Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

“APLIKASI TERMODINAMIKA DALAM KEHIDUPANSEHARI-HARI’’

Oleh:
Ulpiana (A20221005)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS


JURUSAN MAGISTER PENDIDIKAN SAINS
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN
2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Termodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem dan piranti yang ada
di dalamnya terjadi perpindahan formasi energi. Implikasi termodinamika bercakupan
jauh, dan penerapannya membentang ke seluruh kegiatan manusia. Bersamaan dengan
sejarah teknologi kita, perkembangan sains telah memperkaya kemampuan kita untuk
menanfaatkan energi dan menggunakan energi tersebut untuk kebutuhan masyarakat.
Kebanyakan kegiatan kita melibatkan perpindahan energi dan perubahan energi
Termodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja.2 Seperti telah diketahui bahwa energi di
dalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu
energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromaknetik, energi akibat
gaya magnet, dan lain-lain. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik
secara alami maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat
kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi
dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini
disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi.
Alat elektronika dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan prinsip dari Hukum
Termodinamika salah satunya adalah dispenser. Dispenser adalah salah satu alat rumah
tangga yang menggunakan listrik untuk dapat memanaskan elemen pemanas dan
menjalankan mesin pendinginnya.Cara penggunaan dispenser ini sangatlah praktis yaitu
dengan menyediakan air yang sudah steril atau air yang sudah layak untuk diminum, air
panas maupun dingin segera bisa dinikmati, karena pada dasarnya dispenser hanya
dirancang untuk pemanas dan pendingin saja, tidak untuk memasak atau membuat es
seperti pada alat pemanas dan pendingin lainnya. Dispenser hanya menggunakan tabung
atau tangki tempat penampungan air yang akan dipanaskan dan didinginkan.

1.2.TUJUAN
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu, ‘untuk mengetahui penerapan termodinamika
dalam kehidupan sehari-hari’

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

2.1. TINJAUAN PUSTAKA


A. Hukum 1 Termodinamika
Hukum 1 Termodinamika menyatakan “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah bentuknya” (Agreement, 2006).
Dalam hukum 1 Termodinamika, dipaparkan mengenai perubahan energi dalam sistem
tertutup, ∆t (0C), akan sama dengan kalor yang ditambahkan ke sistem dikurangi kerja
yang dilakukan oleh sistem dalam bentuk persamaan:
∆t = Q-W
Dimana:
Q = Total kalor yang ditambahkan ke sistem (Joule/kalori)
W = Total kerja yang dilakukan
Hukum I Termodinamika merupakan persamaan kekekalan energi yang menyebutkan
bahwa satu-satunya jenis energi yang berubah dalam suatu sistem adalah energi dalam.
Maksud dari pernyataan tersebut yaitu mentransfer energi sebagai panas dan kerja
untuk sistem adalah nol, karena memiliki energi internal yang konstan (Suryantari,
2013). Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam keadaan ini energi
internal adalah nol atau konstan.
B. Perpindahan Panas
Perpindahan panas (Heat Transfer) merupakan ilmu yang memprediksi energi yang
terjadi karena perbedaan suhu antara benda atau bahan Energi yang berpindah adalah
panas (kalor). Kalor dikenal sebagai benda yang bisa berpindah dari suhu yang lebih
tinggi ke suhu yang lebih rendah (Rokhimi, 2015). Hukum pencampuran kalor
dimungkinkan karena kalor berpindah, sedangkan pada kalorimeter perpindahan kalor
tidak hanya mengubah temperatur suhu suatu zat lokal, tetapi panas menyebar dari satu
bagian ke bagian lain.
1) Perpindahan panas konduksi
Konduksi merupakan proses perpindahan panas yang terjadi pada media padat
tak tembus cahaya, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4. Laju perpindahan
panas konduksi per satuan luas permukaan perpindahan panas berbanding lurus
dengan gradien suhu normal, atau dalam bahasa matematik dapat ditulis sebagai:

jika dimasukkan konstanta proporsionalitas atau tetapan kesebandingan, diperoleh:

3
dimana T X ∂ ∂ adalah gradien suhu ke arah perpindahan panas antara dua tempat,
dan k adalah konduktivitas thermal zat
2) Perpindahan panas konveksi
Ilustrasi perpindahan panas konveksi diberikan pada Pelat logam panas
(bersuhu tinggi) akan mendingin lebih cepat bila ditaruh di dalam udara yang
mengalir dibandingkan bila ditempatkan di udara tenang. Kita katakan bahwa
panas dikonveksikan ke udara sekitar dan proses ini dinamakan perpindahan
panas secara konveksi. Contoh gerakan makroskopis dalam fluida, partikel
fluida dalam gerakannya memberikan panas yang dibawa. Laju perpindahan
panas didefinisikan sebagai :

dimana h adalah koefisien proses konveksi , A adalah luas permukaan


2
perpindahan panas (𝑚 ), Td adalah suhu dingin (0𝐶 ) dan Tf adalah suhu fluida
( 0𝐶 ).
3) Perpindahan panas radiasi
Perpindahan panas dari benda dengan suhu tinggi ke benda dengan suhu
lebih rendah bila benda dipisahkan dalam ruang (bisa ruang hampa) berkat
fenomena analogi pancaran sinar dan gelombang elektromagnetik (radiasi
matahari). Hukum Stefan-Boltzmann (untuk benda hitam) adalah hukum dasar
untuk perpindahan radiasi, didefinisikan seperti Persamaan (4).

dimana σ adalah konstanta Stefan-Boltzmann, , luas


2
permukaan dinyatakan dengan A (𝑚 ) , dan suhu permukaan T (K) Proses
pertukaran radiasi netto antara dua permukaan berbanding lurus dengan
perbedaan suhu absolut pangkat empat dan faktor pandang antara dua
permukaan dan emisivitas masing-masing permukaan, artinya:

dimana F adalah faktor pandang atau faktor bentuk interaksi antara dua
permukaan yang saling bertukar energinya, ε adalah emisivitas permukaan, σ0
adalah konstanta Stefan-Boltzman adalah sebagai berikut :

4
2.2. PEMBAHASAN
Ada beberapa alat pada kehidupan sehari-hari yang menggunakan konsep
termodinamika antara lain sebagai berikut :
1. Dispenser
Dispenser merupakan perabot rumah tangga yang memakai listrik untuk
memanaskan elemen pemanas dan mengoperasikan. Dispenser atau pemanas air juga
merupakan perangkat elektronik yang juga menggunakan pemanas dan kompresor untuk
komponen utamanya (Singgeta, 2019). Fungsi heater adalah untuk memanaskan air di
dalam tangki yang biasanya berkapasitas 200 hingga 300 watt (Harahap, 2021).
Dispenser juga dapat mendinginkan air dengan menggunakan alat pendingin seperti
kompresor pendingin. Kedua komponen tersebut saling berkesinambungan satu sama
lain dalam menjalankan serta memaksimalkan fungsi dari sistem kerja dispenser. Pada
dispenser juga terdapat komponen pendukung yang ikut bekerja di dalamnya. Komponen
tersebut berupa komponen dalam pada dispenser (Noor, 2017). Gambar 1 menunjukkan
gambar komponen-komponen dispenser.

Alur dari sistem kerja dispenser adalah untuk menyediakan air steril atau air
minum, seperti air yang dikemas dalam galon. Air mengalir melalui dispenser dan
kemudian diolah sehingga menyebabkan perubahan suhu, baik dingin maupun panas.
Proses pemanasan terjadi ketika air memasuki tabung heater. Tabung pemanas pada
dispenser terbentuk dari logam-logam yang dikelilingi elemen pemanas, maka air akan
mengalir dari tampungan yang mengarah pada sensor temperatur yang berada pada
tangki tinggi dan kemudian air yang temperaturnya lebih rendah akan menyerapnya,

5
kemudian setelah itu temperatur air yang berada pada tabung pemanas mencapai
temparatur tinggi maka sensor suhu akan memutus arus listrik yang berada dalam
elemen-elemen pemanas. Lampu yang bertindak sebagai petunjuk pemanas bagi elemen
pemanas yang seharusnya menyala menjadi mati atau redup (Darmawan, 2020).
Tabung dispenser dilengkapi dengan elemen pemanas (heater) dan sensor suhu
(thermostat) yang bekerja dengan membatasi kerja pemanas agar tidak mengalami kerja
konstan atau terus menerus karena dapat menghasilkan suhu air yang berlebihan, hal ini
terjadi karena heater bekerja terlalu keras dan heater akan rusak (Megido, 2016). Hal ini
dapat dicegah dengan memasang termostat untuk membuat suhu lebih teratur. Pada saat
temperatur air dipanaskan pada temperatur tertentu dan melebihi dari temperature kerja
sensor thermostat akan bekerja serta memutus aliran yang mengaliri heater (Megido,
2016). Heater akan menghentikan proses kerja dan memperoleh temperatur air tetap
sesuai kebutuhan, lampu indikator yang semula berwarna merah akan menjadi kuning.
Heater tersebut melakukan proses kerja kembali seiring dengan temperatur air dalam
tabung pada heater sensornya dirangkai secara seri dan hal ini membuat fungsi kerja dari
sensor mirip dengan saklar.
Pada pendingin dispenser dibedakan menjadi dua yaitu fan (kipas DC) dan
refrigran (kulkas). Pada metode fan bekerja dengan cara menyerap air yang bersuhu
tinggi seperti yang ada di dalam tabung. Selain menyerap panas panas, fan akan
meniupkan udara sehingga tabung pendingin terisi air pendingin. Fan biasanya
memiliki kapasitas 12VDC, arus listrik sekitar 5 Amps dan kapasitas sekitar 50W
hingga 80W (Arifin, 2017). Pada metode refrigran menggunakan 2 komponen, yaitu
kompresor dan evaporator (Harahap, 2021). Sistem kerja dari metode ini yaitu dengan
menempatkan evaporator pada tangki di bawah tangki air utama sehingga air di sekitar
evaporator berubah menjadi dingin.
2. Generator Termoeletrik
Generator termoelektrik adalah sebuah alat yang dapat digunakan sebagai
pembangkit tegangan listrik dengan memanfaatkan konduktivitas atau daya hantar
panas dari sebuah lempeng logam. Termolektrik merupakan konversi langsung dari
energi panas menjadi energi listrik. Termoelektrik didasarkan pada sebuah efek yang
disebut efek Seebeck, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh Thomas
Johann Seebeck. Prinsip kerja dari efek Seebeck yang bekerja pada pembangkit
termoelektrik adalah jika ada dua buah material atau lempeng logam yang tersambung
berada pada lingkungan dengan suhu yang berbeda maka di dalam material atau
lempeng logam tersebut akan mengalir arus listrik. Teknologi termoelektrik relatif lebih
ramah lingkungan, tahan lama dan bisa digunakan dalam skala yang besar.
Termoelektrik itu sendiri umumnya menggunakan bahan yang bersifat semikonduktor
atau dengan kata lain menggunakan solid-state technology. Adapun struktur dari
termoelektrik dapat dilihat pada Gambar 6. Pada Gambar tersebut ditunjukkan struktur
termoelektrik yang terdiri dari suatu susunan elemen tipe-P, yakni material yang
kekurangan elektron, dan terdiri juga dari susunan elemen tipe-N, yakni material yang
kelebihan elektron. Panas masuk pada salah satu sisi dan dibuang dari sisi lainnya.
Transfer panas tersebut menghasilkan suatu tegangan yang melewati sambungan
termoelektrik dan besarnya tegangan listrik yang dihasilkan sebanding dengan gradien
suhu. Dapat disimpulkan apabila batang logam dipanaskan dan didinginkan pada 2 buah
kutub logam, elektron pada sisi panas logam akan bergerak aktif dan memiliki

6
kecepatan aliran yang lebih tinggi dibandingkan dengan sisi dingin logam. Dengan
kecepatan yang lebih tinggi, maka elektron dari sisi panas akan mengalami difusi ke
sisi dingin dan menyebabkan timbulnya medan listrik pada logam atau material
tersebut. Elemen termolektrik yang terdiri dari semikonduktor tipe-P dan tipe-N yang
dihubungkan dalam sebuah rangkain tertutup yang terdapat pada beban. Maka
perbedaan suhu yang ada pada tiap junction dan tiap semikonduktor tersebut akan
menyebabkan perpindahan elektron dari sisi panas menuju sisi dingin. Proses ini
diilustrasikan pada Gambar 7.

Dengan adanya perbedaan suhu pada kedua titik junction maka akan ada beda potensial
di antara kedua titik tersebut, yang dapat ditentukan dengan

dimana SAB adalah koefisien Seebeck dengan T1<T2 Umumnya, ada beberapa
material atau bahan dari generator termoelektrik yang sudah diproduksi antara lain
silicon germanium, lead telluride dan bismuth telluride. Ketiga bahan ini
diklasifikasikan menurut suhu kerjanya. Bahan silikon germanium memiliki suhu kerja
yang paling tinggi diantara bahan generator termoelektrik lainnya. Material ini bisa
menyerap panas dalam suhu 750°C sampai dengan 1000°C rotor. Bahan ini dapat
menyerap beda potensial yang paling tinggi dari material termolektrik yang
lainnya.Adapun material lead telluride merupakan material generator termoelektrik
yang bekerja pada suhu menengah. Pada material ini suhu kerja rentang antara 400° C
sampai dengan 650°C. Namun pada umumnya bahan generator termoelektrik yang
digunakan adalah material jenis bismuth telluride. Material ini bekerja pada suhu
rendah dengan rentang suhu kerja hingga 350°C. Material ini umumnya dipakai untuk
elemen pendingin pada aplikasi pendingin, atau kombinasi pendingin dan pemanasan
dengan adanya perbedaan suhu yang mengakibatkan timbulnya energi listrik.
3. Mesin Refregerasi (prinsip AC)
Mesin refrigerasi atau mesin pendingin merupakan sebuah mesin yang secara
termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang
akan didinginkan) ke area bertemperatur tinggi (temperatur sekitar atau temperatur
lingkungan) dengan bantuan energi masukan berupa kerja kompresor. Kebanyakan
mesin refrigerasi untuk keperluan penyejuk ruangan beroperasi menggunakan siklus
refrigerasi kompesi uap (SKU). Penamaan mesin refrigerasi tergantung pada tujuan
penggunaannya. Mesin refrigerasi yang digunakan untuk tujuan pendinginan atau
penyejuk ruangan dinamakan mesin refrigerasi atau mesin pendingin (refrigerator
machine), sedangkan mesin pendingin yang digunakan untuk tujuan pemanasan sebagai
pemanas air atau pemanas ruangan dinamakan mesin pompa kalor (heat pump). Mesin

7
pendingin yang digunakan baik untuk tujuan pendinginan dan untuk tujuan pemanasan
secara bersamaan dinamakan mesin refrigerasi hibrida (hybrid refrigeration machine).
Untuk menjaga keseimbangan termodimanika agar proses pendingingan dan
pemanasan berlangsung dengan baik pada mesin refrigerasi hibrida, maka sebagai
panas tersebut harus dibuang ke lingkungan sekitar (Cengel, 2011, Stoecker, 1996,
Aziz, 2005, Ambarita, 2001).
Penggunaan mesin refrigerasi sebagai pengkondisian udara ruangan untuk
gedung atau bangunan yang berukuran kecil sampai sedang umumnya menggunakan
mesin refrigerasi jenis terpisah (AC split) dengan kapasitas pendinginan yang tidak
terlalu besar. Sedangkan penggunaan mesin refrigerasi sebagai pengkondisian udara
untuk gedung atau bangunan berukuran sedang dan besar biasanya menggunakan mesin
refrigerasi jenis terpusat (AC central) yang memiliki kapasitas pendinginan yang cukup
besar. Pada umumnya baik mesin refrigerasi dengan kapasitas pendinginan kecil,
sedang maupun besar kalor yang dibuang di sisi kondensor yang bertemperatur tinggi,
biasanya dibiarkan terbuang percuma. Kalor ini bisa dimanfaatkan untuk pemanas air
secara bersamaan pada saat proses penyerapan kalor untuk menciptakan kenyaman
ruangan yang dihuni, sehingga didapat air panas secara gratis tanpa perlu lagi
menggunakan elemen pemanas listrik untuk memanaskan air. Pemanfaatan kalor buang
di kondensor ini akan menghemat penggunaan energi listrik untuk keperluan air panas.
Penggunaan mesin refrigerasi hibrida di daerah tropis seperti Indonesia berpotensi
tinggi untuk dikembangkan. Saat ini penggunaan refrigerasi hibrida di Indonesia masih
sangat sedikit, umumnya mesin refrigerasi hibrida tersebut digunakan sebagai
pendingin ruangan dan juga sebagai pemanas air, sehingga potensi pemanfaatan mesin
refrigerasi hibrida untuk pemanas air perlu diketahui. Potensi penggunaan mesin
refrigerasi sebagai pendingin ruangan sekaligus sebagai pemanas air untuk diterapkan
di hotel sangat besar, mengingat intensitas penggunaan air panas yang cukup tinggi di
perhotelan.
Mesin pengkondisian udara yang beroperasi dengan SKU menggunakan
refrigeran sebagai zat pendingin yang akan membawa kalor dari daerah bertemperatur
rendah ke daerah bertemperatur tinggi. Mesin refrigerasi yang menggunakan SKU
memiliki empat komponen utama. Komponen pertama adalah kompresor yang akan
mengkompresikan gas refrigeran bertemperatur dan bertekanan rendah sehingga
menjadi gas refrigeran yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Kemudian gas ini
akan dikondensasikan sehingga fasanya berubah menjadi cairan refrigeran
bertemperatur dan bertekanan tinggi di dalam komponen kedua yaitu kondensor.
Kondensor akan melepaskan kalor ke lingkungan, dimana kalor ini berasal dari kalor
yang diserap atau diambil di evaporator (ruangan yang akan didinginkan) pada
temperatur dan tekanan rendah. Cairan refrigeran ini selanjutnya akan memasuki
komponen ketiga yaitu katup ekspansi sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Dari
katup ekspansi cairan ini akan memasuki komponen keempat disebut evaporator,
dimana cairan refrigeran bertemperatur dan bertekanan rendah ini akan berubah fasa
menjadi uap atau gas karena mengambil atau menyerap kalor dari lingkungan/ruangan
sekitar evaporator yang bertemperatur lebih tinggi. Gas refrigeran ini kemudian akan
dihisap memasuki kompresor sehingga tekanan dan temperatur naik dan selanjutnya
memasuki kondensor, proses ini akan berulang dalam suatu siklus, sehingga temperatur
ruangan yang dikondisikan akan tercapai setelah pengoperasian selama waktu tertentu

