarta
(ID): ISTA
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2015. Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bina
Tanaman Pangan. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Sutopo L. 2002. Teknologi Benih. Malang (ID): PT. Raja Grafindo Persaja.
43
LAMPIRAN
44
Lampiran 1 Contoh surat permohonan sertifikasi benih
45
Lampiran 2 Contoh Laporan pemeriksaan lapangan pendahuluan
46
Lampiran 3 Contoh Laporan pemeriksaan lapangan fase vegetative
47
Lampiran 4 Contoh Laporan pemeriksaan lapangan fase berbunga
48
Lampiran 5 Contoh laporan pemeriksaan peralatan dan pengawasan pengolahan benih
49
Lampiran 6 Contoh Laporan pengiriman contoh benih
50
Lampiran 7 Kartu pengujian contoh benih dan pengujian kadar air
51
Lampiran 8 Kartu pengujian kemurnian benih dan pengujian daya tumbuh
52
Lampiran 9 Hasil uji lengkap pengujian benih
53
Lampiran 10 Contoh Tanda bukti penerimaan label.
54