Anda di halaman 1dari 24

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
PERPINDAHAN PANAS DAN TERMODINAMIKA
EFFISIENSI ENERGI (HEATING)

DISUSUN OLEH :
NAMA / NIM : 1. Rahmaddiones Syahputra (20 644 026)
2. Safitri Yuliandari (20 644 033)
3. Tesalonik Lasmaria Manalu (20 644 046)
4. Dian Ramadhani Putri (20 644 052)
JENJANG : S1 TERAPAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
KELAS : 5B
KELOMPOK : 5 (LIMA)
Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal…………..……...2022

Mengesahkan dan Menyetujui,


Dosen Pembimbing

Ir. Dr. Sirajuddin, S. T., M. Si


NIP. 19700909 199903 1 001
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


- Dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara nilai
koefisien perpindahan panas dengan energi panas yang
diterima atau dilepas oleh suatu zat.
- Pengaruh laju alir dan power yang diberikan terhadap
effisiensi perpindahan panas dalam HE.

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Perpindahan Panas
Perpindahan panas merupakan perpindahan energi dalam
bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan temperatur
diantara benda atau fluida. Dalam proses perpindahan energi
terdapat kecepatan perpindahan panas yang dikenal juga dengan
laju perpindahan panas. Perpindahan panas terjadi pada
temperatur yang lebih tinggi ke temperatur yang lebih rendah,
transfer panas tersebut akan berhenti ketika dicapai temperatur
yang sama.
Perpindahan panas diklasifikasikan menjadi
konduktivitas thermal, konveksi thermal, radiasi thermal, dan
perpindahan panas melalui perubahan fase. Konduksi thermal
adalah pertukaran mikroskopis langsung dari energi kinetik
partikel melalui batas 2 sistem, ketika suatu objek memiliki
temperatur yang berbeda dari benda atau lingkungan
disekitarnya.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan
secara langsung, yaitu fluida yang panas akan bercampur secara
langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara
tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin
tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat
pemisah. Ada 3 macam mekanisme perpindahan panas yaitu:
1. Konduksi
Di dalam konduksi panas dapat dihantarkan melalui
padatan, cairan, dan gas. Panas dikonduksikan oleh
pergerakan perpindahan energi antara molekul –
molekul yang berdekatan. Dalam konduksi, energi
dapat ditransfer oleh elektron bebas yang merupakan
bagian penting dari padatan.
2. Konveksi
Perpindahan panas secara konveksi merupakan
perpindahan panas oleh adanya transfer aliran atau
elemen – elemen makroskopis dari bagian panas ke
bagian yang dingin dari gas atau liquid. Berdasarkan
cara menggerakan aliranya, perpindahan panas
konveksi diklasifikasikan menjadi 2 yaitu konveksi
bebas dan konveksi paksa. Bila gerakan fluida
disebabkan karena adanya perbedaan kerapatan dan
perbedaan temperatur, maka perpindahan panasnya
disebut konveksi bebas. Bila gerakan fluida
disebabkan oleh gaya pemaksa/eksitasi dari luar,
misalkan dengan pompa atau kipas yang
menggerakan fluida sehingga fluida mengalir diatas
permukaan permukaan, maka perpindah panasnya
disebut sebagai konveksi paksa.
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan energi melalui
gelombang elektromagnetik. Energi radiasi
dikeluarkan oleh benda karena temperatur yang
dipindahkan melalui ruang antara dalam bentuk
gelombang elektromagnetik, bila energi radiasi
menimpa suatu bahan, maka bagian radiasi
dipantulkan, sebagian diserap dan sebagian
diteruskan.
1.2.2 Panas
Panas adalah energi yang diterima oleh benda sehingga
temperatur benda atau wujudnya berubah.Ukuran jumlah panas
dinyatakan dalam notasi British Thermal Unit (BTU). Air
digunakan sebagai standar untuk menghitung jumlah panas
karena untuk menaikkan temperatur 1℉ untuk tiap 1 lb air
diperlukan panas 1 BTU. Panas terdiri dari 2 yaitu:

A. Panas Laten
Panas Laten adalah panas yang dibutuhkan untuk
mengubah wujud zat, dari es menjadi air, dari air menjadi
uap dsb. Bila air sudah mencapai titik didihnya lalu
dipanaskan terus, temperatur air tidak akan naik melainkan
wujudnya akan berubah. Panas laten ditunjukkan oleh garis
mendatar pada grafik diatas. Panas laten bisa dicari dengan
menggunakan rumus berikut:
Q=m× L
Keterangan:
Q = Kecepatan perpindahan panas (kal/s)
m = Massa benda (kg)
L = Kalor lebur benda (Joule/kg)
B. Panas Sensible
Panas Sensibel adalah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperatur air. Bila kita memanaskan air, secara
perlahan temperatur air akan terus naik dan pada satu titik
akan mendidih. Panas sensible bisa dilihat pada grafik
diatas, yaitu garis yang semakin naik. Panas sensible bisa
dicari dengan menggunakan rumus:
Q=m× c ×(T 2 −T 1 )
Keterangan :
m = Massa benda (kg)
c = Panas jenis (J/kg.K)
T2 - T1 = Perbedaan temperatur (K)
1.2.3 Energi
Energi merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang
sukar dibuktikan tetapi dapat dirasakan adanya. Energi adalah
kemampuan untuk melakukan kerja (energy is the capability for
doing work).
Pendapat lain mengatakan pengertian energi adalah
kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) atau melakukan
suatu perubahan. Dalam Fisika, arti energi adalah properti fisika
dari suatu objek, dapat berpindah melalui interaksi fundamental,
yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan.
Perpindahan panas merupakan perpindahan energi dalam
bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu
diantara benda atau fluida. Dalam proses perpindahan energi
tersebut pasti ada kecepatan perpindahan panas yang terjadi atau
yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Perpindahan
panas yang terjadi pada temperatur yang lebih tinggi ke
temperatur yang lebih rendah, transfer panas tersebut akan
berhenti ketika dicapai pada suhu yang sama diantara keduanya.
1.2.4 Effisiensi Energi
Effisiensi Energi adalah usaha yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan, dalam
menggunakan sebuah peralatan atau bahkan sistem yang
berhubungan dengan energi. Contohnya dapat diterapkaan pada
bangunan, proses industri dan transportasi.
Dalam proses industri effisiensi energi dapat diterapkan
pada salah satu peralatan industri seperti Heat Exchanger. Untuk
menentukan effisiensi energi pada HE dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan dibawah ini:
Menghitung nilai effisiensi HE
Qc
ɳ= × 100 %
Qh
Keterangan:
ɳ = Effisiensi energi (%)
Qc = Qcold (Q dari fluida dingin)
Qh = Qhot (Q dari fluida panas)
Menghitung nilai effisiensi sistem heater
Qc
ɳ= ×100 %
Power heater
Keterangan:
ɳ = Effisiensi energi (%)
Qc = Qcold (Q dari fluida dingin)
1.2.5 Heat Exchanger
Heat Exchanger atau yang sering disebut Alat Penukar
Panas merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan
energi panas antara dua atau lebih fluida dan terjadi pada
temperatur yang berbeda antara fluida, dimana fluida tersebut
ada yang bertindak sebagai fluida panas (hot fluid) dan yang lain
bertindak sebagai fluida dingin (cold fluid).
Alat penukar panas ini bertujuan memanfaatkan panas
suatu aliran fluida untuk memanaskan fluida yang lain tanpa
perubahan fasa. Dengan demikian, terjadi dua fungsi sekaligus,
yaitu memanaskan fluida yang dingin dan mendinginkan fluida
yang panas. Secara umum ada 2 tipe penukar panas, yaitu:
a. Tipe kontak langsung
Tipe kontak langsung adalah tipe alat penukar kalor
dimana antara dua zat yang dipertukarkan energinya
dicampur atau dikontakkan secara langsung. Dengan
demikian ciri khas dari penukar kalor seperti ini
(kontak langsung) adalah bahwa kedua zat yang
dipertukarkan energinya saling berkontak secara
langsung (bercampur) dan biasanya kapasitas energi
yang dipertukarkan relatif kecil.
b. Tipe tidak kontak langsung
Tipe tidak kontak langsung adalah tipe alat penukar
kalor dimana antara kedua zat yang dipertukarkan
energinya dipisahkan oleh permukaan bidang padatan
seperti dinding pipa, pelat, dan lain sebagainya
sehingga antara kedua zat tidak tercampur. Untuk
meningkatkan efektivitas pertukaran energi, biasanya
bahan permukaan pemisah dipilih dari bahan-bahan
yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi
seperti tembaga dan aluminium. Dengan bahan
pemisah yang memiliki konduktivitas termal yang
tinggi diharapkan tahanan termal bahan tersebut akan
rendah sehingga seolah-olah antara kedua zat yang
saling dipertukarkan energinya seperti kontak
langsung.
1.2.6 Plate and Frame Heat Exchanger
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket
pelat-pelat tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah
antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak (biasanya
terbuat dari karet). Pelat-pelat dan sekat disatukan oleh suatu
perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat (kebanyakan
segi empat) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari
lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain,
sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang
pada sisi sebelahnya karena ada sekat. Alat penukar panas pelat
dan bingkai dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Plate and Frame Heat Exchanger