8
(Cengel, 2011, Stoecker, 1996). Besarnya kalor yang dibuang atau dilepaskan di
kondensor secara termodinamika merupakan jumlah dari kerja kompresor yang
diberikan ditambah kalor yang diserap atau diambil oleh evaporator dari ruangan yang
udaranya dikondisikan pada kondisi nyaman (comfortable room). Kalor yang dibuang
di kondensor ini pada umumnya dibiarkan terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan.
Kalor buangan kondensor inilah yang dapat dimanfaatkan secara gratis untuk
kebutuhan pemanas air atau udara untuk berbagai keperluan, sehingga terjadi
penghematan energi.
Pemanfaatan panas buang kondensor untuk keperluan pemanasan air telah
dilaporkan oleh banyak peneliti (Jie Ji, Tin-tai Chow, Gang Pei, Jun Dong, Wei He,
2003, Fei Liu, Hui Huang, Yingjiang Ma, dan Rong Zhuang, 2008, Jie Ji, Gang Pei,
Tin-Tai Chow, Wei He, Aifeng Zhang, Jun Dong, dan Hua Yi, 2005, Jie Jia, dan W.L.
Lee, 2014, Yilmaz, Mehmet, 2003, Rahman, M. M., Wai Meng, Chin. dan Ng, Adrian,
2007, U. Kongre, U. V. Chiddarwar, A. Dhumatkar , R. P. C. dan Ari S, A.B., 2013).
Penggunaan AC yang juga berfungsi sebagai pemanas air akan memberikan kinerja
yang lebih baik, karena adanya penghematan energi untuk keperluan air panas. Rahmat
Iman Mainil dan Afdhal Kurniawan Mainil, 2011, melaporkan bahwa pemanfaatan
panas buang chiller untuk kebutuhan air panas di hotel dapat memanaskan air hingga
temperatur 56°C dalam waktu 67 menit dengan syarat pemanasan dilakukan secara
kontinu dengan potensi penghematan energi listrik untuk pemanasan air hingga 90%. I
Made Rasta, 2009 telah meneliti pemanfaatan energi panas terbuang pada kondensor
AC sentral jenis water chiller untuk pemanas air hemat energi. Temperatur air panas
maksimum yang bisa dicapai adalah 34o C - 47,5 o C dalam waktu 10 menit – 150
menit dengan laju aliran air 0,5 liter/menit – 2,5 liter/menit. Kapasitas kalor yang
dibuang di kondensor dari sebuah mesin refrigerasi dengan SKU, bergantung pada
kapasitas pendinginan mesin di evaporator. Kalor yang dibuang di kondensor makin
besar jika kapasitas pendinginan mesin di evaporator juga besar, artinya potensi
pemanfaatan kalor buang tersebut sebagai pengematan energi untuk keperluan
pemanasan air juga semakin besar pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi energi (kalor) yang dibuang di kondensor dari AC sentral yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pemanasan air di perhotelan.

9
BAB III
KESIMPULAN

3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa penerapan hukum
termodinamika pada kehidupan sehari-hari yaitu menggunakan prinsip hukum 1
termodinamika yang menyatakan “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan,
tetapi hanya dapat diubah bentuknya’’. Selain hukum 1 termodinamika ada juga perpindahan
panas yang digunakan yaitu merupakan ilmu yang memprediksi energi yang terjadi karena
perbedaan suhu antara benda atau bahan Energi yang berpindah adalah panas (kalor).
Perpindahan panas di bagi atas 3 yaitu perpindahan panas konduksi, perpindahan panas
konveksi dan perpindahan panas konveksi. Selain itu juga alat sehari-hari yang menggunakan
hukum termodinamika dalam pembuatannya antara lain ; dispenser, generator termoelektrik,
dan mesin refregenerasi (AC).

10
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S., & Sari, S. P. (2013). Generator Mini dengan Prinsip Termoelektrik dari Uap Panas
Kondensor pada Sistem Pendingin. Jurnal Rekayasa Elektrika, 10(4), 180-185
Aziz, A., Harianto, J., & Mainil, A. K. (2015). Potensi pemanfaatan energi panas terbuang pada
kondensor AC sentral untuk pemanas air hemat energi. Jurnal Mekanikal, 6(2), 569-
576.
Benny, B., Nugraha, B., Ramadhany, D. A., & Abidulloh, I. F. (2015). “Smart Dispenser”
Dispenser Pintar Dengan Pengontrol Suhu Dan Penghemat Energi. Jurnal Poli-
Teknologi, 14(2).
Fatiatun, F., Pratiwi, A. D., Wirdati, A. C., & Avifatun, N. (2022). PENERAPAN
TERMODINAMIKA HEATING DAN COLLING PADA DISPENSER. Jurnal
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 9(2), 146-150.
Harahap, P., & Adam, M. (2021). Efisiensi Daya Listrik Pada Dispenser Dengan Jenis Merk
Yang Berbeda Menggunakan Inverator. RESISTOR (Elektronika Kendali
Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer), 4(1), 37-42.

11
LAMPIRAN

12
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 9 No. 2, 146 - 150
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

PENERAPAN TERMODINAMIKA HEATING DAN COLLING PADA


DISPENSER
Fatiatun Fatiatun1*, Arsita Dwi Pratiwi1, Alvina Chusnul Wirdati1, Nur Avifatun1
Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo
Email: fatia@unsiq.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel : Termodinamika adalah ilmu tentang sebuah energy yang
Diterima : 02 Maret 2022 membahas secara khusus mengenai hubungan energi panas
Disetujui : 02 Mei 2022 dengan energi lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
penerapan dari hukum termodinamika dalam kehidupan sehari-
Kata Kunci : hari khususnya pada sistem kerja dispenser. Subjek pada
Termodinamika,Pemanas,
Pendingin, Dispenser
penelitian adalah dua kompenen utama dari sistem heating dan
cooling yang mana sistem tersebut merupakan penerapan dari
ilmu termodinamika. Obyek dari penelitian ini yaitu kombinasi
antara komponen pada dispenser yaitu heater (sebagai mesin
pemanas air pada tabung) dan kompresor (sebagai mesin
pendingin air pada tabung) yang bekerja dalam sistem
penggunaan dispenser tiga suhu. Metode penelitian ini
menggunakan metode kepustakaan. Sehingga dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa penerapan ilmu termodinamika dalam
dispenser menghasilkan perubahan energi listrik yang menjadi 2
sistem berupa system heating dan colling.

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article History : Thermodynamics is the science of energy that deals specifically
Received : 02 Maret 2022 with the relationship between heat energy and other energies.
Accepted : 02 Mei 2022 This research was conducted to determine the application of the
laws of thermodynamics in everyday life, especially in the
Keywords: dispenser work system. The subjects of this research are the two
Thermodynamics, Heating,
Cooling, Dispenser
main components of the cooling and heating system, which is the
application of the science of thermodynamics. While the object of
this research is a combination of components in the dispenser,
namely the heater (as a water heater in the tube) and a
compressor (as a water cooling machine in the tube) which works
on a three-temperature dispenser system. . This research method
uses the library method. So in this study it was concluded that the
application of thermodynamics to the dispenser resulted in
changes in electrical energy into 2 systems, namely the cooling
system and heating system.

146
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 9 No. 2, 146 - 150
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

1. PENDAHULUAN beda, namun sebagian tidak memahami atau


Termodinamika adalah salah satu teori bahkan tidak mengetahui sistem operasi
utama fisika yang membahas hubungan energi dispenser yang menggunakan penerapan hukum
suatu sistem dan dapat digambarkan sebagai termodinamika yang benar pada kehidupan
ilmu yang mempelajari besaran fisika tertentu sehari-hari.
dan menjelaskan perilaku zat di bawah pengaruh Artikel penerapan termodinamika pada
panas. Termodinamika memiliki beberapa peran heating dan colling pada dispenser dibuat
penting dalam analisis pada sebuah sistem yang dengan latar belakang tersebut. Penulis
terlibat dalam proses transfer energi (Sari, 2013). berkeinginan menambah pemahaman yang lebih
Termodinamika merupakan ilmu energi yang kepada pembaca terhadap penerapan hukum
mendalami mengenai hubungan antara panas, termodinamika dalam kehidupan sehari-hari
kerja, entropi, dan kesepontanan proses khususnya pada dispenser.
(Yolanda, 2021). Energi bisa diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lainnya, baik secara alami 2. METODE
atau buatan manusia (Hetharia, 2018). Pada dispenser dilakukan sebuah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian dengan menggunakan metode
teknologi (IPTEK) berusaha menggunakan kepustakaan. Metode tersebut digunakan untuk
energi serta memanfaatkan energi tersebut untuk memperolah landasan teori yang kuat, sehingga
memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. mempermudah dalam proses pelaksanaan
Salah satunya adalah kebutuhan akan pemanasan penelitian. Literatur yang digunakan dalam
dan pendinginan. Dengan meningkatnya metode penelitian ini menggunakan buku dan
permintaan dan kebutuhan, orang berusaha jurnal ilmiah.
mencari sumber energi alternatif baru dan lebih
efisien. Salah satu solusi hemat energi yang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat digunakan untuk pemanasan dan 3.1 Hukum 1 Termodinamika
pendinginan ramah lingkungan adalah dispenser. Hukum 1 Termodinamika menyatakan
Dispenser merupakan peralatan rumah tangga “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
yang serta merta menggunakan energi listrik dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah
sebagai komponen pusat untuk memanaskan bentuknya” (Agreement, 2006).
suatu elemen pemanas dan digunakan pada Dalam hukum 1 Termodinamika, dipaparkan
sistem operasi pendinginan (Harahap, 2021). mengenai perubahan energi dalam sistem
Dispenser menggunakan penerapan dari tertutup, ∆t (0C), akan sama dengan kalor yang
hukum 1 termodinamika yang mana ditambahkan ke sistem dikurangi kerja yang
menggunakan prinsip dari perubahan suhu di dilakukan oleh sistem dalam bentuk persamaan:
dalam komponennya. Perubahan yang terjadi
yaitu perubahan suhu dari normal menjadi suhu ∆t = Q-W
yang panas ataupun dingin. Perubahan tersebut Dimana:
dipengaruhi oleh arus listrik yang dihubungkan
pada dispenser. Aliran listrik yang mengalir dari Q = Total kalor yang ditambahkan
kabel pada dispenser menjadikan komponen di ke sistem (Joule/kalori)
dalamnya beroperasi sesuai dengan fungsinya. W = Total kerja yang dilakukan
Dispenser umumnya tidak dapat
membedakan preferensi penggunaan pada suhu
air minum. Ketika pengguna lupa mematikan Hukum I Termodinamika merupakan
kran, air akan terus mengalir dari dispenser. persamaan kekekalan energi yang menyebutkan
Sehingga dirancanglah dispenser pintar untuk bahwa satu-satunya jenis energi yang berubah
menyesuaikan suhu pada air secara tidak sama dalam suatu sistem adalah energi dalam. Maksud
untuk mencegah hal-hal yang tidak diharapkan dari pernyataan tersebut yaitu mentransfer energi
(Benny, 2015). sebagai panas dan kerja untuk sistem adalah nol,
Sebagian masyarakat menggunakan karena memiliki energi internal yang konstan
pemanas air minum dengan merk yang berbeda- (Suryantari, 2013). Berdasarkan hal tersebut,

147
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 9 No. 2, 146 - 150
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

dapat disimpulkan bahwa dalam keadaan ini


energi internal adalah nol atau konstan.

3.2 Perpindahan Panas


Perpindahan panas (Heat Transfer)
merupakan ilmu yang memprediksi energi yang
terjadi karena perbedaan suhu antara benda atau
bahan Energi yang berpindah adalah panas
(kalor). Kalor dikenal sebagai benda yang bisa
berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu
yang lebih rendah (Rokhimi, 2015). Hukum
pencampuran kalor dimungkinkan karena kalor
berpindah, sedangkan pada kalorimeter
perpindahan kalor tidak hanya mengubah
temperatur suhu suatu zat lokal, tetapi panas
menyebar dari satu bagian ke bagian lain.

3.3 Prinsip Kerja Dispenser Pada Hukum 1


Termodinamika
Dispenser merupakan perabot rumah tangga
yang memakai listrik untuk memanaskan elemen
pemanas dan mengoperasikan. Dispenser atau Gambar 1. Elemen-elemen dalam dispenser
pemanas air juga merupakan perangkat
elektronik yang juga menggunakan pemanas dan Alur dari sistem kerja dispenser adalah
kompresor untuk komponen utamanya (Singgeta, untuk menyediakan air steril atau air minum,
2019). Fungsi heater adalah untuk memanaskan seperti air yang dikemas dalam galon. Air
air di dalam tangki yang biasanya berkapasitas mengalir melalui dispenser dan kemudian diolah
200 hingga 300 watt (Harahap, 2021). Dispenser
sehingga menyebabkan perubahan suhu, baik
juga dapat mendinginkan air dengan dingin maupun panas. Proses pemanasan terjadi
menggunakan alat pendingin seperti kompresor ketika air memasuki tabung heater. Tabung
pendingin. Kedua komponen tersebut saling pemanas pada dispenser terbentuk dari logam-
berkesinambungan satu sama lain dalam logam yang dikelilingi elemen pemanas, maka
menjalankan serta memaksimalkan fungsi dari air akan mengalir dari tampungan yang mengarah
sistem kerja dispenser. Pada dispenser juga
pada sensor temperatur yang berada pada tangki
terdapat komponen pendukung yang ikut bekerja tinggi dan kemudian air yang temperaturnya
di dalamnya. Komponen tersebut berupa lebih rendah akan menyerapnya, kemudian
komponen dalam pada dispenser (Noor, 2017). setelah itu temperatur air yang berada pada
Gambar 1 menunjukkan gambar komponen-
tabung pemanas mencapai temparatur tinggi
komponen dispenser. maka sensor suhu akan memutus arus listrik yang
berada dalam elemen-elemen pemanas. Lampu
yang bertindak sebagai petunjuk pemanas bagi
elemen pemanas yang seharusnya menyala
menjadi mati atau redup (Darmawan, 2020).
Tabung dispenser dilengkapi dengan
elemen pemanas (heater) dan sensor suhu
(thermostat) yang bekerja dengan membatasi
kerja pemanas agar tidak mengalami kerja
konstan atau terus menerus karena dapat
menghasilkan suhu air yang berlebihan, hal ini
terjadi karena heater bekerja terlalu keras dan
heater akan rusak (Megido, 2016). Hal ini dapat
148
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 9 No. 2, 146 - 150
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

