Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TERMOELEKTRIK SKALA KECIL

DENGAN INCINERATOR SAMPAH SEBAGAI MEDIA PENGHASIL PANAS


DESIGN OF SMALL-SCALE THERMOELECTRIC POWER PLANTS WITH GARBAGE
INCINERATORS AS HEAT-GENERATING MEDIA

Reta Arsita1, Abdul Natsir, 2, I Nyoman Wahyu Satiawan.3


1,2,3)
Jurusan Teknik Elektro Universitas Mataram
1
reta.etha27@gmail.com, 2natsiramin@yahoo.com , 3nwahyus@yahoo.com
ABSTRAK
Saat ini, kebutuhan dan konsumsi listrik terus meningkat. Untuk mengurangi
ketergantungan energi fosil, maka energi alternatif menjadi solusi penanganan masalah tersebut.
Peneliti mengembangkan teknologi termoelektrik dengan incinerator sampah. Tipe termoelektrik
yang digunakan adalah thermoelectric generator SP 1848-27145 SA yang mengonversi energi
panas dari sisa pembakaran incinerator sampah menjadi energi listrik secara langsung (efek
Seebeck). Pada penelitian ini, diperoleh jumlah kalor yang diserap termoelektrik yang
menghasilkan keluaran sistem berupa tegangan dan arus akibat selisih suhu yang terjadi antara
sisi termoelektrik. Peneliti menggunakan 2 termoelektrik dengan 4 kali percobaan. Diperoleh 10
data pada setiap percobaan yang diukur setiap 2 menit.Hasil penelitian diperoleh bahwa pada
selisih suhu minimum 5 dengan jumlah kalor yang diserap termoelektrik adalah 731,25 Joule,
menghasilkan tegangan 0,88 V. Sementara selisih suhu maksimum 52 dengan jumlah kalor
terserap adalah 7605 Joule, menghasilkan tegangan 2,06 V. Keluaran termoelektrik tergantung
pada perbedaan suhu yang terjadi pada logam dan heatsink di kedua sisi termoelektrik. Saat
menggunakan 1 buah termoelektrik kondisi tanpa beban dan berbeban, diperoleh tegangan
minimum sebesar 0,88 V, tegangan maksimum sebesar 1,43 V dan tegangan rata-rata sebesar
1,229 V. Arus minimum yang dihasilkan sebesar 0,01 mA, arus maksimum sebesar 0,09 mA dan
arus rata-rata sebesar 0,042 mA. Saat menggunakan 2 buah termoelektrik kondisi tanpa beban dan
berbeban, diperoleh tegangan minimum sebesar 1,989 V, tegangan maksimum sebesar 2,06 V dan
tegangan rata-rata sebesar 2,0298 V. Arus minimum 20,36 mA, arus maksimum sebesar 71,8 mA
dan arus rata-rata sebesar 46,596 mA.
Kata kunci : Incinerator, Termoelektrik, Thermoelectric Generator, efek Seebeck, Sampah.
ABSTRACT
Today, electricity needs and consumption continue to increase. To reduce fossil fuel dependence,
alternative energy becomes the solution to the problem. Researchers developed thermoelectric
technology with garbage incinerators. The thermoelectric type used was the SP 1848-27145 SA
thermoelectric generator that directly converted heat energi from the remaining combustion of the
garbage incinerator into electrical energi (Seebeck effect). In this study, the number of calorific
absorbed by the thermoelectrics were resulted in the output of the system in the form of voltage and
current due to the difference in temperatur that occurs between the thermoelectric sides.
Researchers used 2 thermoelectrics with 4 experiments. 10 data were obtained on each experiment
measured every 2 minutes.The results showed that at a minimum temperature difference of 5°C
with the number of calorific absorbed thermoelectric was 731.25 Joule, resulted a minimum voltage
of 0,88 V. while on the maximum temperature difference of 52°C with the amount of calorific
absorbed of 7605 Joules, resulted a voltage of 2.06 V. Thermoelectrics output depends on the
difference in temperature that occurs in metals and heatsinks on both sides of the thermoelectric.
When using 1 thermoelectric in burden and burdenless condition, obtained a minimum voltage of
0.88 V, a maximum voltage of 1.43 V and an average voltage of 1,229 V. while the Minimum
generated current was 0.01 mA, the maximum current was 0.09 mA and the average current was
0.042 mA. When using 2 thermoelectric in burden and burdenless conditions, there was a minimum
voltage of 1,989 V, a maximum voltage of 2.06 V and an average voltage of 2.0298 V. Minimum
current of 20.36 mA, a maximum current of 71.8 mA and an average current of 46,596 mA.
Keywords : Incinerator, Thermoelectric, Thermoelectric Generator, Seebeck effect, Waste.
PENDAHULUAN pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi
Energi listrik sudah menjadi kebutuhan sebagian orang masih bisa dipakai jika
yang sangat penting bagi kehidupan dikelola dengan prosedur yang benar
manusia. Semua aktivitas manusia saat ini (Nugroho, 2013). Berdasarkan sumbernya,
sangat bergantung pada energi listrik, jenis-jenis sampah dapat dibedakan menjadi
terutama pada teknologi yang digunakan. sampah alam, sampah manusia, sampah
Melihat kebutuhan dan konsumsi listrik yang konsumsi dan sampah industry. Berdasarkan
semakin meningkat, diperlukan adanya sifatnya, sampah dibedakan menjadi sampah
antisipasi dan perhatian terhadap organic dan sampah anorganik. Sementara
ketergantungan penggunaan energi fosil. berdasarkan bentuknya, sampah dibedakan
Selain itu, ada pula permasalahan sampah menjadi sampah padat dan sampah cair.
yang telah terjadi di seluruh daerah, tak
terkecuali di NTB. Menurut Sekretaris Dinas Incinerator
LHK NTB, proyeksi total timbunan sampah di Incinerator adalah tungku pembakaran
NTB pada tahun 2020 sebanyak 2.256,74 ton untuk mengolah limbah padat yang
per hari. Untuk mengantisipasi kedua hal mengonversi materi padat (sampah) menjadi
tersebut, maka dapat dikembangkan suatu materi gas dan abu (bottom ash dan fly ash).
energi alternatif, yakni pemanfaatan sampah Insinerasi merupakan proses pengolahan
untuk menghasilkan energi listrik. Komponen limbah padat dengan cara pembakaran pada
utama yang dibutuhkan adalah incinerator temperatur 800 hingga mencapai 1200 .
dan termoelektrik. Dalam hal ini, incinerator Selain sebagai pemusnah sampah,
digunakan untuk membakar sampah yang incinerator juga dapat digunakan sebagai
kemudian sisa panas pembakaran dari alternatif dalam menghasilkan energi listrik.
incinerator akan dikonversi menjadi energi Karena temperatur yang dihasilkan oleh
listrik menggunakan termoelektrik incinerator tinggi, yakni bisa mencapai 800 ,
(thermoelectric generator). Prinsip dasar dari maka incinerator ini dapat dimanfaatkan
thermoelectric generator adalah mengubah menjadi energi listrik dari energi panas/termal
energi panas menjadi energi listrik secara hasil pembakaran (Muhammad dkk, 2018).
langsung dengan memanfaatkan perbedaan Berdasarkan sistem pengumpanannya,
suhu yang terjadi di lingkungan. Semakin incinerator dikelompokkan menjadi dua, yakni
besar level beda suhu antara kedua sisi tipe kontinyu dan tipe batch. Pada incinerator
thermoelectric generator, maka semakin tipe kontinyu, sampah dimasukkan terus
besar pula tegangan yang dihasilkan. menerus dan bergerak secara kontinyu
Penelitian ini akan merancang sistem dengan melewati proses pembakaran dan
pembangkit termoelektrik dengan incinerator pembuangan sisa pembakaran. Incinerator
sampah, kemudian dapat diketahui kalor tipe batch, sampah dimasukkan hingga
yang diserap oleh termoelektrik dan mencapai kapasitas dari incinerator tersebut
menghasilkan keluaran sistem berupa dan melalui proses pembakaran dalam satu
tegangan dan arus yang diperoleh akibat waktu.
selisih suhu yang terjadi antara kedua sisi
termoelektrik. Peneliti menggunakan 2 buah Temperatur dan Kalor
termoelektrik dengan 4 kali pengambilan Temperatur atau suhu adalah ukuran
data, yakni menggunakan 1 buah mengenai panas atau dinginnya suatu zat
termoelektrik saat kondisi tanpa beban dan atau benda. Sementara kalor merupakan
berbeban, dan menggunakan 2 buah salah satu bentuk energi yang dapat
termoelektrik saat kondisi tanpa beban dan berpindah dari satu sistem ke sistem yang
berbeban. Terdapat sebanyak 10 data pada lain karena adanya perubahan suhu. Pada
setiap percobaan yang diukur setiap 2 menit abad ke-18, sejumlah ilmuwan melakukan
selama 20 menit. percobaan dan menemukan bahwa besar
kalor Q yang diperlukan untuk mengubah
LANDASAN TEORI suhu suatu zat yang besarnya T sebanding
Sampah dengan massa m zat tersebut. Pernyataan
Sampah adalah barang yang dianggap tersebut dapat dinyatakan dengan
sudah tidak terpakai dan dibuang oleh persamaan :
Q = m.c. T ....................................... (1)
dengan :
Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)
m = massa suatu zat yang diberi kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg C)
T = kenaikan/perubahan suhu zat ( C)

