Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK

BERBASIS TERMOELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOR


SURYA SEBAGAI MEDIA PEMUSAT PANAS

Ginanjar1), Ayong Hiendro2), Dedy Suryadi3)


1,2,3
)Program Studi Sarjana Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Email : ginanjarft@gmail.com

ABSTRAK

Energi listrik merupakan kebutuhan dasar dalam mendorong segala jenis aktivitas roda
kehidupan manusia, Oleh karena itu energi listrik begitu sangat diperlukan keberadaannya bagi kehidupan
baik untuk beraktivitas sehari-hari maupun untuk yang lainnya. Pemanfaatan energi alternatif yang ramah
lingkungan salah satunya adalah dengan mengembangkan teknologi thermoelectric generator dengan
menggunakan kompor surya sebagai wadah atau media untuk memusatkan energi panas agar mampu
memanaskan kolektor. Prinsip dasar thermoelectric generator adalah mengubah energi panas menjadi
energi listrik secara langsung dengan memanfaatkan perbedaan suhu yang terjadi dilingkungan menjadi
energi listrik. Untuk menghasilkan arus dan tegangan, sebuah modul termoelektrik cukup diletakkan pada
dua daerah (sisi panas dan dingin), sehingga ketika terjadi perbedaan suhu antara kedua permukaan
termoelektrik tersebut maka akan timbul energi listrik. Termoelektrik itu sendiri merupakan sebuah alat
yang dapat digunakan sebagai pembangkit tegangan listrik dengan memanfaatkan konduktivitas atau
daya hantar panas dari sebuah lempeng logam. Kompor surya tipe kotak dalam penangkapan sinar
matahari dapat menghasilkan panas maksimum mencapai 58,7 ºC sedangkan output yang dihasilkan oleh
termoelektrik bergantung pada perbedaan suhu yang terjadi pada kedua heatsink yaitu heatsink panas dan
heatsink dingin. Pada pengujan 6 buah modul yang dirangkai seri didapatkan hasil tegangan maksimal
3,56 Volt dengan arus sebesar 0,171 Ampere dan daya 0,609 Watt dengan koefisien seebeck rata-rata
minimal 0,128 ºKelvin dan maksimal 0,181 ºKelvin.