Pertukaran panas terjadi dari cairan yang lebih panas ke


cairan yang lebih dingin melalui pelat-pelat yang memisahkan
kedua jalur. Dengan demikian, plate and frame heat exchanger
dapat digunakan sebagai media untuk memanaskan maupun
mendinginkan cairan. Prinsip kerjanya adalah aliran dua atau
lebih fluida kerja diatur oleh adanya gasket – gasket yang
didesain sedemikian rupa sehingga masing – masing fluida dapat
mengalir di plat – plat yang berbeda. Gasket berfungsi utama
sebagai pembagi aliran fluida agar dapat mengalir ke plat – plat
secara selang – seling. Aplikasi plate and frame heat exchanger
sendiri sangat luas, misalnya untuk mendinginkan minyak
pelumas dari mesin, mendinginkan waste water, memanaskan air
untuk industri minuman, pasteurisasi susu, dll. Jenis industri
yang dapat memanfaatkan plate and frame heat exchanger juga
luas sekali, misalnya petrokimia, pabrik kertas, pabrik makanan
minuman, perkapalan yang umumnya memerlukan
pendinginan/pemanasan dimana mesin bekerja secara kontinyu
dan dalam waktu yang panjang.
1.2.7 Armfield PCT – 23 Process Plant Trainer
Armfield Process Plant trainer - PCT 23 dapat digunakan
untuk mendemonstrasikan rangkaian lengkap metode dan
strategi kontrol proses. Kontrol manual dan loop umpan balik
tunggal hingga loop kaskade yang canggih dapat ditunjukkan
bersama dengan kontrol pengawasan terdistribusi dari seluruh
proses, oleh komputer yang terletak dari jarak jauh. Sistem ini
merupakan replikasi mini dari proses produksi yang sebenarnya.
Siswa disajikan dengan masalah kontrol proses nyata dengan
perilaku dinamis yang realistis dan ketidakstabilan.
Alat Peraga Pabrik Proses Armfield adalah versi mini
dari proses industri nyata, yang memiliki masalah khas dinamika
dan stabilitas di mana strategi pengendalian harus dirancang dan
dioperasikan. Karakteristik proses berikut digabungkan:
1. Beberapa input dan output.
2. Adanya waktu mati Daur ulang untuk meminimalkan
kebutuhan energi.
3. Alarm dengan tindakan korektif.
4. Urutan operasional dari start up hingga shutdown.
Trainer memungkinkan pengguna untuk menyelidiki
berbagai teknik kontrol yang terkait dengan pabrik proses.
Teknik – teknik ini secara progresif mulai dari kontrol analog
loop tunggal hingga sistem PLC multi loop dan akhirnya ke
kontrol pengawasan terdistribusi dari seluruh proses oleh stasiun
PC yang terletak dari jarak jauh.

