ABSTRAK
Energi listrik merupakan kebutuhan dasar dalam mendorong segala jenis aktivitas roda
kehidupan manusia, Oleh karena itu energi listrik begitu sangat diperlukan keberadaannya bagi kehidupan
baik untuk beraktivitas sehari-hari maupun untuk yang lainnya. Pemanfaatan energi alternatif yang ramah
lingkungan salah satunya adalah dengan mengembangkan teknologi thermoelectric generator dengan
menggunakan kompor surya sebagai wadah atau media untuk memusatkan energi panas agar mampu
memanaskan kolektor. Prinsip dasar thermoelectric generator adalah mengubah energi panas menjadi
energi listrik secara langsung dengan memanfaatkan perbedaan suhu yang terjadi dilingkungan menjadi
energi listrik. Untuk menghasilkan arus dan tegangan, sebuah modul termoelektrik cukup diletakkan pada
dua daerah (sisi panas dan dingin), sehingga ketika terjadi perbedaan suhu antara kedua permukaan
termoelektrik tersebut maka akan timbul energi listrik. Termoelektrik itu sendiri merupakan sebuah alat
yang dapat digunakan sebagai pembangkit tegangan listrik dengan memanfaatkan konduktivitas atau
daya hantar panas dari sebuah lempeng logam. Kompor surya tipe kotak dalam penangkapan sinar
matahari dapat menghasilkan panas maksimum mencapai 58,7 ºC sedangkan output yang dihasilkan oleh
termoelektrik bergantung pada perbedaan suhu yang terjadi pada kedua heatsink yaitu heatsink panas dan
heatsink dingin. Pada pengujan 6 buah modul yang dirangkai seri didapatkan hasil tegangan maksimal
3,56 Volt dengan arus sebesar 0,171 Ampere dan daya 0,609 Watt dengan koefisien seebeck rata-rata
minimal 0,128 ºKelvin dan maksimal 0,181 ºKelvin.
Gambar 2. Rangkaian Ekivalen Termoelektrik Seperti yang terlihat pada gambar diatas, sebuah
termoelektrik menunjukkan aliran electron dari
Seperti yang terlihat pada gambar semikonduktor tipe- p menuju semikonduktor
diatas, sebuah termoelektrik diwakili oleh tipe-n. agar elektron pada tipe-p dapat mengalir,
rangkaian thermoelectric generator (TEG) maka elektron akan menyerap kalor yang
diletakkan diantara 2 reservoir suhu yaitu sisi mengakibatkan sisi tersebut menjadi dingin.
panas (Th) dan sisi dingin (Tc). Kedua suhu ini Pelepasan kalor ke lingkungan terjadi pada sisi
(ΔT) berpengaruh pada besaran energi panas panas sehingga electron pada tipe-n dapat
(QH) yang diserap oleh termoelektrik serta mengalir menuju semikonduktor tipe-p.
besaran tegangan dan arus yang akan .
dihasilkan. Sebuah TEG dikarakteristikan 2.5 Efek-efek Termoelektrik[7, 8]
dengan adanya hambatan listrik isotermal (R), a) Efek Seebeck
konduktansi termal (K) dan koefisien seebeck Efek seebeck pertama kali diamati oleh
(S) [2, 6]. dokter Thomas Johan Seebeck, pada tahun
1821. Ketika dia mempelajari fenomena ini
2.4 Prinsip Kerja Termoelektrik terdiri dari dalam produksi tenaga listrik antara
Prinsip kerja dari termoelektrik adalah dua semikonduktor ketika diberikan perbedaan
dengan berdasarkan efek seebeck yaitu jika 2 suhu . panas dipompa ke satu sisi pasangan dan
buah logam yang bebeda disambungkan salah ditolak dari sisi berlawanan. Sebuah arus listrik
satunya ujungnya kemudian diberikan suhu yang dihasilkan sebanding dengan gradient suhu
yang berbeda pada sambungan maka akan antara sisi panas dan sisi dingin. Tidak ada
terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang energi mencegah proses konversi. Untuk alasan
satu dengan ujung yang lain (Muhaimin, 1993). ini pembangkit listrik termoelektrik
Teknologi termoelektrik bekerja diklasifikasikan langsung sebagai daya
dengan mengonversi energi panas menjadi konversi.