dicegah dengan memasang termostat untuk


membuat suhu lebih teratur. 5. DAFTAR PUSTAKA
Pada saat temperatur air dipanaskan pada
temperatur tertentu dan melebihi dari Arifin, j., Dewanti, I.E., Kurnianto, D. 2017.
temperature kerja sensor thermostat akan bekerja Prototipe Pendingin Perangkat
serta memutus aliran yang mengaliri heater Telekomunikasi Sumber Arus DC
(Megido, 2016). Heater akan menghentikan Menggunakan Smartphone. Media
proses kerja dan memperoleh temperatur air tetap Elektrika, 10(1), 13-29.
sesuai kebutuhan, lampu indikator yang semula Benny, Nugraha, B,. 2015. “Smart
berwarna merah akan menjadi kuning. Heater Dispenser” Dispenser Pintar
tersebut melakukan proses kerja kembali seiring dengan Pengontrol Suhu
dengan temperatur air dalam tabung pada heater dan Penghemat Energi.
sensornya dirangkai secara seri dan hal ini POLITEKNOLOGI, 14(2), 1-8.
membuat fungsi kerja dari sensor mirip dengan Darmawan, I. D.G., Widoro, E., Herwanto, D.
saklar. 2020. Rancangan Sistem Pemanas untuk
Pada pendingin dispenser dibedakan Proses Pengerasan Panel Komposit
menjadi dua yaitu fan (kipas DC) dan refrigran dengan Metode Wet Lay Up di Program
(kulkas). Pada metode fan bekerja dengan cara Studi Teknik Pesawat Udara Sekolah
menyerap air yang bersuhu tinggi seperti yang Tinggi Penerbangan Indonesia. Jurnal
ada di dalam tabung. Selain menyerap panas Ilmiah Aviasi Langiy Biri, 13(1), 1-10.
panas, fan akan meniupkan udara sehingga Harahap, P., Adam, M. 2021. Efisiensi Daya
tabung pendingin terisi air pendingin. Fan Listrik pada Dispenser dengan Jenis
biasanya memiliki kapasitas 12VDC, arus listrik Merk yang Berbeda Menggunakan
sekitar 5 Amps dan kapasitas sekitar 50W hingga Inverator. RESISTOR (Elektronika
80W (Arifin, 2017). Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik
Pada metode refrigran menggunakan 2 Komputer), 4(1), 37-42.
komponen, yaitu kompresor dan evaporator Hetharia, M. 2018. Analisis Energi Pada
(Harahap, 2021). Sistem kerja dari metode ini Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga
yaitu dengan menempatkan evaporator pada Uap (PLTU) dengan Cycle Tempo.
tangki di bawah tangki air utama sehingga air di Jurnal Voering, 3(1), 1-8.
sekitar evaporator berubah menjadi dingin. Megido, A., Ariyanto, A. 2016. Sistem Kontrol
Suhu Air Menggunakan Pengendali Pid.
4. PENUTUP Dan Volume Air Pada Tangki Pemanas
4.1. Kesimpulan Air Berbasis Arduino Uno. GEMA
Dari hasil dan pembahasan tersebut dapat TEKNOLOGI, 18(4), 21-28.
diketahui bahwa dispenser merupakan sebuah Noor, G. M., Winarso, R., Wibowo, R. 2017.
alat atau produk yang menerapkan hukum Desain Mesin Dispenser Pallet Dengan
termodinamika. Dengan menggunakan dua Penggerak Sistem Pneumatik. Prosiding
komponen utama yaitu heater (mesin pemanas SNATIF, 585-592.
air pada tabung) dan kompresor (mesin Rokhimi, I.N., Pujayanto. 2015. Alat Peraga
pendingin air pada tabung). Sistem kerja heater Pembelajaran Laju Hantaran kalor
pada dispenser adalah sebagai pemanas air yang Konduksi. Prosiding Seminar Nasional
berada pada tangki sedangkan sistem kerja dari dan Pendidikan Fisika, 6(1), 270-274.
kompresor adalah sebagai pendingin air yang Sari, D.M., Ekawati, E.Y. 2013. Analisis
berada pada tangki. Air akan dikeluarkan sesuai Kesalahandalam Menyelesaikan soal
dengan suhunya melalui kran pada dispenser. Materi Termodinamika Pada Siswa
Proses yang terjadi pada dispenser dipengaruhi SMA. Jurnal Materi dan Pembelajaran
oleh adanya daya listrik. Dimana ketika arus Fisika (JMPF), 3(1), 5-8.
listrik mengalir pada dispenser maka komponen Singgeta, R.L., Manembu, P.D.K. 2019.
dalam dispenser akan bekerja secara maksimal Rancang Bangun Dispenser Air Bersih
sesuai dengan prinsipnya. Otomatis Berbasis Web Menggunakan

149
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 9 No. 2, 146 - 150
ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

Teknologi RFID. Jurnal Teknik Elektro


dan Komputer, 8(3), 153-160.
Suryantari, R. 2013. Problem Solving dengan
Metode Identifikasi Variabel berdasarkan
Skema: Tinjauan terhadap Formulasi
Hukum Pertama Termodinamika. Jurnal
Fisika Indonesia, 17(1), 28-31.
Yolanda, Y. 2021. Pengembangan Modul Ajar
Fisika Termodinamika Berbasis
Kontekstual. Jurnal Jendela Pendidikan,
1(3), 80-95.
L. Agreement And W. Material, 2006, Stirling
Engine Assessment, 3(3).

150
180 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013

Generator Mini dengan Prinsip Termoelektrik dari


Uap Panas Kondensor pada Sistem Pendingin
Ryanuargo1, Syaiful Anwar2, dan Sri Poernomo Sari3
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Tekonologi Industri, Universitas Gunadarma
1

2,3
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
Jalan TB Simatupang Kav. 38, Jakarta 12540
e-mail: ryan.aggo@yahoo.com

Abstrak—Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan sistem pendingin ruangan terpusat (AC Central) pada
gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan. AC central melepaskan panas yang terkandung dalam refrigerant ke
udara dengan bantuan kipas (motor fan). Untuk melepaskan panas lebih cepat, pipa kondensor berliku dirancang
dan dilengkapi dengan sirip. Panas yang dilepaskan dari kondensor dibuang ke udara. Hal ini dapat menyebabkan
pemanasan global jika sistem pendingin ruangan terpusat digunakan dalam jumlah besar. Di sisi lain, teknologi
termoelektrik yang mengubah energi panas langsung menjadi energi listrik merupakan salah satu sumber energi
alternatif utama. Berdasarkan hal itu, pada makalah ini dirancang suatu sistem (pembangkit) listrik sederhana
dengan memanfaatkan energi limbah panas dari kondensor dengan metode termoelektrik. Berdasarkan hasil
percobaan, dengan suhu rata-rata 34°C, dihasilkan tegangan 3.14 Volt dan daya sebesar 0.16 Watt.

Kata kunci: energi alternatif, energi tidak terpakai, termoelektrik

Abstract—In daily life, it is often found that office buildings and shopping centers use air conditioning system (AC
Central) for room cooling. The refrigerant in the cooling system releases the heat into the air with the help of the
motor fan. In order to release the heat faster, the condenser pipe winding is designed and equipped with fins. The
heat released from the condenser will be discharged to the air. This will lead to global warming if large numbers of
air conditioning system are used. In this case, thermoelectric technology is a main alternative solution that can be
implemented. Thermoelectric converts heat energy directly into electrical energy. Therefore, in this paper, we design
a simple power system by utilizing waste heat energy from a condensor based on thermoelectric method. Based on
the result of the experiment, an average temperature of 34°C results in voltage of 3.14 Volts and power of 0.16 Watts.

Keywords: alternative energy, waste energy, thermoelectric

I. Pendahuluan terdapat pada refrigerant dilepaskan ke udara bebas


dengan bantuan kipas (motor fan). Agar pelepasan
Salah satu kendala yang dihadapi Indonesia dewasa kalor lebih cepat, pipa kondensor didesain berliku dan
ini adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan konsumsi dilengkapi dengan sirip. Kalor atau panas yang dilepaskan
listrik pelanggan dibandingkan dengan kemampuan PLN dari kondensor akan dibuang udara. Hal ini akan
dalam menyediakan energi listrik. Begitu juga tentang menimbulkan pemanasan global apabila sistem pendingin
isu makin menipisnya cadangan minyak. Sebagaimana terpusat dipakai dalam jumlah yang banyak. Pembangkit
diketahui bahwa bahan bakar untuk memproduksi sumber termoelektrik merupakan modul yang dapat menghasilkan
energi listrik berasal dari sumber energi fosil seperti listrik dengan memanfaatkan sumber energi panas.
batu bara dan bahan bakar minyak lain. Sumber energi Pembangkit termoelektrik ini sangat ramah lingkungan
fosil sendiri sewaktu-waktu bisa habis jika dilakukan karena tidak menimbulkan polusi. Makalah ini bertujuan
pemakaian terus menerus. Untuk mengatasi hal tersebut untuk memaparkan pemanfaatan sumber energi panas dari
maka PLN melakukan penghematan energi listrik kepada kerja kondensor pada sistem pendingin sebagai sumber
konsumen dengan mencari sumber energi alternatif untuk energi listrik dengan terlebih dahulu mengubah panas
meningkatkan efisiensi sumber energi yang ada. menjadi listrik berdasarkan prinsip termoelektrik.
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai sistem
pendingin ruangan terpusat pada gedung perkantoran dan II. Latar Belakang
pusat perbelanjaan. Dalam sistem pendingin, kondensor
berfungsi sebagai alat penukar kalor, menurunkan suhu A. Mesin Pendingin Ruangan (AC)
refrigerant, dan mengubah wujud refrigerant dari bentuk
gas menjadi cair. Kondensor AC biasanya menggunakan Mesin pendingin adalah suatu rangkaian yang mampu
udara sebagai media pendingin. Sejumlah kalor yang bekerja untuk menghasilkan suhu dingin. Mesin pendingin

Versi online (e-ISSN. 2252-620x)


Ryanuargo dkk.: Generator Mini dengan Prinsip Termoelektrik dari Uap Panas Kondensor pada 181
Sistem Pendingin

Gambar 3. Konsep Termodinamika [2]

proses pendinginan cairan refrigerant yang menguap di


dalam pipa-pipa cooling coil (evaporator) telah menyerap
panas sehingga berubah wujudnya menjadi gas dingin
dengan kondisi superheat pada saat meninggalkan cooling
Gambar 1. Skema kerja mesin pendingin (AC) [1] coil. Panas yang telah diserap oleh refrigerant ini harus
dibuang atau dipindahkan ke suatu medium lain sebelum
dapat berupa kulkas, freezer atau air-conditioner (AC). AC ia dapat kembali dirubah wujudnya menjadi cair untuk
berfungsi sebagai pendingin suhu udara dalam ruangan. dapat mengulang siklusnya kembali.
Prinsip kerja mesin pendingin adalah proses “penguapan”.
Untuk mendapatkan penguapan diperlukan gas (udara) C. Termodinamika
yang mencapai panas dengan suhu suhu tertentu. Setelah
udara tersebut panas dirubah agar kehilangan panas, Ilmu termodinamika adalah ilmu yang mempelajari
sehingga terjadi penguapan. Disaat terjadinya penguapan, hubungan panas dengan kerja, seperti diilustrasikan pada
maka timbul suhu rendah (dingin). Proses ini ditunjukkan Gambar 3. Dua besaran tersebut adalah sangat penting
pada Gambar 1. untuk dipahami karakeristiknya untuk pemahaman dasar
keteknikan. Termodinamika penting untuk menganalisis
B. Kondensor dan Cara Kerjanya kondisi operasi berbagai alat atau mesin yang berhubungan
dengan panas dan kerja.
Di dalam sistem kompresi uap (vapor compression)
kondensor adalah suatu komponen yang berfungsi untuk D. Perpindahan Panas
mengubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi
menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain Perpindahan panas dari suatu zat ke zat lain seringkali
pada kondensor ini terjadi proses kondensasi. Refrigerant terjadi dalam industri proses. Pada kebanyakan pengerjaan,
yang telah berubah menjadi cair tersebut kemudian diperlukan pemasukan atau pengeluaran panas untuk
dialirkan ke evaporator melalui pompa. Prinsip kerja ini mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan
digambarkan pada Gambar 2 [2]. sewaktu proses berlangsung. Perpindahan panas dapat
Prinsip kondensasi adalah menjaga tekanan uap didefinisikan sebagai perpindahan energi akibat adanya
superheat refrigerant yang masuk ke kondensor pada perbedaan temperatur pada suatu permukaan dengan
tekanan tertentu. Suhu refrigerant-nya diturunkan dengan lingkungan sekitarnya. Perpindahan panas terjadi dengan
membuang sebagian kalornya ke medium pendingin yang tiga (3) cara, yaitu: konduksi, konveksi, dan radiasi [3].
digunakan di kondensor. Sebagai medium pendingin 1. Perpindahan panas konduksi
digunakan udara dan air atau gabungan keduanya. Dalam Konduksi merupakan proses perpindahan panas yang
perancangan ini akan digunakan air sebagai media terjadi pada media padat tak tembus cahaya, seperti yang
pendingin. diilustrasikan pada Gambar 4. Laju perpindahan panas
Uap panas masuk ke kondensor dengan suhu yang konduksi per satuan luas permukaan perpindahan panas
tinggi dan bertekanan yang merupakan keluaran dari berbanding lurus dengan gradien suhu normal, atau dalam
turbin. Kemudian uap panas masuk ke dalam Suction bahasa matematik dapat ditulis sebagai:
Pipe dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, qcond ∂T
uap panas didinginkan dengan media pendingin air yang ≈ , (1)
Acond ∂X
dialirkan melewati sisi luar tube, kemudian keluar melalui
Discharge Pipe dengan suhu yang sudah turun. Pada

Gambar 2. Kondensor [1] Gambar 4. Proses perpindahan panas konduksi

Versi online (e-ISSN. 2252-620x)


182 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013

jika dimasukkan konstanta proporsionalitas atau tetapan dimana F adalah faktor pandang atau faktor bentuk
kesebandingan, diperoleh: interaksi antara dua permukaan yang saling bertukar
energinya, ε adalah emisivitas permukaan, σ0 adalah
∂T konstanta Stefan-Boltzman (5.67x10-8 W/m2.K4).
qcond = −k . Acond . , (2)
∂X
E. Termoelektrik
dimana ∂T adalah gradien suhu ke arah perpindahan
∂X
panas antara dua tempat, dan k adalah konduktivitas Generator termoelektrik adalah sebuah alat yang dapat
thermal zat. digunakan sebagai pembangkit tegangan listrik dengan
memanfaatkan konduktivitas atau daya hantar panas
2. Perpindahan panas konveksi dari sebuah lempeng logam. Termolektrik merupakan
Ilustrasi perpindahan panas konveksi diberikan pada konversi langsung dari energi panas menjadi energi listrik.
Gambar 5. Pelat logam panas (bersuhu tinggi) akan Termoelektrik didasarkan pada sebuah efek yang disebut
mendingin lebih cepat bila ditaruh di dalam udara yang efek Seebeck, yang pertama kali ditemukan pada tahun
mengalir dibandingkan bila ditempatkan di udara tenang. 1821 oleh Thomas Johann Seebeck. Prinsip kerja dari efek
Kita katakan bahwa panas dikonveksikan ke udara sekitar Seebeck yang bekerja pada pembangkit termoelektrik
dan proses ini dinamakan perpindahan panas secara adalah jika ada dua buah material atau lempeng logam
konveksi. Contoh gerakan makroskopis dalam fluida, yang tersambung berada pada lingkungan dengan suhu
partikel fluida dalam gerakannya memberikan panas yang yang berbeda maka di dalam material atau lempeng
dibawa. Laju perpindahan panas didefinisikan sebagai: logam tersebut akan mengalir arus listrik. Teknologi
termoelektrik relatif lebih ramah lingkungan, tahan lama
q = h. A(Td − T f ), (3)
dan bisa digunakan dalam skala yang besar [4].
Termoelektrik itu sendiri umumnya menggunakan
dimana h adalah koefisien proses konveksi (W/m2 oC), A bahan yang bersifat semikonduktor atau dengan kata lain
adalah luas permukaan perpindahan panas (m2), Td adalah menggunakan solid-state technology. Adapun struktur dari
suhu dingin (oC) dan Tf adalah suhu fluida (oC). termoelektrik dapat dilihat pada Gambar 6. Pada Gambar
tersebut ditunjukkan struktur termoelektrik yang terdiri
3. Perpindahan panas radiasi dari suatu susunan elemen tipe-P, yakni material yang
Perpindahan panas dari benda dengan suhu tinggi ke kekurangan elektron, dan terdiri juga dari susunan elemen
benda dengan suhu lebih rendah bila benda dipisahkan tipe-N, yakni material yang kelebihan elektron. Panas
dalam ruang (bisa ruang hampa) berkat fenomena analogi masuk pada salah satu sisi dan dibuang dari sisi lainnya.
pancaran sinar dan gelombang elektromagnetik (radiasi Transfer panas tersebut menghasilkan suatu tegangan yang
matahari). melewati sambungan termoelektrik dan besarnya tegangan
Hukum Stefan-Boltzmann (untuk benda hitam) adalah listrik yang dihasilkan sebanding dengan gradien suhu.
hukum dasar untuk perpindahan radiasi, didefinisikan Dapat disimpulkan apabila batang logam dipanaskan
seperti Persamaan (4), dan didinginkan pada 2 buah kutub logam, elektron
pada sisi panas logam akan bergerak aktif dan memiliki
q = σ AT 4 (4) kecepatan aliran yang lebih tinggi dibandingkan dengan
sisi dingin logam. Dengan kecepatan yang lebih tinggi,
dimana σ adalah konstanta Stefan-Boltzmann, 5.67x10-8 maka elektron dari sisi panas akan mengalami difusi ke
(W/m2 K4), luas permukaan dinyatakan dengan A (m2), dan sisi dingin dan menyebabkan timbulnya medan listrik
suhu permukaan T (K). pada logam atau material tersebut. Elemen termolektrik
Proses pertukaran radiasi netto antara dua permukaan yang terdiri dari semikonduktor tipe-P dan tipe-N yang
berbanding lurus dengan perbedaan suhu absolut pangkat
empat dan faktor pandang antara dua permukaan dan
emisivitas masing-masing permukaan, artinya:
q pertukaran netto
≈ F ..ε .σ 0 . (T14 − T24 ) (5)
Arad