Kata Kunci : Kompor Surya, Thermoelectric Generator (TEG), Koefisien Seebeck

I. Pendahuluan pemanasan global dan menciptakan


Energi listrik merupakan suatu kemandirian energi [2]. Penggunaan sumber
kebutuhan utama sepanjang peradaban umat energi terbarukan merupakan solusi dalam
manusia. Oleh karena itu energi listrik begitu menjawab tantangan krisis energi yang terjadi.
sangat diperlukan keberadaannya bagi Untuk memanfaatkan energi panas matahari
kehidupan baik untuk beraktivitas sehari-hari diperlukan suatu teknologi yang dapat
maupun untuk yang lainnya. Kebutuhan memusatkan panas matahari ke satu titik.
manusia terhadap energy listrik semakin lama Pemanfaatan energi alternatif yang ramah
semakin meningkat. Energi lisrik yang lingkungan tersebut salah satunya adalah
digunakan saat ini berasal dari fosil yaitu dengan mengembangkan teknologi
minyak bumi. Namun eksploitasi yang thermoelectric generator dengan menggunakan
berlebihan terhadap minyak bumi kompor surya sebagai wadah atau media agar
mengakibatkan persediaannya semakin hari energi panas yang masuk dapat di pusatkan ke
semakin menipis seiring dengan berjalannya satu titik agar mampu memanaskan kolektor
waktu laju pembangunan dan pertumbuhan termoelektrik tersebut. Prinsip dasar dari
jumlah penduduk yang semakin meningkat thermoelectric generator adalah mengubah
menyebabkan ketersediaan akan energi listrik energi panas menjadi energi listrik secara
juga akan bertambah [1]. Sebagaimana kita langsung dengan memanfaatkan perbedaan suhu
ketahui indonesia berada dijalur khatulistiwa yang terjadi dilingkungan menjadi energi listrik.
yang diberkahi energi matahari yang berlimpah Semakin besar beda suhu antara kedua sisi pada
sepanjang tahun diseluruh wilayahnya sehingga modul thermoelectric generator, maka semakin
sumber daya matahari yang melimpah ini dapat besar pula tegangan yang dihasilkan oleh
digunakan untuk menghadapi tantangan krisis elemen tersebut. Teknologi termoelektrik
energi, ramah lingkungan, mengurangi merupakan teknologi yang relatif efisien, ramah
lingkungan, tahan lama, serta mampu satu prinsip tersebut diatas. Pada umumnya
menghasilkan energi dalam skala kecil hingga kompor surya menggunakan sedikitnya dua cara
skala besar jika dikembangkan dengan lebih atau bahkan ketiga prinsip dasar kompor surya
lanjut dapat menjadi solusi sumber energi listrik untuk menghasilkan temperatur yang cukup.
alternatif. Untuk menghasilkan arus dan Terlepas dari kebutuhan akan adanya
tegangan, sebuah modul termoelektrik cukup cahaya matahari dan kebutuhan untuk
diletakkan pada dua daerah (sisi panas dan menempatkann kompor surya pada posisi yang
dingin), sehingga ketika terjadi perbedaan suhu tepat sebelum menggunakannnya, kompor ini
antara kedua permukaan termoelektrik tersebut tidak berbeda jauh dengan kompor
maka akan timbul tegangan listrik [3]. konvensional. Namun demikian, salah satu
kerugiannya adalah karena kompor surya hanya
II. Dasar Teori dapat digunakan pada saat hari panas saja.
2.1 Energi Matahari Bagaimanapun, penggunaan material yang
Energi matahari adalah energi yang lambat menghantarkan panas dapat mengurangi
dihasilkan berupa cahaya dan panas dari kinerja dari kompor surya tersebut karena
matahari yang dapat diubah menjadi energi kecepatan hilangnya panas akan sangat cepat
panas ataupun energi listrik melalui proses terjadi yang akan mengakibatkan kompor tidak
konversi. Energi ini dapat dimanfaatkan dengan dapat bekerja secara maksimal. Akan tetapi hal
menggunakan serangkaian teknologi seperti ini dapat diminimalisir dengan
pemanas surya, fotovoltaik surya, listrik panas menggabungkannya dengan penggunaan
surya dan teknologi pemanas lainnya yang pengisolasi panas agar kinerja kompor dapat
menggunakan cahaya dan panas dari matahari tetap bekerja secara maksimal [5].
lainnya. Proses pengubahan energi ini bukan
saja bebas dari pencemaran akan tetapi juga 2.3 Thermoelectric Generator (TEG)
terjangkau, tidak habis bersih, bahkan dapat Thermoelectric generator (TEG)
diperoleh secara gratis dan terus menerus serta merupakan teknologi pembangkit listrik dengan
memberikan keuntungan jangka panjang yang menggunakan energi panas (kalor). Teknologi
besar. Energi matahari dapat dijadikan sebagai termoelektrik bekerja dengan mengonversi
sumber energi utama karena indonesia terletak energi panas menjadi listrik secara langsung
di kawasan iklim khatulistiwa. Sinar surya rata- (Thermoelectric Generator), atau sebaliknya
rata harian adalah 4000-5000 Wj/m², sedangkan dari listrik menghasilkan dingin (Thermoelectric
rata-rata jumlah jam sinaran antara 4 hingga 8 Cooler). Sebuah perangkat modul termoelektrik
jam perhari [4]. menghasilkan tegangan ketika ada suhu yang
berbeda di setiap sisi. Sebaliknya, bila
2.2 Kompor Surya termoelektrik diberi tegangan listrik, maka akan
Kompor tenaga surya adalah perangkat menciptakan perbedaan suhu. Termoelektrik itu
masak yang menggunakan sinar matahari atau sendiri merupakan sebuah alat yang dapat
energi termal melalui suatu kolektor sebagai digunakan sebagai pembangkit tegangan listrik
sumber energi. Prinsip dari cara kerja kompor dengan memanfaatkan konduktivitas atau daya
ini adalah radiasi dari sinar matahari yang jatuh hantar panas dari sebuah lempeng logam.
pada permukaan kolektor dipantulkan ke sebuah
titik atau area tertentu. Konsentrasi energi panas
matahari pada suatu titik atau area ini akan
menghasilkan suhu yang sangat tinggi.
Berhubung kompor jenis ini tidak menggunakan
bahan bakar konvensional dan biaya operasinya
rendah. Ada berbagai jenis dari kompor surya
mulai dari yang berbentuk kotak, parabola,
panel, hybrid dan masih banyak lagi yang
lainnya. semuanya menggunakan panas dari
cahaya matahari. Berikut adalah beberapa
prinsip dasar kompor surya yaitu : Gambar 1. Susunan Thermoelectric Generator
- Pemusatan Cahaya Matahari
- Mengubah Cahaya Menjadi Panas Namun pada prinsip termoelektrik, jika
- Memerangkap Panas di panaskan salah satu sisinya dan sisi lain
Strategi memanaskan suatu barang panasnya dibuang, maka akan menghasilkan
dengan menggunakan tenaga matahari menjadi tegangan. Elemen termoelektrik terdiri dari
kurang efektif jika hanya menggunakan salah semikonduktor tipe N dan tipe P yang bagian
atas dan bawah dilapisi dengan konduktor demikian, untuk mendinginkan udara tidak
tembaga sebagai penghubung satu sama lain diperlukan compressor pendingin seperti halnya
antara tipe N dan tipe P. Bahan semikonduktor di mesin-mesin pendingin konvensional

yang digunakan adalah bahan semikonduktor


ekstrinsik.

