Anda di halaman 1dari 7

PRESISI ,Vol 24 No 2, Juli 2022

ANALISIS KONDUKTIVITAS TERMAL PADA MATERIAL


LOGAM (TEMBAGA, ALUMUNIUM DAN BESI)

Joko Prihartono1); Rafsyanzani Irhamsyah2)


1,2)
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Tama Jagakarsa
Email: prihartonojoko2463@gmail.com

ABSTRAK

Konduktifitas termal merupakan suatu parameter yang di perlukan pada implementasi material
yang berhubungan dengan penghantar, kawat listrik, heat exchanger dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui nilai konduktivitas termal suatu bahan selain dengan melihat tabel yang
ada, adalah dengan cara melakukan pengujian dengan alat uji konduktivitas termal. Alat uji ini
digunakan untuk mengukur besarnya perpindahan panas dari material uji yaitu tembaga,
aluminium dan baja karbon. Data dari hasil proses pengukuran tersebut digunakan untuk
menghitung besarnya konduktifitas termal yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai
koefisien standar dari masing-masing benda uji. Besarnya nilai konduktifitas termal dari
perhitungan adalah tembaga : 29,45 ×101 W/m K, aluminium: 30,77×101 W/m K dan baja
karbon 26,68×101 W/m K. Bila dibandingkan nilai konduktifitas termal hanya tembaga yang
mendekati dengan nilai koefisien konduktifitas termal standar. Alat uji konduktivitas termal
ini dapat bekerja dengan baik untuk mengukur besarnya perpindahan panas berbagai logam
dan dapat digunakan untuk praktikum di laboratorium perpindahan panas

Kata kunci : Konduktivitas, thermal, material, penghantar

1. PENDAHULUAN tempat ke tempat yang lainnya.


Latar Belakang Konduktivitas termal diperlukan untuk
Perpindahan panas secara konduksi mengelompokkan suatu material tergolong
adalah perpindahan panas melalui dalam jenis konduktor atau insulator.
perantara dimana, zat perantaranya tidak Penggolongan ini untuk mempermudah
ikut berpindah. Panas akan mengalir suatu penggunaan bahan sesuai dengan
melalui zat perantaranya dari suhu yang nilai konduktivitas termal bahan tersebut.
tinggi ke suhu yang rendah. Material yang Untuk mengetahui nilai konduktivitas
bisa menghantarkan panas secara konduksi termal suatu bahan selain dengan melihat
sebagian besar adalah logam. Setiap tabel yang ada, adalah dengan cara
material logam memiliki kemampuan melakukan pengujian dengan alat uji
menghantarkan panas yang berbeda-beda konduktivitas termal.
sesuai dengan kandungan yang terdapat
pada logam tersebut. Untuk mengetahui Rumusan Masalah
seberapa cepat dan seberapa besar material Rumusan masalah dari penelitian ini
dapat menghantarkan panas dan seberapa yaitu bagaimana analisa alat uji
besar suhu yang dapat berubah pada konduktivitas termal yang dapat digunakan
material tersebut. Maka kita harus dan bermanfaat sebagai alat praktikum di
mengetahui konduktivitas termal pada laboratorium
material tersebut.
Konduktivitas termal adalah kemampuan
bahan dalam meneruskan panas dari suatu
1
Batasan Masalah Proses perpindahan panas secara
Analisa hasil pengujian dari alat uji konduksi adalah suatu proses perpindahan
konduktivitas termal pada material energi panas dimana energi panas tersebut
alumunium, tembaga dan besi mengalir dari daerah yang bersuhu lebih
tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah
2. TINJAUAN PUSTAKA dalam suatu medium padat atau fluida yang
Perpindahan Panas diam. Persamaan umum laju konduksi
Perpindahan kalor/panas dapat untuk perpindahan panas dengan cara
didefinisikan sebagai suatu proses konduksi dikenal dengan hukum Fourier
berpindahnya suatu energi (kalor) dari satu (Fourier’s law) yang dipersamakan seperti
daerah ke daerah lain akibat adanya dibawah :
perbedaan temperatur pada daerah tersebut.
Ada tiga jenis cara perpindahan panas yaitu 𝑑𝑡
konduksi, konveksi, dan radiasi. Analisis 𝑞𝑘 = −𝑘. 𝐴.
𝑑𝑥
Konduktifitas Termal Pada Material dengan :
Logam (Tembaga, Alumunium Dan Baja 𝑞𝑘 = laju perpindahan panas konduksi
karbon). Merupakan konduksi proses (Watt)
perpindahan energi dari tempat yang 𝑘 = konduktivitas termal bahan (W/moC)
bertemperatur tinggi ke tempat yang 𝐴 = luas penampang tegak lurus terhadap
bertemperatur rendah, akibat adanya arah aliran panas (m2)
pergerakan elektron panas akan berpindah 𝑑𝑡/𝑑𝑥 = gradient temperature terhadap
secara estafet dari satu partikel ke partikel arah x (C/m
yang lainnya dalam medium tersebut.
Konveksi merupakan proses perpindahan Perpindahan Panas Konduksi
energi panas melalui pergerakan molekul- Proses perpindahan panas secara konduksi
molekul fluida (gas dan cair) akibat adanya adalah suatu proses perpindahan energi
perbedaan temperatur. Sedangkan radiasi panas dimana energi panas tersebut
merupakan proses perpindahan energi mengalir dari daerah yang bersuhu lebih
panas tanpa melalui medium perantara. tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah
Radiasi terjadi pada setiap benda dimana dalam suatu medium padat atau fluida yang
suatu benda memancarkan gelombang diam atau antara medium-medium yang
elektromagnetik dengan flux radiasi yang berlainan yang bersinggungan secara
di tentukan oleh temperatur benda tersebut langsung.
(Hukum Stefan- Boltzman). Dasar hukum yang digunakan
Menurut J.P Holman (terjemahan Ir. dalam perpindahan panas konduksi adalah
E. Jasifi, M. Sc, 2018:1), “Perpindahan hukum Fourier (Fourier’s law) yang
kalor atau alih bahan (heat transfer) ialah menyatakan bahwa tingkat (rate)
ilmu untuk meramalkan perpindahan perpindahan panas melalui sebuah material
energi yang terjadi karena adanya adalah berbanding lurus dengan gradien
perbedaan suhu diantara benda atau negatif pada suhu dan luas, pada sudut siku
material”. Frank Keith (terjemahan Arko pada gradien tersebut, Melalui dimana
Prijono, M. Sc,2018:1) berpendapat “Bila panas mengalir. Dengan persamaan seperti
dalam suatu sistem dibawah:
terdapat gradien suhu atau bila dua sistem 𝑇1 − 𝑑𝑇
yang suhunya berbeda disinggungkan 𝑇2 = −𝑘. 𝐴.
maka akan terjadi perpindahan energi. 𝑞𝑘 = 𝑘𝐴 . 𝑑𝑥
Dengan: 𝑑𝑥
Proses
dengan transport energi itu berlangsung 𝑞𝑘 = laju perpindahan panas konduksi
disebut sebagai perpindahan panas”. (Watt)

