Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul

NPM: 8620039

PERPINDAHAN PANAS BAIK SECARA KONVEKSI, KONDUKSI,

RADIASI DAN ALAT PENUKAR KALOR

Muhammad Syahrul
Program Studi S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik
Universitas Islam Arsyad AL Banjary
BANJARMASIN
2020

ABSTRAK

Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan


panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Ada empat
bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu konduksi, konveksi,
radiasi dan alat pengukur kalor. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
perpindahan panas baik secara konveksi, konduksi, radiasi maupun alat pengukur
kalor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
deskriptif dimana penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perpindahan panas
tersebut baik secara konveksi, konduksi, radiasi maupun alat pengukur kalor.
Kata kunci: Perpindahan panas, konveksi, konduksi, radiasi, alat penukar kalor

I. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas atau

dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan es

yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah. Suhu dapat mengubah sifat zat, contohnya

Page | 1
Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul
NPM: 8620039

sebagian besar zat akan memuai ketika dipanaskan. Sebatang besi lebih panjang ketika

dipanaskan daripada dalam keadaan dingin. Jalan dan trotoar beton memuai dan menyusut

terhadap perubahan suhu. Hambatan listrik dan materi zat juga berubah terhadap suhu.

Demikian juga warna yang dipancarkan benda, paling tidak pada suhu tinggi. Kalau kita

perhatikan, elemen pemanas kompor listrik memancarkan warna merah ketika panas. Pada

suhu yang lebih tinggi, zat padat seperti besi bersinar jingga atau bahkan putih. Cahaya

putih dari bola lampu pijar berasal dari kawat tungsten yang sangat panas.

Ketika kita berada dekat benda panas, pada dasarnya terjadi perpidahan kalor dalam

bentuk radiasi dari benda panas tersebut ke tubuh kita, sehingga kita merasakan panas

melalui kulit. Perubahan keadaan dari panas menjadi dingin atau sebaliknya selalu berkaitan

dengan adanya perpindahan panas atau kalor.

Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk

mengukur suhu disebut termometer. Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya,

semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu

menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda

masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat

berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu

benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala

lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamur (Kreith, 1991).

Panas atau kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Satuan SI untuk

panas adalah juole. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah.

Setiap benda memiliki energi dalam yang berhubungan dengan gerak acak dariatom-atom

atau molekul penyusunnya. Energi dalam ini berbanding lurus terhadap suhu benda. Ketika

dua benda dengan suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar energi internal

sampai suhu kedua benda tersebut seimbang. Jumlah energi yang disalurkan adalah jumlah

Page | 2
Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul
NPM: 8620039

energi yang tertukar (Purwadi, 2001).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perpindahan panas baik secara konduksi,

konveksi, radiasi maupun alat pengukur kalor.

II. PEMBAHASAN

Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi yang

terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Perpindahan panas

tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana energi panas itu berpindah dari satu

benda ke benda lain, tetapi juga dapat meramalkan laju perpindahan panas yang

terjadi pada kondisi-kondisi tertentu (Holman, 1993).

Heat Exchanger adalah peralatan yang digunakan untuk melakukan proses

pertukaran kalor antara dua fluida, baik cair (panas atau dingin), dimana fluida ini

mempunyai suhu yang berbeda. Heat Exchanger banyak digunakan di berbagai

industri tenaga atau industri lainnya dikarenakan mempunyai beberapa keuntungan,

antara lain:

a. Konstruksi sederhana, kokoh dan aman.

b. Biaya yang digunakan relatif murah.

c. Kemampuannya untuk bekerja pada tekanan dan temperature yang tinggi dan tidak

membutuhkan tempat yang luas.