Gambar 3. Skema prinsip kerja generator


termoelektrik

Gambar 2. Rangkaian Ekivalen Termoelektrik Seperti yang terlihat pada gambar diatas, sebuah
termoelektrik menunjukkan aliran electron dari
Seperti yang terlihat pada gambar semikonduktor tipe- p menuju semikonduktor
diatas, sebuah termoelektrik diwakili oleh tipe-n. agar elektron pada tipe-p dapat mengalir,
rangkaian thermoelectric generator (TEG) maka elektron akan menyerap kalor yang
diletakkan diantara 2 reservoir suhu yaitu sisi mengakibatkan sisi tersebut menjadi dingin.
panas (Th) dan sisi dingin (Tc). Kedua suhu ini Pelepasan kalor ke lingkungan terjadi pada sisi
(ΔT) berpengaruh pada besaran energi panas panas sehingga electron pada tipe-n dapat
(QH) yang diserap oleh termoelektrik serta mengalir menuju semikonduktor tipe-p.
besaran tegangan dan arus yang akan .
dihasilkan. Sebuah TEG dikarakteristikan 2.5 Efek-efek Termoelektrik[7, 8]
dengan adanya hambatan listrik isotermal (R), a) Efek Seebeck
konduktansi termal (K) dan koefisien seebeck Efek seebeck pertama kali diamati oleh
(S) [2, 6]. dokter Thomas Johan Seebeck, pada tahun
1821. Ketika dia mempelajari fenomena ini
2.4 Prinsip Kerja Termoelektrik terdiri dari dalam produksi tenaga listrik antara
Prinsip kerja dari termoelektrik adalah dua semikonduktor ketika diberikan perbedaan
dengan berdasarkan efek seebeck yaitu jika 2 suhu . panas dipompa ke satu sisi pasangan dan
buah logam yang bebeda disambungkan salah ditolak dari sisi berlawanan. Sebuah arus listrik
satunya ujungnya kemudian diberikan suhu yang dihasilkan sebanding dengan gradient suhu
yang berbeda pada sambungan maka akan antara sisi panas dan sisi dingin. Tidak ada
terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang energi mencegah proses konversi. Untuk alasan
satu dengan ujung yang lain (Muhaimin, 1993). ini pembangkit listrik termoelektrik
Teknologi termoelektrik bekerja diklasifikasikan langsung sebagai daya
dengan mengonversi energi panas menjadi konversi.
listrik secara langsung (Thermoelectric Efek seebeck terjadi ketika suatu logam
generator) atau sebaliknya, dari listrik dengan beda temperature antara kedua
menghasilkan dingin (Thermoelectric Cooler). ujungnya. Ketika logam tersebut di sambung
Untuk menghasilkan listrik material maka akan terjadi beda potensial diantara kedua
termoelektrik cukup diletakkan sedemikian rupa ujungnya. Efek ini digunakan dalam aplikasi
dalam rangkaian yang menghubungkan sumber termokopel.
panas dan dingin. Dari rangkaian itu akan
dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis
bahan yang dipakai. Kerja pendingin
termoelektrik pun tidak jauh berbeda. Jika
material termoelektrik dialiri listrik, panas yang
ada di sekitarnya akan terserap. Dengan
\ percobaan diketahui bahwa perpindahan panas
sebanding terhadap arus yang mengalir.

