LAPORAN PRAKTIKUM
PERPINDAHAN PANAS DAN TERMODINAMIKA
EFFISIENSI ENERGI (HEATING)
DISUSUN OLEH :
NAMA / NIM : 1. Rahmaddiones Syahputra (20 644 026)
2. Safitri Yuliandari (20 644 033)
3. Tesalonik Lasmaria Manalu (20 644 046)
4. Dian Ramadhani Putri (20 644 052)
JENJANG : S1 TERAPAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
KELAS : 5B
KELOMPOK : 5 (LIMA)
Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal…………..……...2022
A. Panas Laten
Panas Laten adalah panas yang dibutuhkan untuk
mengubah wujud zat, dari es menjadi air, dari air menjadi
uap dsb. Bila air sudah mencapai titik didihnya lalu
dipanaskan terus, temperatur air tidak akan naik melainkan
wujudnya akan berubah. Panas laten ditunjukkan oleh garis
mendatar pada grafik diatas. Panas laten bisa dicari dengan
menggunakan rumus berikut:
Q=m× L
Keterangan:
Q = Kecepatan perpindahan panas (kal/s)
m = Massa benda (kg)
L = Kalor lebur benda (Joule/kg)
B. Panas Sensible
Panas Sensibel adalah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperatur air. Bila kita memanaskan air, secara
perlahan temperatur air akan terus naik dan pada satu titik
akan mendidih. Panas sensible bisa dilihat pada grafik
diatas, yaitu garis yang semakin naik. Panas sensible bisa
dicari dengan menggunakan rumus:
Q=m× c ×(T 2 −T 1 )
Keterangan :
m = Massa benda (kg)
c = Panas jenis (J/kg.K)
T2 - T1 = Perbedaan temperatur (K)
1.2.3 Energi
Energi merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang
sukar dibuktikan tetapi dapat dirasakan adanya. Energi adalah
kemampuan untuk melakukan kerja (energy is the capability for
doing work).
Pendapat lain mengatakan pengertian energi adalah
kemampuan untuk melakukan usaha (kerja) atau melakukan
suatu perubahan. Dalam Fisika, arti energi adalah properti fisika
dari suatu objek, dapat berpindah melalui interaksi fundamental,
yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan.
Perpindahan panas merupakan perpindahan energi dalam
bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu
diantara benda atau fluida. Dalam proses perpindahan energi
tersebut pasti ada kecepatan perpindahan panas yang terjadi atau
yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Perpindahan
panas yang terjadi pada temperatur yang lebih tinggi ke
temperatur yang lebih rendah, transfer panas tersebut akan
berhenti ketika dicapai pada suhu yang sama diantara keduanya.
1.2.4 Effisiensi Energi
Effisiensi Energi adalah usaha yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan, dalam
menggunakan sebuah peralatan atau bahkan sistem yang
berhubungan dengan energi. Contohnya dapat diterapkaan pada
bangunan, proses industri dan transportasi.
Dalam proses industri effisiensi energi dapat diterapkan
pada salah satu peralatan industri seperti Heat Exchanger. Untuk
menentukan effisiensi energi pada HE dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan dibawah ini:
Menghitung nilai effisiensi HE
Qc
ɳ= × 100 %
Qh
Keterangan:
ɳ = Effisiensi energi (%)
Qc = Qcold (Q dari fluida dingin)
Qh = Qhot (Q dari fluida panas)
Menghitung nilai effisiensi sistem heater
Qc
ɳ= ×100 %
Power heater
Keterangan:
ɳ = Effisiensi energi (%)
Qc = Qcold (Q dari fluida dingin)
1.2.5 Heat Exchanger
Heat Exchanger atau yang sering disebut Alat Penukar
Panas merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan
energi panas antara dua atau lebih fluida dan terjadi pada
temperatur yang berbeda antara fluida, dimana fluida tersebut
ada yang bertindak sebagai fluida panas (hot fluid) dan yang lain
bertindak sebagai fluida dingin (cold fluid).
Alat penukar panas ini bertujuan memanfaatkan panas
suatu aliran fluida untuk memanaskan fluida yang lain tanpa
perubahan fasa. Dengan demikian, terjadi dua fungsi sekaligus,
yaitu memanaskan fluida yang dingin dan mendinginkan fluida
yang panas. Secara umum ada 2 tipe penukar panas, yaitu:
a. Tipe kontak langsung
Tipe kontak langsung adalah tipe alat penukar kalor
dimana antara dua zat yang dipertukarkan energinya
dicampur atau dikontakkan secara langsung. Dengan
demikian ciri khas dari penukar kalor seperti ini
(kontak langsung) adalah bahwa kedua zat yang
dipertukarkan energinya saling berkontak secara
langsung (bercampur) dan biasanya kapasitas energi
yang dipertukarkan relatif kecil.
b. Tipe tidak kontak langsung
Tipe tidak kontak langsung adalah tipe alat penukar
kalor dimana antara kedua zat yang dipertukarkan
energinya dipisahkan oleh permukaan bidang padatan
seperti dinding pipa, pelat, dan lain sebagainya
sehingga antara kedua zat tidak tercampur. Untuk
meningkatkan efektivitas pertukaran energi, biasanya
bahan permukaan pemisah dipilih dari bahan-bahan
yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi
seperti tembaga dan aluminium. Dengan bahan
pemisah yang memiliki konduktivitas termal yang
tinggi diharapkan tahanan termal bahan tersebut akan
rendah sehingga seolah-olah antara kedua zat yang
saling dipertukarkan energinya seperti kontak
langsung.
