Anda di halaman 1dari 9

1.

1 PENDAHULUAN
Pembangkit skala pico (kapasitas 0.5-10 kW) sangat dikenal dipergunakan
pada pembangkit listrik tenaga air dengan sebutan pikohidro. Ini disebabkan
banyaknya tersedia sumber aliran air yang dapat dimanfaatkan dengan kapasitas
pico yang bertebaran di banyak negara seperti Indonesia, India dan Nigeria.
Berbeda dengan pikohidro, ketersediaan energi picotermal masih sangat
terbatas dan belum ada pengembang ataupun penyedia jasa yang menawarkan
pembangunanya ke masyarakat. Hal ini sangat kontras dengan ketersediaan energi
termal matahari yang ada sepanjang tahun dengan jumlah yang melimpah.
Kelangkaan pembangkit listrik termal matahari salah satunya disebabkan karena
kurangnya perhatian perguruan tinggi dan lembaga riset untuk mengembangkan
teknologi yang mendukungnya.
Untuk memanfaatkan energi panas matahari diperlukan suatu teknologi
yang dapat memusatkan panas matahari ke satu titik sehingga panas yang
terkumpul mampu memanaskan kolektor. Untuk itu, secara umum ada empat jenis
teknologi matahari yang dipakai yaitu teknologi tower, teknologi piring parabola,
teknologi selimut silindar dan teknologi lensa cembung. Namun tujuan dari
teknologi tersebut adalah sama, yaitu agar panas matahari dapat difokuskan
seefisien mungkin untuk dijadikan energi listrik. Pada penelitian ini dikaji
pemanfaatan energi panas matahari dengan menggunakan teknologi kompor surya
tipe box dan teknologi termoelektrik.
Teknologi termoelektrik merupakan teknologi yang relatif efisien, ramah
lingkungan, tahan lama, dan mampu menghasilkan energi dalam skala kecil
hingga skala besar. Prinsip dasar dari termoelektrik adalah mengubah energi
panas menjadi energi listrik secara langsung. Untuk menghasilkan arus dan
tegangan, sebuah modul thermoelectric cukup diletakkan pada dua daerah (sisi
panas dan dingin), sehingga ketika terjadi perbedaan suhu antara kedua
permukaan termoelektrik tersebut maka akan timbul energi listrik.
Elemen termoelektrik terdiri dari semikonduktor tipe N dan tipe P yang
bagian atas dan bawah dilapisi dengan konduktor tembaga sebagai penghubung
satu sama lain antara tipe N dan tipe P. Konduktor tembaga pada termoelektrik
membantu perpindahan electron-elektron untuk dapat bergerak bebas. Apabila
batang logam dipanaskan dan didinginkan pada dua kutub batang logam tersebut,
electron pada sisi panas logam akan bergerak aktif dan memiliki kecepatan aliran
yang lebih tinggi dibandingkan pada sisi bagian dingin logam.

Gambar 1. Rangkaian Ekivalen Termoelektrik

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, sebuah termoelektrik diwakili