c) Efek Thompson
Dalam logam seperti seng dan tembaga,
jika dia lebih bersuhu panas pada potensial yang
lebih tinggi dan bersuhu dingin pada ujung
potensial yang lebih rendah, ketika arus arus
bergerak dari ujung panas ke ujung dingin, arus
bergerak dari potensial rendah ke potensial
tinggi, sehingga ada emisi panas. Hal ini disebut
efek Thompson positif. Dalam logam seperti
\ kobalt, nikel, dan besi yang memiliki ujung
dingin pada potensial yang lebih tinggi dan
Gambar 4. Skema Efek Seebeck ujung panas pada potensial yang lebih rendah,
ketika arus bergerak dari potensial rendah ke
Koefesien Seebeck menjelaskan bahwa pada potensial tinggi, ada penyerapan panas, Efek
saat thermocouple dipanaskan, kondisi seebeck merupakan perpaduan dari efek peltier
semikonduktor yang terisi banyak elektron dan efek Thompson.
koefisien seebecknya bertanda negatif.
Sedangkan semikonduktor yang kekurangan d) Efek Joule
elektron koefisien seebecknya bertanda positif. Perpindahan panas dari sisi dalam
Jadi koefisien seebecknya setiap logam ada pendingin ke sisi luarnya akan mengakibatkan
yang bernilai positif dan ada yang bernilain timbulnya arus listrik dalam rangkaian tersebut
negatif. karena adanya efek seebeck, maka hal inilah
Koefesien seebeck tergantung pada perbedaan yang dinamakan efek joule. Dalam hal ini sesuai
suhu dan perbedaan tegangan yang dihasilkan dengan hokum ohm.
tergantung dari nilai koefesien seebeck dan
perbedaan temperatur. Perbedaan tegangan 2.6 Konsep Konversi Energi Panas[7, 9]
dinyatakan dalam persamaan (1) : Perpindahan panas atau heat transfer
merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan
𝑽 = 𝑺 × ∆𝑻 (1 ) energy yang terjadi karena adanya perbedaan
temperature diantara benda atau material.
Keterangan ∶ Energi yang berpindah ini dinamakan kalor atau
V = Tegangan panas (heat). Panas akan berpindah dari
S = Koefisien Seebeck medium yang bertemperatur lebih tinggi ke
∆T = Perbedaan Temperatur panas dan dingin medium yang temperaturnya lebih rendah.
1. Perpindahan Panas Secara konduksi
Dan Koefesien seebeck dapat dinyatakan dalam Perpindahan panas konduksi adalah
persamaan (2) sebagai berikut: merupakan perpindahan panas yang terjadi
𝑽
pada suatu media padat atau media fluida
𝑺 = (2) yang diam akibat adanya perbedaan
∆𝑻
temperature antara permukaan yang satu
Keterangan ∶ dengan permukaan yang lain pada media
S = Koefisien Seebeck tersebut. Perpindahan panas secara konduksi
V = Tegangan juga dapat dikatakan sebagai transfer energy
∆T = Perbedaan Temperatur panas dan dingin dari sebuah benda yang memiliki
temperature energy yang besar menuju ke
b) Efek Peltier benda yang memiliki temperature yang lebih
Pada saat arus mengalir melalui rendah.
thermocouple, temperature junction akan 2. Perpindahan Panas Secara Konveksi
berubah dan panas akan diserap pada satu Perpindahan panas konveksi adaalah
permukaan, sementara permukaan yang lainnya perpindahan panas yang terjadi dari suatu
akan membuang panas. Jika sumber arus permukaan media padat atau fluida yang
dibalik, maka permukaan yang panas akan diam menuju fluida yang mengalir atau
menjadi dingin dan begitu juga sebaliknya. bergerak, Juga bisa sebaliknya dari suatu
Gejala ini disebut efek peltier yang merupakan permukaan media padat atau fluida yang
dasar pendinginan termoelektrik. Dari
bergerak menuju ke fluida yang diam akibat thermoelectric generator ialah lamanya waktu
adanya perbedaan temperatur. sinaran matahari dan besarnya intensitas radiasi
Perpindahan panas secara konveksi dapat termal matahari, persamaan-persamaan yang
dibedakan menjadi 2 yaitu: digunakan dalam perhitungan adalah :
- Konveksi Paksa • Kalor yang diserap oleh kompor surya
Konveksi paksa terjadi akibat oleh gaya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
luar dimana fluida dialirkan oleh media (5) sebagai berikut:
lain seperti fan, pompa atau kompressor.
- Konveksi Bebas atau konveksi Alamiah 𝑸𝒖 = 𝒎. 𝑪𝒑 . (𝑻𝒉 − 𝑻𝒄 ) (5)
Konveksi alamiah terjadi dimana
pergerakan fluida secara alamiah Keterangan :
disebabkan oleh adanya gaya apung 𝑄𝑢 = Kalor yang diserap oleh kompor surya
(buoyancy force) yang meningkat karena m = Laju aliran massa udara (kg/s)
perbedaan densitas fluida tersebut. 𝐶𝑝 = Panas jenis udara (J/kg.℃)
3. Perpindahan Panas Secara Radiasi 𝑇ℎ = Temperatur Panas (℃)
Perpindahan panas dari benda yang bersuhu 𝑇𝑐 = Temperatur Dingin (℃)
tinggi ke benda yang bersuhu rendah, pada
perpindahan panas secara radiasi terjadi • Untuk menghitung effesiensi kompor
karena radiasi elektromagnetik atau daerah-
surya dapat digunakan persamaan (6) :
daerah hampa dimana mekanismenya berupa
sinaran radiasi matahari atau gelombang Qu
η= (6)
elektromagnetik. Berbeda dengan IT AC
perpindahan panas konduksi dan konveksi Keterangan :
yang mutlak memerlukan media η = effisiensi (%)
perpindahan.
Qu = Kalor yang diserap ( Joule)
IT = Intensitas radiasi matahari (W/m2)
2.7 Sistem Konversi Energi Panas dengan
Ac = Luas permukaan ( m2)
Termoelektrik [10]
Elemen peltier adalah merupakan bagian
• Energi yang diterima oleh modul
penting dari thermoelectric generator, kedua
thermoelectric generator digunakan persamaan
sisi yang terbuat dari keramik memiliki fungsi
(7) dengan rumus :
sebagai sisi panas dan sisi dingin yang
kemudian menghasilkan Arus positif dan
Q = M.C.ΔT (7)
negatif.
Jika nilai Tegangan (V) dan Arus (A)
Keterangan :
telah didapatkan, besar daya peltier dapat
Q = Kalor yang diserap ( Joule)
dihitung berdasarkan persamaan (3) :
M = massa benda ( kg )
C = Kalor jenis ( J / kg oC )
𝑷=𝑽𝑿𝑰 (3)
ΔT = Perbedaan suhu ( oC )
Keterangan :
2.8 Heatsink
P = Daya (Watt)
Heatsink adalah material yang dapat
I = Arus (Ampere)
menyerap dan mendisipasi panas untuk
V = Tegangan (Volt)
memperluas proses transfer panas dari suatu
tempat yang bersentuhan dengan sumber panas
• Dan untuk menghitung arus dapat digunakan dan membuangnya. Bagian penting dari sebuah
persamaan (4) : sistem termoelektrik generator adalah alat
𝑽
penukar panas (Heat Exchanger), seperti
I= (4) heatsink, heatpipe. Bagian ini mutlak
𝑹
diperlukan, sebab jika sisi panas peltier dapat
Keterangan : dipertahankan konstan, maka sisi dingin dari
P = Daya (Watt) elemen peltier akan mampu menyerap panas
I = Arus (Ampere) secara konstan pula.
V = Tegangan (Volt) Termoelektrik memerlukan heatsink
yang berfungsi untuk menyerap panas pada sisi
Faktor-faktor yang mempengaruhi dingin elemen peltier dan membuang panas
kinerja dari kompor surya dan modul pada sisi panas peltier. Alat penukar panas ini
dapat divariasikan penggunaanya seperti yang 27145 SA untuk menghasilkan tegangan. Alat
terlihat pada gambar 5, Penyusunan sistem ini dirancang untuk membangkitkan listrik
penyerap dan pembuangan panas termoelektrik dengan memanfaatkan perbedaan suhu yang
ini bergantung pada media penukar panas yang terjadi di kompor surya dan heatsink, dari
digunakan. Media penukar panas dapat berupa perbedaan suhu tersebut akan menghasilkan
zat gas/udara, cair, dan padat [11]. output tegangan tergantung spesifikasi
thermoelectric generator peltier yang
digunakan.