Tabel 1 Nilai kalor jenis. Gambar 1 Skema efek Seebeck.


Kalor jenis (c) 2. Efek Joule
Zat
Kkal/kg C J/kg C Perpindahan panas dari sisi dalam
Aluminium 0,22 900 pendingin ke sisi luarnya akan
Tembaga 0,093 390
Kaca 0,20 840
mengakibatkan timbulnya arus listrik dalam
Besi atau baja 0,11 450 rangkaian tersebut karena adanya efek
Timah hitam 0,031 130 Seebeck, maka hal inilah yang dinamakan
Marmer 0,21 860 efek Joule dan sesuai dengan hukum ohm.
Perak 0,056 230 3. Efek Konduksi
Kayu 0,4 1.700
Panas akan merambat secara
Alkohol (etil) 0,58 2.400
Air raksa 0,033 140 konduksi dari permukaan yang panas ke
Air permukaan yang dingin. Perambatan
Es (-5 C) 0,50 2.100 tersebut bersifat irreversible dan disebut efek
Cair (15 C) 1,00 4.186 konduktivitas.
Uap (110 C) 0,48 2.010 4. Efek Peltier
Tubuh manusia
(rata-rata)
0,83 3.470 Pada saat arus mengalir melalui
Protein 0,4 1.700 thermocouple, tenperature junction akan
berubah dan panasakan diserap pada satu
Termoelektrik permukaan, sementara permukaan yang
Termoelektrik adalah teknologi/piranti lainnya akan membuang panas. Jika sumber
yang bekerja dengan mengonversi energi arus dibalik, maka permukaan yang panas
panas menjadi listrik secara langsung, atau akan menjadi dingin, dan begitu pula
sebaliknya dari listrik menghasilkan dingin. sebaliknya. Gejala inilah yang disebut
Ada beberapa efek yang berlaku pada dengan efek Peltier yang merupakan dasar
termoelektrik, yaitu : pendinginan termoelektrik. Dari percobaan
1. Efek Seebeck yang sudah dilakukan, diketahui bahwa
Efek Seebeck pertama kali diamati perpindahan panas sebanding dengan arus
pada tahun 1821 oleh Thomas Johann yang mengalir.
Seebeck. Dalam pengamatannya ia 5. Efek Thompson
menggunakan dua bahan semikonduktor Pada tahun 1854 seorang
yang diberikan suhu yang berbeda. Kondisi berkebangsaan Inggris yang bernama
yang terjadi panas dipompa ke satu sisi William Thomson mengemukakan hasil
pasangan dan ditolak dari sisi berlawanan. penelitiannya bahwa terdapat penyerapan
Arus listrik yang dihasilkan sebanding atau pengeluaran panas bolak-balik dalam
dengan gradien suhu antara sisi panas dan konduktor homogen yang terkena perbedaan
sisi dingin. Ketika logam tersebut disambung, panas dan perbedaan listrik secara simultan.
maka akan terjadi beda potensial diantara
kedua ujungnya. Thermoelectric Generator (TEG)
Koefisien Seebeck (S) disebut juga Thermoelectric generator merupakan
daya termoelektrik, seperti pada persamaan teknologi pembangkit listrik dengan
berikut : menggunakan energi panas (kalor).
................................................ (2) Teknologi termoelektrik ini bekerja dengan
mengonversi energi panas menjadi listrik
Keterangan : secara langsung (thermoelectric generator),
S = koefisien Seebeck (Volt/ ) atau sebaliknya dari listrik menghasilkan
V = potensial termoelektrik terinduksi (Volt) dingin (thermoelectric cooler). Sebuah
T = temperatur ( ) perangkat modul termoelektrik menghasilkan
tegangan ketika ada suhu yang berbeda di bergerak menuju ke fluida yang diam akibat
setiap sisi. Sebaliknya apabila termoelektrik adanya perbedaan temperatur.
diberi tegangan listrik, maka akan 3. Radiasi
menciptakan perbedaan suhu. Termoelektrik Perpindahan panas secara radiasi
ini pun dapat digunakan sebagai pembangkit adalah perpindahan panas dari benda yang
tegangan listrik dengan memanfaatkan bertemperatur tinggi ke benda yang
konduktivitas atau daya hantar panas dari bertemperur rendah. Perpindahan panas
sebuah lempeng logam. secara radiasi terjadi karena radiasi
elektromagnetik atau daerah hampa yang
mekanisme berupa sinaran radiasi matahari
atau gelombang elektromagnetik. Kalor
diradiasikan dalam bentuk gelombang
elektromagnetik, gelombang radio, atau
gelombang cahaya.