Dikarenakan ada banyak jenis penukar kalor, maka alat penukar kalor dapat

dikelompokkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yaitu:

a. Proses perpindahan kalornya.

b. Jumlah fluida yang mengalir.

c. Konstruksi dan pengaturan aliran

Secara umum Heat Exchanger dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

Page | 3
Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul
NPM: 8620039

a. Regenerator

Yaitu Heat Exchanger dimana fluida panas dan dingin mengalir secara

bergantian melalui saluran yang sama.

b. Heat Exchanger tipe terbuka (Open Type Heat Exchanger)

Yaitu Heat Exchanger dimana fluida panas dan dingin terjadi kontak secara

langsung (tanpa adanya pemisah).

c. Heat Exchanger tipe tertutup (Close Type Heat Exchager)

Yaitu Heat exchanger dimana fluida panas dan dingin tidak terjadi kontak

secara langsung tetapi terpisahkan oleh dinding pipa atau suatu permukaan baik

berupa dinding datar atau lengkung. Sedangkan untuk tipe heat exchanger

berdasarkan aliran fluidanya dapat dikelompokkan menjadi parallel-flow,

counter-flow, dan cross-flow. Parallel-flow atau aliran searah adalah apabila

fluida-fluida dalam pipa heat exchanger mengalir secara searah, sedang counter-

flow atau sering disebut dengan aliran yang berlawanan adalah apabila fluida-

fluida dalam pipa heat exchanger mengalir secara berlawanan. Cross-flow atau

sering disebut dengan aliran silang adalah apabila fluida-fluida yang mengalir

sepanjang permukaan bergerak dalam arah saling tegak lurus. Perpindahan panas

adalah perpindahan energi yang diakibatkan oleh perbedaan suhu (Incropera,

1996). Perpindahan suhu ini akan berhenti apabila kedua sistem telah mencapai

kesetimbangan panas. Perpindahan panas ini terjadi melalui empat cara yaitu:

konduksi, konveksi, radiasi maupun alat pengukur kalor.

2.1 Perpindahan Panas Secara Konveksi

Perpindahan panas secara konveksi adalah proses perpindahan panas dengan

kerja gabungan dari konduksi kalor, penyimpanan energi dan gerakan mencampur.

Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda

Page | 4
Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul
NPM: 8620039

padat dan cair atau gas. Perpindahan kalor secara konveksi dari suatu permukaan yang

suhunya di atas suhu fluida disekitarnya berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama kalor

akan mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke partikel-partikel fluida yang

berbatasan. Energi yang berpindah dengan cara demikian akan menaikkan suhu dan energi

dalam partikel- partikel fluida tersebut. Kedua, partikel-partikel tersebut akan bergerak ke

daerah suhu yang lebih rendah dimana partikel tersebut akan bercampur dengan partikel-

partikel fluida lainnya.

Gambar 2.1 Perpindahan panas secara konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi dapat dikelompokkan menurut gerakan

alirannya, yaitu konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced

convection). Apabila gerakan fluida tersebut terjadi sebagai akibat dari perbedaan

densitas (kerapatan) yang disebabkan oleh gradient suhu maka disebut konveksi bebas

atau konveksi alamiah (natural convection). Bila gerakan fluida tersebut disebabkan

oleh penggunaan alat dari luar, seperti pompa atau kipas, maka prosesnya disebut

konveksi paksa.

2.2 Perpindahan Panas Secara Konduksi (Hantaran)

Suatu material bahan yang mempunyai gradient, maka kalor akan mengalir

tanpa disertai oleh suatu gerakan zat. Aliran kalor seperti ini disebut konduksi atau

hantaran. Konduksi thermal pada logam - logam padat terjadi akibat gerakan elektron

yang terikat dan konduksi thermal mempunyai hubungan dengan konduktivitas

Page | 5
Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul
NPM: 8620039

listrik. Pemanasan pada logam berarti pengaktifan gerakan molekul, sedangkan

pendinginan berarti pengurangan gerakan molekul.

