Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN TERMOELEKTRIK SEBAGAI

PEMBANGKIT LISTRIK

Disusun Oleh :

NAMA : ALIF ADI NUGROHO

DONY ARDIANSYAH

KEMAS ALSYA AFRILIAN

RINO WALLDY TAMPUBOLON

KELAS : 4 ELEKTRONIKA D

DOSEN PEMBIMBING : RD.KUSMANTO,S.T.,M.M

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA DIII

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


2018

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Energi listrik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari manusia.


Khususnya di daerah Sumatera Selatan, yang memiliki kebutuhan listrik yang besar,
saat ini listrik tidak hanya digunakan pada kota besar saja, namun energi listrik juga
digunakan di pelosok desa dan daerah pegunungan. Listrik adalah kebutuhan utama
masyarakat, tanpa listrik ekonomi di Indonesia bisa macet total. Pasalnya banyak
pabrik dan industri yang menggunakan listrik dan bergantung pada listrik. Dalam
kehidupan sehari-haripun manusia mengandalkan listrik, mulai dari memasak ,
belajar, penerangan sumber energi , sarana hiburan o9, penghasil energi panas dan
energi gerak.

Menurut data statistik yang dimiliki PLN, bahwa 2,9% dari 3187 desa di
Sumatera Selatan, yang belum teraliri listrik sebanyak 93 desa, yakni Muara Enim 1
desa, Lahat 2 desa, Musi Banyuasin 4 desa, Banyuasin 17 desa, Oku Selatan ada 5
desa, Empat Lawang 3 desa, Muaratara 20 desa dan OKI 41 desa. Sama halnya
didaerah jalur pendakian yang belum terjangkau aliran listrik, menurut teman kami
yang telah melakukan pendakian, tidak adanya akses listrik di pegunungan
menyulitkan mereka dalam melakukan pendakian pada malam hari karena kurangnya
sumber penerangan kemudian suhu pegunungan yang dingin juga untuk memenuhi
kebutuhan makan dan minum serta penerangan para pendaki ketika tiba di lokasi
terakhir pendakian, biasanya para pendaki memanfaatkan kayu bakar sebagai sumber
penerangan serta menjadi bahan bakar untuk memasak, setelah kayu bakar habis dan
sisa dari air panas tidak digunakan lagi itu artinya sisa air tersebut tidak lagi
digunakan bahkan bisa di katakan terbuang sia-sia dan juga ketika kayu bakar habis
maka tidak ada lagi penerangan untuk para pendaki itu.

Untuk mengatasi masalah pada beberapa desa dan para pendaki tersebut, kita
dapat memanfaatkan sisa air panas yang di masak menggunakan kayu bakar menjadi
energi listrik baik untuk penerangan ataupun untuk keperluan lainnya yang
menggunakan energi lisrtik dalam daya dan tegangan yang kecil seperti charger
smartphone.

Untuk memanfaatkan air panas tersebut terdapat alat dan bahan lain agar dapat
mengubah energi panas menjadi energi listrik, yaitu menggunakan TERMOS dan
TERMOELEKTRIK serta alat pendukung lainnya seperti alumunium, usb charger,
dan lain-lain.

Pemanfaatan sisa air panas ini akan di manfaatkan kalor / energi panasnya
yang akan di ubah energi panasnya menjadi energi listrik oleh termoelektrik, dengan
cara air panas tersebut akan di isikan ke dalam termos, penggunaan termos ini sendiri
bertujuan untuk menahan energi dan suhu panas pada air agar tahan lama, kemudian
termoelektrik tersebut diletakkan di atas termos agar energi panas yang di keluarkan
oleh air langsung di konfersikan oleh termoelektrik menjadi energi listrik secara
optimal yang kemudian akan di alirkan energi listriknya ke usb charger dan kabel
untuk menghidupkan led atau alat penerangan lainnya.

Termoelektrik ini dapat digunakan pada kedua sisinya dengan energi panas
dan juga energi dingin, termoelektrik dapat berfungsi jika suhu dingin maksimal -
40˚C dan suhu panas maksimal 138˚C, untuk mengatasi masalah ini kami
menggunakan sensor suhu untuk mengetahui airnya terlebih dahulu jika melebihi
suhu maksimal kami telah membuat ventilasi udara di sisi alat ini yang berfungsi
sebagai masuknya air dan juga sebagai keluarnya udara panas yang melebihi batas
maksimal. Satu termoelektrik hanya menghasilkan tegangan sekitar 10Vdc dan arus
sebesar 6,4 A, pada alat ini kami menggunakan 2 termoelektrik yang dipasang secara
seri yang bertujuan untuk memperbesar tegangan dan arus yang dihasilkan.