Gambar 5. Proses perpindahan panas konveksi Gambar 6. Struktur termoelektrik

Versi online (e-ISSN. 2252-620x)


Ryanuargo dkk.: Generator Mini dengan Prinsip Termoelektrik dari Uap Panas Kondensor pada 183
Sistem Pendingin

Gambar 7. Proses termolektrik mengubah energi panas menjadi listrik


Gambar 8. Saluran udara (Duct)
dihubungkan dalam sebuah rangkain tertutup yang
terdapat pada beban. Maka perbedaan suhu yang ada material dari saluran udara tergantung dari banyak
pada tiap junction dan tiap semikonduktor tersebut akan faktor, yaitu: (1) kompabilitas dengan fluida kerja serta
menyebabkan perpindahan elektron dari sisi panas menuju lingkungan luar, (2) rasio kekuatan dengan massa material,
sisi dingin [5]. Proses ini diilustrasikan pada Gambar 7. (3) konduktivitas termal, (4) kemudahan fabrikasi, seperti
Dengan adanya perbedaan suhu pada kedua titik kemudahan untuk welding, machineability, dan ductility,
junction maka akan ada beda potensial di antara kedua (5) porositas dan (6) wettability (kemampuan bekerja
titik tersebut, yang dapat ditentukan dengan, dalam kondisi basah).
Material saluran udara harus bersifat non-porous untuk
T2
mencegah difusi pada uap. Konduktivitas termal yang
∆V = ∫ S AB dT ( 6)
T1
baik memastikan penurunan suhu yang minimal diantara
sumber panas dengan sumbu [6].
dimana SAB adalah koefisien Seebeck dengan T1<T2 [6].
Umumnya, ada beberapa material atau bahan dari III. Metode
generator termoelektrik yang sudah diproduksi antara lain
silicon germanium, lead telluride dan bismuth telluride. Panas keluaran dari kondensor AC disalurkan melalui
Ketiga bahan ini diklasifikasikan menurut suhu kerjanya. sebuah saluran udara (duct) yang telah terisolasi. Saluran
Bahan silikon germanium memiliki suhu kerja yang ini terbuat dari sebuah penghantar panas yang baik dan
paling tinggi diantara bahan generator termoelektrik dilapisi oleh sebuah isolator agar panas yang ada dalam
lainnya. Material ini bisa menyerap panas dalam suhu saluran tersebut terjaga dengan baik dan tidak ada rugi-
750°C sampai dengan 1000°C rotor. Bahan ini dapat rugi yang terjadi.
menyerap beda potensial yang paling tinggi dari material Selanjutnya panas yang ada dalam saluran
termolektrik yang lainnya. tersebut masuk ke dalam sebuah modul termoelektrik
Adapun material lead telluride merupakan material (Thermoelectric Module–TEM) yang sudah ditentukan
generator termoelektrik yang bekerja pada suhu menengah. bahannya. Aliran udara panas hasil kondensor akan
Pada material ini suhu kerja rentang antara 400° C sampai mempengaruhi suhu bahan konduktor secara konveksi.
dengan 650°C. Setelah itu generator termoelektrik menerima panas secara
Namun pada umumnya bahan generator termoelektrik konduksi dari konduktor yang sudah dirancang. Sebelum
yang digunakan adalah material jenis bismuth telluride. itu, sisi dingin dari termolektrik dipasangkan heatsink
Material ini bekerja pada suhu rendah dengan rentang suhu agar suhu tetap dingin. Lalu output tegangan listrik pada
kerja hingga 350°C. Material ini umumnya dipakai untuk termoelektrik diukur dengan multimeter.
elemen pendingin pada aplikasi pendingin, atau kombinasi
pendingin dan pemanasan dengan adanya perbedaan suhu IV. Hasil dan Pembahasan
yang mengakibatkan timbulnya energi listrik [6].
Penggunaan panas sisa buang dari sebuah kondensor
F. Saluran Udara (Duct) AC menghasilkan listrik yang tergantung dari seberapa
besar input panas yang masuk ke dalam termoelektrik
Saluran udara (duct) berfungsi untuk mengisolasi Sesuai dengan bahan termoelektrik yang digunakan, jika
kerja fluida dari lingkungan, maka dari itu saluran udara input panas yang masuk ke dalam sistem termoelektrik
harus bebas bocor, dapat juga menjaga perbedaan tekanan besar berkisar 750°C sampai dengan 1000°C maka bahan
disepanjang dindingnya, dan dapat memindahkan kalor yang digunakan sebagai modul termoelektriknya adalah
dari dan ke fluida kerja. sillicon germanium.
Gambar 8 menunjukkan ilustrasi salah satu contoh Secara umum sistem yang dibuat dalam penelitian
saluran udara. Biasanya berbentuk logam tube, yang ini adalah dapat dilihat dalam Gambar 8. Dalam gambar
terbuat dari tembaga atau alumunium. Material pada duct tersebut bisa kita analisis, panas keluaran dari kondensor
memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi, bentuk AC disalurkan melalui sebuah saluran udara (duct) yang
tube dapat ditekuk, dipipihkan atau diratakan. Pemilihan mana saluran ini terbuat dari sebuah penghantar panas

Versi online (e-ISSN. 2252-620x)


184 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013

Gambar 9. Model PSPICE TEM TB-127-1.2-1.4


Gambar 11. Simulasi DC-sapuan kinerja generator termoelektrik HZ-20
yang baik dan dilapisi oleh sebuah isolator agar panas yang dibuat oleh Hi-Z Technology, Inc
yang ada dalam saluran tersebut terjaga dengan baik dan
tidak ada rugi-rugi yang terjadi. Selanjutnya panas yang Cal = c ρV , (7 )
ada dalam saluran tersebut masuk ke dalam sebuah modul
termoelektrik, Thermoelectric Module (TEM) yang dapat dalam kasus khusus ini, Cal adalah sekitar 19 J/K [7].
digambarkan seperti Gambar 9, namun ada beberapa 3. Isolasi termal
parameter yang harus diperhatikan dalam penyusunan Meskipun sistem termal terisolasi, kebocoran panas
dan pemberian muatan pada masing-masing komponen kecil masih ada. Nilai yang tahan panas dapat dihitung dari
yang ada. TEM TB-127-1.4-1.2 (Kryotherm) memiliki pengukuran steady state ketika menerapkan daya input
dimensi 40x40 mm2. Modul ini disisipkan antara dua rendah. Dalam kondisi mapan (dalam kasus kami setelah
pelat aluminium besar (40x40x5 mm3) dengan termokopel sekitar lima jam), yang Riso tahan panas dapat dihitung dari
diterapkan untuk pengukuran suhu. Kedua piring termal Th, Tc dan Troom dengan persamaan,
terisolasi dari udara ambien. TEM ini pertama kali
α m2 Θ m2 (Tc + Th + 2.273) (Tc − Troom )
2
digunakan sebagai pendingin dan tegangan DC diterapkan
Riso = . (8)
untuk itu. Bila perbedaan suhu antara pelat mencapai nilai
yang telah ditentukan, tegangan suplai dimatikan. Dari titik
(Tc − Th )
2
( 2R
m + α m2 Θ m2 ) (Tc + Th + 2.273)
itu, TEM melanjutkan operasinya sebagai generator dan
tegangan keluaran U diukur untuk beban yang berbeda. 4. Hambatan termal kontak antara TEM dan piring
Untuk mensimulasikan kondisi eksperimental dengan Hambatan termal kontak antara Tem dan piring dapat
model yang diusulkan, ada empat besaran yang harus diperkirakan dari lembar data bahan antarmuka termal.
dihitung, yaitu: Gambar 13 menunjukkan hasil simulasi keluaran dari
1. Parameter dari model. termoelektrik modul dengan bantuan software PSPICE.
2. Kapasitas panas dari pelat aluminium. Jika modul termoelektrik ini digabungkan dengan
Hal ini dapat dihitung dengan: sebuah rangkaian untuk menghasilkan energi listrik,
maka untuk mensimulasikan berapa daya atau keluaran
yang dihasilkan dalam sebuah modul termolektrik dapat
dianalisis seperti pada Gambar 14 dengan menggunakan
software PSPICE untuk melihat keluaran tegangannya.
Pada simulasi ini juga digunakan plat aluminium sebagai
parameter yang digunakan sebagai kapasitas termal dari
plat aluminium tersebut [7].
Dapat diketahui pada rangkaian TEM tersebut nilai
keluaran modul termoelektrik tergantung dari parameter

Gambar 10. Kinerja TEM TB-127-1,4-1,2. Garis putus-putus adalah


hasil simulasi diperoleh model yang diusulkan, garis utuh adalah kinerja
plot yang diterbitkan oleh produsen Gambar 12. Pengaturan untuk pengujian

Versi online (e-ISSN. 2252-620x)


Ryanuargo dkk.: Generator Mini dengan Prinsip Termoelektrik dari Uap Panas Kondensor pada 185
Sistem Pendingin

Gambar 14. Model PSPICE untuk mensimulasikan percobaan. Riso


adalah resistensi termal dari isolasi termal, Cal - kapasitas termal dari
pelat aluminium. Rcont - ketahanan termal dari kontak termal antara TEM
dan plat

daya yang dihasilkan. Secara umum tegangan dan daya


yang dihasilkan ini memang masih sangat kecil, namun
jika panas pada suatu kondensor yang merupakan energi
terbuang ini dimanfaatkan sebagai energi alternatif berbasis
Gambar 13. Perilaku TEM bawah urutan powering dan loading pada port termoelektrik di masa depan, dapat menjadi prospek yang
listrik. Data eksperimen ditunjukkan dalam garis abu-abu, hasil simulasi menjanjikan sebagai sumber energi alternatif.
garis hitam. (a) tegangan pada terminal listrik. (b), (c), dan (d) - Suhu
menyerap (Ta) dan memancarkan (Te) sisi TEM, untuk open-hubung
terminal listrik, dimuat oleh 2 Ω resistor, dan sarat dengan 4,5 Ω resistor V. Kesimpulan
masing-masing
Termoelektrik merupakan suatu peralatan solid-state
yang digunakan untuk melihat seberapa besar daya yang atau semikonduktor yang mampu mengubah suatu energi
dihasilkan, terutama adalah hambatan termal dari insulasi panas menjadi energi listrik dengan menerapkan kinerja
panas, kapasitas panas dari plat aluminium dan hambatan dari “Efek Seebeck”. Dalam percobaan prototipe yang
termal yang terjadi akibat adanya kontak dengan plat kami buat dapat dianalisis bahwa dengan DT rata-rata
aluminium. sebesar 34°C dapat menghasilkan energi listrik sebesar
Berdasarkan analisis dari modul termoelektrik yang 3.14 Volt. Tegangan ini memang masih sangat kecil,
digunakan, kita bisa mengetahui bahwa semakin tinggi namun jika jumlah panas yang terdapat pada kondensor
input energi panas yang masuk ke dalam sebuah modul sangat besar, panas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
termolektrik maka akan semakin besar pula output energi alternatif berbasis termoelektrik.
tegangan listrik keluaran yang dihasilkan. Pada kasus
pengujian prototipe kami, tegangan listrik keluaran Referensi
sebesar 3.14 V didapat dari input berupa energi panas yang
masuk ke sebuah saluran udara (duct) dengan suhu rata- [1] I. Danusugondho, H. Hoesin, dan I. B. A. Putra, Dasar-Dasar
rata sebesar 34°C. Teknik Tata Udara 2, Jakarta, Indonesia: Depdikbud Dikmenjur,
1983.
Kemudian energi panas yang mengalir pada saluran
udara berinteraksi dengan modul termoelektrik. Keluaran [2] Hukum I Termodinamika [Online]. Available: http://
tegangan listrik ini terjadi karena adanya perbedaan suhu mediaonlinefisika.blogspot.com/2010/12/b-hukum-i-
termodinamika.html).
antara sisi panas dari modul termoelektrik dengan sisi
dingin modul termoelektrik tersebut. Kolektor pada sisi [3] F. Keith dan A. Priyono, Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas, ed.
3, Jakarta, Indonesia: Erlangga, 1986.
panas modul termolektrik menyimpan panas dengan suhu
yang sudah diketahui yaitu 34°C, sedangkan pada sisi [4] S. L. Soo, Direct Energy Conversion, London, UK: Prentice Hall,
dingin modul termoelektrik yang berupa heatsink agar 1968.
suhunya tetap dingin, maka diberi fan (kipas dc). Hasil [5] HB Corporation, Thermoelectric Cooler TEC-12705 Performance
output pada pengujian didapatkan tegangan sebesar 3.14 Specifications [Online]. Available: www.alldatasheet.com
Volt. [6] R. Wirawan, “Analisa penggunaan heat pipe pada thermoelectric
Daya yang dihasilkan dapat dihitung dengan rumus P = generator,” Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, 2012.
V 2/R, dimana P adalah daya, tegangannya V, dan R adalah
[7] S. Lineykin and S. Ben-Yaakov, “Modeling and analysis
hambatan dalam pada termoelektrik tersebut sebesar 60 of thermoelectric modules,” Power Electronics Laboratory,
Ω. Pada percobaan alat didapat daya sebesar 0.16 Watt. Department of Electrical and Computer Engineering, Ben-Gurion
Dari percobaan yang dilakukan didapat suatu kesimpulan, University of the Negev.
bahwa besarnya ∆T tidak hanya mempengaruhi tegangan
listrik yang dihasilkan tetapi juga mempengaruhi nilai

Versi online (e-ISSN. 2252-620x)


Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

POTENSI PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA KONDENSOR


AC SENTRAL UNTUK PEMANAS AIR HEMAT ENERGI

Azridjal Aziz1, Joko Harianto1, Afdhal Kurniawan Mainil2


1
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Riau
Jl. Subrantas, km 12,5, Pekanbaru 28293, , Telp.: 0761 566786
2
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Bengkulu
Jl. WR Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371A, Telp.: 0736 21170
Email: azridjal@yahoo.com

Abstract: Utilization Potential of Waste Heat Energy In Condenser of Central AC For


Water Heating. Central air conditioning is one type of refrigeration machine that is widely used in
large or multi-storey buildings such as offices, hotels or shopping malls. Waste heat energy from
the condenser of refrigeration machine is generally rejected as useless energy. Actually, this
thermal energy can be utilized for energy-efficient water heater, as a source of energy obtained for
free from the condenser waste heat energy. To determine the wasted heat energy that can be
used for the water heater, it is necessary to count the heating potential. The calculation and
analysis of data obtained showed that the energy potential of waste heat in the condenser that can
be used as a water heater is equal to 228.318 kW with a maximum condenser inlet temperature is
57.78 °C.

Keywords: potential, Central Air Conditioning, refrigeration machine, water heater, condenser

Abstrak: Potensi Pemanfaatan Energi Panas Terbuang Pada Kondensor Ac Sentral


Untuk Pemanas Air Hemat Energi. AC sentral merupakan salah satu jenis mesin pendingin
yang banyak dipakai di gedung-gedung bertingkat seperti perkantoran, hotel atau mal. Energi
panas yang terbuang dari kondensor pada mesin pendingin, umumnya dibiarkan terbuang begitu
saja. Energi panas ini sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemanas air yang hemat
energi, karena sumber energinya diperoleh secara gratis dari energi panas buang kondensor
tersebut. Untuk mengetahui energi panas terbuang yang dapat dimanfaatkan untuk pemanas air
tersebut, maka perlu dihitung potensi pemanasannya. Hasil perhitungan dan analisis data yang
diperoleh menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan energi panas yang terbuang di kondensor
yang dapat digunakan sebagai pemanas air adalah sebesar 228,318 kW dengan temperatur masuk
kondensor maksimum sebesar 57,78 oC.