Gambar 2. Armfield PCT – 23 Process


Plant Trainer
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


A. Alat
- Armfield PCT – 23 Process Plant Trainer
- Gelas ukur 100 mL
- Stopwatch
B. Bahan
- Air PDAM
2.2 Prosedur Percoban
- Menghubungkan kabel power pada modul pengontrol
dengan saklar listrik dan menyalakan modul kontrol, dan
memastikan semua saklar kontrol pada posisi manual.
- Mengisi tangki feed A dan tangki Heat Unit.
- Mengatur Valve Control:
 Switch Manual
 On → Lampu Nyala
 Sol 1 → Normal
 Sol 2 → Feed A
 Sol 3 → Stop
- Mengatur Control Water Pump:
 Speed → 0
 Switch → Manual
 On → Lampu Nyala
- Melepas selang output dari HE dan melakukan kalibrasi
laju alir feed pump dan water pump.
- Mengatur Feed Pump:
 Speed → 0
 Switch → Manual
 On → Lampu Nyala
- Mengatur Speed Feed Pump (N2) pada bukaan 5,3.
- Mengatur Speed Water Pump (N1) sesuai nilai yang
diinginkan.
- Mengatur Water Heater:
 Switch → Manual
 On → Lampu Nyala
- Mengatur power water Heater sebesar 1,3 kW.
- Mengarahkan temperature switch pada T 2, jika T2 sudah
stabil switch temperature ke posisi T4/T5 dan amati
nilainya hingga stabil kemudian mencatat nilai T 2, T3,
T4, T5.
- Melakukan modifikasi pada Speed Water Pump (N 1)
pada bukaan N1 6,3; 6,1; 5,9; 5,7; dan 5,5 kemudian
melakukan proses pencatatan data.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan


3.1.1 Data Kalibrasi Fluida Dingin dan Fluida Panas
F2 Power
Waktu F1
N1 N2 (mL/min Heater
(menit) (mL/min)
) (kW)
10 5,5 120
20 5,7 147,20
30 5,9 5,3 190,48 135,99 1,3
40 6,1 195,69
50 6,3 238,85
Keterangan:
N1 = Speed feed pump fluida dingin
F1 = Laju alir fluida dingin
N2 = Speed feed pump fluida panas
F2 = Laju alir fluida panas

3.1.2 Data Temperatur Fluida Dingin dan Fluida Panas


dengan Variasi Laju Alir Fluida Panas
T4 Power
F1 F2 T2 T3 T5
(°C Heater
(mL/min) (mL/min) (°C) (°C) (°C)
) (kW)
120 40,6 26,5 27,5 27,9
147,20 44,3 26,8 28,1 28,3
190,48 135,99 47,0 26,9 28,8 28,6 1,3
195,69 51,9 27,2 29,4 28,9
238,85 55,9 27,4 30,0 29,1
Keterangan:
F1 = Laju alir fluida dingin
F2 = Laju alir fluida panas
T2 = Temperatur fluida panas masuk HE
T3 = Temperatur fluida dingin masuk HE
T4 = Temperatur fluida dingin keluar HE
T5 = Temperatur fluida panas keluar HE