Gambar 2 Susunan thermoelectric generator. METODOLOGI PENELITIAN


Metode Perancangan
Prinsip termoelektrik yakni, jika Perancangan pembangkit listrik
dipanaskan salah satu sisi dan sisi lain termoelektrik ini terdiri dari beberapa
panasnya dibuang, maka akan menghasilkan komponen utama, diantaranya incinerator,
tegangan. Elemen termoelektrik terdiri dari sampah alam, pelat logam tembaga,
semikonduktor tipe N dan tipe P yang bagian thermoelectric generator, heatsink aluminium
atas dan bawah dilapisi dengan konduktor dan beban LED. Sampah alam akan menjadi
tembaga sebagai penghubung satu sama lain bahan bakar utama dalam incinerator dan
antara tipe N dan tipe P. kemudian sisa panas dari incinerator akan
memanaskan pelat logam tembaga dan
Konsep Perpindahan Panas kemudian diserap oleh termoelektrik dan
Perpindahan panas merupakan ilmu panas akan terbuang melalui heatsink
untuk meramalkan adanya perpindahan aluminium. Perpindahan panas ini akan
energi yang terjadi karena adanya perbedaan mengalami perbedaan suhu panas dan suhu
temperatur diantara benda atau material. dingin di bagian termoelektrik dan
Energi yang berpindah dinamakan dengan selanjutnya akan menghasilkan output
kalor atau panas (heat). Panas akan tegangan.
berpindah dari medium yang bertemperatur
tinggi ke medium yang bertemperatur lebih
rendah.
1. Konduksi
Perpindahan panas secara konduksi
adalah perpindahan panas yang terjadi pada
suatu media padat atau media fluida yang
diam akibat adanya perbedaan temperatur
antara permukaan yang satu dengan
permukaan yang lain pada media tersebut.
Pada umumnya bahan yang dapat
Gambar 3 Skema pembangkit listrik termoelektrik
menghantarkan arus listrik dengan sempurna
dari incinerator sampah.
(logam) merupakan penghantar yang baik
juga untuk kalor.
2. Konveksi Waktu dan Tempat Penelitian
Perpindahan panas secara konveksi Proses perancangan dilakukan di
adalah perpindahan panas yang terjadi pada bengkel las wilayah Getap pada bulan
suatu media padat atau media fluida yang Agustus 2020. Sementara proses
diam menuju fluida yang mengalir atau pengambilan data dilakukan di Asrama
bergerak, juga bisa sebaliknya dari Pelajar dan Mahasiswa Sumbawa Barat,
permukaan media padat atau fluida yang Mataram pada bulan September 2020.
Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Q = Qud (1+ 40%) .............................. (8)
Termoelektrik Q = 12,13402 + (12,13402 x 0,4)
1. Penentuan jumlah sampah Q = 16,987628 m3/jam
Perhitungan volume incinerator Q = 0,004719 m3/detik
menggunakan rumus perhitungan volume Selanjutnya menghitung kebutuhan luas
silinder dan volume kerucut, sehingga : lubang udara/oksigen (Pradipta,2011)
Vinc = ( . r2 . t) - ( . . r2 . t).......... (3) dengan mengasumsikan kecepatan udara
sebesar 1 m/detik, dengan persamaan :
Vinc = [3,14 x (28,5)2 x 50]–[ x x r2 x t]
A = .................................................. (9)
Vinc = 0,1275 m3 - 0,034 m3
Vinc = 0,0935 m3. A=
Selanjutnya menghitung jumlah A = 0,004719 m2
sampah dengan mengasumsikan nilai kalor Peneliti akan membuat incinerator yang
jenis sampah sebesar 200 kg/m3, dengan memiliki lubang sebanyak 15 buah, sehingga
persamaan : masing-masing lubang akan memiliki luas
m = x V .......................................... (4) 0,0003146 m2 dengan diameter lubang
m = 200 x 0,0935 sebesar 0,018 m atau dibulatkan menjadi
m = 18,7 kg 0,02 m.
2. Penentuan kebutuhan udara minimum 5. Penentuan durasi pembakaran
Kebutuhan udara minimum untuk Pembakaran secara keseluruhan akan
proses pembakaran dihitung menggunakan dilakukan selama 3 jam, namun akan
persamaan: dilakukan pembagian waktu pembakaran tiap
W min = x [(1,96 x C) + (5,85 x H)] . (5) 1 jam. Dalam sekali pembakaran
memerlukan sampah sebesar 6,2 kg.
W min = x [(1,96 x 0,15) + (5,85 x Pengambilan data dilakukan tiap 2 menit,
0,02)] terhitung setelah semua bahan bakar dan
W min = 1, 9571 m3/kg sampah sudah habis terbakar di dalam
3. Menghitung laju pembakaran incinerator.
Berdasarkan perhitungan bobot 6. Spesifikasi thermoelectric generator
sampah sebelumnya diperoleh jumlah/bobot Spesifikasi dan unjuk kerja dari
sampah sebesar 18,7 kg. Sementara waktu thermoelectric generator tipe SP184827145
pembakaran akan dilakukan selama 3 jam. SA dapat dilihat pada tabel berikut.
Untuk menghitung laju pembakaran Tabel 2 Spesifikasi TEG SP1848.
digunakan persamaan : Hot side temperatur ( C) 27 C 150 C
Bbt = ............................................... (6) C-dry N2) 62,0 70,6
Qmax (watts) 21,3 23,6
Bbt =
Imax (amps) 9,36 9,24
Bbt = 6,2 kg/jam Vmax (vdc) 3,48 3,88
4. Menghitung debit udara AC resistance (ohms) 0,323 ---
Debit udara yang dibutuhkan untuk
pembakaran dapat diketahui dengan Perancangan Incinerator dan
mengalikan jumlah kebutuhan udara Termoelektrik
minimum dengan laju pembakaran seperti 1. Perancangan incinerator
pada persamaan :
Qud = W min x Bbt ................................. (7)
Qud = 1,9571 x 6,2
Qud = 12,13402 m3/jam

