EFFECT EPAVORATORS
Disusun Oleh
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Salah satu tipe dari alat
penukar kalor yang banyak dipakai adalah Shell and Tube Heat Exchanger. Alat ini
terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah tube (tube bundle) di
bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube bundle berbeda dengan di luar
tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida didalam
tube dan di luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube
disebut dengan tube side dan yang di luar dari tube disebut shell side.
Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana mengetahui tentang heat
exchanger
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengetahuan dalam hal pertukaran panas atau heat exchanger, terutama
pada Heat Exchanger pada Evaporator
2. Tujuan Khusus
STUDI LITELATUR
Perpindahan panas dapat didefenisikan sebagai berpindahnya energi dari satu daerah
ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah daerah tersebut. Hal
ikhwal aliran panas bersifat universal yang berkaitan dengan tarikan gravitasi. Secara
umum ada tiga cara perpindahan panas yang berbeda yaitu : konduksi (conduction),
radiasi (radiation) dan konveksi (convection). Jika kita berbicara secara tepat, maka
hanya konduksi dan radiasi dapat digolongkan sebagai proses perpindahan panas,
karena hanya kedua mekanisme ini yang tergantung pada beda suhu. Sedang
konveksi, tidak secara tepat memenuhi definisi perpindahan panas, karena untuk
penyelenggaraanya bergantung pada transport massa mekanik pula. Tetapi karena
konveksi juga menghasilkan pemindahan energi dari daerah yang bersuhu lebih tinggi
ke daerah yang bersuhu lebih rendah, maka istilah perpindahan panas dengan cara
konveksi telah diterima secara umum.
Konduksi (Conduction)
Konduksi adalah proses dengan mana panas mengalir dari daerah yang
bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium
(padat, cair atau gas) atau antara medium - medium yang berlainan yang
bersinggungan secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang
cukup besar menurut teori kinetik. Suhu elemen suatu zat sebanding dengan
energi kinetik rata rata molekul molekul yang membentuk elemen itu.
Energi yang dimiliki oleh suatu elemen zat yang disebabkan oleh
kecepatan dan posisi relative molekul molekulnya disebut energi dalam.
Perpindahan energi tersebut dapat berlangsung dengan tumbukan elastic
(elastic impact), misalnya dalam fluida atau dengan pembauran
(difusi/diffusion) elektron elektron yang bergerak secara cepat dari daerah
yang bersuhu tinggi kedaerah yang bersuhu lebih rendah ( misalnya
logam).Konduksi merupakan satu satunya mekanisme dimana panas dapat
mengalir dalam zat padat yang tidak tembus cahaya. perpindahan panas antara
molekul-molekul yang saling berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya
dan tidak diikuti oleh perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik.
Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan
molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran
yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya
sehingga menyebabkan getaran yang lebih cepat maka akan memberikan
panas.
Radiasi (Radiation)
Radiasi adalah proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah, bila benda benda itu terpisah didalam
ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa diantara benda benda tersebut.
Semua benda memancarkan panas radiasi secara terus menerus. Intensitas
pancaran tergantung pada suhu dan sifat permukaan . Energi radiasi bergerak
dengan kecepatan cahaya (3x108 m/s) dan gejala gejalanya menyerupai
radiasi cahaya. Menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi
termal hanya berbeda dalam panjang gelombang masing masing.
Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu
energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda
panas ke benda yang dingin) dengan pancaran gelombang elektromagnetik
dimana tenaga elektromagnetik ini akan berubah menjadi panas jika terserap
oleh benda yang lain.
Konveksi (Convection)
2. A, luas penampang dimana panas mengalir dengan cara konduksi yang harus
diukur tegak lurus terhadap arah aliran panas.
dXqk = kA dT (1-1)
Untuk konsistensi dimensi dalam pers. 1-1, laju aliran panas qk dinyatakan dalam
Btu/h*), luas A dalam ft2 dan gradien suhu dT/dx dalam F/ft. Konduktivitas termal k
adalah sifat bahan dan menunjukkan jumlah panas yang mengalir melintasi satuan
luas jika gradien suhunya satu. Jadi panas konduksi Bahan yang mempunyai
konduktivitas termal yang tinggi dinamakan konduktor(conductor), sedangkan bahan
yang konduktivitas termalnya rendah disebut isolator (insulator).
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas
dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung. a. Secaara kontak langsung Panas yang
dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan kontak langsung
berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu melalui
interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada kontak
langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan
partikel padat-kombinasi fluida. b. Secara kontak tak langsung Perpindahan panas
terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding pemisah. Dalam sistem ini,
kedua fluida akan mengalir. Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan
terdapat banyak sekali jenis-jenis alat penukar kalor. Maka untuk mencegah
timbulnya kesalah pahaman maka alat penukar kalor dikelompokan berdasarkan
fungsinya :
b. Kondensor, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap atau
campuran uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media pendingin
yang dipakai biasanya air atau udara. Uap atau campuran uap akan
melepaskan panas atent kepada pendingin, misalnya pada pembangkit
listrik tenaga uap yang mempergunakan condensing turbin, maka uap
bekas dari turbin akan dimasukkan kedalam kondensor, lalu diembunkan
menjadi kondensat.
c. Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan atau
gas dengan mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak
terjadi perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka
pendingin coler mempergunakan media pendingin berupa udara dengan
bantuan fan (kipas).