3.1.3 Data Qhot dan Qcool


m2 Effisiensi
m1 Qhot Qcool Effisiensi
(kg/min Heater
(kg/min) (kkal/min) (kkal/min) HE (%)
) (%)
0,120 1,727 0,12 6,95 0,64
0,147 2,176 0,191 8,78 1,03
0,136 0,190 2,502 0,361 14,43 1,94
0,196 3,128 0,431 13,78 2,31
0,239 3,645 0,621 17,04 3,33
Keterangan:
m1 = Laju alir massa fluida dingin
m2 = Laju alir massa fluida panas
3.2 Pembahasan
Praktikum efisiensi energi (heating) bertujuan untuk
menjelaskan hubungan antara nilai koefisien perpindahan panas
dengan energi panas yang diterima atau dilepas oleh suatu zat
dan mengetahui pengaruh laju alir yang diberikan terhadap
efisiensi perpindahan panas dalam Heat Exchanger (HE).
Dalam praktikum ini, jenis HE yang digunakan adalah plate
and frame heat exchanger yaitu alat penukar panas antara fluida
panas dengan fluida dingin yang menggunakan plat logam.
Fluida yang digunakan adalah air yang dibedakan
temperaturenya dingin dan panas. Prinsip kerjanya yaitu fluida
panas memberikan kalor pada plate yang kemudian diteruskan
ke fluida dingin, dimana transfer panas tersebut terjadi karena
perbedaan temperatur (panas sensible), sehingga fluida panas
akan mengalami penurunan temperatur dan fluida dingin akan
mengalami kenaikan temperatur. Perpindahan panas terjadi
secara tidak langsung karena perpindahan panas antara fluida
panas dengan fluida dingin tidak mengalami kontak secara
langsung dimana dipisahkan oleh permukaan bidang padatan
yaitu plate logam sehingga kedua fluida tersebut tidak saling
bercampur.
Pada praktikum ini, variabel yang diamati yaitu T 2, T3, T4,
T5, dan F1. Dimana T2 dan T5 merupakan temperatur fluida
panas masuk dan temperatur fluida panas keluar HE, sedangkan
T3 dan T4 merupakan temperatur fluida dingin masuk dan
temperatur fluida dingin keluar HE, serta F 1 yang merupakan
laju alir (flowerate) fluida dingin masuk HE. Pada praktikum ini
variabel yang divariasikan adalah F 1 dengan power heater
sebesar 1,3 kW dan laju alir fluida dingin (F 2) sebesar 135,99
mL/min.
Nilai Qhot (panas) dan Qcool (dingin) serta nilai effisiensi
panas dipengaruhi oleh besarnya laju alir dan perbedaan
temperatur pada setiap aliran masuk dan keluar fluida. Qhot
adalah banyaknya kalor yang dilepas oleh suatu sistem,
sedangkan Qcool adalah banyaknya kalor yang diterima suatu
sistem. Dalam praktikum ini laju alir fluida panas (F 1)
divariasikan dan laju alir fluida dingin (F 2) tetap. Dalam
praktikum ini laju alir fluida dingin (F 1) diperbesar dan laju alir
fluida panas (F2) tetap. Jika nilai F1 diperbesar, maka semakin
besar nilai Qhot dan Qcool yang diperoleh. Hal ini dikarenakan
semakin meningkatnya laju alir fluida dingin, maka kontak
antara fluida panas ke fluida dingin semakin cepat, sehingga
Qhot yang berpindah ke fluida dingin semakin besar.
Berdasarkan persamaan Q, salah satu yang mempengaruhi
besarnya nilai Q adalah perubahan temperatur, semakin F 1
ditingkatkan semakin besar perubahan temperatur, maka nilai Q
yang diperoleh semakin besar.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.1.3, dimana data Qhot dan
Qcool meningkat seiring meningkatnya laju alir fluida dingin
(F1). Nilai Qhot tertinggi adalah 3,645 kkal/min pada laju alir
fluida dingin 238,85 mL/min dengan perubahan temperatur
yang relatif besar yaitu 26,8ºC dengan T 2 sebesar 55,9ºC dan T5
sebesar 29,1ºC. Sedangkan nilai Qcool tertinggi adalah 0,621
kkal/min pada laju alir fluida dingin 238,85 mL/min dengan
dengan perubahan temperatur yaitu 2,6ºC dengan T 3 sebesar
27,4ºC dan T4 sebesar 30,0ºC. Berdasarkan hasil perhitungan
yang diperoleh membuktikan bahwa percobaan ini telah sesuai
dengan teori yaitu semakin besar nilai N 1 maka semakin besar
nilai Qhot dan Qcool yang diperoleh.
4
3.5
3
q (kkal/min)