Debit udara pada proses perancangan


untuk pembakaran perlu ditambahkan
kelebihan udara sebesar 40% dari total debit
udara yang dibutuhkan secara teoritis, sesuai
dengan persamaan : Gambar 4 Sketsa perancangan incinerator.
Keterangan : multimeter. Ada 2 percobaan pegukuran
1. Cerobong asap. yang dilakukan, yakni pengukuran tegangan
2. Lubang penempatan sistem termoelektrik. sistem dan pengukuran arus beban.
3. Pintu utama. Tegangan yang dihasilkan oleh termoelektrik
4. Ruang pembakaran utama. diperkirakan sebesar 2 V hingga 4 V,
5. Pengatur sirkulasi udara sehingga batas ukur maksimum untuk
6. Ruang pembakaran awal. mengukur tegangan diatur pada rentang
7. Pintu bahan bakar. sebesar 4 V. Selain itu, voltmeter diberi
8. Lubang oksigen. tahanan yang besar untuk arus yang
mengalir melalui voltmeter menjadi sangat
2. Perancangan Termoelektrik kecil (mendekati nol) atau hampir tidak ada.
Perancangan termoelektrik Besarnya arus yang mengalir diperkirakan
menggunakan modul termoelektrik tipe TEG mencapai 100 mA, sehingga batas ukur
SP 1848-27145 SA berjumlah 2 buah modul. maksimum untuk mengukur arus diatur pada
Termoelektrik dirangkai secara seri, agar rentang 300 mA. Lampu LED standar
menghasilkan tegangan yang lebih besar. berwarna merah yang digunakan memiliki
Gambar rangkaiannya dapat dilihat pada tegangan maju Vf sebesar 1,8 V dan arus
Gambar 5 berikut. maju If sebesar 30 mA.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Perancangan Penelitian
Hasil perancangan incinerator
berbentuk silinder dengan diameter 57 cm
dan tinggi 70 cm. Terdapat dua ruang
pembakaran pada incinerator ini, yakni ruang
Gambar 5 Rangkaian modul termoelektrik. pembakaran awal dan ruang pembakaran
utama. Incinerator juga dilengkapi dengan
empat buah pintu, yakni satu pintu utama
untuk memasukkan sampah alam, dua buah
pintu masukan dan keluaran bahan bakar
dan sisa pembakaran, dan satu buah pintu
untuk meletakkan sistem termoelektrik.
Gambar 6 Skema susunan pemasangan
termoelektrik pada pelat logam dan heatsink.

Gambar 9 Hasil perancangan pembangkit


Gambar 7 Skema pengukuran tegangan. listrik termoelektrik berbasis incinerator.

Gambar 9 menunjukkan pembangkit


listrik termoelektrik berbasis incinerator yang
terdiri dari incinerator sampah, sistem
termoelektrik, beban lampu LED, alat
pengukur suhu dan multimeter digital.

Gambar 8 Skema pengukuran arus. Hasil pengukuran


Berikut ini merupakan tabel hasil
Skema pengukuran arus dengan pengukuran saat menggunakan 1 buah
beban lampu LED standar merah di atas, termoelektrik kondisi tanpa beban.
dilakukan dengan menggunakan 2 buah
Tabel 3 Data pengukuran variasi 1 tanpa beban. Tabel 6 Data pengukuran variasi 2 berbeban.
Suhu Suhu logam Selisih Tegangan Suhu Suhu ( C) SelisihTegangan
Waktu Waktu Arus
No incinerator ( C) suhu Output No incinerator suhu Output
(menit) (menit) Th Tc (mA)
( C) Th Tc ( C) (V) ( C) ( C) (V)
1 2 208 136 116 20 1,40 1 2 154,1 116 93 23 2,056 71,8
2 4 206 147 122 25 1,43 2 4 153,5 112 83 29 2,06 63,9
3 6 205 147 128 19 1,40 3 6 153,3 109 76 33 2,06 60,6
4 8 203 148 128 20 1,38 4 8 153,3 110 81 29 2,049 56,6
5 10 203 137 129 8 1,32 5 10 152,9 116 97 19 2,037 49,3
6 12 202 137 130 7 1,28 6 12 152,4 114 93 21 2,024 42
7 14 201 151 135 16 1,21 7 14 152,2 105,4 93,2 12,2 2,015 38,6
8 16 198,8 145 139 6 1,07 8 16 151,8 111 88 23 2,007 34,5
9 18 195,8 144 138 6 0,92 9 18 151,6 109 73,6 35,4 2,001 28,3
10 20 194,5 142 137 5 0,88 10 20 151,1 122,2 88 34,2 1,989 20,36
Rata-rata 201,71 143,4 130,2 13,2 1,229 Rata-rata 152,62 112,46 86,58 25,88 2,0298 46,596