Prinsip kerja dari evaporator adalah perpindahan panas, oleh karena itu,
evaporator akan bekerja maksimal apabila proses perpindahan panas berjalan lancar.
Factor yang mempengaruhi perpindahan panas dapat di lihat dari rumus berikut;
Dari rumus di atas apabila Q besar maka perpindahan panas maksimal. Harga
Q akan menjadi besar apabila factor factor pengali masing masing besar atau paling
tidak salah satu factor mempunyai harga yang besar . kondisi tersebut mempengaruhi
desain peralatan. Harga U di pengaruhi oleh jenis bahan yang di gunakan pada pipa
pemanas. Pada umumnya pipa pemanas di pilih dari bahan kuningan (brass)atau
stainless steel yang mempunyai daya hantar yang bagus. Berikurt adalah table
keterangan koefesien perpindahan pasnas pada beberapa bahan. :
METODE PENELITIAN
3.1 Evaporator
Evaporator adalah alat yang banyak di gunakan dalam industry kimia untuk
memekatkan suatu larutan. Terdapat banyak tipe evaporator yang dapat di gunakan
dalam industry kimia . umumnya evaporator di operasikan pada kondisi vakum untuk
menurunkan temperature didih larutan. Cara lain untuk menurunkan temperature
didih larutan adalah dengan mengalirkan gas inert (udara ) panas yang berfungsi
untuk menurunkan tekanan parsial uap, sehingga menurunkan temperature didih
larutan. Hal ini menggantikan prinsip evaporasi secara vacum yang memungkinkan
penguapan dengan temperature rendah. Namun system vakum memerlukan biaya
tinggi, ada cara lain untuk menurunkan temperature penguapan yaitu dengan cara
menurunkan tekanan parsial uap air dalam fase gas dengan cara pengaliran udara.
Saat merancang evaporator, jumlah uap yang di perlukan tiap unit massa pada
konsentrasi yang telah di tentukan, keseimbangan energy harus di gunakan dengan
asumsi panas yang hilang keluar system sangat kecil. Panas yang harus di pasok oleh
uap pendingin sama dengan panas yang di butuhkan untuk memanaskan larutan dan
menguapkan air.
Evaporator yang akan di bahas pada kesempatan kali ini adalah evaporator yang aa
pada indusri gula dimana evaporator ini merupakan evaporator dengan jenis Vertikal
efek ganda (vertical type natural circulation evaporator with multi effect) yakni cairan
berada di dalam tube atau pipa dan steam mengkondensasikan dari luar tube. Karena
pendidihan dan penurunan dalam massa jenis. Cairan yang ada di dalam tube naik
dengan sirkulasi yang alami dan mengalir lagi kebawah melalui celah terbuka yang
cukup besar di tengah/downconner. Sirkulasi yang alami ini menaikan koefesien
perpindahan panas. Tipe ini tidak di gunakan untuk cairan yang kental. Tipe ini sering
di sebut dengan short-tube evaporator. Variasi dari tipe ini adalahtipe
keranjang/basket type.namun yang paling sering di gunakan adalah the bascet type
pada industry gula.
Pengapan di lakukan dalam bejana evaporator tujuan dari penguapan pada pabrik
gula adalah untuk menaikan konsentrasi nira encer untuk mendekati konsentrasi
jenuhnya. Input proses adalah nira encer dengan kandungan Brix sekitar 12 13 %.
Di sinilah di gunakan multi effect evaporator dengan kondisi vakum. Penggunaan
multi effect evaporator dengan pertimbangan untuk menghemat penggunaan uap.
System ini terdiri dari tiga buah evaporator atau lebih yang di pasang secara seri. Di
pabrik gula ini menggunakan 4 (quadrupple) atau 5 (quintuple) buah evaporator.
Pada proses penguapan air yang terkandung dalam nira akan di uapkan. Uap baru di
gunakan pada evaporator badan 1 sedangkan untuk npenguapan evaporator badan
selanjutnya menggunakan uap yang di hasilkan evaporator pada badan. Penguapan di
lakukan dengan kondisi vakum dengan pertimbangan untuk menurunkan titik didih
dari nira. Karena nira pada suhu tertentu (>1250c) akan mengalami karamelisasi atau
kerusakan. Dengan kondisi vakum maka titik didih nira akan terjadi pada suhu 700 c.
nira yang keluar dari evaporator badan akhir di harapkan mencapai brix 60-70%. Dan
produk yang di hasilkan dalam proses penguapan adalah nira pekat.
a. Deskripsi umum