Anda di halaman 1dari 6

er

Perpindahan Massa dan Kalor 1


Aplikasi perpindahan kalor konduksi dalam dunia industri

Bagus Pamuji, Mukhamad Fikri, Dydan Eka Putra

Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

ABSTRAK
Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi dalam
bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material J.P
Holman (1994). Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan
panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas. Maka ilmu
perpindahan panas juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju perpindahan panas yang
terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perpindahan kalor dapat didefinisikan sebagai suatu
proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu daerah ke daerah lain akibat adanya
perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas
yang diketahui, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi

Perpindahan panas juga merupakan suatu bidang ilmu yang banyak digunakan di
industri-industri dalam perancangan macam macam alat seperti boiler, heater, ruang bakar,
dan heat exchanger

Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana kalor
mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah dalam
suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang
bersinggungan secara langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum.
1. Pendahuluan

Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi dalam


bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material J.P
Holman (1994). Dalam proses perpindahan energi tersebut tentu ada kecepatan perpindahan
panas yang terjadi, atau yang lebih dikenal dengan laju perpindahan panas.
Maka ilmu perpindahan panas juga merupakan ilmu untuk meramalkan laju
perpindahan panas yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perpindahan kalor dapat
didefinisikan sebagai suatu proses berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu daerah ke
daerah lain akibat adanya perbedaan temperatur pada daerah tersebut. Ada tiga bentuk
mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana kalor
mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah dalam
suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang
bersinggungan secara langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum.

Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas konduksi adalah
berbanding dengan gradien suhu normal sesuia dengan peramaan berikut. Persamaan Dasar
Konduksi :

Keterangan :

q = Lanjut Perpindahan Panas (kj / det, W)

k = Konduktifitas Termal (W/m.ºC) A = Luas Penampang (m²)

dT = Perbedaan Temperatur ( ºC, ºF )

dX = Perbedaan Jarak (m / det )

ΔT = Perubahan Suhu ( ºC, ºF ) dT/dx = gradient temperatur kerah


perpindahan kebutalor.
Konstanta positif “k” disebut konduktifitas atau kehantaran ternal benda itu, sedangkan tanda minus

disisipkan agar memenuhi hokum kedua termodinamika, yaitu bahwa kalor mengalir ketempat yang

lebih rendah dalam skala temperatur.

2. Metode Penelitian

Alat Penukar Kalor ( Heat Exchanger)

Alat penukar panas (heat exchanger) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas
antara dua buah fluida atau lebih yang memiliki perbedaan temperature yaitu fluida yang
bertemperatur tinggi kefluida yang bertemperatur rendah Tunggul Sitompul ( 1993 ). Perpindahan
panas tersebut baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Pada kebanyakan sistem kedua
fluida ini tidak mengalami kontak langsung. Kontak langsung alat penukar kalor terjadi sebagai
contoh pada gas kalor yang terfluidisasi dalam cairan dingin untuk meningkatkan temperatur cairan
atau mendinginkan air panas.

Sistem kerja alat penukar kalor

Alat penukar panas banyak digunakan pada berbagai instalasi industri, antara lain
pada : boiler, kondensor, cooler, cooling tower. Sedangkan pada kendaraan kita dapat
menjumpai radiator yang fungsinya pada dasarnya adalah sebagai alat penukar panas.
Tujuan perpindahan panas tersebut di dalam proses industri diantaranya adalah :
a) Memanaskan atau mendinginkan fluida hingga mencapai temperature tertentu yang
dapat memenuhi persyaratan untuk proses selanjutnya, seperti pemanasan reaktan
atau pendinginan produk dan lain-lain.

b) Mengubah keadaan (fase) fluida : destilasi, evaporasi, kondensassi dan lain-lain.

Proses perpindahan panas tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Maksudnya adalah :
1) Pada alat penukar kalor yang langsung, fluida yang panas akan bercampur secara langsung
dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau ruangan tertentu.
Contohnya adalah clinker cooler dimana antara clinker yang panas dengan udara pendingin
berkontak langsung. Contoh yang lain adalah cooling tower untuk mendinginkan air
pendingin kondenser pada instalasi mesin pendingin sentral atau PLTU, dimana antara air
hangat yang didinginkan oleh udara sekitar saling berkontak seperti layaknya air mancur.

2) Pada alat penukar kalor yang tidak langsung, fluida panas tidak berhubungan langsung
dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panas itu mempunyai media perantara, seperti
pipa, pelat atau peralatan jenis lainnnya. Untuk meningkatkan efektivitas pertukaran energi,
biasanya bahan permukaan pemisah dipilih dari bahan-bahan yang memiliki konduktivitas
termal yang tinggi seperti tembaga dan aluminium. Contoh dari penukar kalor seperti ini
sering kita jumpai antara lain radiator mobil, evaporator AC.

3. Pembahasan
Heat Exchanger Tipe Shell And Tube

Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri
perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana didalamnya
terdapat suatu bundle pipa dengan diameter yang relative kecil Amalia, Ilma (2011). Satu
jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa
tetapi masih didalam shell.
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundle pipa yang dihubungkan
secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ). Fluida yang satu
mengalir di dalam bundle pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah
yang sama, berlawanan, atau bersilangan, kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang
pipa yang menempel pada mantel.Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya
pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat (buffle). Ini bertujuan untuk
membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal (residence time), namun
pemasangan sekat akan memperbesar pressure dropoperasi dan menambah beban kerja
pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Alat Penukar Kalor

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penigkatan perpindahan kalor antara lain


memperbesar permukaan, menimbulkan aliran pusaran Bergles (1985) dan Sunder (1997)
mengatakan bahwa suatu gas ke cair alat penukar kalor, luasan utntuk gas harus lebih besar
dari cairan karena koefisien perpindahan kalor konfeksi gas lebih kecil dari yang cair. Hal
serupa dapat menjadi alasan kenapa efektivitas lebih tinggi saat udara panas mengalir di sisi
Tube dan udara dingin mengalir di sisi Shell.

4. Kesimpulan dan Saran


Perpindahan kalor merupakan salah satu jenis fenomena perpindahan di mana kalordapat
berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya apabila terdapat gradien suhu.Dalam
merancang suatu sistem insulasi, hal-hal yang harus diperhatikan adalahmateraial insulasi,
hubungan antara material insulasi dan kondisi juga bentuk pipa,jenis kebutuhan insulasi,
densitas atau massa jenis, difusivitas termal, konduktivitastermal, nilai R, permeabilitas
udara, dan suhu jangkauan.Nilai R dan tebal kritis dapat digunakan untuk menentukan
kemampuan insulasisebuah bahan. Dimana semakin besar nilai R, maka menunjukan
semakin besar tebalbahannya sehingga kemampuan insulasinya juga semakin besar.Koefisien
perpindahan panas menyeluruh juga dipengaruhi oleh faktor konveksikarena proses
berpindahnya kalor melalui suatu media akan diawali dengan adanyaproses konveksi
sebelum berpindahnya panas konduksi.

5. Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/4858642/
PERPINDAHAN_KALOR_Tema_Aplikasi_Perpindahan_Kalor_Pada_Industri

Anda mungkin juga menyukai