Gambar 2.2 Perpindahan Panas Secara Konduksi

Perpindahan panas konduksi atau hantaran adalah proses dimana panas

mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di

dalam satu medium atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan

secara langsung (Kreith, 1997). Perpindahan panas konduksi dapat juga didefinisikan

sebagai pengangkutan kalor melalui satu jenis zat. Sehingga perpindahan panas secara

konduksi atau hantaran merupakan satu proses pendalaman karena proses

perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan material. Arah aliran energi panas

adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah (Masyithah dan Haryanto,

2006).

2.3 Perpindahan Panas Secara Radiasi (Pancaran)

Pada radiasi panas, panas diubah menjadi gelombang elektromagnetik yang

merambat tanpa melalui ruang media penghantar. Jika gelombang tersebut mengenai

suatu benda, maka gelombang dapat mengalami transisi (diteruskan), refleksi

(dipantulkan), dan absorpsi (diserap) dan menjadi kalor. Hal itu tergantung pada

Page | 6
Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul
NPM: 8620039

jenis benda, sebagai contoh memantulkan sebagian besar radiasi yang jatuh padanya,

sedangkan permukaan yang berwarna hitam dan tidak mengkilap akan menyerap

radiasi yang diterima dan diubah menjadi kalor. Contoh radiasi panas antara lain

pemanasan bumi oleh matahari.

Gambar 2.3 Perpindahan Panas Secara Radiasi

1.4 Perpindahan Panas dengan Alat penukar Kalor

Alat penukar panas (heat exchanger) adalah suatu alat yang digunakan untuk

memindahkan panas antara dua buah fluida atau lebih yang memiliki perbedaan

temperature yaitu fluida yang bertemperatur tinggi kefluida yang bertemperatur

rendah. Perpindahan panas teesebut baik secara langsung maupun secara tidak

langsung. Pada kebanyakan sistem kedua fluida ini tidak mengalami kontak langsung.

Kontak langsung alat penukar kalor terjadi sebagai contoh pada gas kalor yang

terfluidisasi dalam cairan dingin untuk meningkatkan temperatur cairan atau

mendinginkan gas. Alat penukar panas banyak digunakan pada berbagai instalasi

industri, antara lain pada : boiler, kondensor, cooler, cooling tower. Sedangkan pada

kendaraan kita dapat menjumpai radiator yang fungsinya pada dasarnya adalah

sebagai alat penukar panas. Tujuan perpindahan panas tersebut di dalam proses

industri diantaranya adalah :

Page | 7
Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul
NPM: 8620039

a) Memanaskan atau mendinginkan fluida hingga mencapai temperature tertentu

yang dapat memenuhi persyaratan untuk proses selanjutnya, seperti pemanasan

reaktan atau pendinginan produk dan lain-lain.

b) Mengubah keadaan (fase) fluida : destilasi, evaporasi, kondensassi dan lain-lain.

Proses perpindahan panas tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak

langsung. Maksudnya adalah :

1) Pada alat penukar kalor yang langsung, fluida yang panas akan bercampur

secara langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu

bejana atau ruangan tertentu. Contohnya adalah clinker cooler dimana

antara clinker yang panas dengan udara pendingin berkontak langsung.

Contoh yang lain adalah cooling tower untuk mendinginkan air pendingin

kondenser pada instalasi mesin pendingin sentral atau PLTU, dimana

antara air hangat yang didinginkan oleh udara sekitar saling berkontak

seperti layaknya air mancur.

2) Pada alat penukar kalor yang tidak langsung, fluida panas tidak

berhubungan langsung dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan

panas itu mempunyai media perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan

jenis lainnnya. Untuk meningkatkan efektivitas pertukaran energi, biasanya

bahan permukaan pemisah dipilih dari bahan-bahan yang memiliki

konduktivitas termal yang tinggi seperti tembaga dan aluminium. Contoh

dari penukar kalor seperti ini sering kita jumpai antara lain radiator mobil,

evaporator AC.

Pertukaran panas secara tidak langsung terdapat dalam beberapa tipe dari penukar

kalor diantaranya tipe plat, shell and tube, spiral dll. Pada kebanyakan kasus penukar

kalor tipe plat mempunyai efektivitas perpindahan panas yang lebih bagus.