3.3 Perancangan Kompor Surya


Pada perancangan kompor surya ini
menggunakan kompor surya tipe kotak atau box
tipe solar cookeer. Kompor surya ini terbuat
dari multipleks dengan ketebalan 0,5 mm dan
ukuran 40 x 40 cm. Agar proses penyerapan
Gambar 5. Jenis Susunan Sistem panas menjadi lebih maksimal, maka dinding
Termoelektrik Generator Pada Heatsink kompor surya dilapisi Styrofoam yang dibalut
dengan alumunium foil pada dinding bagian
III. Metode Penelitian dalam. Fungsi dari alumunium foil tersebut
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ialah sebagai reflektor sinar matahari agar
Penelitian tentang “Perancangan dan cahaya matahari dapat dipantul dan dipusatkan
Pengujian Sistem Pembangkit Listrik Berbasis pada satu titik. Rancangan kompor surya dapat
Termoelektrik Dengan Menggunakan Kompor dilihat pada gambar 7.
Surya Sebagai Media Pemusat
Panas”dilaksanakan di Laboratorium
Telekomunikasi Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura Pontianak.

3.2 Diagram Sistem Perancangan


Blok diagram dalam perancangan dari alat
ini dibagi menjadi beberapa blok yaitu Panas
Matahari, Kompor Surya, Heatsink Panas,
thermoelectric generator, Heatsink Dingin dan
Beban yang ditunjukkan pada gambar 3.1.
Gambar 7. Rancangan kompor suya tipe kotak
Panas matahari yang terkumpul di kompor surya
akan memanaskan heatsink panas yang berada
di dalam kompor surya, kemudian energi panas 3.4 Penjelasan Cara Kerja Kompor Surya
/ kalor melewati peltier dan kalor tersebut di Tipe Kotak (Solar Box Cooker)
serap dan di buang oleh heatsink dingin, dari Pada prinsipnya semua jenis kompor
perpindahan panas tersebut maka peltier akan tenaga surya mempunyai cara kerja yang tidak
mengalami perbedaan suhu panas dan suhu jauh berbeda yaitu memusatkan cahaya yang
dingin sehingga dari selisih suhu tersebut Peltier jatuh ke aluminium/kaca agar energi lebih
akan menghasilkan Output tegangan. terkonsentrasi dan berpotensi menghasilkan
panas yang cukup. Tak terkecuali kompor surya
tipe kotak ini, cara kerja darikompor surya tipe
kotak yaitu cahaya matahari masuk melalui kaca
pada bagian atas dan diteruskan ke bagian
dalam, diterima oleh dinding solar box cooker
yang dindingnya sudah dilapisi styrofoam dan
aluminium foil akan memantulkan cahaya ke
heatsink yang seterusnya akan berubah menjadi
Gambar 6. Diagram blok system kerja kompor energi panas. Selanjutnya energi panas tersebut
surya berbasis termoelektrik diteruskan ke seluruh bagian ruangan. Isolasi
udara dalam kompor surya akan merangkap
Pembangkit listrik ini menggunakan panas yang telah dilapisi oleh Styrofoam dan
kompor surya tipe box / kotak sebagai pemusat aluminiumfoil. Untuk memusatkan cahaya
panas matahari dan menggunakan matahari menggunakan reflektor dengan
thermoelectric generator peltier tipe SP 1848- perangkat seperti cermin, kaca, logam dan juga
dapat berupa aluminium foil yang dapat Setelah di rangkai seri termoelektrik
memantulkan cahaya dari atas langit yang akan dipasangkan ke heatsink. Heatsink yang
masuk ke dalam area kompor surya tersebut digunakan berjumlah 2 buah dengan ukuran
sehingga cahaya yang masuk diterima dalam masing-masing 12 x 30 cm sebagai heatsink
bentuk energi panas dan terkonsentrasi pada panas dan 12 x 30 cm sebagai heatsink dingin.
satu titik. Bagian modul yang dipasangkan ke heatsink
bagian dingin dari modul termoelektrik yaitu
bagian yang ditandai dengan sisi yang
bertuliskan kode modul,sedangkan untuk bagian
panas adalah sebaliknya. Modul direkatkan
dengan menggunakan thermal pasta yang
berguna agar proses pemindahan panas dari
modul ke heatsink menjadi lebih maksimal.