2
𝑘 = konduktivitas termal bahan (W/moC)

3
𝐴 = luas penampang tegak lurus terhadap Konduktifitas Termal
arah aliran panas (m2) Konduktivitas termal suatu benda
𝑑𝑇
= gradient suhu terhadap arah x (C/m) merupakan kemampuan yang dimiliki
𝑑𝑥 suatu benda dalam memindahkan kalor
Perpindahan Panas Konveksi melalui benda tersebut. Benda yang
Perpindahan panas secara konveksi mempunyai konduktivitas termal (k) yang
adalah perpindahan panas yang terjadi dari tinggi maka merupakan penghantar kalor
suatu permukaan media padat atau fluida yang baik, begitu sebaliknya. Benda yang
yang diam menuju fluida yang mengalir mempunyai konduktivitas termal (k) yang
atau bergerak. rendah maka merupakan penghantar kalor
Laju perpindahan panas konveksi yang buruk. Dari nilai konduktivitas termal
mengacu pada hukum Newton tentang tersebut dapat digolongkan material
pendinginan (Newton’s Law Of Cooling) tersebut konduktor atau isolator.
(Incopera and dewit). Konduktor adalah jenis bahan yang
memiliki konduktivitas yang baik atau
Perpindahan Panas Radiasi menghantarkan panas yang baik. Isolator
Perpindahan panas radiasi dapat adalah jenis bahan yang memiliki
dikatakan sebagai proses perpindahan konduktivitas jelek atau kemampuan
panas dari suatu media ke media lain menghantarkan panasnya tidak baik.
akibat perbedaan temperatur tanpa Berikut ini merupakan 51 energi
memerlukan media perantara. konduktivitas dari berbagai macam benda.
Konduktifitas Termal Table 1. Daftar Konduktivitas Logam
Konduktivitas termal suatu benda
merupakan kemampuan yang dimiliki
suatu benda dalam memindahkan kalor
melalui benda tersebut. Benda yang
mempunyai konduktivitas termal (k) yang
tinggi maka merupakan penghantar kalor
yang baik, begitu sebaliknya.