oleh rangkaian thermo-listrik dimana generator (TEG) diletakkan diantara 2
reservoir suhu yaitu sisi panas (TH) dan sisi dingin (TC). Kedua suhu ini (T)
berpengaruh pada besaran energi panas (QH) yang diserap oleh termoelektrik
serta besaran tegangan dan arus yang akan dihasilkan. Sebuah TEG
dikarakteristikkan dengan adanya hambatan listrik isotermal (R), konduktansi
termal (K) dan koefisien seebeck (S).
Berdasarkan latar belakang di atas maka tugas akhir ini akan dibuat
Prototipe Pembangkit Listrik Pikotermal Menggunakan Kompor Surya Berbasis
Termoelektrik .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang pembangkit listrik pikotermal menggunakan
kompor surya tipe box yang bebasis termoelektrik ?
2. Bagaimana merakit termoelektrik sehingga dapat menghasilkanlistrik ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah :
1. Merancang pembangkit listrik menggunakan teknik kompor surya yang
berbasis termoelektrik.
2. Mengetahui arus dan tegangan yang di hasilkan oleh termoelektrik.
1.4 Pembatasan masalah
1. Hanya merancang kompor surya dan termoelektrik menjadi pembangkit
listrik.
2. Hanya menghitung keluaran arus dan tegangan yang dihasilkan oleh
termoelektrik.
3. Tidak membahas biaya perancangan pembangkit listrik pikotermal dengan
teknik kompor surya berbasis termoelektrik.
1.5 Tinjauan Pustaka
Aulia pada skripsi sarjananya yang meneliti tentang Pembangkit Listrik
Pikotermal Matahari, Kajian Awal Dalam penelitian ini pembahasan difokuskan
pada analisa pemanfaatan energi panas matahari menggunakan teknologi selimut
silinder.
Nandy Putra pada skripsi sarjananya yang meneliti tentang Potensi
Pembangkit Daya Termoelektrik Untuk Kendaraan Hibrid Dalam penelitian ini
pembahasan difokuskan pada beda temperatur yang cukup besar antara dinding
saluran pembuangan panas dengan temperatur lingkungan untuk membangkitkan
energi listrik dengan menggunakan termoelektrik.
Muammar Khalid pada skripsi sarjananya yang meneliti tentang
Pemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Berskala Kecil
Dengan Menggunakan Termoelektrik Dalam penelitian ini pembahasan
difokuskan pada pemanfaatan energi panas matahari sebagai pembangkit listrik
menggunakan termoelektrik.
1.6 Metodelogi Penelitian
1.6.1 Kompor Surya
Kompor tenaga surya adalah perangkat memasak yang menggunakan
energi termal matahari melalui suatu kolektor sebagai sumber energi. Prinsip
dasar cara kerja kompor surya adalah radiasi termal sinar matahari yang jatuh
pada permukaan kolektor dipantulkan ke sebuah titik atau area tertentu yang
disebut titik api kolektor. Konsentrasi energi termal matahari pada titik atau area
ini menghasilkan suhu yang sangat tinggi. Alat tempat memasak ditempatkan
pada daerah titik api ini, sehingga energi termal yang terkonsentrasi mengenai alat
tempat memasak dan meneruskan energi termal tersebut ke produk yang sedang
dimasak.
Ada berbagai jenis kompor surya. Semuanya menggunakan panas dari
cahaya matahari untuk memasak. Prinsip dasar kompor surya adalah
memfokuskan cahaya matahari. Beberapa perangkat, biasanya berupa cermin atau
sejenis bahan metal atau logam yang memantulkan cahaya, digunakan untuk
memfokuskan cahaya dan panas matahari ke arah area memasak, membuat energi
lebih terkonsentrasi ke satu titik dan menghasilkan panas yang cukup untuk
memasak.
Ada beberapa tipe kompor tenaga surya dilihat dari segi bentuk dan
kolektor yang digunakan (Noam, 1990) diantaranya :
a. Kompor Tenaga Surya tipe Box
Sesuai dengan namanya kompor ini berbentuk kotak sederhana dapat
dibuat dengan menggunakan kardus bekas, panas yang dihasilkan umumnya
mencapai 150 C ini berarti tidak sepanas kompor konvensional pada umumnya.
Namun demikian, memasak dengan kompor ini sebaiknya dilakukan sebelum
tengah hari. Bergantung pada lokasi berdasarkan garis lintang dan cuaca, makanan
dapat dimasak baik pada pagi hari atau siang hari. Kompor ini ditemukan oleh
Horace de Saussure, seorang naturalis Swiss, sejak tahun 1767, kompor surya
baru populer sekitar tahun 1970an. Perangkat masak yang sederhana dan berguna
ini semakin banyak digunakan di berbagai negara di seluruh dunia.