listrik secara langsung (Thermoelectric Efek seebeck terjadi ketika suatu logam
generator) atau sebaliknya, dari listrik dengan beda temperature antara kedua
menghasilkan dingin (Thermoelectric Cooler). ujungnya. Ketika logam tersebut di sambung
Untuk menghasilkan listrik material maka akan terjadi beda potensial diantara kedua
termoelektrik cukup diletakkan sedemikian rupa ujungnya. Efek ini digunakan dalam aplikasi
dalam rangkaian yang menghubungkan sumber termokopel.
panas dan dingin. Dari rangkaian itu akan
dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis
bahan yang dipakai. Kerja pendingin
termoelektrik pun tidak jauh berbeda. Jika
material termoelektrik dialiri listrik, panas yang
ada di sekitarnya akan terserap. Dengan
\ percobaan diketahui bahwa perpindahan panas
sebanding terhadap arus yang mengalir.
c) Efek Thompson
Dalam logam seperti seng dan tembaga,
jika dia lebih bersuhu panas pada potensial yang
lebih tinggi dan bersuhu dingin pada ujung
potensial yang lebih rendah, ketika arus arus
bergerak dari ujung panas ke ujung dingin, arus
bergerak dari potensial rendah ke potensial
tinggi, sehingga ada emisi panas. Hal ini disebut
efek Thompson positif. Dalam logam seperti
\ kobalt, nikel, dan besi yang memiliki ujung
dingin pada potensial yang lebih tinggi dan
Gambar 4. Skema Efek Seebeck ujung panas pada potensial yang lebih rendah,
ketika arus bergerak dari potensial rendah ke
Koefesien Seebeck menjelaskan bahwa pada potensial tinggi, ada penyerapan panas, Efek
saat thermocouple dipanaskan, kondisi seebeck merupakan perpaduan dari efek peltier
semikonduktor yang terisi banyak elektron dan efek Thompson.
koefisien seebecknya bertanda negatif.
Sedangkan semikonduktor yang kekurangan d) Efek Joule
elektron koefisien seebecknya bertanda positif. Perpindahan panas dari sisi dalam
Jadi koefisien seebecknya setiap logam ada pendingin ke sisi luarnya akan mengakibatkan
yang bernilai positif dan ada yang bernilain timbulnya arus listrik dalam rangkaian tersebut
negatif. karena adanya efek seebeck, maka hal inilah
Koefesien seebeck tergantung pada perbedaan yang dinamakan efek joule. Dalam hal ini sesuai
suhu dan perbedaan tegangan yang dihasilkan dengan hokum ohm.
tergantung dari nilai koefesien seebeck dan
perbedaan temperatur. Perbedaan tegangan 2.6 Konsep Konversi Energi Panas[7, 9]
dinyatakan dalam persamaan (1) : Perpindahan panas atau heat transfer
merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan
𝑽 = 𝑺 × ∆𝑻 (1 ) energy yang terjadi karena adanya perbedaan
temperature diantara benda atau material.
Keterangan ∶ Energi yang berpindah ini dinamakan kalor atau
V = Tegangan panas (heat). Panas akan berpindah dari
S = Koefisien Seebeck medium yang bertemperatur lebih tinggi ke
∆T = Perbedaan Temperatur panas dan dingin medium yang temperaturnya lebih rendah.