Berikut ini merupakan tabel hasil Hasil Perhitungan


pengukuran saat menggunakan 1 buah 1. Perhitungan koefisien Seebeck
termoelektrik kondisi berbeban. Tabel 7 Hasil perhitungan koefisien Seebeck
Tabel 4 Data pengukuran variasi 1 berbeban. kondisi tanpa beban.
Suhu Suhu logam SelisihTegangan Variasi 1 Variasi 2
Waktu Arus Waktu Tegangan Selisih Koefisien Tegangan Selisih Koefisien
No incinerator ( C) suhu Output No.
(menit) output suhu
(menit) (mA) Seebeck output suhu Seebeck
( C) Th Tc ( C) (V) (V) (K) (V/K) (V) (K) (V/K)
1 2 142,9 103 79 24 1,40 0,09 1 2 1,4 20 0,07 2,056 49 0,041959184
2 4 141,5 119 75,4 43,6 1,43 0,08 2 4 1,43 25 0,0572 2,06 52 0,039615385
3 6 140,5 113,4 77,2 36,2 1,40 0,06 3 6 1,4 19 0,073684211 2,06 31 0,066451613
4 8 139,8 113 81,6 31,4 1,38 0,05 4 8 1,38 20 0,069 2,049 39 0,052538462
5 10 1,32 8 0,165 2,037 23 0,088565217
5 10 138,9 101,4 71,8 29,6 1,32 0,04
6 12 1,28 7 0,182857143 2,024 19 0,106526316
6 12 137,3 97 67 30 1,28 0,03 7 14 1,21 16 0,075625 2,015 40 0,050375
7 14 137 104,8 76,4 28,4 1,21 0,02 8 16 1,07 6 0,178333333 2,007 33 0,060818182
8 16 136,3 99 70,6 28,4 1,07 0,02 9 18 0,92 6 0,153333333 2,001 48 0,0416875
9 18 135,8 102,8 72,6 30,2 0,92 0,02 10 20 0,88 5 0,176 1,989 33 0,060272727
10 20 135,2 93,8 73,4 20,4 0,88 0,01 Rata-rata 1,229 13,2 0,120103302 2,0298 36,7 0,060880959
Rata-rata 138,52 104,72 74,5 30,22 1,229 0,042
Tabel 8 Hasil perhitungan koefisien Seebeck
Berikut ini merupakan tabel hasil kondisi berbeban.
Variasi 1 Variasi 2
pengukuran saat menggunakan 2 buah Waktu Tegangan Selisih Koefisien Tegangan Selisih Koefisien
termoelektrik kondisi tanpa beban. No.
(menit) output suhu Seebeck output suhu Seebeck
Tabel 5 Data pengukuran variasi 2 tanpa beban. (V) (K) (V/K) (V) (K) (V/K)
Suhu 1 2 1,4 24 0,058333333 2,056 23 0,089391304
Suhu Selisih Tegangan 2 4 1,43 43,6 0,032798165 2,06 29 0,071034483
Waktu logam
No incinerator suhu Output 3 6 1,4 36,2 0,038674033 2,06 33 0,062424242
(menit) ( C)
( C) ( C) (V) 4 8 1,38 31,4 0,043949045 2,049 29 0,070655172
Th Tc 5 10 1,32 29,6 0,044594595 2,037 19 0,107210526
1 2 165,1 126 77 49 2,056 6 12 1,28 30 0,042666667 2,024 21 0,096380952
2 4 163,3 118 66 52 2,06 7 14 1,21 28,4 0,042605634 2,015 12,2 0,165163934
3 6 162,2 121 90 31 2,06 8 16 1,07 28,4 0,037676056 2,007 23 0,08726087
4 8 161,4 118 79 39 2,049 9 18 0,92 30,2 0,030463576 2,001 35,4 0,056525424
5 10 160,2 115 92 23 2,037 10 20 0,88 20,4 0,043137255 1,989 34,2 0,058157895
Rata-rata 1,229 30,22 0,04148984 2,0298 25,88 0,08642048
6 12 159,2 114 95 19 2,024
7 14 158,2 116 76 40 2,015
8 16 157,7 115 82 33 2,007 Perhitungan kalor yang diserap
9 18 156,7 124 76 48 2,001 termoeletrik
10 20 156,1 110 77 33 1,989 Tabel 9 Data hasil perhitungan kalor pada kondisi
Rata-rata 160,01 117,7 81 36,7 2,0298 tanpa beban.
Variasi 1 Variasi 2
Massa Kalor
Berikut ini merupakan tabel hasil Waktu Selisih Selisih
No logam jenis Kalor Kalor
(menit) suhu suhu
pengukuran saat menggunakan 2 buah (kg) (J/kg C) (Joule) (Joule)
(°C) (°C)
termoelektrik kondisi berbeban. 1 2 0,375 390 20 2925 49 7166,25
2 4 0,375 390 25 3656,25 52 7605
3 6 0,375 390 19 2778,75 31 4533,75
4 8 0,375 390 20 2925 39 5703,75
5 10 0,375 390 8 1170 23 3363,75
Lanjutan tabel 9 Gambar 10 menunjukkan bahwa hasil
6 12 0,375 390 7 1023,75 19 2778,75 perhitungan daya berbanding lurus dengan
7 14 0,375 390 16 2340 40 5850
8 16 0,375 390 6 877,5 33 4826,25 nilai tegangan. Hal ini sesuai dengan teori,
9 18 0,375 390 6 877,5 48 7020 dimana P = V x I, yakni semakin besar nilai
10 20 0,375 390 5 731,25 33 4826,25
Rata-rata 0,375 390 13,2 1930,5 36,7 5367,375
tegangan dan arus maka daya listrik akan
semakin besar. Berdasarkan hasil
Tabel 10 Data hasil perhitungan kalor pada kondisi perhitungan daya pada variasi 1, diperoleh
berbeban. daya terbesar yaitu 0,126 mW dengan
Massa Kalor
Variasi 1 Variasi 2 tegangan output sebesar 1,4 V. Adanya hasil
Waktu Selisih Selisih
No. logam
(menit)
jenis Kalor Kalor data perhitungan daya yang tidak sesuai teori
(kg) (J/kg C) suhu (Joule)
suhu
(Joule) dapat terjadi karena faktor alat ukur
(°C) (°C)
1 2 0,375 390 24 3510 23 3363,75 multimeter atau pun dari peneliti yang kurang
2 4 0,375 390 43,6 6376,5 29 4241,25 tepat dalam membaca hasil keluaran alat
3 6 0,375 390 36,2 5294,25 33 4826,25
ukur.
4 8 0,375 390 31,4 4592,25 29 4241,25
200
5 10 0,375 390 29,6 4329 19 2778,75
6 12 0,375 390 30 4387,5 21 3071,25 147,6208
7 14 0,375 390 28,4 4153,5 12,2 1784,25 150
131,634