Bedasarkan hukum Fourier yang berlaku


pada perpindahan panas konduksi,
𝑑𝑇
𝑞𝑘 = −𝑘. 𝐴 .
𝑑𝑥
Maka persamaan untuk mencari nilai
konduktivitas termal dari suatu bahan
adalah:
𝑞𝑘 𝑑𝑥
𝑘= − .
dengan: 𝐴 𝑑𝑇
𝑘 = konduktivitas termal bahan (W/moC);
𝑞𝑘 = laju perpindahan panas konduksi
(Watt);
𝐴 = luas penampang tegak lurus terhadap
arah aliran panas (m2);
𝑑𝑇
= gradient temperature terhadap arah x
𝑑𝑥
(C/m)

4
3. METODE PENELITIAN c. Material Alat Uji Logam Baja
karbon S45C

Gambar 3.4 Material Alat Uji Logam


Baja karbon S45C

d. Alat uji konduktifitas termal


Gambar 3.1. Flow chart penelitian
Material alat uji
a. Material Alat Uji Logam tembaga

Gambar 3.2 Material Alat Uji Logam


tembaga Gambar 3.5 Alat uji konduktifitas termal
b. Material Alat Uji Logam
Alumunium 6061 (Al)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Hasil Pengujian Benda Uji


Tembaga
Data hasil pengujian dengan tegangan 100
V dan data diambil per 1 menit sebanyak
10 kali adalah :

Gambar 3.3 Material Alat Uji Logam


Alumunium 6061 (Al)

5
Tabel 2. Hasil pengujian alat uji tembaga Data hasil pengujian dengan tegangan 150
dengan tegangan 100 V V dan data diambil per 1 menit sebanyak
10 kali adalah :
Tabel 5. Hasil pengujian alat uji
Alumunium dengan tegangan 150 V

Data hasil pengujian dengan tegangan 150


V dan data diambil per 1 menit sebanyak
10 kali adalah : Data Hasil Pengujian Benda Uji Baja
Karbon
Tabel 3. Hasil pengujian alat uji tembaga Data hasil pengujian dengan tegangan 100
dengan tegangan 150 V V dan data diambil per 1 menit sebanyak
10 kali adalah :
Tabel 6. Hasil pengujian alat uji
baja karbon dengan tegangan 100
v

Data Hasil Pengujian Benda Uji


Alumunium
Data hasil pengujian dengan tegangan 100
V dan data diambil per 1 menit sebanyak
10 kali adalah : Data hasil pengujian dengan tegangan 150
V dan data diambil per 1 menit sebanyak
Tabel 4. Hasil pengujian alat uji 10 kali adalah :
alumunium dengan tegangan 100 V Tabel 7. Hasil pengujian alat uji
baja karbon dengan tegangan 150
V

6
Perbandingan Hasil Pengujian sedangankan pada tegangan 150V
Menggunakan Alat Uji konduktifitas sebesar 280,477 w/moC.
Termal Dengan Nilai Standar 4. Konduktifitas termal rata-rata hasil
pengujian yang mendekati dengan nilai
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai koefisien konduktifitas termal sesuai
rata- rata konduktivitas termal setiap standar adalah tembaga
pengujian yang selanjutnya dibandingkan 5. Alat uji konduktivitas termal ini dapat
dengan nilai koefisien konduktivitas termal bekerja dengan baik untuk mengukur
standar dari setiap benda uji. besarnya perpindahan panas berbagai
logam dan dapat digunakan untuk
Tabel 8. Perbandingan konduktivitas praktikum di laboratorium perpindahan
termal dengan menggunakan alat uji panas
dengan nilai standar
DAFTAR PUSTAKA
1. Holman, J.P., (1994), “Perpindahan
Panas”, Erlangga, Jakarta
2. Kreith, Frank., (1997), “Prinsip-Prinsip
Perpindahan Panas”, Erlangga, Jakarta
3. Mindaryani, Aswati dan Hanifrahman
Sudibyo, (2020), “Operasi Perpindahan
Massa dan Panas”, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
4. Sucipto, Priangkoso,T., dan
Dari tabel 8 terlihat bahwa nilai Darmanto.,(2013), “Analisa
konduktivitas termal dari pengujian bila Konduktifitas Termal”, Negeri
dibandingkan dengan koefisien standar Surabaya University, Surabaya
memiliki perbedaan. Dari ketiga material 5. Yunus, Asyari D., (2019) “Perpindahan
yang dilakukan pengujian, hasil pengujian Panas dan Masa” Teknik Mesin,
pada material tembaga adalah yang paling Universitas Darma Persada, Jakarta
mendekati dengan nilai koefisien standar.
Mekanisme perpindahan panas pada suatu
logam terjadi apabila ada perbedaan panas
dari logam tersebut. Pada daerah-daerah
yang bersuhu tinggi kecepatan pergerakan
atom lebih tinggi dari pergerakan atom
yang ada disuhu yang lebih rendah.

5. KESIMPULAN
1. Konduktifitas termal rata-rata tembaga
pada tegangan 100V sebesar 294,25
w/moC sedangankan pada tegangan
150V sebesar 294,76 w/moC.
2. Konduktifitas termal rata-rata
aluminium pada tegangan 100V sebesar
303,461 w/moC sedangankan pada
tegangan 150V sebesar 312,138 w/moC.
3. Konduktifitas termal rata-rata besi pada
tegangan 100V sebesar 253,259 w/moC

Anda mungkin juga menyukai