1. Perpindahan Panas Secara konduksi
Dan Koefesien seebeck dapat dinyatakan dalam Perpindahan panas konduksi adalah
persamaan (2) sebagai berikut: merupakan perpindahan panas yang terjadi
𝑽
pada suatu media padat atau media fluida
𝑺 = (2) yang diam akibat adanya perbedaan
∆𝑻
temperature antara permukaan yang satu
Keterangan ∶ dengan permukaan yang lain pada media
S = Koefisien Seebeck tersebut. Perpindahan panas secara konduksi
V = Tegangan juga dapat dikatakan sebagai transfer energy
∆T = Perbedaan Temperatur panas dan dingin dari sebuah benda yang memiliki
temperature energy yang besar menuju ke
b) Efek Peltier benda yang memiliki temperature yang lebih
Pada saat arus mengalir melalui rendah.
thermocouple, temperature junction akan 2. Perpindahan Panas Secara Konveksi
berubah dan panas akan diserap pada satu Perpindahan panas konveksi adaalah
permukaan, sementara permukaan yang lainnya perpindahan panas yang terjadi dari suatu
akan membuang panas. Jika sumber arus permukaan media padat atau fluida yang
dibalik, maka permukaan yang panas akan diam menuju fluida yang mengalir atau
menjadi dingin dan begitu juga sebaliknya. bergerak, Juga bisa sebaliknya dari suatu
Gejala ini disebut efek peltier yang merupakan permukaan media padat atau fluida yang
dasar pendinginan termoelektrik. Dari
bergerak menuju ke fluida yang diam akibat thermoelectric generator ialah lamanya waktu
adanya perbedaan temperatur. sinaran matahari dan besarnya intensitas radiasi
Perpindahan panas secara konveksi dapat termal matahari, persamaan-persamaan yang
dibedakan menjadi 2 yaitu: digunakan dalam perhitungan adalah :
- Konveksi Paksa • Kalor yang diserap oleh kompor surya
Konveksi paksa terjadi akibat oleh gaya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
luar dimana fluida dialirkan oleh media (5) sebagai berikut:
lain seperti fan, pompa atau kompressor.
- Konveksi Bebas atau konveksi Alamiah 𝑸𝒖 = 𝒎. 𝑪𝒑 . (𝑻𝒉 − 𝑻𝒄 ) (5)
Konveksi alamiah terjadi dimana
pergerakan fluida secara alamiah Keterangan :
disebabkan oleh adanya gaya apung 𝑄𝑢 = Kalor yang diserap oleh kompor surya
(buoyancy force) yang meningkat karena m = Laju aliran massa udara (kg/s)
perbedaan densitas fluida tersebut. 𝐶𝑝 = Panas jenis udara (J/kg.℃)
3. Perpindahan Panas Secara Radiasi 𝑇ℎ = Temperatur Panas (℃)
Perpindahan panas dari benda yang bersuhu 𝑇𝑐 = Temperatur Dingin (℃)
tinggi ke benda yang bersuhu rendah, pada
perpindahan panas secara radiasi terjadi • Untuk menghitung effesiensi kompor
karena radiasi elektromagnetik atau daerah-
surya dapat digunakan persamaan (6) :
daerah hampa dimana mekanismenya berupa
sinaran radiasi matahari atau gelombang Qu
η= (6)
elektromagnetik. Berbeda dengan IT AC
perpindahan panas konduksi dan konveksi Keterangan :
yang mutlak memerlukan media η = effisiensi (%)
perpindahan.
Qu = Kalor yang diserap ( Joule)
IT = Intensitas radiasi matahari (W/m2)
2.7 Sistem Konversi Energi Panas dengan
Ac = Luas permukaan ( m2)
Termoelektrik [10]
Elemen peltier adalah merupakan bagian
• Energi yang diterima oleh modul
penting dari thermoelectric generator, kedua
thermoelectric generator digunakan persamaan
sisi yang terbuat dari keramik memiliki fungsi
(7) dengan rumus :
sebagai sisi panas dan sisi dingin yang
kemudian menghasilkan Arus positif dan
Q = M.C.ΔT (7)
negatif.