Daya (mW)
8 16 0,375 390 28,4 4153,5 23 3363,75 115,9734
9 18 0,375 390 30,2 4416,75 35,4 5177,25 100,4241 124,836
100
10 20 0,375 390 20,4 2983,5 34,2 5001,75
69,2415
Rata-rata 0,375 390 30,22 4419,675 25,88 3784,95 56,6283 77,779 85,008
50
40,49604
Perhitungan daya yang dihasilkan
0
pembangkit termoelektrik 1,989 2,001 2,007 2,015 2,024 2,037 2,049 2,056 2,06 2,06
Tabel 11 Data hasil perhitungan daya. Tegangan output (V)
Variasi 1 Variasi 2 Gambar 11 Grafik hubungan tegangan output dengan
Waktu Tegangan Tegangan
No daya pembangkit termoelektrik pada variasi 2.
(menit) output Arus Daya output
Arus Daya
(mA) (mW) (mA) (mW)
(V) (V)
1 2 1,4 0,09 0,126 2,056 71,8 147,6208 Berdasarkan hasil perhitungan daya
2 4 1,43 0,08 0,1144 2,06 63,9 131,634 pada variasi 2, diperoleh daya terbesar yaitu
3 6 1,4 0,06 0,084 2,06 60,6 124,836 147,6208 mW dengan tegangan output
4 8 1,38 0,05 0,069 2,049 56,6 115,9734 sebesar 2,056 V.
5 10 1,32 0,04 0,0528 2,037 49,3 100,4241
6 12 1,28 0,03 0,0384 2,024 42 85,008
7 14 1,21 0,02 0,0242 2,015 38,6 77,779
PENUTUP
8 16 1,07 0,02 0,0214 2,007 34,5 69,2415
Kesimpulan
9 18 0,92 0,02 0,0184 2,001 28,3 56,6283 Berdasarkan hasil perancangan, data
10 20 0,88 0,01 0,0088 1,989 20,36 40,49604 dan juga hasil perhitungan serta analisis
Rata-rata 1,229 0,042 0,05574 2,0298 46,596 94,96411 yang telah dilakukan, maka diperoleh
Jika telah mendapatkan nilai beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
tegangan dan arus yang dihasilkan oleh 1. Perancangan sistem termoelektrik
termoelektrik, besarnya daya keluaran sebagai pembangkit listrik skala kecil
pembangkit termoelektrik dihitung dengan menggunakan incinerator sebagai media
persamaan : penghasil panas terdiri dari dua
P = V x I ............................................ (8) komponen utama, yakni incinerator dan 2
0,15 buah termoelektrik tipe SP 1848-27145
0,126
SA.
0,1144
2. Selisih suhu minimum sebesar 5
Daya (mW)