Oleh karena itu kami berencana membuat alat untuk pembangkit listrik skala
kecil yaitu PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN TERMOELEKTRIK untuk
mengatasi masalah di desa-desa dan para pendaki gunung.

B. Ruang Lingkup Masalah


Berdasarkan dari penjelasan dan latar belakang diatas, maka dapat diambil
rumusan masalah, yaitu :

Bagaimana perancangan agar kombinasi alat ini dapat dimanfaatkan


kegunaannya secara maksimal.

C. Perumusan Masalah

- Arus yang dihasilkan dari alat ini hanya bersekala kecil.

- Arus yang dihasilkan hanya dapat berbentuk arus DC.

- Alat ini hanya dapat digunakan sebagai carger smartphone atau alat elektronik
lainnya yang berarus DC dan tegangannya tidak terlalu besar.

- Suhu yang digunakan Max -40 °C - 138°C.

D.Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari penulisan Proposal ini adalah :

Tujuan dari penulisan proposal perancangan Pembangki listrik menggunakan

termoelektrik ini agar dapat dibaca dan digunakan sebai refrensi bagi sipembaca dan

khususnya penulis dapat mengetahui bagaimana cara perancangan dan penggunaan

Pembangkit listrik menggunakan termoelektrik.

Manfaat dari penulisan Proposal ini adalah :

a. Dapat berbagi ilmu pengetahuan bagi si pembaca dan penulisnya

b. Dapat memupuk keterampilan dalam membangun pengetahuan mahasiswa yang

lebih luas.

E. Tinjauan Pustaka
Modul termoelektrik adalah sebuah pendingin termoelektrik atau sebuah pompa
panas tanpa menggunakan komponen bergerak.

(Ge dkk, 2015, Kaushik dkk, 2016). Sistem pendingin beroperasi pada arus
DC dan dapat digunakan untuk untuk memanaskan atau mendinginkan dengan
pembalikan arah arus. Proses pendinginan atau pemanasan ini dicapai dengan
memindahkan panas dari salah satu sisi modul pendingin ke sisi yang lain dengan
adanya arus listrik yang mengalir dan memenuhi hukum termodinamika. Sebuah
modul pendingin satu tingkat terdiri dari dua pelat keramik dengan bahan
semikonduktor tipe P dan tipe N (bismuth teluride) diantara kedua pelat keramik.

Elemen-elemen bahan semikonduktor tersebut dihubungkan dengan listrik


secara seri dan dengan termal secara paralel. Ketika suatu arus listrik DC positif
diberikan untuk elemen termal tipe N, elektron akan bergerak dari elemen termal tipe
P ke elemen termal tipe N dan temperatur sisi yang dingin akan berkurang karena
panas di sisi tersebut diserap. Energi panas ini ditransfer ke sisi panas dari pendingin,
dimana panas tersebut diteruskan ke heat sink dan lingkungan sekitar ). Penyerapan
energi panas ini (pendinginan) adalah sebanding dengan arus listrik dan banyaknya
kopel termoelektrik (Moran, 2011).

Pengembangan alat pendingin termoelektrik untuk kebutuhan refrigerasi


rumah tangga sudah pernah dilakukan oleh Min dan Rowe tahun 2006. Sebuah kaji
eksperimental menunjukkan bahwa COP atau Coefficient of Performancedari
pendingin termoelektrik berkisar antara 0,3–0,5. Melalui kaji eksperimental tersebut
ditemukan potensi peningkatan performa alat dengan memperbaiki kontak termal
modul termoelektrik serta efektifitas dari heat exchanger. Riyanto, Yoewono,
mengembangkan alat pendingin minuman portable pada tahun 2007. Alat yang
dihasilkan mampu mendinginkan minuman kotak dengan daya masukan 23 watt pada
voltase 7,5 V. Namun posisi peletakan modul termoelektrik dibagian bawah belum
menghasilkan distribusi temperatur yang seragam. Salah dkk, 2009, Melakukan
penelitian mengenai pengembangan TEC (ThermoelectricCooling) untuk pendinginan
komersial. Salah satu aplikasi yang di kembangkan adalah penggunaan pendingin
termoelektrik memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi pada daerah
terpencil.