Jika nilai Tegangan (V) dan Arus (A)
Keterangan :
telah didapatkan, besar daya peltier dapat
Q = Kalor yang diserap ( Joule)
dihitung berdasarkan persamaan (3) :
M = massa benda ( kg )
C = Kalor jenis ( J / kg oC )
𝑷=𝑽𝑿𝑰 (3)
ΔT = Perbedaan suhu ( oC )
Keterangan :
2.8 Heatsink
P = Daya (Watt)
Heatsink adalah material yang dapat
I = Arus (Ampere)
menyerap dan mendisipasi panas untuk
V = Tegangan (Volt)
memperluas proses transfer panas dari suatu
tempat yang bersentuhan dengan sumber panas
• Dan untuk menghitung arus dapat digunakan dan membuangnya. Bagian penting dari sebuah
persamaan (4) : sistem termoelektrik generator adalah alat
𝑽
penukar panas (Heat Exchanger), seperti
I= (4) heatsink, heatpipe. Bagian ini mutlak
𝑹
diperlukan, sebab jika sisi panas peltier dapat
Keterangan : dipertahankan konstan, maka sisi dingin dari
P = Daya (Watt) elemen peltier akan mampu menyerap panas
I = Arus (Ampere) secara konstan pula.
V = Tegangan (Volt) Termoelektrik memerlukan heatsink
yang berfungsi untuk menyerap panas pada sisi
Faktor-faktor yang mempengaruhi dingin elemen peltier dan membuang panas
kinerja dari kompor surya dan modul pada sisi panas peltier. Alat penukar panas ini
dapat divariasikan penggunaanya seperti yang 27145 SA untuk menghasilkan tegangan. Alat
terlihat pada gambar 5, Penyusunan sistem ini dirancang untuk membangkitkan listrik
penyerap dan pembuangan panas termoelektrik dengan memanfaatkan perbedaan suhu yang
ini bergantung pada media penukar panas yang terjadi di kompor surya dan heatsink, dari
digunakan. Media penukar panas dapat berupa perbedaan suhu tersebut akan menghasilkan
zat gas/udara, cair, dan padat [11]. output tegangan tergantung spesifikasi
thermoelectric generator peltier yang
digunakan.
Qu = ṁ Cp ( Th – Tc ) (5)
Keterangan :
ṁ = Laju aliran massa udara (kg/s)
Cp = Panas Jenis udara (j/kg.oC)
Th = Suhu panas (oC)
Tc = Suhu dingin (oC)
Q = m.C.ΔT (7)
Keterangan :
Q = Kalor yang diserap (Joule)
m = massa benda (kg)
C = Kalor jenis (J / kg oC )
ΔT = Perbedaan suhu ( oC )
V. Penutup
5.1 Kesimpulan
Grafik 1. Grafik perbedaan suhu pada Dari hasil pengujian maka dapat ditarik
heatsink kesimpulan sebagai berikut :
1. Kompor surya tipe kotak dalam
Tabel dan grafik diatas menunjukkan penangkapan sinar matahari dapat
suhu heatsink mulai dari pukul 09.00 – 15.00 menghasilkan panas maksimum mencapai
WIB. Untuk heatsink panas tertinggi rata-rata 58,7 ◦C pada pukul 10.00 pada hari kedua
yaitu 65,97 oC pada pukul 11.00 WIB. dan dan rata-rata mengalami penurunan
temperature suhu pada heatsink dingin pada temperatur pada jam 15.00 dikarenakan
pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB paparan sinar matahari yang masuk
mengalami turun naik yang dikarenakan menurun.
pergantian air pendingin yang mengakibatkan 2. Output yang dihasilkan oleh termoelektrik
temperatur suhu menjadi turun naik. Selisih bergantung pada perbedaan suhu yang
temperatur pada heatsink panas dan heatsink terjadi pada kedua heatsink yaitu heatsink
dingin yaitu suhu tertinggi rata-rata terdapat panas dan heatsink dingin.
pada pukul 11.00 WIB dengan perbedaan 3. Pada pengujan 6 buah modul yang dirangkai
temperature mencapai 18,74 oC dan perbedaan seri didapatkan hasil tegangan maksimal
suhu terendah yaitu 9,0 oC pada pukul 15.00 3,56 Volt denagn arus sebesar 0,171
WIB. Temperatur pada heatsink dingin akan Ampere dan daya 0,609 Watt.