Gambar 2. Kompor Surya Tipe Box

b. Kompor Tenaga Surya tipe Parabolik


Kompor jenis mampu menghasilkan panas yang sangat tinggi dan
memasak dengan cepat, namun senantiasa membutuhkan pengaturan dan
pengawasan agar dapat beroperasi dengan aman. Sesuai dengan namanya kompor
ini berbentuk seperti mangkuk yang berfungsi menangkap dan memfokuskan
sinar matahari yang selanjutnya akan diteruskan ke absorber. Kompor ini banyak
digunakan di negara Cina dan banyak digunakan untuk memasak skala besar.
Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas yang
diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin cekung besar
sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan untuk menggantikan
panas dari kompor minyak atau kayu bakar.

Gambar 3. Kompor Surya Tipe Parabolik

c. Kompor Surya Tipe Oven Setengah Silinder


Kompor surya ini berbentuk setengah silinder menggunakan cermin datar
sebagai reflektornya yang dibentuk setengah silinder sesuai dengan kerangkan
yang dapat dibuat dari drum, atau dengan mendesain kerangkan menggunakan
plat seng datar berbentuk setengah silinder. Kompot tipe ini menggunakan
penutup pada bagian atasnya dengan memanfaatkan kaca polos, untuk menahan
radiasi dari panas matahari. Kompor surya tipe ini menghasilkan fokus cahaya
berbentuk garis memanjang, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memanaskan
atau memasak lebih dari satu tempat untuk memasak. Kompor tipe ini akan
mampu menghasilkan panas yang tinggi jika kompor dibuat vakum, sehingga
energi yang hilang ke lingkungan lebih kecil dan menghasilkan panas yang lebih
tinggi. Tapi perlu diperhitungkan tekanan yang dihasilkan kompor, karena
tekanan akan sebanding dengan kenaikan suhu dalam ruangan kompor surya tipe
ini.
Gambar 4. Kompor Surya Setengah Silinder

1.6.2 Termoelektrik
Termoelektrik adalah proses konversi langsung dari suatu perbedaan suhu
menjadi tegangan listrik atau sebaliknya. Sebuah perangkat modul termoelectrik
menghasilkan tegangan ketika ada suhu yang berbeda di setiap sisi. Sebaliknya,
bila termoelectrik diberi tegangan listrik, akan menciptakan perbedaan suhu.

1.6.3 Elemen Termoelektrik


Elemen termoelektrik terdiri dari semikonduktor tipe N dan tipe P yang
bagian atas dan bawah dilapisi dengan konduktor tembaga sebagai penghubung
satu sama lain antara tipe N dan tipe P. Konduktor tembaga pada termoelektrik
membantu perpindahan electron-elektron untuk dapat bergerak bebas. Apabila
batang logam dipanaskan dan didinginkan pada dua kutub batang logam tersebut,
electron pada sisi panas logam akan bergerak aktif dan memiliki kecepatan aliran
yang lebih tinggi dibandingkan pada sisi bagian dingin logam.

1.6.5 Koefisien seebeck


Koefisien Seebeck menjelaskan bahwa pada saat thermocouple
dipanaskan, kondisi semikonduktor yang terisi banyak elektron koefisien
seebecknya bertanda negatif. Sedangkan semikonduktor yang kekurangan
elektron koefisien seebecknya bertanda negatif. Sedangkan semikonduktor yang
kekurangan elektron koefisien seebecknya bertanda positif. Jadi koefisien seebeck
setiap logam ada yang bernilai positif dan ada yang bernilai negatif. Koefisien
seebeck tergantung pada perbedaan suhu dan perbedaan tegangan yang dihasilkan
tergantung dari nilai koefisien seebeck dan perbedaan temperatur. Perbedaan
tegangan dinyatakan dalam persamaan :
V = S x T (Thot Tcool)
Dimana :
V = Tegangan
S = Koefisien Seebeck
T = Perbedaan antara suhu panas dan suhu dingin