0,1
0,084
0,069
menghasilkan tegangan listrik sebesar
0,05
0,0528 0,88 V saat menggunakan 1 buah
0,0384
0,0214 termoelektrik kondisi tanpa beban.
0,0184 0,0242
0,0088 3. Selisih suhu maksimum sebesar 52 ,
0
0,88 0,92 1,07 1,21 1,28 1,32 1,38 1,4 1,4 1,43 menghasilkan tegangan listrik sebesar
Tegangan output (V) 2,06 V saat menggunakan 2 buah
Gambar 10 Grafik hubungan tegangan output dengan termoelektrik kondisi tanpa beban.
daya pembangkit termoelektrik pada variasi 1.
4. Saat menggunakan 1 buah termoelektrik dengan tetap mempertimbangkan selisih
kondisi tanpa beban, nilai minimum kalor suhu ( ) antara kedua sisi termoelektrik. Hal
yang terserap oleh termoelektrik adalah ini agar menghasilkan tegangan output yang
731,25 Joule pada selisih suhu sebesar besar. Sebaiknya menggunakan incinerator
5 , kalor maksimum sebesar 3656,25 tipe kontinyu, agar panas dari incinerator
Joule pada selisih suhu 25 , dan kalor dapat digunakan dalam jangka waktu yang
rata-rata sebesar 1930,5 Joule pada panjang, sehingga pemanfaatan energi listrik
selisih suhu rata-rata sebesar 13,2 . yang dihasilkan oleh pembangkit
5. Saat menggunakan 1 buah termoelektrik termoelektrik dapat berlangsung lebih lama.
kondisi berbeban, nilai minimum kalor
yang terserap oleh termoelektrik adalah DAFTAR PUSTAKA
2983,5 Joule pada selisih suhu sebesar Ansyori, 2017, Rancang Bangun Sistem
20,4 , kalor maksimum sebesar 6376 Generator Termoelektrik Sederhana
Joule pada selisih suhu 43,6 , dan kalor sebagai Pembangkit energi Listrk
rata-rata sebesar 4419,675 Joule pada dengan Menggunakan Metode
selisih suhu rata-rata sebesar 30,22 . Seebeck Efeect, Skripsi, Fakultas
6. Saat menggunakan 2 buah termoelektrik Sains dan Teknologi, Jurusan Fisika,
kondisi tanpa beban, nilai minimum kalor Universitas Islam Negeri Maulana
yang terserap oleh termoelektrik adalah Ibrahim, Malang.
2778,75 Joule pada selisih suhu sebesar Damanhuri, E., dan Tri, P., 2010, Diktat
19 , kalor maksimum sebesar 7605 Kuliah TL-3104 Pengelolaan
Joule pada selisih suhu 52 , dan kalor Sampah, Bandung, FTSL ITB.
rata-rata sebesar 5367,375 Joule pada Ginanjar, Ayong, H., dan Dedy, S., 2019,
selisih suhu rata-rata sebesar 36,7 . Perancangan dan Pengujian Sistem
7. Saat menggunakan 2 buah termoelektrik Pembangkit Listrik Berbasis
kondisi berbeban, nilai minimum kalor Termoelektrik dengan Menggunakan
yang terserap oleh termoelektrik adalah Kompor Surya sebagai Media
1784,25 Joule pada selisih suhu sebesar Pemusat Panas, Vol. 2, No. 1.
12,2 , kalor maksimum sebesar 5177,25 IndiaMART, 2019, Aimecs Portabel Waste
Joule pada selisih suhu 35,4 , dan kalor Incinerator,
rata-rata sebesar 3784,95 Joule pada http://m.indiamart.com/proddetail/port
selisih suhu rata-rata sebesar 25,88 . abel-waste-incinerator-
8. Saat menggunakan 1 buah termoelektrik 13692494888.html (diakses pada 5
kondisi tanpa beban dan berbeban November 2019).
diperoleh tegangan minimum sebesar Insidelombok.id, 2019, Potensi Sampah NTB
0,88 V, tegangan maksimum sebesar 1,43 Capai 3000 Ton dalam Sehari,
V dan tegangan rata-rata sebesar 1,229 http://www.google.com/amp/s/insidel
V. Arus minimum yang dihasilkan sebesar ombok.id/berita-utama/potensi-
0,01 mA, arus maksimum sebesar 0,09 sampah-ntb-capai-3000-ton-dalam-
mA dan arus rata-rata sebesar 0,042 mA. sehari/%3famp_markup=1 (diakses
9. Saat menggunakan 2 buah termoelektrik pada 5 November 2019).
kondisi tanpa beban dan berbeban Lestari, Fauzia P., 2013, Termoelektrik,
diperoleh tegangan minimum sebesar Modul Praktikum Program Studi
1,989 V, tegangan maksimum sebesar Fisika, Institut Teknologi Bandung,
2,06 V dan tegangan rata-rata sebesar Indonesia.
2,0298 V. Arus minimum 20,36 mA, arus Martana, B., Sri, S., Muhammad, A.L., 2017,
maksimum sebesar 71,8 mA dan arus Perencanaan dan Uji Performa Alat
rata-rata sebesar 46,596 mA. Pembakar Sampah Organik, Bina
Teknika, Vol.13, No.1, Hal 65-71.
Saran Mitrakusuma, W. H., 2015, Dasar
Untuk penelitian atau eksperimen Termodinamika dan Perpindahan
selanjutnya, sebaiknya menggunakan Panas, Diktat Dasar Refrigerasi,
termoelektirk dengan jumlah yang banyak, Universitas Gunadarma, Jakarta, Hal
11-26.
Nugroho, P., 2013, Panduan Membuat Melalui Pemanfaatan Panas Knalpot
Kompos Cair. Jakarta : Pustaka baru Sepeda Motor Sport 150 cc, Jurnal
Press. Konversi Energi dan Manufaktur
Pradipta, A.N.G., 2011, Desain dan Uji UNJ, Edisi terbit II, p. 70-75.
Kinerja Alat Pembakar Sampah
(Incinerator) Tipe Batch untuk
Perkotaan dilengkapi dengan
Pemanas Air, Skripsi, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Priambodo, T.B., 2002, Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sampah Menggunakan
Teknologi Incinerator, Jurnal
Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No. 1,
p. 17-23.
RF Rireless World, 2012, Types and basics
of energi harvesting techniques or
methods |thermelectric, piezoelectric,
photovoltaic, pyroelectric,
electromagnetic, wind,
vibration,http://www.rfwireless-
world.com/Articles/Types-and-basics-
of-Energi-Harvesting-
Techniques.html (diakses pada 30
Januari 2020).
Muhammad, R., Ekki, K., dan Porman, P.,
2018, Analisis Incinerator sebagai
Pembangkit Listrik, e-Prooceding of
Engineering, Vol.5, No.2, p. 1854-
1862, ISSN : 2355-9365.
National Water & Sanitation Information
Service (NAWAWIS), 2019, P-T005
Analisis Rantai Layanan Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga, Jakarta.
Republik Indonesia, 2008, Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah.
RumusRumus.com, 2019, Rumus C R F K
Konversi Suhu Dar Semua Skala,
http://rumusrumus.com/rumus-c-r-f-k/
(diakses pada 06 November 2019).
SuaraNTB.com, 2020, Etalase NTB, Program
“Zero Waste” Fokus di Kota Mataram,
http://www.suarantb.com/etalase-ntb-
program-zero-waste-fokus-di-kota-
mataram/ (diakses pada 27 Agustus
2020).
Sumarsono, J., 2009, Fisika : Untuk SMA/MA
Kelas X, Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Wardoyo, 2016, Studi Karakteristik
Pembangkit Listrik Thermoelektrik

Anda mungkin juga menyukai