terjadi perubahan dikarenakan pengaruh dari
4. Dari keseluruhan percobaan dapat dilihat 5.2 Saran
bahwa tegangan yang dihasilkan berbanding Saran untuk pengembangan Kompor
lurus dengan besarnya perbedaan Surya sebagai Pembangkit Listrik Berbasis
temperatur. Hal ini sesuai dengan Termoelektrik ini adalah :
karakteristik termoelektrik berdasarkan teori 1. Memperbaiki sistem desain agar dapat
efek Seebeck dimana tegangan yang mempertahankan kestabilan suhu panas dan
dihasilkan sebanding dengan besarnya dingin yang lebih baik.
perbedaan temperatur yang didapat 2. Sistem pendinginan pada heatsink harus
5. Pada percobaan yang dilakukan pada pukul diperbaiki agar dapat menghasilkan
09.00 – 15.00 selama 3 hari Koefisien perbedaan temperatur yang signifikan pada
Seebeck yang dapat dihasilkan pada hari heatsink pada sisi panas.
pertama maksimal 0,094 ºKelvin dengan 3. Pemilihan bahan serta rancangan yang tepat
rata-rata sebesar 0,073 ºKelvin, pada hari dapat mempengaruhi output yang dihasilkan
kedua didapatkan Koefisien Seebeck sebesar selain dari ketergantungan cuaca.
0,181 ºKelvin dengan rata-rata 0,129
ºKelvin, dan pada pengukuran hari ketiga DAFTAR PUSTAKA
Koefisien Seebeck yang didapatkan paling [1] Aulia, Darwison and Faisyal Razak. 2017.
maksimal yaitu sebesar 0,153 ºKelvin “Pembangkit Listrik Pikotermal Matahari,
dengan rata-rata sebesar 0,128 ºKelvin. Kajian Awal”.
6. Laju massa aliran udara yang di dapatkan [2] Muammar Khalid, Mahdi Syukri, Mansyur
selama 3 hari pengukuran didapatkan Gapy. 2016. “Pemanfaatan Energi Panas
minimal sebesar 0,127 ṁ (kg/s) pada pukul Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif
09.00 dan maksimal 0,201 ṁ (kg/s) pada Berskala Kecil Dengan Menggunakan
pukul 11.00 dimana pada saat itu aliran Termoelektrik”. Banda Aceh. Jurusan
massa udara semakin meningkat seiring Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas
dengan perubahan suhu temperatur sekitar Teknik, Universitas Syiah Kuala.
dan juga panas matahari. [3] Hasra Rafika, Rahmat Iman Mainil, dan
7. Kalor yang dapat diserap oleh kompor surya Azridjal Aziz. 2016.“Kaji Eksperimental
selama 3 hari pengukuran yaitu didapatkan Pembangkit Listrik Berbasis
rata-rata 1634,7 Joule dengan effesiensi Thermoelectric Generator (TEG) Dengan
sebesar 20,0 % pada pukul (09.00), 2484,8 Pendingin Menggunakan Udara”.
Joule dengan effesiensi sebesar 24,3 % pada Universitas Riau.
pukul (10.00), 3760,0 Joule dengan [4] Saiful Manan. “Energi Matahari, Sumber
effesiensi sebesar 28,6 % pada pukul Energi Alternatif Yang Efisien, Handal
(11.00), 2434,6 Joule dengan effesiensi dan Ramah Lingkungan Di Indoesia”
sebesar 16,0 % pada pukul (12.00), 2395,0 Universitas Diponegoro.
Joule dengan effesiensi sebesar 15,1 % pada [5] Usman Dedi, Mulyanef, Wenny
pukul (13.00), 1795,2 Joule dengan Marthinana. 2018. “Kaji Eksperimental
effesiensi sebesar 14,7 % pada pukul Alat Pemasak Tenaga Surya Tipe Box
(14.00), 1330,6 Joule dengan effesiensi Dengan Menggunakan Dua Cermin
sebesar 15,4 % pada pukul (15.00). Pemantul Sebagai Alat Bantu”.