Kata kunci: potensi, AC sentral, mesin pendingin, pemanas air, kondensor

PENDAHULUAN

Mesin refrigerasi atau mesin menggunakan siklus refrigerasi kompesi


pendingin merupakan sebuah mesin uap (SKU).
yang secara termodinamika dapat Penamaan mesin refrigerasi
memindahkan energi dari area tergantung pada tujuan penggunaannya.
bertemperatur rendah (media yang akan Mesin refrigerasi yang digunakan untuk
didinginkan) ke area bertemperatur tujuan pendinginan atau penyejuk
tinggi (temperatur sekitar atau ruangan dinamakan mesin refrigerasi
temperatur lingkungan) dengan bantuan atau mesin pendingin (refrigerator
energi masukan berupa kerja kompresor. machine), sedangkan mesin pendingin
Kebanyakan mesin refrigerasi untuk yang digunakan untuk tujuan pemanasan
keperluan penyejuk ruangan beroperasi sebagai pemanas air atau pemanas
ruangan dinamakan mesin pompa kalor

569
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

(heat pump). Mesin pendingin yang sehingga potensi pemanfaatan mesin


digunakan baik untuk tujuan pendinginan refrigerasi hibrida untuk pemanas air
dan untuk tujuan pemanasan secara perlu diketahui. Potensi penggunaan
bersamaan dinamakan mesin refrigerasi mesin refrigerasi sebagai pendingin
hibrida (hybrid refrigeration machine). ruangan sekaligus sebagai pemanas air
Untuk menjaga keseimbangan untuk diterapkan di hotel sangat besar,
termodimanika agar proses pendingingan mengingat intensitas penggunaan air
dan pemanasan berlangsung dengan panas yang cukup tinggi di perhotelan.
baik pada mesin refrigerasi hibrida, maka Mesin pengkondisian udara yang
sebagai panas tersebut harus dibuang ke beroperasi dengan SKU menggunakan
lingkungan sekitar (Cengel, 2011, refrigeran sebagai zat pendingin yang
Stoecker, 1996, Aziz, 2005, Ambarita, akan membawa kalor dari daerah
2001). bertemperatur rendah ke daerah
Penggunaan mesin refrigerasi bertemperatur tinggi. Mesin refrigerasi
sebagai pengkondisian udara ruangan yang menggunakan SKU memiliki empat
untuk gedung atau bangunan yang komponen utama. Komponen pertama
berukuran kecil sampai sedang adalah kompresor yang akan
umumnya menggunakan mesin mengkompresikan gas refrigeran
refrigerasi jenis terpisah (AC split) bertemperatur dan bertekanan rendah
dengan kapasitas pendinginan yang tidak sehingga menjadi gas refrigeran yang
terlalu besar. Sedangkan penggunaan bertemperatur dan bertekanan tinggi.
mesin refrigerasi sebagai pengkondisian Kemudian gas ini akan dikondensasikan
udara untuk gedung atau bangunan sehingga fasanya berubah menjadi
berukuran sedang dan besar biasanya cairan refrigeran bertemperatur dan
menggunakan mesin refrigerasi jenis bertekanan tinggi di dalam komponen
terpusat (AC central) yang memiliki kedua yaitu kondensor. Kondensor akan
kapasitas pendinginan yang cukup besar. melepaskan kalor ke lingkungan, dimana
Pada umumnya baik mesin refrigerasi kalor ini berasal dari kalor yang diserap
dengan kapasitas pendinginan kecil, atau diambil di evaporator (ruangan
sedang maupun besar kalor yang yang akan didinginkan) pada temperatur
dibuang di sisi kondensor yang dan tekanan rendah. Cairan refrigeran
bertemperatur tinggi, biasanya dibiarkan ini selanjutnya akan memasuki
terbuang percuma. Kalor ini bisa komponen ketiga yaitu katup ekspansi
dimanfaatkan untuk pemanas air secara sehingga tekanan dan temperaturnya
bersamaan pada saat proses penyerapan turun. Dari katup ekspansi cairan ini
kalor untuk menciptakan kenyaman akan memasuki komponen keempat
ruangan yang dihuni, sehingga didapat disebut evaporator, dimana cairan
air panas secara gratis tanpa perlu lagi refrigeran bertemperatur dan bertekanan
menggunakan elemen pemanas listrik rendah ini akan berubah fasa menjadi
untuk memanaskan air. Pemanfaatan uap atau gas karena mengambil atau
kalor buang di kondensor ini akan menyerap kalor dari lingkungan/ruangan
menghemat penggunaan energi listrik sekitar evaporator yang bertemperatur
untuk keperluan air panas. lebih tinggi. Gas refrigeran ini kemudian
Penggunaan mesin refrigerasi akan dihisap memasuki kompresor
hibrida di daerah tropis seperti Indonesia sehingga tekanan dan temperatur naik
berpotensi tinggi untuk dikembangkan. dan selanjutnya memasuki kondensor,
Saat ini penggunaan refrigerasi hibrida di proses ini akan berulang dalam suatu
Indonesia masih sangat sedikit, siklus, sehingga temperatur ruangan
umumnya mesin refrigerasi hibrida yang dikondisikan akan tercapai setelah
tersebut digunakan sebagai pendingin pengoperasian selama waktu tertentu
ruangan dan juga sebagai pemanas air, (Cengel, 2011, Stoecker, 1996).

570
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

Besarnya kalor yang dibuang atau Kapasitas kalor yang dibuang di


dilepaskan di kondensor secara kondensor dari sebuah mesin refrigerasi
termodinamika merupakan jumlah dari dengan SKU, bergantung pada kapasitas
kerja kompresor yang diberikan pendinginan mesin di evaporator. Kalor
ditambah kalor yang diserap atau diambil yang dibuang di kondensor makin besar
oleh evaporator dari ruangan yang jika kapasitas pendinginan mesin di
udaranya dikondisikan pada kondisi evaporator juga besar, artinya potensi
nyaman (comfortable room). Kalor yang pemanfaatan kalor buang tersebut
dibuang di kondensor ini pada umumnya sebagai pengematan energi untuk
dibiarkan terbuang begitu saja tanpa keperluan pemanasan air juga semakin
dimanfaatkan. Kalor buangan kondensor besar pula. Penelitian ini bertujuan untuk
inilah yang dapat dimanfaatkan secara mengetahui potensi energi (kalor) yang
gratis untuk kebutuhan pemanas air atau dibuang di kondensor dari AC sentral
udara untuk berbagai keperluan, yang dapat dimanfaatkan untuk
sehingga terjadi penghematan energi. keperluan pemanasan air di perhotelan.
Pemanfaatan panas buang
kondensor untuk keperluan pemanasan
air telah dilaporkan oleh banyak peneliti METODE PENELITIAN
(Jie Ji, Tin-tai Chow, Gang Pei, Jun Dong,
Wei He, 2003, Fei Liu, Hui Huang, Metode yang dilakukan pada
Yingjiang Ma, dan Rong Zhuang, 2008, penelitian ini dapat dilihat pada diagram
Jie Ji, Gang Pei, Tin-Tai Chow, Wei He, alir metodologi penelitian (Gambar 1.)
Aifeng Zhang, Jun Dong, dan Hua Yi, Perhitungan potensi panas buang yang
2005, Jie Jia, dan W.L. Lee, 2014, dapat dimanfaatkan untuk memanaskan
Yilmaz, Mehmet, 2003, Rahman, M. M., air didasarkan pada prinsip-prinsip
Wai Meng, Chin. dan Ng, Adrian, 2007, termodinamika sebuah mesin refrigerasi
U. Kongre, U. V. Chiddarwar, A. sistem SKU pada kondisi siklus ideal,
Dhumatkar , R. P. C. dan Ari S, A.B., spesifikasi AC sentral yang diteliti dan
2013). Penggunaan AC yang juga data hasil pengujian yang diperoleh.
berfungsi sebagai pemanas air akan Proses pengambilan data
memberikan kinerja yang lebih baik, dilakukan pada sebuah Hotel di kota
karena adanya penghematan energi Pekanbaru yang menggunakan AC
untuk keperluan air panas. Rahmat Iman sentral untuk pengkondisian udaranya.
Mainil dan Afdhal Kurniawan Mainil, Proses pengkondisian udara pada hotel
2011, melaporkan bahwa pemanfaatan ini dilakukan oleh 3 buah chiller, dengan
panas buang chiller untuk kebutuhan air beban pendinginan berasal dari seluruh
panas di hotel dapat memanaskan air area dalam hotel, tidak termasuk gedung
hingga temperatur 56°C dalam waktu 67 pertemuan. Chiller yang dioperasikan
menit dengan syarat pemanasan pada penggunaan sehari-hari hanya 2
dilakukan secara kontinu dengan potensi buah chiller yaitu chiller II dan chiller III,
penghematan energi listrik untuk dengan beban pendingin 120 TR.
pemanasan air hingga 90%. I Made Sedangkan chiller yang tidak digunakan
Rasta, 2009 telah meneliti pemanfaatan (Chiller I) berfungsi sebagai chiller
energi panas terbuang pada kondensor cadangan yang akan dioperasikan jika
AC sentral jenis water chiller untuk terjadi kerusakan pada salah satu dari
pemanas air hemat energi. Temperatur chiller yang beroperasi.
air panas maksimum yang bisa dicapai Chiller yang digunakan adalah
adalah 34oC - 47,5 oC dalam waktu 10 tipe modular chiller seperti ditunjukkan
menit – 150 menit dengan laju aliran air pada Gambar 2. Masing-masing modular
0,5 liter/menit – 2,5 liter/menit. chiller memiliki 6 buah modul yang
bekerja secara bergantian dengan

571
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

pengendalian temperatur evaporator Koefisien prestasi dihitung berdasarkan


pada 6oC. Modul 1 memiliki perbedaan manfaat yang diperoleh dari mesin
dengan dengan modul 2 - 6, dimana refrigerasi, apakah sebagai pendingin
modul 1 terdiri atas 3 siklus kompresi (refrigerasi) atau sebagai pemanas
uap, sedangkan modul 2 - 6 hanya terdiri (pompa kalor) atau kedua-duanya.
atas 2 siklus kompresi uap.

Kapasistas Pendinginan

Kapasitas pendinginan (QL) atau


efek refrigerasi (refrigeration effect)
merupakan jumlah energi yang diserap
oleh efrigeran di evaporator dalam basis
massa (Arora C.P., 2001).

QL = h1- h4 (kJ/kg) (1)

dimana h1 dan h4 adalah entalpi


refrigeran yang keluar dan masuk ke
evaporator.

Kerja Kompresi (wk)

Besarnya kerja kompresi (wk)


sama dengan selisih entalpi uap
refrigeran yang keluar kapasitas
pendingin kompresor dengan entalpi
uap refrigeran yang masuk ke kompresor
(Arora C.P., 2001).

wk = h2 – h1 (kJ/kg) (2)

dimana h2 adalah entalpi uap refrigeran


Gambar 1. Metodologi Penelitian yang keluar kompresor.

Kalor yang dibuang di Kondensor


(Qk)

Kalor yang dibuang oleh


refrigeran di kondensor sama dengan
kalor yang diserap oleh refrigeran di
Gambar 2. Modular Chiller dengan evaporator ditambah dengan kalor yang
6 modul setara dengan kerja kompresi di
kompresor. Qk dinyatakan sebagai
Performansi mesin refrigerasi SKU berikut (Arora C.P., 2001).
dihitung berdasarkan prinsip
keseimbangan termodinamika untuk Qk = h2 - h3 (3)
masing-masing komponen yang terlibat
dalam sistem sebagai SKU siklus ideal. atau Qk = wk + QL (4)

572
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

dimana h3 adalah entalphi refrigeran dimana mair adalah Laju aliran massa
yang keluar kondensor air (kg/menit), Cair adalah kapasitas
panas jenis air (kJ/kg ºK), t1 & t2
adalah temperatur air masuk dan
Koefisien Prestasi (COP) keluar evaporator ( ºC ), mref
adalah laju aliran massa
COP (Coefficient of Performance) refrigeran (kg/menit), h1 dan h4 adalah
atau koefisien prestasi dipergunakan entalpi refrigeran keluar dan masuk
untuk menyatakan kinerja dari siklus evaporator (kJ/kg)
refrigerasi, yaitu perbandingan antara
kapasitas pendinginan (QL) terhadap
kerja kompresi (wk) (Arora C.P., 2001) Daya yang dibuang di kondensor

COP = QL / wk (5) Besar daya yang dibuang di


evaporator ditunjukkan pada persamaan
7.
Keseimbangan Kalor Pkond = m ref .(h2 - h3) (7)
dimana m ref adalah Laju aliran massa
Keseimbangan kalor yang terjadi refrigeran (kg/menit).
di kondensor dan di evaporator dapat Modul yang aktif pada chiller saat
ditentukan dari persamaan (6) dan (7). pengambilan data adalah sebagai
berikut:
a. Keseimbangan kalor di  Chiller II : Modul 1, modul 3 dan
kondensor modul 5
Di dalam kondensor, refrigeran  Chiller III : Modul 3 dan modul 5
akan melepaskan sejumlah kalor dan
kalor tersebut akan diserap oleh
udara (Dincer, 2010): HASIL DAN PEMBAHASAN

mref.(h2–h3) = mud. Cpud .(t2- t1) (6) Data tekanan pada Modular
Chiller yang didapatkan pada penelitian
dimana mref adalah laju aliran ini adalah sebagai berikut:
refrigeran (kg/menit), mud adalah laju  Pada Modul 1
aliran massa udara (kg/menit), Cpud Tekanan kondensasi = 220 psig
adalah kapasitas panas jenis Tekanan evaporasi =75 psig
udara pada tekanan tetap (kJ/kg K),  Pada Modul 3 dan Modul 5 (rata-
kemudian t1 dan t2 masing-masing rata)
adalah temperatur udara masuk dan Tekanan kondensasi = 216 psig
keluar kondensor (ºC). Tekanan evaporasi = 78 psig

b. Keseimbangan Kalor di Berdasarkan pada diagram


Evaporator hubungan temperatur (T) dengan entropi
Refrigeran akan menyerap kalor yang (s) dan tekanan (P) dengan entalphi (h)
dilepaskan oleh air sehingga untuk siklus kompresi uap ideal serta
temperatur air keluar evaporator tabel sifat-sifat termodinamika (Stoecker,
menjadi turun atau rendah. 1996), maka dapat diperoleh sifat-sifat
Keseimbangan kalor di evaporator termodinamika refrigeran R22 untuk
dapat dihitung dengan persamaan: Modul 1 dan Modul 3 dan Modul 5.
Diagram tekanan (P) dan entalpi
mair.Cair .(t1 – t2) = mref.(h1- h4 ) (7) (h) Modular Chiller untuk Modul 1 dapat

573
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

dillihat pada Gambar 2. Sedangkan Hasil perhitungan sifat-sifat


diagram tekanan (P) dan entalpi (h) termodinamika refrigeran R-22 dari
Modular Chiller untuk Modul 3 dan Modul Modular Chiller Modul 3 dan Modul 5
5 dapat dillihat pada Gambar 3. dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sifat-sifat Termodinamika R-22


Modul 3 dan Modul 5

Sifat Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4


Termofisik
Tekanan 537,791 1489,267 1489,267 537,791
(kPa)
Temperatur 2,404 38,8 38,8 2,404
(oC)
Enthalpy 406,225 432,258 248,09 248,09
(kJ/kg)
Entropy 1,7483 1,7483
(kJ/kg K)
Gambar 2. Diagram P- h Modular Chiller
pada Modul 1 (diadaptasi dari Cengel, Performansi Modular Chiller pada
2011) Modul 1, Modul 3 dan Modul 5 dihitung
Hasil perhitungan sifat-sifat menggunakan persamaan 1 sampai
termodinamika refrigeran R-22 dari dengan persamaan 7. Hasil perhitungan
Modular Chiller Modul 1 ditampilkan pada performansi ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 1.
Tabel 3. Performansi Modular Chiller (Modul
Tabel 1. Sifat Termodinamika R-22 Modul 1 1, Modul 3 dan Modul 5)

Sifat Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Performansi Modul 1 Modul 3 & 5


Tekanan 517,1 1516,8 1516,8 517,1 QL 156,7007 158,135 kJ/kg
(kPa) kJ/kg
Temperatur 1,184 39,55 39,55 1,184 wk 27,05192 26,003 kJ/kg
(oC) kJ/kg
Enthalpy 405,8 432,8 249,1 249,1 Qk 183,7526 184,168 kJ/kg
(kJ/kg) kJ/kg
Entropy 1,7501 1,7501 COP 5,792591 6,08
(kJ/kg K) Pkond 45,846 kJ/s 45,618 kJ/s
T2’ 57,78 oC 57,12 oC

Besar kalor yang terbuang di


kondensor pada Modul 1 cenderung
sama dibandingkan dengan kalor yang
terbuang pada Modul 3 dan Modul 5, hal
ini disebabkan karena nilai water flow
rate pada Modul 1 juga cenderung sama
dari Modul 3 dan Modul 5.
Setelah dilakukan perhitungan
performansi Modular Chiller dapat
diketahui total kalor yang dibuang di
kondesor dan daya yang dibuang di
Gambar 3. Diagram P- h Modular Chiller kondensor serta dapat diketahui suhu
pada Modul 3 dan Modul 5 (diadaptasi buang kompresor (lihat Tabel 3), sebagai
dari Cengel, 2011) berikut:

574
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

1. Total kalor spesifik yang terbuang DAFTAR RUJUKAN


di kondensor yang berpotensi
sebagai pemanas air adalah: Ambarita, Himsar., 2001, Perancangan
dan Simulasi Mesin Refrigerasi
Qk = Qk CII M1 + Qk CII M3 + Qk Siklus Kompresi Uap Hibrida
CII M5 + Qk CIII M3 + Qk CIII M5 dengan Refrigeran HCR-12 sebagai
= 183,7526 kJ/kg + Pengganti R-12 yang Sekaligus
184,168 kJ/kg + Bertindak sebagai Mesin Refrigerasi
184,168 kJ/kg + pada Lemari Pendingin (Cold
184,168 kJ/kg + Storage) dan Pompa Kalor pada
184,168 kJ/kg Lemari Pengering (Drying Room),
= 920,4246 kJ/kg Tesis Pascasarjana, Program Studi
2. Total Daya atau panas yang Teknik Mesin Program
dibuang di kondensor Pascasarjana ITB.
Pkond = Pkond CII M1 + Pkond CII M3 + Arora, C. P., 2001., Refrigeration and Air
Pkond CII M5 + Pkond CIII M3 + Conditioning, Second edition, Tata
Pkond CIII M5 McGraw-Hill Inc., Singapore.
= 45,846 kJ/s + 45,618 Aziz, Azridjal., 2005, 'Performansi Mesin
kJ/s + 45,618 kJ/s + Refrigerasi Kompresi Uap Terhadap
45,618 kJ/s + 45,618 Massa Refrigeran Optimum
kJ/s Menggunakan Refrigeran
= 228,318 kJ/s Hidrokarbon', Jurnal Teknik Mesin,
= 228,318 kW vol 2, no.1, pp. 29-33.
3. Temperatur buang kompresor Cengel, Yunus A., dan Boles, Michael A.,
pada Modul 1 adalah sebesar 2011. Thermodynamics An
57,78 oC dan temperatur buang Engineering Approach, 7th Edition,
kompresor pada modul 3 dan McGraw Hill Companies, New
Modul 5 adalah sebesar 57,12 oC. York .
Dincer, Ibrahim., 2010, Refrigeration
System and Applications, Second
SIMPULAN Edition, Wiley, UK.
Ji, Jie., Chow, Tin-tai., Pei, Gang., Dong,
Berdasarkan hasil perhitungan Jun., dan He, Wei., 2003,
dan pembahasan yang telah dilakukan, 'Performance of Multi-functional
dapat diambil beberapa kesimpulan Domestic Heat-pump System',
bahwa total kalor spesifik yang terbuang Applied Thermal Engineering, vol
di kondensor yang berpotensi sebagai 23, pp. 581-592
pemanas air adalah sebesar 920,4246 Ji, Jie., Pei, Gang., Chow, Tin-Tai., He,
kJ/kg dengan total total daya atau kalor Wei., Zhang, Aifeng., Dong, Jun.,
yang dibuang di kondensor sebesar dan Yi, Hua., 2005, 'Performance
228,318 kW. Temperatur buang of multi-functional domestic heat-
kompresor maksimum yang dapat pump system', Applied Energy, vol
dimanfaatkan sebagai pemanasan air 80, pp. 307-326.
adalah sebesar 57,78 oC. Karena kalor Jia, Jie dan Lee, W.L., 2014, 'Applying
buang kondesor yang cukup besar maka storage-enhanced heat recovery
pemanfaatan energi panas buang room air-conditioner (SEHRAC) for
kondensor AC tersebut cukup efektif domestic water heating in
untuk memanaskan air untuk kebutuhan residential buildings in Hongkong',
perhotelan. Energy and Buildings, vol. 78, pp.
132 -142.