Gambar 12. Gambar pemasangan


Gambar 8. Model rancangan kompor surya termoelektrik pada heatsink
berbasis termoelektrik
3.6 Alat dan Bahan Yang Digunakan
3.5 Perancangan Kolektor Termoelektrik 1. Bahan Rancangan :
Untuk rancangan kolektor termoelektrik a) Heatsink Aluminium sebagai
menggunakan modul termoelektrik tipe TEG penghantar panas ke sisi panas peltier
SP 1848-27145 SA berjumlah 6 buah modul thermoelectric generator.
dan disusun secara seri agar menghasilkan b) Multipleks sebagai bahan dasar
tegangan yang lebih besar. pembuatan kompor surya.
c) Kaca bening yang berfungsi sebagai
reflektor sekaligus penutup kompor
surya.
d) Cermin yang berfungsi sebagai
reflektor agar cahaya yang masuk dapat
terkonsentrasi.
e) Stryofoam yang berfungsi untuk
Gambar 9. Rangkaian kolektor termoelektrik meredam panas.
yang dirangkai secara seri f) Aluminium foil sebagai reflektor area
dalam kompor surya.
g) Heatsink Dingin sebagai pembuang
panas dari sisi dingin dingin peltier
thermoelectric generator.
h) Wadah Plastik untuk menampung air
sebagai pendingin dari heatsink.
2. Bahan Penelitian:
Gambar 10. Skema Pengukuran Tegangan a) Kompor Surya yang akan digunakan
sebagai media pemusat panas.
b) Heatsink sebagai penghantar dari sisi
panas dan dingin dari peltier
thermoelectric generator.
c) Modul peltier Thermoelectric
Generator tipe SP 1848-27145 SA.
3. Alat-alat yang dipergunakan :
a) Thermometer Analog
Gambar 11. Skema Pengukuran Arus b) Thermometer Digital
c) Multimeter
3.7 Metode Penelitian Tabel 3. Data Hasil Perhitungan Koefisien
Prosedur penelitian dilakukan dalam Seebeck Hari ke – 3
beberapa tahap diantaranya, studi litertur,
memilih peralatan dan bahan, mendesain alat
pengujian, perakitan alat uji dan dilakukan
pengujian alat, pengujian awal dan pengukuran
hasil keluaran untuk mendapatkan hasil dari
penelitian dan pengujian.

IV. Hasil dan Analisis


4.1 Hasil Perhitungan Koefisien Seebeck
Berikut ini merupakan tabel hasil
perhitungan untuk mencari koefisien seebeck
dengan mengubah suhu dari Celcius (oC) ke
Kelvin (ºK) pada hari ke - 1. 4.2 Data dan Perhitungan Kalor yang
Diserap dan Effisiensi Kompor Surya
Tabel 1. Data Hasil Perhitungan Koefisien Berikut ini tabel hasil perhitungan data
Seebeck Hari ke – 1 kalor yang diserap dan effisiensi kompor surya

Tabel 4. Data Kalor yang Diserap dan


Effisiensi Kompor Surya

Berikut ini merupakan tabel hasil


perhitungan untuk mencari koefisien seebeck
dengan mengubah suhu dari Celcius (oC) ke
Kelvin (K) pada hari ke - 2. Tabel di atas ialah hasil perhitungan dari
kalor yang diserap oleh kompor surya dan
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan Koefisien effisiensi. Setelah didapat ṁ ( Laju aliran massa
Seebeck Hari ke – 2 udara ) yaitu 0,776 kg/s maka harga kalor yang
diserap ( Qu ) juga dapat diketahui dengan
persamaan :

Qu = ṁ Cp ( Th – Tc ) (5)

Keterangan :
ṁ = Laju aliran massa udara (kg/s)
Cp = Panas Jenis udara (j/kg.oC)
Th = Suhu panas (oC)
Tc = Suhu dingin (oC)

Setelah kalor yang diserap ( Qu ) kompor


surya diketahui maka efisiensi ( η ) kompor
Berikut ini merupakan tabel hasil surya dapat dihitung mengguanakan persamaan
perhitungan untuk mencari koefisien seebeck :
dengan mengubah suhu dari Celcius (oC) ke
Kelvin (oK) pada hari ke - 3.
Qu
η = IT AC (6)
Keterangan : lingkungan sekitar seperti angin ataupun
η = effisiensi (%) pergantian sistem air pendingin, sehingga
Qu = Kalor yang diserap (Joule) temperatur heatsink perlahan – lahan akan
IT = Intensitas radiasi matahari (W/m2) menyesuaikan dengan temperatur lingkungan
Ac = Luas permukaan (m2) sekitarnya. Temperatur pada heatsink panas
akan terjadi perubahan sesaui dengan panas
4.2 Pengukuran Suhu pada Heatsink yang diterima matahari. Heatsink akan
Pengukuran suhu pada heatsink dilakukan menyerap panas matahari secara perlahan sesuai
untuk mengetahui perbedaan suhu pada heatsink keadaan cuaca pada saat pengujian dilakukan.
tersebut. Pengukuran ini meliputi suhu pada
heatsink panas yang berada di dalam kompor Tabel 6. Data Kalor yang Diserap pada
surya dan heatsink dingin yang berada diluar Termoelektrik
kompor surya.