8. Kalor yang dapat diserap oleh modul Universitas Bung Hatta.
termoelektrik selama 3 hari pengukuran [6] Suhardi. 2007. “Studi Eksperimental
yaitu didapatkan rata-rata minimal 486,00 Kompor Tenaga Surya Tipe Box”. Padang
Joule, dan maksimal 1011,96 Joule. : Jurnal Teknik Mesin Universitas Bung
9. Rentang suhu yang dapat menghasilkan Hatta.
tegangan selama pengukuran minimal yaitu [7] Ansyori. 2017. “Rancang Bangun Sistem
sebesar 28 oC sudah dapat menghasilkan Generator Termoelektrik Sederhana
tegangan dan maksimal sebesar 62 oC paling Sebagai Pembangkit Listrik Dengan
tertinggi selama dilakukannya pengujian. Menggunakan Metode Seebeck Effect”.
10. Dari hasil pengujian keselurahan alat Universitas Islam Negeri Maulana Malik
tegangan dan daya yang dihasilkan dapat Ibrahim, Malang.
digunakan sebagai untuk mencharger Hp [8] Astawa, K., Suamadwipa, N. 2015.
dan juga menghidupkan lampu Led dengan “Analisa Performansi Kolektor Surya Plat
kapasitas yang tidak terlalu besar. Datar dengan Aliran Impinging Jet
Melalui Sirip Berlubang dengan Diameter
Berbeda”. Laporan Akhir Hibah Unggulan
Program Studi Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Udayana. Biografi
[9] Farhan Al Ajria. 2015. Ginanjar, lahir di
http//go.microsoft.com/Pengertian, Fungsi Singkawang, 28 Juli 1992.
dan Cara Kerja Heatsink.html. Diakses Menempuh pendidikan
pada tanggal 9 April 2019.
dasar di SD Negeri 13
[10] Alden Tulak. 2013. “TEG Dengan 7
Termoelektrik Rangkaian Seri Untuk Singkawang lulus tahun
Charger Handphone” Universitas Sanata 2004, melanjutkan ke SMP
Dharma,Yogyakarta. Negeri 1 Singkawang
[11] http//Penjelasan Mengenai Heatsink, sampai tahun 2007, dan melanjutkan ke
Komponen Pendingin Pada Komputer SMA Negeri 10 Singkawang sampai tahun
Schoolpouringrights.html. diakses pada 2010, Memperoleh gelar Sarjana dari
tanggal 9 April 2019. Program Studi Teknik Elektro Universitas
[12] Umar and Dara Fuji. 2017. Tanjungpura Pontianak pada tahun 2019.
“Pengembangan dan Optimalisasi Elemen
Peltier Sebagai Generator Termal
Memanfaaatkan Energy Panas
Terbuang”. Universitas Riau Pekanbaru.
[13] Belgler, H., Biermann, E., Gruup, M.,
Owen-Jones, M., and Palmer, R. 1999.
“Moving Ahead With Solar Cookers”.
Deutsche Gessellschaft For Tecnische
Zusammnenarbeit (GTZ) Gmbh, Eschborn
Germany.
[14] Riska Rizanna Faruzha A, M. Fidaus
Kamal, Fachrunissa. 2010. “Pembuat Alat
Memasak Hemat Energi Dari Tenaga
Surya (Solar Box Cooker) Untuk
Mengurangi Efek Pemanasan Global”.
SMA Negeri 6 Banjarmasin.
[15] Muhammad Bayu Dwicaksono, Chairullah
Rangkuti. 2017. “Perancangan,
Pembuatan, Dan Pengujian Kompor
Energi Matahari Tipe Parabola Kipas”.
Universitas Trisakti.
[16] Nandy Putra, Raldi Artono Koester,
M.Adhitya, Ardian Roeketinno, dan Bayu
Trianto. 2009. “Potensi Pembangkit Daya
Termoelektrik Untuk Kendaraan Hybrid”.
Universitas Indonesia.