575
Jurnal Mekanikal, Vol. 6 No. 2: Juli 2015: 569-576 ISSN 2086 - 3403

Kongre, U. V. Chiddarwar, A.
Dhumatkar , R. P. C. dan Ari S,
A.B., 2013, 'Testing and
Performance Analysis on Air
Conditioner cum Water Dispenser',
International Journal of
Engineering Trends and
Technology, vol 4, pp. 772-775.
Liu, Fei., Huang, Hui., Ma, Yingjiang.,
dan Zhuang, Rong., 2008,
'Research on The Air Conditioning
Water Heater System',
International Refrigeration and Air
Conditioning Conference, Purdue
University, paper 893.
Mainil, Rahmat Iman., dan Mainil Afdhal
Kurniawan., 2011, 'Simulasi
Pemanfaatan Panas Buang Chiller
untuk Kebutuhan Air Panas di
Perhotelan', Jurnal Teknik Mesin,
vol. 8, no. 2, pp. 94-103.
Rahman, M. M., Wai Meng, Chin., dan
Ng, Adrian., 2007, 'Air Conditioning
and Water Heating-An
Environmental Friendly and Cost
Effective Way of Waste Heat
Recovery', Journal of Engineering
Education, vol 31, pp. 38-46.
Rasta, I Made., 2009, 'Pemanfaatan
Energi Panas Terbuang pada
Kondensor AC Sentral Jenis Water
Chiller untuk Pemanas Air Hemat
Energi', Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
CakraM, vol. 3 no. 2, pp.114-120.
Stoecker, F. Wilbert., 1996. Refrigerasi
dan Pengkondisian Udara, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Yilmaz, Mehmet., 2003, 'Performance
Analysis of a Vapor Compression
Heat Pump Using Zeotropic
Refrigerant Mixtures', Energy
Conversion and Management, vol
44, pp. 267-282.

576
POLITEKNOLOGI VOL. 14 No. 2 MEI 2015

“SMART DISPENSER” DISPENSER PINTAR DENGAN


PENGONTROL SUHU DAN PENGHEMAT ENERGI
Benny1, Bambang Nugraha2, Dwi Ananda Ramadhany3 dan Ihsan Fauzy Abidulloh4
1
Dosen PS Teknik Elektronika Industri
2,3,4
Mahasiswa P S Elektronika Industri,
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta,
Jalan Prof. Dr. G. A. SiwabessyKampus UI, Depok 16425
Email: 1bennypnj@yahoo.co.id

Abstract
Dispenser is a device that can provide clean water in the hot , cold , and normal temperature. The water
temperature in the heater and cooler dispenser has been specified , and the unknown magnitude of the
temperature , but it also does not dispensing temperature can be set according to what we want. In this design
the Smart Dispenser will be made where the temperature can be regulated . The water temperature will be
read by thermal sensor with the type of RTD PT - 100 which output is converted to a voltage and then fed into
the ADC of microcontroller atmega 16 , so that the temperature can be determined and set using the keypad as
required and will be displayed through a 2x16 LCD . Smart Dispenser is also fitted with a scheduling system
using IC DS1307 RTC that will arrange work schedule dispenser in accordance with typical office hours , that
strat from Monday to Friday from 06.00 to 19.00 . When it is in outside of the scheduled time , the system will
automatically shut off , this addition also equipped Dispenser PIR sensors are used to detect human body
movement around the dispenser . When the PIR sensor has detected , then the heating and cooling systems
work automatically for 30 minutes and the water temperature setting corresponds to the setting of the last
before the system died . Keywords : Dispenser , Automatic Faucet , DS1307 RTC , PIR Sensor , PT100 RTD
Sensor

Keywords : Dispenser, Automatic Tap, RTC DS1307, PIR Sensor, RTD PT100 Sensor

Abstrak
Dispenser merupakan alat yang dapat menyediakan air bersih dalam suhu panas, dingin, dan normal. Suhu
air pada pemanas dan pendingin dispenser sudah tertentu,dan tidak diketahui besarannya suhu tersebut,selain
itu suhu dispenser juga tidak dapat diatur sesuai yang kita inginkan. Pada rancang bangun ini akan dibuat
Smart Dispenser yang suhunya dapat diatur. Suhu air akan dibaca oleh sensorsuhu dengan jenis RTD PT-100
yang keluarannya akan diubah menjadi tegangan dan selanjutnya dimasukan ke ADC mikrokontroler atmega
16,sehingga suhunya dapat diketahui dan diatur menggunakan keypad sesuai kebutuhan serta akan
ditampilkan melalui LCD 2x16. Smart Dispenser juga dilengkapi dengan sistem penjadwalan menggunakan
IC RTC DS1307 yang akan mengatur jadwal kerja dispenser sesuai dengan jam kerja kantor pada umumnya,
yaitu mulai dari hari Senin sampai Jumat dari pukul 06.00 sampai 19.00. Ketika diluar waktu yang telah
dijadwalkan maka sistem akan secara otomatis mati,Selain itu Dispenser ini dilengkapi pula sensor PIR yang
berfungsi untuk mendeteksi adanya gerakan tubuh manusia di sekitar dispenser. Ketika sensor PIR telah
mendeteksi, maka sistem pada pemanas dan pendingin langsung bekerja secara otomatis selama 30 menit dan
pengaturan suhu air sesuai dengan pengaturan yang terakhir sebelum sistem mati.

Kata Kunci : Dispenser, Kran otomatis, RTC DS1307, Sensor PIR, Sensor RTD PT100

PENDAHULUAN minum sampai suhu tertentu saja tanpa


Dispenser merupakan alat penyedia air bisa diatur sendiri suhunya. Selain itu
minum dengan menggunakan galon Dispenser akan tetap menyala siang dan
berkapasitas 19 liter.yang fungsinya malam selama terhubung ke jaringan
menyediakan air panas dan dingin siap listrik dan tidak dimatikan,
diminum. Pada umumnya dispenser Berdasarkan hasil pengamatan dispenser
mempunyai fungsi yang sama yaitu di Jurusan Teknik Elektro, setiap harinya
memanaskan dan mendinginkan air dispenser selalu menyala tentunya
Benny dkk, "Smart Dispenser" Dispernser Pintar...

merupakan pemborosan energi karena metode kepustakaan. Berdasarkan dua


malam hari dan hari libur akan tetap metode diatas maka didapat perancangan
menyala. Berdasarkan hal hal tersebut hardware dan software.
maka timbulah ide untuk membuat
Dispenser yang smart yang dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
mengefisiensikan penggunaan daya. RTD ( Resistance Temperature
Penghematan daya pada Dispenser yaitu Dependent ) PT-100.
dilakukan dengan menerapkan sistem RTD merupakan sensor yang terbuat dari
penjadwalan kerja dispenser sesuai bahan platina dan nikel yang mempunyai
dengan kebutuhan pengguna.Penjadwalan koefisien temperatur positif, seperti pada
yang dimaksud adalah mengacu jadwal Gambar 1. Resistansi pada RTD akan naik
hari kerja, jadi Dispenser akan menyala dan arus pada ammeter akan turun, begitu
saat jam kerja dan akan mati diluar jam juga sebaliknya resistansi turun maka arus
kerja dan hari libur. Jadi pada hari Senin akan naik. (Robert G. Seippel, 1983).
pagi jam 6.00 Dispenser akan hidup PT100 merupakan salah satu jenis sensor
sampai jam 19.00 dan keesokan harinya suhu yang terkenal dengan
juga akan sama sampai hari Jumat. Pada keakurasiannya.PT100 termasuk golongan
hari Sabtu dan Minggu Dispenser akan RTD (Resistive Temperature Detector)
mati Namun Dispenser juga akan tetap dengan koefisien suhu positif, yang
hidup bila ada orang disekitar Dispenser berarti nilai resistansinya naik seiring
walau Dispenser pada jadwal mati (diluar dengan naiknya suhu. PT100 terbuat dari
jam yang deprogram untuk hidup). Hal ini logam platinum.Oleh karenanya namanya
ditujukan untuk orang memang berada diawali dengan ‘PT’.Disebut PT100
diruang tersebut dapat memanfaatkan karena sensor ini dikalibrasi pada suhu
Dispenser. ,Disamping itu suhu air 0°C pada nilai resistansi 100 ohm.Ada
Dispenser dapat diatur sesuai yang di juga PT1000 yang dikalibrasi pada nilai
inginkan dan dilengkapi display suhu resistansi 1000 ohm pada suhu 0°C.
panas dan suhu dingin.. Gambar 1 menunjukkan Sensor RTD PT
100.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Jakarta.
Metode yang dilakukan dalam penelitian
ini berupa rancang bangun. Untuk itu
dilakukan Metode kepustakaan untuk
mendapatkan landasan teori yang kuat,
sehingga akan mempermudah dalam Gambar 1. Sensor RTD PT 100
proses perancangan program. Literatur
yang digunakan metode ini adalah berupa Resistance Temperature Detector salah
buku – buku, baik yang ada dalam satu dari golongan sensor pasif, karena
perpustakaan maupun buku umum dan sensor ini membutuhkan energi dari
melalui internet. luar.Elemen yang umum digunakan pada
Metode percobaan merupakan metode tahanan resistansi adalah kawat nikel,
pembuktian hasil perancangan alat dan tembaga, dan platina murni yang dipasang
perancangan program, dimana hal ini dalam sebuah tabung guna untuk
dimaksudkan untuk melihat sejauh mana memproteksi terhadap kerusakan
hasil perancangan tersebut sesuai dengan mekanis.
teori - teori yang telah didapatkan dari
POLITEKNOLOGI VOL. 14 No. 2 MEI 2015

PIR ( Passive Infrared ) mengoptimasi konsumsi daya versus


Sensor PIR (Passive Infrared) adalah kecepatan proses. ATMega16 merupakan
suatu alat yang berfungsi untuk tipe AVR yang dilengkapi dengan 8
mengindra atau menangkap suatu besaran saluran ADC internal dengan fidelitas 10
fisis (temperatur suhu tubuh manusia) dan bit.
merubahnya kebentuk sinyal listrik.Sesuai
namanya, passive infrared, sensor ini
bersifat pasif.Sensor ini menerima sinyal
infra merah yang dipancarkan oleh suatu
objek yang bergerak (dalam hal ini tubuh
manusia)..Salah satu model sensor PIR
adalah dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 4. Pin ATMega16 Kemasan 40


Gambar 2. Sensor PIR pin
Berikut ini adalah Karakteristik dari Penguat LM358
sensor PIR : Penguat operasional atau op-amp adalah
1. Tegangan operasi 4.7 – 10 Volt rangkaian elektronik yang digunakan
2. Arus standby (tanpa beban) 300 μA sebagai penguat tegangan dari
3. Suhu kerja antara -20OC – 50OC sensor.Pada dasarnya ada dua macam
4. Jangkauan deteksi 3-5 meter penguatan yaitu inverting dan non-
5. Kecepatan deteksi 0.5 detik inverting dengan konfigurasi seperti pada
gambar 5.

Gambar 3. Konfigurasi Pin Sensor PIR

Mikrokontroler ATMega16
AVR merupakan seri mikrokontroler Gambar 5. Rangkaian penguat (a)
CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis inverting, (b) non-inverting
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Penguat LM358 mempunyai 2 rangkaian
Computer).Hampir semua instruksi penguatan (gambar 2.6).Amplifier ini
dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai beberapa keuntungan diatas
mempunyai 32 register general-purpose, tipe amplifier standar dalam mode single
timer/counter fleksibel dengan mode supply.Dapat beroperasi pada voltase
compare, interrupt internal dan eksternal, daya dan 3V sampai 32V. Mode masukan
serial UART, programmable watchdog daya (supply) ini termasuk negative
timer, dan mode power saving, ADC dan supply, dengan demikian menghilangkan
PWM internal. AVR juga mempunyai In- eksternal bias dari komponen pada banyak
System Programmable Flash on-chip aplikasi. Cakupan voltase keluaran juga
yang mengijinkan memori program untuk meliputi voltase negatif (negative supply).
diprogram ulang dalam sistem
menggunakan hubungan serial SPI.
ATMega16. ATMega16 mempunyai
throughput mendekati 1 MIPS/MHz
membuat disainer sistem untuk
Benny dkk, "Smart Dispenser" Dispernser Pintar...

atau menampilkan menu pada aplikasi


mikrokontroler. Dalam rancangan ini
LCD yang digunakan adalah
LCD16x2seperti pada gambar 8.

Gambar 6. Konfigurasi Pin LM358

Keypad 4x4
Keypad 4x4 adalah tombol-tombol yang
disusun secara maktriks (baris x kolom) Gambar 8. LCD 16x2
sehingga dapat mengurangi penggunaan
pin input. Sebagai contoh, Keypad IC RTC DS1307
Matriks 4×4 cukup menggunakan 8 pin RTC(Real Time Clock) adalah jenis
untuk 16 tombol. Hal tersebut pewaktu yang bekerja berdasarkan waktu
dimungkinkan karena rangkaian tombol yang sebenarnya atau dengan kata lain
disusun secara horizontal membentuk berdasarkan waktu yang ada pada jam
baris dan secara vertikal membentuk kita. RTC yang digunakan dalam project
kolom seperti pada gambar 8. ini adalah RTC DS1307 dengan
antarmuka I2C (Inter Integrated Circuit).
Modul RTC DS1307 yang digunakan
dalam alat ini mampu menampilkan detik,
menit, jam, hari, tanggal, bulan serta
tahun yang akurasinya sampai tahun
2100. Sehingga RTC ini sangat tept
digunakan untuk penjadwalan waktu kerja
Gambar 7. Konfigurasi Tombol Keypad Smart Dispenser.
RTC ini menyediakan pin battery-backup
LCD (Liquid Crystal Display) untuk dihubungkan pada baterai lithium
Pada dasarnya jenis modul LCD dari segi 3V atau sumber energi lain sehingga
fungsinya dibagi menjadi dua, yaitu ketika supply energi utama (VCC dan
modul karakter dan modul grafik.Sesuai GND) mati, battery-backup mengambil
dengan namanya, modul karakter alih supply energi pada RTC dan timer
berfungsi untuk menampilkan sejumlah tetapberjalan sebagaimana mestinya. RTC
karakter yang telah di program.Jenis hanya mengkonsumsi arus kurang dari
karakter yang biasa digunakan yaitu 500nA sehingga dengan baterai 3V
karakter alphanumeric (mencakup lithium 48mAh battery-backup tersebut
alphabet a-z dan numeric 0-9). Sedangkan mampu bertahan hingga 11
modul LCD grafik digunakan untuk tahun.Pengaksesan alamat perangkat dan
menampilkan grafik.Karakter yang register timekeeper pada RTC ini melalui
ditampilkan pada modul karakter dibentuk antar muka I2C dengan format seperti
dengan format dot matrik 5x7. Setiap gambar berikut.
bagian dot matrik tersebut disusun dalam
bentuk baris dan kolom.Jenis modul LCD
yang sangat banyak dijumpai adalah LCD
2x16, artinya pada modul tersebut
terdapat susunan dot matrik yang terdiri
dari 2 baris dan 16 kolom. Sehingga
modul tersebut dapat menampilkan 2x16 Gambar 9. Penulisan data pada RTC
karakter LCD berfungsi menampilkan (slave receive mode)
suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks
POLITEKNOLOGI VOL. 14 No. 2 MEI 2015

jumlah COMMON, sedangkan Throw


adalah jumlahterminal output (NO dan
NC).Untuk lebih memahami dapat dilihat
gambar14.