Selain itu pada penelitian Akmal dan Aziz, 2014, analisis performansi
thermoelectric cooling box portable menggunakan elemen peltier dengan susunan
cascade menyatakan bahwa ada beberapa parameter yang mempengaruhi pendinginan
yaitu semakin banyak jumlah cascede aktif maka semakin rendah temperatur yang
dicapai serta semakin besar input daya yang dibutuhkan.
Aziz dkk pada tahun 2015 melakukan penelitian mengenai aplikasi modul
termoelektrik sebagai pendingin kotak minuman. Dengan variasi jumlah modul
termoelektrik dan variasi penggunaan fandisimpulkan bahwa semakin banyak jumlah
modul termoelektrik dan dengan penggunaan fan maka pendinginan yang dihasilkan
semakin baik. Kotak pendingin minuman dapat mencapai temperatur 14,3 0C jika
diuji tanpa menggunakan beban pendingin. Mainil dkk pada tahun 2015 melakukan
penelitian mengenai penggunaan modul termoelektrik pada modifikasi kotak
dispenser air minum. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa temperatur box
pendingin dapat mencapai temperatur 14,6 0C dalam waktu 36 menit. Penggunaan
sistem pendingin elektrik sampai saat ini secara teknis dan komersil masih terbatas
penggunaannya. Sistem ini kurang efektif dalam membuang kalor dalam jumlah yang
cukup banyak dari modul Peltier (alat untuk menghasilkan efek pendinginan) untuk
pendinginan dengan teknologi pemindah kalor yang sudah ada. Kinerja termal dari
sistem pemindah panas konvesional tidak begitu bagus dalam memindahkan panas
atau mendinginkan modul termoelektrik akibat tahanan termalnya yang cukup tinggi.
Rata-rata modul pendingin termoelektrik terbaik yang dijual secara komersil
mempunyai tahanan termal 0,14–1,5 K/W.

Percobaan teroelektrik yang dilakukan oleh akun youtube


https://www.youtube.com/watch?v=uMXJc2nDrWo memanfaatkan lilin sebagai
sumber energi panas yang akan di konversikan menjadi energi listrik, pecobaan yang
dilakukan dengan cara menempelkan 2 termoelektrik secara seri pada hitsing uang
telah dirancang terhubung pada USB smartphone kemudian termoelektrik tersebut
dibakar menggunakan lilin dan menghasilkan energi listrik sebesar 9Vdc dan
tegangan sebesar 2 A, karena pada percobaan ini hanya dapat digunakan untuk
charger smartphone saja.

Pada modul yang kami buat akan menggunkan termoelektrik sebagai


pengubah energi panas dan dingin menjadi energi listrik, dari alat yang akan kami
buat menggunakan termos yang berisi air panas / dingin energi nya akan di transfer ke
termoelektrik kemudian di ubah menjadi energi listrik dan tetap dalam arus DC yang
dapat digunakan untuk mencharger smartphone dan menyalakan alat elektronik
lainnya yang berarus DC yang berskala kecil.

Kelebihan dari alat yang kami buat ini antara lain :

- Menggunakan kayu bakar untuk memanaskan air artinya lebih hemat secara
materi jika dibandingkan dengan menggunakan kompor gas.
- Energi panas tertahan lebih lama karena menggunakan termos karena termos
berfungsi untuk menahan atau menjaga suhu agar tetap panas, lebih efektif jika
dibandingkan menggunakan lilin karena energi listrik yang dhasilkan hanya
sebatas lilin menyala saja, sedangkan kami menggunakan termos yang dapat
bertahan lebih dari 24 jam.
- Tingkat keamanan alat ini jauh lebih aman karena bebas dari api secara langsung
seperti menggunkan lilin.
F. Kontribusi

Pembuatan alat ini memerlukan kontribusi kepada para pendaki gunung dan
juga untuk desa-desa yang sulit mendapatkan sumber energi listrik. Dengan cara
menyediakan suatu alat yang dapat mengubah energi panas atau dingin dan juga bisa
kedua energi tersebut digunakan secara bersamaan yang kemudian dikonfersikan
menjadi energi listrik berarus DC, alat ini dapat bermanfaat sebagai contoh untuk
carger smartphone atau alat elektronik lainnya yang berarus DC yang berdaya kecil.
Dari sisi pengetahuan alat ini juga dapat meningkatkan pemahaman teoritis dan
juga praktek yang dilakukan kelompok kami kepada pembaca proposal ini dan juga
pengguna alat ini.
G. Jadwal Kegiatan

Tahun 2018
Kegiatan Maret April Mei Juni
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pengajuan
Judul
Perancangan
Proposal
Pengumpulan
data dan uang
Perencanaa
Elektronik
dan
pembelian
Perancangan
alat
Finishing
Alat
Pengujian
alat dan
Laporan

Anda mungkin juga menyukai