2.5
2
1.5 Qhot
1 Qcool
0.5
0
120 140 160 180 200 220 240 260
f1 (ml/min)

Grafik 1. Hubungan antara F1 dengan Q


Kemudian menghitung nilai effisiensi HE dan effisiensi
sistem heater. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel dapat
dilihat bahwa nilai effisiensi HE dan effisiensi sistem heater
meningkat seiring meningkatnya laju alir fluida dingin (F 1) ini
sesuai dengan teori bahwa nilai effisiensi sistem HE berbanding
lurus dengan laju alir fluida dingin, jika nilai laju alir fluida
dingin diperbesar maka nilai effisiensi HE dan effisiensi sistem
heater semakin besar. Namun berdasarkan data hasil
perhitungan pada tabel 3.1.3, nilai effisiensi HE mengalami
penuruan yaitu sebesar 13,78% dan kemudian mengalami
kenaikan kembali sebesar 17,04%. Hal ini dapat dipengaruhi
oleh akurasi alat dan pengaruh lingkungan. Nilai effisiensi HE
dan effisiensi sistem heater tertinggi ada pada laju alir fluida
panas 238,85 mL/min yaitu sebesar 17,04% dan 3,33%.
18
16
14
12

Eff he (%)
10
8
6
4
2
0
120 140 160 180 200 220 240 260
F1 (ML/min)

Grafik 2. F1 Vs Eff HE

3.5
3
EFF HEATER (%)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
120 140 160 180 200 220 240 260
F1 (ML/MIN)

Grafik 3. F1 Vs Eff Heater


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Nilai Qhot tertinggi diperoleh pada laju alir 238,85 mL/min
yaitu sebesar 3,645 kkal/min.
2. Nilai Qcool tertinggi diperoleh pada laju alir 238,85 mL/min
yaitu sebesar 0,621 kkal/min.
3. Nilai efisiensi HE dan efisiensi heater tertinggi diperoleh
pada laju alir fluida panas 238,85 mL/min yaitu sebesar
17,04% dan 3,33%.
DAFTAR PUSTAKA
Islam Robbirodhya, 2016, “Makalah Operasi Sistem Energi II”:
https://www.academia.edu/25141421/Laporan_Praktikum_Op
erasi_Sistem_Energi_i. Diakses pada 23 Oktober 2022.

Tim Laboratorium Operasi Teknik Kimia. 2022. Penuntun


Praktikum Perpindahan Panas dan Termodinamika.
Samarinda: Politeknik Negeri Samarinda.
LAMPIRAN
A. PERHITUNGAN
 Mencari Laju Alir Massa Fluida
kg
ρair =1000
m3
kkal
Cpair =1
kg .° C
−6 3
1 mL=10 m
- Fluida Dingin
m=F 1 × ρair
mL
1. F 1=120
min
mL −6 3 kg
m=120 ×10 m ×1000 3
min m
kg
m=0,120
min
mL
2. F 1=147,20
min
mL −6 3 kg
m=147,20 ×10 m ×1000 3
min m
kg
m=0,147
min
mL
3. F 1=190,48
min
mL −6 3 kg
m=190,48 ×10 m ×1000 3
min m
kg
m=0,190
min
mL
4. F 1=195,69
min
mL −6 3 kg
m=195,69 ×10 m ×1000 3
min m
kg
m=0,196
min
mL
5. F 1=238,85
min
mL −6 3 kg
m=238,85 ×10 m ×1000 3
min m
kg
m=0,239
min
- Fluida Panas
m=F 2 × ρair
mL
F 2=135,99
min
mL kg
m=135,99 ×10−6 m3 ×1000 3
min m
kg
m=0,136
min
 Mencari Nilai Q
Q=m×Cp × ∆T
mL
1. Data untuk F 1=120
min
-