Gambar 10. Pembacaan data dari RTC


(slave transmitter mode)

IC RTC DS1307 memiliki 8 kaki sebagai


Gambar 13. Simbol Relay
berikut :
1. VCC – Primary Power Supply
Gambaran Umum Sistem
2. X1, X2 – 32.768kHz Crystal
Pembuatan alat smart dispenser dibuat
Connection
dengan menambahkan beberapa modul
3. VBAT – +3V Battery Input
sistem, diantaranya sebagai berikut :
4. GND – Ground
1. Modul sistem kontrol suhu, jika
5. SDA – Serial Data
penggunamembutuhkan suhu air
6. SCL – Serial Clock
dengan hasil mendekatiakurasi alat
7. SQW/OUT – Square Wave/Output
ini dapat digunakan dengan menekan
Driver
tombol (keypad) dalam waktu
tertentu suhu pada air yang nanti akan
keluar akan sesuai dengan kebutuhan.
2. Modul sistem penjadwalan, alat ini
dapat diatur waktu nyala atau matinya
Gambar 11. Konfigurasi Pin RTC DS1307 berbasis IC RTC DS 1307. Diluar
dari waktu tersebut makan sensor PIR
dalam kondisi tersedia akan
mendeteksi jika terdapat gerakan
tubuh manusia di sekitar alat
sehingga alat akan tetap aktif dan
akan mati kembali apabila sensor PIR
sudah tidak mendeteksi adanya
Gambar 12. Modul rangkaian RTC 1307 gerakan lagi.

Relay PT 100-1

LCD
Relay alat elektromagnetik yang bila PIR 2x16

dialiri arus akan menimbulkan medan RTC


MIKRO
KONTROLER

magnet pada kumparan untuk menarik ATMega 16


RELAY 1 PENDINGIN
saklar agar terhubung. Relay memiliki KEYPAD

tiga jenis kutub: COMMON = kutub RELAY 2 PEMANAS

acuan, NC (Normally Close) = kutub yang PT 100-2

dalam keadaan awal terhubung pada


COMMON, dan NO (Normally Open) =
kutub yang pada awalnya terbuka dan Gambar 14. Diagram Blok Smart
akan terhubung dengan COMMON saat Dispenser
kumparan relay diberi arus listrik. Relay
yang di gunakan pada alat ini jenis SPDT
= Single Pole Double ThrowPole adalah
Benny dkk, "Smart Dispenser" Dispernser Pintar...

dikehendaki belum tercapai, maka


pemanas dan pendingin akan terus
bekerja. Dan ketika suhu yang diinginkan
telah tercapai, maka relay 1 akan
memutus tegangan untuk mematikan
pemanas dan begitu juga relay 2 untuk
pendingin. Bila suhu pemanas dan
pendingin selisih 5 derajat dari suhu yang
diprogramkan, maka pemanas dan
pendingin akan bekerja kembali.
“Smart dispenser” dilengkapi pula dengan
kran yang dapat mengeluarkan air secara
otomatis ketika gelas diletakan tepat
dibawah kran merupakan limit switch
berada. Ketika gelas diletakkan, secara
otomatis menekan limit switch sehingga
kran terbuka
Pengaturan
Mulai Waktu dan PIR
Suhu

Pengaturan
Pengaturan Waktu dan
Waktu dan PIR menyala pada hari
Suhu
Suhu Senin – Jumat pukul
menggunakan
19.00 – 06.00. dan
Keypad
hari Sabtu – Minggu
24 jam

Kontrol Pengaturan Pengaturan


Suhu Waktu Suhu

PIR standby
User
Selesai User mengatur
memberikan Tidak
Waktu melalui
nilai suhu
Keypad
melalui keypad

Gambar 15. Skematik Rangkaian Sistem Kontrol


Suhu
IC RTC telah
diatur
Data
disimpan
Apakah ada
orang?

pada
waktunya
EEPROM Ya

Memanggil
Tampilkan di Tampilkan di

Cara Kerja Alat Apakah hari


LCD LCD
Pengaturan suhu
di EEPROM

Dispenser bekerja dengan supply Tidak Senin-Jumat pukul


06.00 – 19.00 ?
RTD PT100
membaca suhu
PIR
220V.Dispenser dikendalikan oleh
Ya
mikrokontroler yang mendapat masukan Apakah suhu yang
dibaca sensor sesuai
dengan Data pada
Tidak
Relay aktif
Pendingin dan
Pemanas
menyala
RTD PT-100

dari sensor suhu RTD PT100, IC RTC membaca nilai


suhu air
EEPROM Selama 30
menit

dan sensor PIR. IC RTC sebagai pengatur ya

Relay tidak aktif

jadwal kerja utama dispenser pada hari RTD PT-100 RTD PT-100
Pendingin dan
Pemanas tidak
menyala
Membaca Membaca

Senin-Jumat dari pukul 06.00 sampai Suhu Panas


Relay aktif
Suhu Dingin
Relay aktif
tidak

dan dan

pukul 19.00. Diluar waktu tersebut maka pemanas


menyala
Apakah nilai
pendingin
menyala
Suhu berubah
5 derajat
Apakah nilai

dispenser tidak bekerja. Namun jika diluar suhu telah


sesuai?
Tidak suhu telah
sesuai?
Tidak
Ya
Ya

dari waktu yang telah ditentukan bila Ya Ya


Relay aktif Pendingin dan
Pemanas menyala

sensor PIR mendeteksi adanya gerakan Relay tidak


aktif dan
pemanas tidak
Ya
Relay tidak
aktif dan
pendingin
tidak menyala
Ya
menyala Apakah ada

tubuh manusia di sekitar dispenser,maka Tidak


Tidak
orang?

dispenser akan aktif. Selang 15menit Suhu berubah


5 derajat Suhu berubah
5 derajat
Tidak

kemudian Dispenser akan mengecek PIR


Apakah sudah
hari Senin jam
06.00?
Ya Kontrol
Suhu

kembali apakah masih ada gerakan di


sekitar Dispenser, bila tidak ada maka Gambar 16. Diagram Alir Program
Dispenser kembali tidak bekerja..
Suhu air pada pemanas dan pendingin Pengujian RTD PT-100
masing-masing dideteksi oleh dua buah Berikut adalah data hasil pengujian sistem
sensor RTD PT100 akan memberikan pengaturan suhu dengan menggunakan
sinyal masukan ke mikon. Pengguna sensor RTD PT-100 dan Op Amp:
dapat mengatur suhu melalui keypad
sesuai keinginannya. Jika suhu yang
POLITEKNOLOGI VOL. 14 No. 2 MEI 2015

Tabel 1. Data Hasil Pengujian Sensor Kamis Tidak Tersedia Tersedia


RTD PT-100 Jumat Tidak Tersedia Tersedia
PT-100 Arus Tegangan Suhu Sabtu Tersedia Tersedia
(ohm) 15mA (V) (˚C)
105.775 1586.625 1.586625 15
107.7 1615.5 1.6155 20 KESIMPULAN
109.625 1644.375 1.644375 25
Dari pembahasan di atas maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
111.55 1673.25 1.67325 30
1. Sistem pengontrol suhu air ini
113.475 1702.125 1.702125 35
memiliki batas antara 10 - 80˚C.
115.4 1731 1.731 40 2. Kestabilan suhu sangat terjaga karena
117.325 1759.875 1.759875 45 pengontrol suhu air ini akan membaca
119.25 1788.75 1.78875 50 data suhu terakhir yang berada di
121.175 1817.625 1.817625 55 EEPROM untuk menyesuaikannya.
123.1 1846.5 1.8465 60 3. Implementasi sensor PIR dapatbekerja
125.025 1875.375 1.875375 65 sesuai sesuai dengan waktu
126.95 1904.25 1.90425 70 penjadwalan dan efektif pada sudut dan
128.875 1933.125 1.933125 75 jarak maksimal 45O dan 4 meter.
130.8 1962 1.962 80
4. Penggunaan RTC sebagai penjadwalan
waktu kerja Smart Dispenser dapat
132.725 1990.875 1.990875 85
menghemat daya sebesar 38.89%
dibandingkan dispenser tanpa RTC.
Dibawah ini merupakan hasil dari
pengujian tegangan keluaran, pencapaian
deteksi gerakan pada sudut tertentu, dan DAFTAR PUSTAKA
implementasinya. [1] As Sadad R.T, Iswanto, 2010,
Tabel 2. Tegangan Keluaran Sensor PIR Implementasi Sensor Pyroelectric
Infra Red (PIR) Sebagai Pewaktu
Tegangan
PIR Logic Televisi, Jurnal Ilmiah Semesta
(volt)
Teknika. Vol. 13, No. 2, 130-136,
Aktif 1 3.337
November 2010.
Mati 0 0.002
[2] Hadi M.S, 2008, Mengenal
Mikrokontroler AVR ATMega16
Tabel 3. Pengujian Sudut Pada Jarak
Musbikhin,dkk.
Jangkauan Sensor PIR
[3] Prabowo,H, 2012,Sistem
N Sudu Jarak (meter) Monitoring Perparkiran
o t 1 2 3 4 Menggunakan Mikrokontroler AVR
Nyal Nyal Nyal Nyal Atmega8535. Haelka, Vol.1, No. 12,
1 0O
a a a a Juni 2012: 1-12.
Nyal Nyal [4] Syaryadhi M, Dkk, 2007,Sistem
2 30 O Mati Mati
a a Kendali Keran Wudhuk
3 45 O Mati Mati Mati Mati Menggunakan Sensor Pir Berbasis
Mikrokontroler At89c2051, Jurnal
Tabel 4. Pengujian Sensor PIR Selama Rekayasa Elektrika.Vol 6 No.1
Satu Pekan Tahun 2007.
Jam Operasional PIR [5] Zain, R, 2013,Sistem Keamanan
Hari
06.00 s/d 19.00 19.01 s/d 05.59 Ruangan Menggunakan Sensor
Minggu Tersedia Tersedia Passive Infra Red (Pir) Dilengkapi
Senin Tidak Tersedia Tersedia Kontrol Penerangan Pada Ruangan
Selasa Tidak Tersedia Tersedia Berbasis Mikrokontroler
Rabu Tidak Tersedia Tersedia Atmega8535 Dan Real Time Clock
Benny dkk, "Smart Dispenser" Dispernser Pintar...

Ds1307 , Jurnal Teknologi


Informasi & Pendidikan Issn : 2086
– 4981 Vol. 6 No. 1 Maret 2013.
[6] Seippel, Robert G,
1983,Tranducers, Sensors and
Detectors. Virginia: Reston
Publishing Company, Inc.
[7] Winoto, Ardi, 2008,Mikrokontroler
AVR ATmega8/16/32/8535 dan
pemrogramannya dengan Bahasa C
pada WinAVR. Bandung:
Informatika Bandung.
[8] Andrianto, Heri, 2013,
Pemrograman Mikrokontroler AVR
ATmega16 menggunakan Bahasa C
(CodeVision AVR).Bandung:
Informatika Bandung.
[9] Malvino dan Albert Paul,Prinsip –
Prinsip Elektronika. Jakarta:
Erlangga.

Gambar 17. Smart Dispenser


RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 4 No. 1
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
Efisiensi Daya Listrik pada Dispenser dengan Jenis Merk yang Berbeda
Menggunakan Inverator
Partaonan Harahap1*, Muhammad Adam2
1) 2)
Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Jalan Kapten Muchtar Basri No. 3 Medan 20238 Telp. (061) 6622400 –EXT. 12
*
Email: 1)partaonanharahap@umsu.ac.id, 2)muhammadadam@umsu.ac.id

ABSTRAK
Dispenser adalah salah satu alat rumah tangga yang menggunakan listrik untuk dapat
memanaskan elemen pemanas dan menjalankan mesin pendinginnya. Dispenser ada yang
menggunakan prinsip kerja dengan elemen pemanas dan mesin pendingin (compressor). Dispenser
atau tempat air minum adalah salah satu peralatan listrik atau elektronik yang didalamnya terdapat
heater sebagai komponen utamanya, heater berfungsi untuk memanaskan air yang ada pada tabung
penampung, heater umunya memiliki daya sekitar 200-300 Watt. Penggunaan Inverator telah beredar
di pasaran dan digunakan oleh setiap rumah tangga, bisnis, industri maupun perkantoran di
Indonesia. Berdasarkan perbandingan efisiensi daya dan daya penggunaan listrik sebelum dan
sesudah menggunakan inventor pada rumah tangga dan memiliki selisih antara Sebelum Pemakain
Inventor daya aktif pada merek A sebesar 532 Watt, pada merek sebesar B 563 Watt, pada merek C
sebesar 329 Watt dan Sesudah Pemakain Inventor daya aktif pada merek A sebesar 517 Watt, pada
merek sebesar B 560 Watt, pada merek C sebesar 548 Watt.

Kata Kunci : Inverator, Disvenser, Faktor Daya

ABSTRACT

The dispenser is a household appliance that uses electricity to heat the heating element and
run the cooling machine. There are dispensers that use a working principle with a heating element and
a cooling machine (compressor). The dispenser or drinking water container is one of the electrical or
electronic equipment in which there is a heater as its main component, the heater functions to heat the
water in the storage tube, the heater generally has a power of around 200-300 Watts. The use of
Inverator has been circulating in the market and is used by every household, business, industry and
office in Indonesia. Based on the comparison of power efficiency and power use of electricity before
and after using the inventor in the household and the difference between Before Use Inventor, active
power in brand A is 532 Watts, for brands B 563 Watts, on brand C is 329 Watts and After Use Inventor
power is active in brand A of 517 Watts, in brands of B 560 Watts, in brand C of 548 Watts.

Keywords: Inverator, Disvenser, Power Factor

1. PENDAHULUAN Pada dasarnya suatu Inovasi baru tidak mudah


Latar Belakang diserap oleh seluruh lapisan masyarakat seperti
Seiring dengan perkembangan zaman telah misal "Teknologi Energi Listrik", mula-mula
di temukan cara yang sangat mudah dan praktis diterima oleh masyarakat pada kalangan atas,
untuk mendapatkan air panas dan air dingin bangsawan, feodal, maupun teknokrat, dan lama
tersebut, hanya dengan menunggu beberapa menit kelamaan kalangan menengah kebawah merasa
sudah langsung dapat menikmatinya yaitu dengan butuh akan teknologi tersebut dan akhirnya lambat
dispenser. Mesin dispenser adalah mesin pemanas laun mau menerima, yang ternyata saat sekarang
dan pendingin air bertenaga listrik yang sangat ini teknologi listrik merupakan kebutuhan pokok
sederhana, dan prinsip kerja dari alat tersebut masyarakat di kota-kota besar.[2]. Adapun
cepat, praktis, dan aman. Berdasarkan spesifikasi rumusan dari penelitin ini yaitu mengukur
yang ada, dispenser dirancang dengan beban listrik tegangan, arus pada dispenser dengan jenis merk
relative rendah agar bisa digunakan pada yang berbeda, rasio keuntungan biaya penggunaan
perumahan atau perkantoran, daya listrik yang Listrik, Sebelum dan Sesudah Menggunakan
dibutuhkan pada dispenser 450 watt / 220 v. [1] Inverator Pada Rumah Tangga. Yang bertujuan
Disamping itu, tagihan listrik yang tinggi mengetahui signifikansi perbedaan berdasarkan
dapat disebabkan oleh pemakaiannya yang salah. daya input dan daya output serta perhitungan

37
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 4 No. 1
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
efisiensi daya dan keuntungan dan biaya ukuran 1/4, berfungsi sebagai pendingin air. Lilitan
penggunaan Listrik. pipa di luar tabung dapat disamakan dengan sebuah
Heater dapat memanaskan air yang terdapat evaporator pada pendingin ruangan atau pada
didalam dispenser. Biasanya dispenser berisi 19 kulkas. Dan di dalamnya terdapat heater, yang
liter air, yang ditempatkan paada sebuah galon biasanya memakai daya sekitar 200-300 Watt,
biasanya dispenser digunakan untuk memasak air. sebagai komponen utama pemanas. Dintunjukkan
Saat ini ada pula dispenser yang dapat pada gambar 1.
memanaskan air maupun mendinginkan air.
Dispenser yang dapat mendinginkan air tersebut
menggunakan mesin pendingin yang dapat
mendinginkan air. Mesin pendingin ini biasanya
bernama kompresor pendingin.[3]
Penelitian tengan otomasi dispenser telah
dilakukan para peneliti sebelumnya. Diantaranya
adalah Pada rancang bangun ini akan dibuat Smart
Dispenser yang suhunya. Smart Dispenser juga
dilengkapi dengan sistem penjadwalan
menggunakan IC RTC DS1307 sistem bekerja
secara otomatis, Selain itu dispenser ini dilengkapi
sensor PIR yang berfungsi untuk mendeteksi
adanya gerakan tubuh manusia di sekitar dispenser.
Gambar 1. Komponen dalam dispenser
Ketika sensor PIR telah mendeteksi, maka sistem
pada pemanas dan pendingin langsung bekerja
Nama dan Fungsi Komponen:
secara otomatis selama 30 menit dan pengaturan
1 Saklar On/Off berfungsi untuk menyalakan
suhu air sesuai dengan pengaturan yang terakhir
Dispenser dan mematikan Dispenser
sebelum sistem mati.[4]. Selain itu dispenser
2 Thermostat 1 berfungsi untuk mengendalikan
otomatis berbasis mikrokontroler avr atmega8535
suhu air di dalam tangki air
juga dapat mendeteksi oleh keran air terbuka secara
3 Thermostat 2 berfungsi untuk mengendalikan
otomatis dan tertutup secara otomatis dengan
suhu air di dalam tangki air
mengunakan Solenoid valve sebagai membuka dan
4 Saluran daya utama berfungsi sebagai
menutup keran air yang membutuhkan tekanan
penyalur daya dari sumber
cukup besar untuk mendorong terbukanya katup
5 Elemen pemanas berfungsi untuk
agar air dapat mengalir dengan deras.[5]
memanaskan air
Prinsip Kerja Dispenser Dan Jenis-jenis
6 Saluran air panas berfungsi sebagai tempat
Dispenser
menyalurkan air ke dalam tabung pemanas
Dispenser adalah salah satu alat rumah
dan red water tap
tangga yang menggunakan listrik untuk dapat
7 Saluran air normal berfungsi sebagai tempat
memanaskan elemen pemanas dan menjalankan
menyalurkan air ke dalam tabung pendingin
mesin pendinginnya. Dispenser ada yang
atau blue water tap
menggunakan prinsip kerja dengan elemen
8 Pipa Pembuangan berfungsi sebagai tempat
pemanas dan mesin
pembuangan sisa air yang tidak terpakai.
pendingin(compressor). Dispenser atau tempat air
Rangkaian Dispenser
minum adalah salah satu peralatan listrik atau
Air panas akan mengalir keluar melalui salah
elektronik yang didalamnya terdapat heater sebagai
satu kran, biasanya berwarna merah, karena air
komponen utamanya, heater berfungsi untuk
panas dalam tabung menghasilkan suatu tekanan.
memanaskan air yang ada pada tabung penampung,
Lalu air dingin akan mengalir dari salah satu kran,
Heater umumnya memiliki daya sekitar 200-300
biasanya berwarna biru, didasari oleh proses
Watt. Dispenser yang dapat mendinginkan air
gravitasi. Dapat dilihat bagian luar dispenser pada
tersebut menggunakan mesin pendingin yang dapat
gambar 2.
mendinginkan air. Mesin pendingin ini biasanya
bernama kompresor pendingin.
Komponen Dalam Dispenser
Di bagian atas tubuh dispenser terdapat
tabung yang dibuat dari materi steinles steel, yang
di bagian luar tabungnya dililitkan pipa tembaga

38
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 4 No. 1
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
sistem refrigran sama seperti sistem refrigran
pada kulkas, hanya saja evaporatornya
dililitkan pada tampungan air, sehingga air
disekitar evaporator akan menjadi air dingin.
Hasil pendinginan air pada dispenser
menggunakan sistem refrigran lebih maksimal
dibandingkan pendinginan air menggunakan
fan. Air yang sudah melalui proses
pendinginan pada tampungan air kedua akan
mengalir dan keluar melalui keran. [6], [7]
Kualitas Daya Listrik
Peningkatan terhadap kebutuhan dan
konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas
dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa
perusahaan utilitas penyedia listrik perlu memberi
perhatian terhadap isu kualitas daya listrik.
Terlebih pada konsumen perindustrian yang
membutuhkan supply listrik yang baik yaitu dari
segi kontinuitas dan juga kualitas tegangan yang
disupply (karena mesin - mesin pada perindustrian
Gambar 2. Rangkaian dispenser sensitif terhadap lonjakan/ ketidakstabilan
tegangan) perlu diusahakan suatu sistem
Pendinginan di dalam tangki pendingin pendistribusian tenaga listrik yang dapat
berlangsung secara sederhana, tanpa melibatkan memberikan pelayanan yang memenuhi kriteria
gas freon, kompressor beserta instalasinya, tetapi yang diinginkan konsumennya.[8]
menggunakan lempeng pendingin “solid-state”, Kualitas daya listrik memberikan gambaran
yaitu Thermo Electric Cooler (TEC). TEC sering akan baik buruknya suatu sistem ketenagalistrikan
juga disebut dengan pendingin Peltier, yaitu dalam mengatasi gangguan - gangguan pada sistem
pendingin yang bekerja berdasarkan prinsip tersebut.[9]
“pemompaan panas”. Pada lempengan TEC Daya Listrik
terdapat dua kabel elektroda. Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk
Sistem Refrigerasi melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik,
Refrigerasi merupakan salah satu proses daya merupakan jumlah yang digunakan untuk
penarikan panas/kalor dari suatu benda atau melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan
ruangan sehingga temperatur benda/ruangan Watt, yang merupakan perkalian dari Tegangan
tersebut lebih rendah dari temperatur (volt) dan arus (amphere). Daya dinyatakan dalam
lingkungannya. Sesuai dengan konsep kekekalan P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus
energi, panas tidak dapat dimusnahkan, tetapi dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya
dapat dipindahkan ke suatu bahan atau benda lain dinyatakan:
yang akan menyerap kalor. Refrigerasi akan selalu P = V x I x Cos φ (watt) (1)
berhubungan dengan proses-proses aliran panas Sehingga untuk mencari nilai energi aktif:
dan proses-proses pemindahan panas. Proses W=Pxt (2)
pendinginan air pada dispenser pada umumnya Daya aktif (Active Power) adalah daya yang
dibedakan menjadi 2 yaitu: terpakai untuk melakukan energi sebenarnya.
1 Pendinginan Air dengan Fan proses Satuan daya aktif adalah Watt. Adapun persamaan
Pendinginan air menggunakan fan dilakukan dalam daya aktif sebagai berikut:
dengan cara menghisap suhu tinggi pada air Untuk satu phasa :
ketika air berada pada tampungan air kedua P =V∙ I∙ Cos φ (3)
yang letaknya berada dibawah tampungan air Untuk tiga phasa :
pertama, namun, pada kenyataannya fan P = 3∙ V∙ I∙ Cos φ (4)
hanya alat bantu untuk mempercepat Daya ini digunakan secara umum oleh
pembuangan panas pada air, sehingga konsumen dan dikonversikan dalam bentuk kerja.
temperatur air hanya akan turun sedikit saja. Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan
2 Pendinginan Air dengan Sistem Refrigran untuk pembentukan medan magnet. Dari
Pendinginan air pada dispenser menggunakan pembentukan medan magnet maka akan terbentuk

39
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 4 No. 1
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
fluks medan magnet. Contoh daya yang Daya Reaktif = Q
menimbulkan daya reaktif adalah transformator, Agar mempermudah mengingat simbol Daya
motor,dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah reaktif kita gunakan simbol QL ( Daya reaktif PF
Var.[10] lama) dan QB (Daya Reaktif PF baru). Jadi dapat
Untuk satu phasa: kita simpulkan bahwa persamaan perhitungan
Q =V∙ I∙ Sin φ (5) sederhana yaitu :
Untuk Tiga phasa: Qc = QL – QB
Q = 3∙ V∙ I∙ Sin φ (6) Metode Diagram
Daya Semu (Apparent Power) adalah daya Dalam menentukan besarnya kapasitor yang
yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan dan dibutuhkan diperlukan diagram sebelum
arus dalam suatu jaringan. Satuan daya semu kompensasi dan sesudah kompensasi maka dapat
adalah VA. Segitiga daya merupakan segitiga yang di gambarkan sebagai berikut
menggambarkan hubungan matematika antara tipe
- tipe daya yang berbeda antara daya semu, daya
aktif dan daya reaktif berdasarkan prinsip
trigonometri.

Gambar 4. Diagram daya untuk menentukan


kapasitor

Dapat di peroleh persamaan sebagai berikut:


Gambar 3. Segitiga daya Qc = kW (Tan φ1− Tan φ2) (9)

Dimana berlaku hubungan : 2. METODOLOGI


S=V∙ I (7) Pelaksanaan Penelitian
P=S∙ Cos φ (8) Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan di
Q=S∙ Sin φ (9) rumah dengan memanfaatkan dispenser berlainan
Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan merek, Metode yang dilakukan dalam penelitian ini
sebagai rasio perbandingan antara daya aktif berupa analisis dan pengukuran. Untuk itu
(Watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam dilakukan Metode kepustakaan untuk
sirkuit AC atau beda sudut fasa antara V dan I yang mendapatkan landasan teori yang kuat, sehingga
biasanya dinyatakan dalam cos φ. akan mempermudah dalam proses pengukuran.
Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya Semu (S) Literatur yang digunakan metode ini adalah berupa
= kW / kVA= V.I Cos φ / V.I = Cos φ buku – buku, baik yang ada dalam perpustakaan
Menentukan Ukuran Kapasitor untuk maupun buku umum dan melalui internet. Metode
Memeperbaiki faktor daya percobaan merupakan metode pembuktian hasil
Ukuran kapasitor untuk memperbaiki faktor pengukuran alat dan, dimana hal ini dimaksudkan
daya sistem pada titik-titik tertentu dapat secara untuk melihat sejauh mana hasil perbandingan
manual untuk sistem distribusi yang relatif kecil, tersebut sesuai dengan teori - teori yang telah
KVAR kapasitor yang dibutuhkan untuk didapatkan.
memperbaiki faktor daya cos φ 1 sampai dengan Diagram Pengujian Sebelum Menggunakan
cos φ 2. Ada beberapa Metode dalam mencari Inverator
ukuran kapasitor untuk perbaikan faktor daya
seperti dengan metode perhitungan sederhana,
metode tabel kompensasi dan metode diagram[11]
Metode perhitungan sederhana
Dalam metode sederhana dapat kita mencari
ukuran kapasitor data yang diperlukan anatara lain
:
Daya Semu = S ( kVA)
Daya Aktif = P (kW) Gambar 5. Diagram Pengujian Sebelum
Menggunakan Inverator

40
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 4 No. 1
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
Sesudah Menggunakan Inverator

Pada tabel 1. bahwa hasil pengukuran


sebelum menggunakan rangkaian inverator di
Gambar 6. Diagram Pengujian sesudah ambil per 1 Jam .
menggunakan inverator. Data pengukuran sesudah pemakain alat
inverator pada disepenser merek a, b, c
Setelah dilakukan penelitian dan Hasil dari pengukuran menggunakan alat
pemasangan alat perbaikan faktor daya pada ukur power meter sesudah pemakaian rangkaian
dispenser. Yang mana spesifikasi dari Disperser alat inverator nilai dari daya aktif dan daya semu.
adalah sebagai berikut : Tabel 2. Data hasil Pengukuran Sesudah
1 Pada Merek A Pemakaian Alat Inverator Pada Dispenser Merek
Tegangan : 220 Volt A,B,C
Frekuensi : 50 Hz
Suhu Panas : 95 0 C
Daya Panas : 350 Watt
Suhu dingin : 8 0C
Daya Pendingin : 80 Watt
2 Pada Merek B
Tegangan : 220 Volt
Frekuensi : 50 Hz
Suhu Panas : 95 0 C Pada tabel 2. bahwa hasil pengukuran
Daya Panas : 500 Watt sebelum menggunakan rangkaian inverator di
Suhu dingin : 8 0C ambil per 1 Jam .
Daya Pendingin : 90 Watt
3 Pada Merek C 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tegangan : 220 Volt Dari hasil pengukuran yang telah dilakuan
Frekuensi : 50 Hz sebelum dan sesudah penggunaan inverator maka
Suhu Panas : 78 0 C dapat di hitung pemakan daya aktif dan daya semu
Daya Panas : 350 Watt sebelum dan sesudah menggunakan iverator seperti
Suhu dingin : 9-10 0C gambar grafik dibawah ini.
Daya Pendingin : 85 Watt Grafik Hasil Dari Perhitungan Sebelum
Maka dari hasil dari penelitian yang Pemakaian Rangkaian Alat Inverator Nilai
dilakukan dari pengamatan yang dijalankan bahwa Dari Daya Aktif Dan Daya Semu.
studi dari pengambilan data dilapangan dapat
disimpulkan perbedaan yang terjadi sebelum dan
sesudah pemakaian inverator, dimana pengamatan
dilakukan saat dispenser bekerja dalam waktu 1
Jam.
Data Pengukuran Sebelum Pemakain Alat
Inverator Pada Disepenser Merek A, B, C
Hasil dari pengukuran menggunakan alat
ukur power meter sebelum pemakaian rangkaian
alat inverator nilai dari daya aktif dan daya semu.
Tabel 1. Data hasil pengukuran sebelum
Gambar 7. Grafik hasil perhitungan sebelum
pemakaian alat inverator pada dispenser merek
menggunakan inverator.
a,b,c

41
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol. 4 No. 1
e-ISSN : 2621-9700, p-ISSN : 2654-2684
Grafik Hasil Perhitungan Pemakaian Daya [3] H. Azzari Aldaf, I. Hartami Santi, and Y.
Aktif Dan Daya Semu Sesudah Pemakaian Primasari, “Design of Tandon and
Alat Inverator Automatic Filling Tools on Dispensers With
Ultrasonic Sensors,” JARES J. Acad. Res.
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Pemakaian Sci., vol. 4, no. 1, pp. 55–64, 2019, doi:
Daya Aktif dan Daya Semu Sesudah 10.35457/jares.v4i1.690.
Pemakaian Alat Inverator
[4] Rimbawati, N. Ardiansyah, and Noorly
Evalina, “PERANCANGAN SISTEM
PENGONTROLAN TEGANGAN,”
SEMNASTEK UISU, vol. 1, pp. 14–20, 2019.
[5] B. Nugraha and D. A. Ramadhany,
“‘ SMART DISPENSER ’ DISPENSER
PINTAR DENGAN PENGONTROL SUHU
DAN PENGHEMAT ENERGI,” vol. 14, no.
2, 2015.
[6] I. Ihara, “Ultrasonic sensing: Fundamentals
Gambar 8. Grafik hasil perhitungan sesudah and its applications to nondestructive
menggunakan inverator. evaluation,” Lect. Notes Electr. Eng., vol. 21
LNEE, pp. 287–305, 2008, doi:
4. KESIMPULAN 10.1007/978-3-540-69033-7_14.
Penggunaan Inverator telah beredar di [7] F. I. Pasaribu, S. A. Lubis, S. Imam, and P.
pasaran dan digunakan oleh setiap rumah tangga, Alam, “Superkapasitor Sebagai Penyimpan
bisnis, industri maupun perkantoran di Indonesia. Energi Menggunakan Bahan Graphene,” vol.
Berdasarkan perbandingan efisiensi daya dan daya 2, no. 2, pp. 66–72, 2020.
penggunaan listrik sebelum dan sesudah
menggunakan inventor pada rumah tangga dan [8] N. Evalina, M. K. Riza, A. Arfis, and
memiliki selisih antara Sebelum Pemakain Rimbawaty, “Pemanfaatkan Bahan Bakar
Inventor daya aktif pada merek A sebesar 532 Sampah Plastik dengan Menggunakan
Watt, pada merek sebesar B 563 Watt, pada merek Pembangkit Listrik Hot Air Stirling Engine,”
C sebesar 329 Watt dan Sesudah Pemakain Semnastek UISU, pp. 71–77, 2019.
Inventor daya aktif pada merek A sebesar 517 [9] William D. Stevenson Jr, “Analisa Sistem
Watt, pada merek sebesar B 560 Watt, pada merek Tenaga Listrik.” p. 406, 1996.
C sebesar 548 Watt.
[10] and B. H. W. Dugan R C, McGranaghan M
UCAPAN TERIMA KASIH F, Santoso S, “Electrical Power Systems
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Quality. 2nd. ed.,” USA: McGraw-Hill. p.
penyelenggara kegiatan SNTT VIII semoga SNTT 2002, 2002.
IX dapat berlanjut seperti sediakala dan terus [11] P. Harahap, “Pengaruh Temperatur
menjadi yang terbaik. Permukaan Panel Surya Terhadap Daya
Yang Dihasilkan Dari Berbagai Jenis Sel
DAFTAR PUSTAKA Surya,” RELE Rekayasa Elektr. Dan Energi
[1] I. Journal and T. Special, “Study of J. Tek. Elektro, vol. 2, no. 2, pp. 73–80, 2020,
Automatic Water Dispenser,” vol. 8, no. 1, doi: 10.30596/rele.v2i2.4420.
pp. 88–91, 2017.
[2] R. Rimbawati, P. Harahap, and K. U. Putra,
“Analisis Pengaruh Perubahan Arus Eksitasi
Terhadap Karakteristik Generator (Aplikasi
Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Fakultas
Teknik-Umsu),” RELE Rekayasa Elektr.
Dan Energi J. Tek. Elektro, 2019, doi:
10.30596/rele.v2i1.3647.

42

Anda mungkin juga menyukai