Page | 8
Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul
NPM: 8620039

1.4.1 Klasifikasi Alat Penukar Kalor

Adapun klasifikasi dari alat penukar kalor dapat dibagi dalam beberapa

kelompok yaitu :

 Berdsarkan konstruksinya
1) Tabung (tubular)

2) Plate-Type

3) Extended Surface

4) Regenerative

 Berdasarkan pengaturan aliran

1) Single Pass

2) Multi Pass

 Bedasarkan jenis aliran

1) Aliran Berlawanan Arah (Counter Flow)

2) Alira Sejajar (Parallel Flow)

3) Aliran Silang (Cross Flow)

4) Aliran Terpisah (Split Flow)

5) Aliran Bercabang (Divide Flow)

 Berdasarkan banyaknya laluan

1) Seluruh Cross-counter flow

2) Seluruh cross-parallel flow


3) Parallel counter flow

 Berdasarkan mekanisme perpindahan panas

1) Konveksi satu fasa (dengan konveksi paksa atau alamiah)

2) Konveksi dua fasa (dengan konveksi paksa atau alamiah)

3) Kombinasi perpindahan panas

Page | 9
Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul
NPM: 8620039

 Berdasarkan fungsinya dapat digolongkan pada beberapa nama:


1) Exchanger: Memanfaatkan perpindahan kalor diantara dua fluida
proses (steam dan air pendingin tidak termasuk sebagai fluida proses,
tetapi merupakan utilitas).
2) Heater: Berfungsi memanaskan fluida proses, dan sebagai bahan
pemanas alat ini menggunakan steam.
3) Cooler: Berfungsi mendinginkan fluida proses, dan sebagai bahan
pendingin digunakan air.
4) Condenser: Berfungsi untuk mengembunkan uap atau menyerap kalor
laten penguapan

5) Reboiler : Berfungsi sebagai pensuplai kalor yang diperlukan bottom


produk pada distilasi. Steam biasanya digunakan sebagai media
pemanas.
6) Evaporator: Berfungsi memekatkan suatu larutan dengan
cara menguapkan airnya.
Adapun bentuk dari alat penukar kalor pada industri antara lain:
1. Alat Penukar Kalor Shell dan Tube

2. Alat Penukar Kalor Coil dan Box

3. Alat Penukar Kalor Double dan Pipe


III. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dengan menggunakan metode penelitian deskriptif,

maka terjadinya perpindahan energi dalam bentuk panas karena adanya perbedaan suhu di

antara benda atau material. Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan

perpindahan panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas.

Maka ilmu perpindahan panas juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan

panas yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perpindahan kalor dapat didefinisikan

sebagai suatu proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah lain akibat

adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Ada empat bentuk mekanisme

perpindahan panas yang diketahui, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan alat pengukur kalor.

Page | 10
Jurnal Ilmiah Muhammad Syahrul
NPM: 8620039

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Himsar. 2012. Perpindahan Panas Konveksi dan Pengantar Alat Penukar Kalor..
Medan: Departemen Teknik Mesin FT USU.
Buchori, luqman. 2011. Perpindahan Panas. Semarang : UNPID

Frank, Kreith. 1991. Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas, Edisi Ketiga. Erlangga: Jakarta

Holman J. P., 1993. Perpindahan Kalor, Jakarta.

Kreith, F., 1997, Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas, Erlangga, Surabaya.

Purwadi, P K. 2001. Metode ADI dalam Penyelesaian Persoalan Perpindahan Panas


Konduksi. Benda Padat Tiga Dimensi Keadaan Tunak. Yogyakarta: Universitas
Sananta Dharma
Sitompul,T.M, 1993, Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger), PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta Utara.
Yunus, Asyuri Darami. 2009. Perpindahan Panas dan Massa. Jakarta: Universitas Darma
Persada

Page | 11

Anda mungkin juga menyukai