1.2.6 Plate and Frame Heat Exchanger
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket
pelat-pelat tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah
antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak (biasanya
terbuat dari karet). Pelat-pelat dan sekat disatukan oleh suatu
perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat (kebanyakan
segi empat) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari
lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain,
sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang
pada sisi sebelahnya karena ada sekat. Alat penukar panas pelat
dan bingkai dapat dilihat pada gambar berikut ini:
2.5
2
1.5 Qhot
1 Qcool
0.5
0
120 140 160 180 200 220 240 260
f1 (ml/min)
Eff he (%)
10
8
6
4
2
0
120 140 160 180 200 220 240 260
F1 (ML/min)
Grafik 2. F1 Vs Eff HE
3.5
3
EFF HEATER (%)
2.5
2
1.5
1
0.5
0
120 140 160 180 200 220 240 260
F1 (ML/MIN)
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Nilai Qhot tertinggi diperoleh pada laju alir 238,85 mL/min
yaitu sebesar 3,645 kkal/min.
2. Nilai Qcool tertinggi diperoleh pada laju alir 238,85 mL/min
yaitu sebesar 0,621 kkal/min.
3. Nilai efisiensi HE dan efisiensi heater tertinggi diperoleh
pada laju alir fluida panas 238,85 mL/min yaitu sebesar
17,04% dan 3,33%.
DAFTAR PUSTAKA
Islam Robbirodhya, 2016, “Makalah Operasi Sistem Energi II”:
https://www.academia.edu/25141421/Laporan_Praktikum_Op
erasi_Sistem_Energi_i. Diakses pada 23 Oktober 2022.
(
Qcool= 0,120
kg
min
×1
kkal
kg . ° C)× ( 27,5−26,5 ) ° C=0,12
kkal
min
-
(
Qhot = 0,136
kg
min
×1
kkal
)
kg . ° C
× ( 27,9−40,6 ) ° C=−1,727
kka
mi
mL
2. Data untuk F 1=147,20
min
-
(
Qcool= 0,147
kg
min
×1
kkal
kg . ° C)× ( 28,1−26,8 ) ° C=0,191
kkal
min
-
(
Qhot = 0,136
kg
min
×1
kkal
kg . ° C )
× ( 44,3−28,3 ) ° C=−2,176
kka
mi
mL
3. Data untuk F 1=190,48
min
-
(
Qcool= 0,190
kg
min
×1
kkal
kg . ° C)× ( 28,8−26,9 ) ° C=0,361
kkal
min
-
(
Qhot = 0,136
kg
min
×1
kkal
kg . ° C )
× ( 47,0−28,6 ) ° C=2,502
kkal
min
mL
4. Data untuk F 1=195,69
min
-
(
Qcool= 0,196
kg
min
×1
kkal
kg . °C )
× ( 29,4−27,2 ) ° C=0,431
kkal
min
-
(
Qhot = 0,136
kg
min
×1
kkal
kg . ° C )
× ( 51,9−28,9 ) ° C=3,128
kkal
min
mL
5. Data untuk F 1=238,85
min
-
(
Qcool= 0,239
kg
min
×1
kkal
kg . °C )
× ( 30,0−27,4 ) ° C=0,621
kkal
min
-
(
Qhot = 0,136
kg
min
×1
kkal
kg . ° C)× ( 55,9−29,1 ) ° C=3,645
kkal
min
Mencari Nilai %Effisiensi HE
Q cool
% Eff HE= × 100 %
Q hot
mL
1. Data untuk F 1=120
min
kkal
0,12
min
%Eff HE= ×100 %=6,95 %
kkal
1,727
min
mL
2. Data untuk F 1=147,20
min
kkal
0,191
min
%Eff HE= ×100 %=8,78 %
kkal
2,176
min
mL
3. Data untuk F 1=190,48
min
kkal
0,361
min
%Eff HE= × 100 %=14,43 %
kkal
2,502
min
mL
4. Data untuk F 1=195,69
min
kkal
0,431
min
%Eff HE= × 100 %=13,78 %
kkal
3,128
min
mL
5. Data untuk F 1=238,85
min
kkal
0,621
min
%Eff HE= × 100 %=17,04 %
kkal
3,645
min
Mencari Nilai %Effisiensi Sistem Heater
1 kW = 14,331 kkal/min