Tabel 5. Data Pengukuran Heatsink


Tabel di atas ialah hasil perhitungan untuk

kalor yang diserap pada termoelektrik.


Untuk mendapatkan harga kalor yang diserap
(Q) pada termoelektrik digunakan persamaan :

Q = m.C.ΔT (7)

Keterangan :
Q = Kalor yang diserap (Joule)
m = massa benda (kg)
C = Kalor jenis (J / kg oC )
ΔT = Perbedaan suhu ( oC )

V. Penutup
5.1 Kesimpulan
Grafik 1. Grafik perbedaan suhu pada Dari hasil pengujian maka dapat ditarik
heatsink kesimpulan sebagai berikut :
1. Kompor surya tipe kotak dalam
Tabel dan grafik diatas menunjukkan penangkapan sinar matahari dapat
suhu heatsink mulai dari pukul 09.00 – 15.00 menghasilkan panas maksimum mencapai
WIB. Untuk heatsink panas tertinggi rata-rata 58,7 ◦C pada pukul 10.00 pada hari kedua
yaitu 65,97 oC pada pukul 11.00 WIB. dan dan rata-rata mengalami penurunan
temperature suhu pada heatsink dingin pada temperatur pada jam 15.00 dikarenakan
pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB paparan sinar matahari yang masuk
mengalami turun naik yang dikarenakan menurun.
pergantian air pendingin yang mengakibatkan 2. Output yang dihasilkan oleh termoelektrik
temperatur suhu menjadi turun naik. Selisih bergantung pada perbedaan suhu yang
temperatur pada heatsink panas dan heatsink terjadi pada kedua heatsink yaitu heatsink
dingin yaitu suhu tertinggi rata-rata terdapat panas dan heatsink dingin.
pada pukul 11.00 WIB dengan perbedaan 3. Pada pengujan 6 buah modul yang dirangkai
temperature mencapai 18,74 oC dan perbedaan seri didapatkan hasil tegangan maksimal
suhu terendah yaitu 9,0 oC pada pukul 15.00 3,56 Volt denagn arus sebesar 0,171
WIB. Temperatur pada heatsink dingin akan Ampere dan daya 0,609 Watt.
terjadi perubahan dikarenakan pengaruh dari
4. Dari keseluruhan percobaan dapat dilihat 5.2 Saran
bahwa tegangan yang dihasilkan berbanding Saran untuk pengembangan Kompor
lurus dengan besarnya perbedaan Surya sebagai Pembangkit Listrik Berbasis
temperatur. Hal ini sesuai dengan Termoelektrik ini adalah :
karakteristik termoelektrik berdasarkan teori 1. Memperbaiki sistem desain agar dapat
efek Seebeck dimana tegangan yang mempertahankan kestabilan suhu panas dan
dihasilkan sebanding dengan besarnya dingin yang lebih baik.
perbedaan temperatur yang didapat 2. Sistem pendinginan pada heatsink harus
5. Pada percobaan yang dilakukan pada pukul diperbaiki agar dapat menghasilkan
09.00 – 15.00 selama 3 hari Koefisien perbedaan temperatur yang signifikan pada
Seebeck yang dapat dihasilkan pada hari heatsink pada sisi panas.
pertama maksimal 0,094 ºKelvin dengan 3. Pemilihan bahan serta rancangan yang tepat
rata-rata sebesar 0,073 ºKelvin, pada hari dapat mempengaruhi output yang dihasilkan
kedua didapatkan Koefisien Seebeck sebesar selain dari ketergantungan cuaca.
0,181 ºKelvin dengan rata-rata 0,129
ºKelvin, dan pada pengukuran hari ketiga DAFTAR PUSTAKA
Koefisien Seebeck yang didapatkan paling [1] Aulia, Darwison and Faisyal Razak. 2017.
maksimal yaitu sebesar 0,153 ºKelvin “Pembangkit Listrik Pikotermal Matahari,
dengan rata-rata sebesar 0,128 ºKelvin. Kajian Awal”.
6. Laju massa aliran udara yang di dapatkan [2] Muammar Khalid, Mahdi Syukri, Mansyur
selama 3 hari pengukuran didapatkan Gapy. 2016. “Pemanfaatan Energi Panas
minimal sebesar 0,127 ṁ (kg/s) pada pukul Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif
09.00 dan maksimal 0,201 ṁ (kg/s) pada Berskala Kecil Dengan Menggunakan
pukul 11.00 dimana pada saat itu aliran Termoelektrik”. Banda Aceh. Jurusan
massa udara semakin meningkat seiring Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas
dengan perubahan suhu temperatur sekitar Teknik, Universitas Syiah Kuala.
dan juga panas matahari. [3] Hasra Rafika, Rahmat Iman Mainil, dan
7. Kalor yang dapat diserap oleh kompor surya Azridjal Aziz. 2016.“Kaji Eksperimental