1.6.6 Termoelektrik
Thermoelectric power generating adalah suatu pembangkit listrik yang
didasarkan pada efek Seebeck, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh
Thomas Johann Seebeck. Aplikasi penggunaan termoelektrik dapat digunakan
secara luas terutama pada pembangkit-pembangkit yang membutuhkan energi
panas sebagai sumber energi utama yang nantinya akan di konversikan menjadi
energi listrik. Penggunaan termoelektrik ini juga cocok digunakan pada pabrik-
pabrik yang memiliki buangan panas yang besar sehingga dapat dimamfaat
sebagai pembangkit listrik. Secara umum material-material yang digunakan pada
termoelektrik yaitu :
Silicon Germanium
Germanium adalah unsur kimia dengan simbol Ge dan nomor atom 32.
Germanium adalah metaloid berkilau, keras, berwarna abu-abu keputihan
dalam golongan karbon, secara kimiawi bersifat sama dengan unsur
segolongannya timah dan silikon. Germanium murni adalah semikonduktor,
dengan penampilan hampir sama dengan unsur silikon. Germanium, sama halnya
dengan silikon, secara alamiah bereaksi dan membentuk senyawa kompleks
dengan oksigen di alam. Berkebalikan dengan silikon, germanium terlalu reaktif
untuk ditemukan secara alami di Bumi dalam bentuk bebasnya.
Lead Telluride
Lead Telluride adalah senyawa timbal dan telurium (PbTe) mengkristal
dalam struktur kristal NaCl dengan atom Pb yang menempati kation dan Te
membentuk kisi anionik. Ini adalah celah sempit semikonduktor dengan celah pita
0,32 eV, ini terjadi secara alami sebagai mineral altaite.

Bismuth Telluride Alloys


Bismuth telluride (Bi2Te3) adalah bubuk abu-abu yang merupakan
senyawa bismut dan telurium juga dikenal sebagai bismut (III) telluride. Bismuth
telluride Ini adalah semikonduktor, yang bila diberi paduan antimoni atau
selenium, Bismuth telluride adalah bahan termoelektrik yang efisien untuk
pendinginan atau pembangkit listrik portabel. Bi2Te3 adalah isolator topologi,
dengan demikian menunjukkan sifat fisik yang bergantung ketebalan.

1.6.8 Heat Sink


Heatsink adalah perangkat elektronik yang menggabungkan kipas angin
atau perangkat peltier untuk menjaga komponen elektronik seperti prosesor
dengan menghamburkan panas ke udara agar tetap dingin. Heat sink digunakan
dengan perangkat semikonduktor yang berdaya tinggi seperti daya transistor
dan optoelektronik layaknya laser atau dioda yang memancarkan cahaya (LED).
Sebagai contoh dari penggunaan heat sink adalah untuk pendinginan komputer
atau pendinginan CPU. Heatsink biasanya terbuat dari logam dengan
konduktivitas termal tinggi seperti aluminium atau tembaga dan menggabungkan
sirip untuk meningkatkan luas permukaan. Panas dari komponen yang relatif kecil
ditransfer ke heatsink yang lebih besar sehingga suhu keseimbangan komponen
ditambah heat sink menjadi jauh lebih rendah.

1.6.8 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam riset tugas akhir ini adalah:
1. Studi literatur: mengumpulkan, mempelajari serta menyimpulkan dari
buku-buku literatur, jurnal ilmah, dan internet tentang hal-hal yang
mendukung dalam pemanfaatan panas matahari menggunakan teknik
kompor surya bebasis termoelektrik.
2. Eksperimen:
a. Melakukan perancangan kompor surya dan termoelektrik.
b. Melakukan pengujian sistem keseluruhan alat hingga
menghasilkan listrik.
1.6.9 Variabel Atau Data
Variabel atau data yang akan dikumpulkan serta dipelajari pada riset tugas
akhir ini meliputi data arus dan teganagn yang di keluarkan oleh termoelektrik.

1.6.10 Analisis Hasil


Analisis hasil dalam riset tugas akhir ini adalah pengujian dan pengamatan
terhadap keseluruhan sistem yang dirancang meliputi arus dan tegangan yang
dikeluarkan oleh termoelektrik.

Anda mungkin juga menyukai