(
Qcool= 0,120
kg
min
×1
kkal
kg . ° C)× ( 27,5−26,5 ) ° C=0,12
kkal
min
-

(
Qhot = 0,136
kg
min
×1
kkal
)
kg . ° C
× ( 27,9−40,6 ) ° C=−1,727
kka
mi
mL
2. Data untuk F 1=147,20
min
-

(
Qcool= 0,147
kg
min
×1
kkal
kg . ° C)× ( 28,1−26,8 ) ° C=0,191
kkal
min
-

(
Qhot = 0,136
kg
min
×1
kkal
kg . ° C )
× ( 44,3−28,3 ) ° C=−2,176
kka
mi
mL
3. Data untuk F 1=190,48
min
-

(
Qcool= 0,190
kg
min
×1
kkal
kg . ° C)× ( 28,8−26,9 ) ° C=0,361
kkal
min
-

(
Qhot = 0,136
kg
min
×1
kkal
kg . ° C )
× ( 47,0−28,6 ) ° C=2,502
kkal
min
mL
4. Data untuk F 1=195,69
min
-

(
Qcool= 0,196
kg
min
×1
kkal
kg . °C )
× ( 29,4−27,2 ) ° C=0,431
kkal
min
-

(
Qhot = 0,136
kg
min
×1
kkal
kg . ° C )
× ( 51,9−28,9 ) ° C=3,128
kkal
min
mL
5. Data untuk F 1=238,85
min
-

(
Qcool= 0,239
kg
min
×1
kkal
kg . °C )
× ( 30,0−27,4 ) ° C=0,621
kkal
min
-

(
Qhot = 0,136
kg
min
×1
kkal
kg . ° C)× ( 55,9−29,1 ) ° C=3,645
kkal
min
 Mencari Nilai %Effisiensi HE
Q cool
% Eff HE= × 100 %
Q hot
mL
1. Data untuk F 1=120
min
kkal
0,12
min
%Eff HE= ×100 %=6,95 %
kkal
1,727
min
mL
2. Data untuk F 1=147,20
min
kkal
0,191
min
%Eff HE= ×100 %=8,78 %
kkal
2,176
min
mL
3. Data untuk F 1=190,48
min
kkal
0,361
min
%Eff HE= × 100 %=14,43 %
kkal
2,502
min
mL
4. Data untuk F 1=195,69
min
kkal
0,431
min
%Eff HE= × 100 %=13,78 %
kkal
3,128
min
mL
5. Data untuk F 1=238,85
min
kkal
0,621
min
%Eff HE= × 100 %=17,04 %
kkal
3,645
min
 Mencari Nilai %Effisiensi Sistem Heater

1 kW = 14,331 kkal/min

1,3 kW = 18,6303 kkal/min


Q cool
%Eff Sistem Heater = ×100 %
Power Heater
mL
1. Data untuk F 1=120
min
kkal
0,12
min
%Eff Sistem Heater = ×10
kkal
18,6303
min
mL
2. Data untuk F 1=147,20
min
kkal
0,191
min
%Eff Sistem Heater = ×10
kkal
18,6303
min
mL
3. Data untuk F 1=190,48
min
kkal
0,361
min
%Eff Sistem Heater = ×10
kkal
18,6303
min
mL
4. Data untuk F 1=195,69
min
kkal
0,431
min
%Eff Sistem Heater = ×10
kkal
18,6303
min
mL
5. Data untuk F 1=238,85
min
kkal
0,621
min
%Eff Sistem Heater = ×10
kkal
18,6303
min

Anda mungkin juga menyukai