selama 3 hari pengukuran yaitu didapatkan Pembangkit Listrik Berbasis
rata-rata 1634,7 Joule dengan effesiensi Thermoelectric Generator (TEG) Dengan
sebesar 20,0 % pada pukul (09.00), 2484,8 Pendingin Menggunakan Udara”.
Joule dengan effesiensi sebesar 24,3 % pada Universitas Riau.
pukul (10.00), 3760,0 Joule dengan [4] Saiful Manan. “Energi Matahari, Sumber
effesiensi sebesar 28,6 % pada pukul Energi Alternatif Yang Efisien, Handal
(11.00), 2434,6 Joule dengan effesiensi dan Ramah Lingkungan Di Indoesia”
sebesar 16,0 % pada pukul (12.00), 2395,0 Universitas Diponegoro.
Joule dengan effesiensi sebesar 15,1 % pada [5] Usman Dedi, Mulyanef, Wenny
pukul (13.00), 1795,2 Joule dengan Marthinana. 2018. “Kaji Eksperimental
effesiensi sebesar 14,7 % pada pukul Alat Pemasak Tenaga Surya Tipe Box
(14.00), 1330,6 Joule dengan effesiensi Dengan Menggunakan Dua Cermin
sebesar 15,4 % pada pukul (15.00). Pemantul Sebagai Alat Bantu”.
8. Kalor yang dapat diserap oleh modul Universitas Bung Hatta.
termoelektrik selama 3 hari pengukuran [6] Suhardi. 2007. “Studi Eksperimental
yaitu didapatkan rata-rata minimal 486,00 Kompor Tenaga Surya Tipe Box”. Padang
Joule, dan maksimal 1011,96 Joule. : Jurnal Teknik Mesin Universitas Bung
9. Rentang suhu yang dapat menghasilkan Hatta.
tegangan selama pengukuran minimal yaitu [7] Ansyori. 2017. “Rancang Bangun Sistem
sebesar 28 oC sudah dapat menghasilkan Generator Termoelektrik Sederhana
tegangan dan maksimal sebesar 62 oC paling Sebagai Pembangkit Listrik Dengan
tertinggi selama dilakukannya pengujian. Menggunakan Metode Seebeck Effect”.
10. Dari hasil pengujian keselurahan alat Universitas Islam Negeri Maulana Malik
tegangan dan daya yang dihasilkan dapat Ibrahim, Malang.
digunakan sebagai untuk mencharger Hp [8] Astawa, K., Suamadwipa, N. 2015.
dan juga menghidupkan lampu Led dengan “Analisa Performansi Kolektor Surya Plat
kapasitas yang tidak terlalu besar. Datar dengan Aliran Impinging Jet
Melalui Sirip Berlubang dengan Diameter
Berbeda”. Laporan Akhir Hibah Unggulan
Program Studi Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Udayana. Biografi
[9] Farhan Al Ajria. 2015. Ginanjar, lahir di
http//go.microsoft.com/Pengertian, Fungsi Singkawang, 28 Juli 1992.
dan Cara Kerja Heatsink.html. Diakses Menempuh pendidikan
pada tanggal 9 April 2019.
dasar di SD Negeri 13
[10] Alden Tulak. 2013. “TEG Dengan 7
Termoelektrik Rangkaian Seri Untuk Singkawang lulus tahun
Charger Handphone” Universitas Sanata 2004, melanjutkan ke SMP
Dharma,Yogyakarta. Negeri 1 Singkawang
[11] http//Penjelasan Mengenai Heatsink, sampai tahun 2007, dan melanjutkan ke
Komponen Pendingin Pada Komputer SMA Negeri 10 Singkawang sampai tahun
Schoolpouringrights.html. diakses pada 2010, Memperoleh gelar Sarjana dari
tanggal 9 April 2019. Program Studi Teknik Elektro Universitas
[12] Umar and Dara Fuji. 2017. Tanjungpura Pontianak pada tahun 2019.
“Pengembangan dan Optimalisasi Elemen
Peltier Sebagai Generator Termal
Memanfaaatkan Energy Panas
Terbuang”. Universitas Riau Pekanbaru.
[13] Belgler, H., Biermann, E., Gruup, M.,
Owen-Jones, M., and Palmer, R. 1999.
“Moving Ahead With Solar Cookers”.
Deutsche Gessellschaft For Tecnische
Zusammnenarbeit (GTZ) Gmbh, Eschborn
Germany.
[14] Riska Rizanna Faruzha A, M. Fidaus
Kamal, Fachrunissa. 2010. “Pembuat Alat
Memasak Hemat Energi Dari Tenaga
Surya (Solar Box Cooker) Untuk
Mengurangi Efek Pemanasan Global”.
SMA Negeri 6 Banjarmasin.
[15] Muhammad Bayu Dwicaksono, Chairullah
Rangkuti. 2017. “Perancangan,
Pembuatan, Dan Pengujian Kompor
Energi Matahari Tipe Parabola Kipas”.
Universitas Trisakti.
[16] Nandy Putra, Raldi Artono Koester,
M.Adhitya, Ardian Roeketinno, dan Bayu
Trianto. 2009. “Potensi Pembangkit Daya
Termoelektrik Untuk Kendaraan Hybrid”.
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai