Abstrak— Percobaan perpindahan konduktivitas panas material yang disebarkan oleh benda tersebut ke medium
dengan metode hantaran non vacuum pada material non logam sekitarnya. Proses perpindahan panas ini berlangsung dalam 3
memiliki tujuan untuk menentukan nilai konduktivitas termal mekanisme, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi[2].
beberapa material dan untuk mengetahui faktor-faktor yang Proses perpindahan kalor secara konduksi dilihat secara
mempengaruhi nilai konduktivitas termal pada beberapa
material. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah laju
atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul
perpindahan panas secara konduksi. Setelah peralatan disusun (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat
dan dipanaskan selama ± 10 menit. Kemudian diukur suhu-suhu meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang
sampel pada setiap ujungnya. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 lebih tinggi. Sebelum dipanaskan elektron dari logam bergetar
kali. Variasi sampel yang digunakan adalah bricon, kayu, serta pada posisi setimbang. Jumlah panas yang dikonduksikan
tanah liat. Nilai suhu yang didapatkan digunakan untuk melalui material persatuan waktu dituliskan oleh persamaan :
menghitung nilai konduktivitas termal pada sampel. Proses ∆𝑄 ∆𝑇
= 𝑘𝐴 (1)
penghitungan dilakukan dengan membandingkan laju ∆𝑡 𝐿
konduktivitas panas dari besi dengan sampel yang diujikan. Dengan :
∆𝑄
Secara berurutan nilai konduktivitas bricon, kayu, dan tanah liat = Laju aliran konduksi termal
masing-masing sebesar 66,45 W/m°C, 14,58 W/m°C, dan 4,72 ∆𝑡
B. Skema Rangkaian
Skema rangkaian pada percobaan pengujian konduktivitas
material dengan metode hantaran non vakum dapat dilihat pada
gambar 4. Variasi sampel?
C. Langkah Kerja
Pada percobaan pengujian konduktivitas material dengan
metode hantaran non vakum ini, langkah pertama yang dilakukan
adalah disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Kemudian diukur Finish
dan dicatat panjang serta diameter masing masing sampel dengan
penggaris. Setelah itu dinyalakan kompor listrik dan dipasang kasa Gambar 5. Flowchart
sebagai alas untuk pemanasan. Lalu sampel disusun secara seri di
antara silinder besi. Kemudian sampel dipanaskan selama ±10
E. Persamaan
menit dimana digunakan stopwatch sebagai penanda waktunya.
Selanjutnya diukur suhu setiap ujung besi dengan pyrometer dan Pada percobaan pengujian konduktivitas material dengan metode
didapatkan nilai untuk T1, T2, T3, dan T4. Dilakukan pengulangan hantaran non vakum ini, persamaan yang digunakan adalah untuk
sebanyak 3 kali. Kemudian diulangi percobaan untuk sampel jenis mendapatkan nilai konduktivitas termal dari masing-masing
yang lain. sampel yang diuji dengan perbandingan antara laju konduktivitas
panas pada besi dan sampel. Persamaan tersebut dirumuskan
sebagai berikut:
D. Flowchart
Adapun flowchart pada percobaan ini terdapat pada Gambar 𝑞𝑠 = 𝑞𝑏 (6)
𝑘𝑠 𝐴𝑠 ∆𝑇𝑠 𝑘 𝐴 ∆𝑇
5. =− 𝑏 𝑏 𝑏 (7)
𝑙𝑠 𝑙𝑏
dimana qs adalah laju konduktivitas panas sampel, qb adalah
laju konduktivitas panas besi, ks adalah konduktivitas termal
sampel, kb adalah konduktivitas termal besi, As adalah luas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II PERPINDAHAN PANAS -01111840000005 5
Tabel 6 Data Hasil Perhitungan nilai konduktivitas termal beberapa sampel pemanasan pada ujung logam paling bawah ini menyebabkan
No K(W/m2C) getaran atau vibrasi pada elektron. Getaran ini akan mempengaruhi
Bricon 66,45 elektron di sekitarnya untuk bergetar. Akibatnya elektron bergerak
bebas dan saling bertumbukan. Saat elektron saling bertumbukan,
Kayu 14,58
terjadi transfer energi dari elektron ke elektron lain yang
Tanah Liat 4,72 ditumbuknya dalam bentuk kalor, sehingga elektron yang awalnya
bergerak lambat dapat bergerak lebih cepat akibat adanya
tambahan energi. Kondisi ini terus berlangsung dari ujung paling
penampang sampel, Ab adalah luas penampang besi, ΔTs adalah bawah logam (besi) hingga ujung paling atas besi, akibatnya
perubahan suhu pada sampel, ΔTb adalah perubahan suhu pada energi panas menyebar ke seluruh susunan sampel. Khusus pada
besi, dan ls adalah panjang sampel, serta lb adalah panjang besi. logam, perpindahan panas secara konduksi dapat terjadi lebih cepat.
Hal ini disebabkan konduktivitas panas logam yang tinggi. Selain
itu, pada logam memiliki jumlah elektron bebas yang sangat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN banyak yang mampu bergerak menghantarkan panas secara lebih
A. Anaslisa Data efisien dibanding getaran partikel dan atom pada bahan non logam.
Setelah dilakukan percobaan pengujian konduktivitas Panas sendiri merupakan salah satu bentuk energi yang dapat
material dengan metode hantaran non vakum diperoleh data dipindahkan dari suatu partikel ke partikel lain. Adanya proses
hasil percobaan seperti Tabel 2 untuk data panjang dan diameter terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung,
sampel. Tabel 3 untuk data hasil percobaan sampel 1, Tabel 4 yaitu sebuah fluida yang panas akan bercampur dengan fluida
dingin tanpa adanya pemisah pada kedua fluida. Sedangkan secara
untuk data hasil percobaan sampel 2 dan Tabel 5 untuk data
tak langsung yakni ketika diantara fluida panas dan fluida dingin
hasil percobaan sampel 3.
tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh adanya
B. Perhitungan pemisah diantara kedua material tersebut. Sehingga dalam
Setelah didapatkan data percobaan maka dapat dicari nilai percobaan ini, termasuk perpindahan panas secara tak langsung
konduktivitas termal nya. Berikut ini adalah contoh perhitungan karena material sampel yang diuji tidak langsung bersentuhan
data percobaan untuk sampel 1: dengan sumber panasnya atau kompor elektrik yang digunakan
Diketahui : pada percobaan. Pada percobaan digunakan adanya pemisah
kb = 73 W/moC dengan material berupa besi. Karena yang telah diketahui bahwa
db = 0,023 m besi merupakan konduktivitas yang cukup baik dalam
lb = 0,016 m menghantarkan panas. Dengan demikian pada percobaan
ds = 0,024 m merupaka adanya proses perpindahan panas secara konduksi. Yaitu
ls = 0,014 m ketika sumber panas dinyalakan, maka kompor elekrik tersebut
T1 = 60,6670C menghasilkan panas, yang mana panas tersebut menyentuh ke
T2 = 55,3330C bagian permukaan dasar dari besi yang menghadap pada kompor
T3 = 37,6670C listrik. Partikel didalam besi ketika terkena panas atau suhu tinggi
T4 = 370C maka akan bergetar dan bertumbukan satu sama lain. Getaran yang
Ditanya : Nilai konuktivitas termal? terjadi akibat partikel dalam suatu material menerima panas yang
Dijawab : nantinya akan dikonversi menjadi energi kinetik. Pada material
𝑑 besi merupakan material padat yang mana partikelnya tersusun
𝑘𝑏 (𝜋𝑟𝑙 + 𝜋( )2 )𝑏 (𝑇2 − 𝑇1 )𝑏 𝑙𝑠 secara teratur serta mempunyai jarak antar partikel yang sangat
𝑘𝑠 = 2
𝑑 dekat dan rapat. Kondisi tersebut menjadikan ikatan dan gaya tari
𝑙𝑏 (𝜋𝑟𝑙 + 𝜋( )2 )𝑠 (𝑇3 − 𝑇2 )𝑠 menarik antar partikel zat padat sangat kuat. Susunan partikel yang
2
0,023 0,023 2 rapat menyebabkan partikel zat padat tidak dapat bergerak bebas
73(𝜋( )𝑙 + 𝜋( ) )𝑏 (55,33 − 60,667)𝑏 0,014
𝑘𝑠 = 2 2 dan hanya bergetar serta berputar pada tempatnya. Getaran ini akan
0,024 0,024 2 ditransfer ke partikel sekitarnya melalui gerak elektron didalam
0,016(𝜋( )𝑙 + 𝜋( ) )𝑠 (37,667 − 55,33)𝑠
2 2 partikel. Karena didalam partikel terdapat elektron-elektron
sehingga elektron dalam partikel ketika mengalami panas akan
𝑘𝑠 = 66,45 keluar dari kulit terluar. Ketika satu elektron bergerak mengenai
C. Pembahasan elektron lain maka terjadi tumbukan antar elektron dalam partikel
Pada percobaan pengujian konduktivitas material dengan tersebut sehingga terjadi momentum dan menyebabkan adanya
metode hantaran non vakum menggunakan prinsip laju perpindahan energi panas.
perpindahan panas secara konduksi. Saat kompor dinyalakan, Adapun faktor- faktor yang dapat mempengaruhi konduktivitas
panas yang dihasilkan akan merambat ke atas. Sehingga sampel termal perdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Yaitu adanya
yang diuji turut mengalami peningkatan suhu. Mekanisme faktor yang berpengaruh, diantaranya suhu, tekanan, jenis material,
hantaran panas secara konduksi dapat dijelaskan saat kompor luas penampang, kepadatan dan porositas, kandungan air, dan
listrik dinyalakan maka akan muncul api sebagai sumber panas tinggi sampel (l). Karena dari data yang telah didapat dengan
sehingga terjadi peningkatan temperature dan mengakibatkan adanya data pada suhu yang berbeda- beda maka konduktivitas
perbedaan suhu diantara sumber panas dengan sampel. Perbedaan termal yang dihasilkan pun juga beda. Apabila semakin tinggi suhu
ini menyebabkan terjadinya transfer energi termal dari ujung yang didapat maka semakin besar nilai konduktivitas termalnya.
batang paling bawah menuju ujung batang paling atas yang Kemudian adanya variabel material yang ada pada percobaan
suhunya lebih rendah. Kemudian ujung paling bawah logam ternyata diketahui bahwa adanya jenis material juga dapat
mengalami pemanasan dan suhunya meningkat. Adanya mempengaruhi dari konduktivitas termalnya. Hal ini dapat terjadi
karena sifat bahan yang berbeda- beda dalam menghantarkan panas.
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II PERPINDAHAN PANAS -01111840000005 6
Hal ini pun dipengaruhi oleh adanya kepadatan partikel pada didapatkan nilai konduktivitas termal bricon, kayu, dan tanah liat
material tersebut. Dengan demikian apabila semakin padat partikel secara berurutan masing-masing sebesar 66,45 W/m°C, 14,58
pada suatu materi, maka daya hantar panas didalam material W/m°C, dan 4,72 W/m°C. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
tersebut semakin baik dan konduktivitas panasnya akan semakin konduktivitas termal suatu material adalah suhu, susunan material
tinggi yang digunakan seperti densitas, komposisi material uji, dan luas
Dapat diketahui bahwa T1 merupakan suhu tertinggi dan T4 penampang sampel.
adalah suhu terendah. Karena adanya tumbukan antar molekul
penyusun zat maka terjadilah penghataran panas dari ujung logam UCAPAN TERIMA KASIH
besi ke ujung bahan yang lain yang digunakan. Perbedaan suhu Penulis Amastasia Salsabila M mengucapkan terima kasih
menyebabkan terjadinya transfer energi termal dari ujung batang kepada Tuhan YME yang telah memberi kesehatan sehingga
paling bawah menuju ujung batang paling atas yang suhunya lebih mampu melaksanakan praktikum ini, kedua orang tua yang telah
rendah. Saat ujung permukaan silinder besi dipanaskan dengan memotivasi penulis, Bapak Gontjang Prajitno, selaku dosen
kompor listrik, elektron-elektron dalam ujung besi mendapatkan pengampu mata kuliah fisika laboratorium, dan mas Munaji selaku
energy lebih karena dipanaskan sehingga dapat menggerakkan asisten laboratorium percobaan pengujian konduktivitas material
elektron. Elektron-elektron tersebut saling bertumbukan dengan dengan metode hantaran non vakum.
elektron-elektron lainnya. Saat terjadi tumbukan maka terjadilah
transfer energi dari elektron ke elektron yang ditumbuknya dalam
bentuk kalor sehingga elektron yang awalnya bergerak lambat DAFTAR PUSTAKA
dapat bergerak lebih cepat dan seterusnya sehingga kalor sampai [1] McAdams, William H. 1954. “Heat Transmission”. Tokyo: McGraw-Hill
pada ujung besi atau ujung bahan yang lain. Berdasarkan Kogakusha, LTD.
[2] Buchori, Luqman. 2004. “Buku Ajar Perpindahan Panas”. Semarang:
percobaan yang telah dilakukan, diberikan variasi sampel yakni
Universitas Negeri Padang.
bricon, kayu, dan tanah liat. Dari pengukuran didapatkan nilai suhu [3] F, Kreith. 2000. “The CRC Handbook of Thermal Engineering”. USA:
pada ujung-ujung sampel seperti pada tabel 3, 4 dan 5. Kemudian CRC Press.
dilakukan penghitungan data percobaan untuk mendapatkan nilai [4] Estuhono, dkk. 2010. “Makalah Praktikum Eksperimen Fisika
konduktivitas termal pada masing-masing sampel melalui Pengukuran Konduktivitas Termal”. Padang: Universitas Negeri Padang.
perbandingan laju perpindahan panas pada besi dan sampel. Nilai [5] Incopera, Frank P Dewitt and David P. 2002. “Fundamentals of Heat 7
Mass Tranfer 5th Edition”. Singapore: John Wiley & Sons.
konduktivitas termal untuk bricon, kayu, dan tanah liat secara [6] Tipler, Paul A. 1998. “Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1”. Jakarta :
berurutan masing-masing sebesar 66,45 W/m°C, 14,58 W/m°C, Erlangga
dan 4,72 W/m°C. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa bricon [7] Crankovic GM.1986. “Materials Characterization”. USA:ASM
memiliki nilai konduktivitas termal terbesar, disusul kayu, dan International.
yang paling kecil adalah tanah liat. Semakin besar nilai
konduktivitas termalnya, maka semakin baik pula hantaran panas
pada material tersebut.
Besar kecilnya nilai konduktivitas termal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Salah satunya adalah suhu, dimana semakin besar
suhunya maka akan semakin besar pula nilai konduktivitas
termalnya. Selain itu, dipengaruhi oleh rapat jenis dan porositas
material. Nilai densitas atau rapat jenis merupakan rasio
perbandingan massa per satuan volume. Semakin besar massa
dengan volume yang kecil maka nilai densitassnya akan semakin
besar. Sedangkan untuk porositas merupakan ukuran ruang kosong
pada suatu material. Semakin besar porositas material maka tingkat
rapat jenisnya rendah, sehingga nilai konduktivitas termalnya akan
semakin kecil. Dari faktor tersebut , menyebabkan material sulit
untuk menghantarkan panas. Begitu juga sebaliknya.
Semakin kecil porositasnya maka rapat jenisnya semakin besar,
dan nilai konduktivitas termalnya juga semakin besar. Hal ini
menyebabkan material tersebut memiliki sifat sebagai penghantar
kalor yang baik.
Dari percobaan pun diketahui adanya faktor jenis material dan
kepadatan. Karena pada material digunakan dengan luas
penampang, panjang, dan tekanan yang hampir sama. Sehingga
pada percobaan diketahui faktor yang sangat mempengaruhi
adanya nilai konduktivitas termal adalah jenis material dan tingkat
kepadatannya. Yang mana pada bricon memiliki tingkat kepadatan
partikel yang lebih padat dibanding dengan kayu sendiri. Sehingga
menghasilkan data demikian.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan pengujian konduktivitas material
dengan metode hantaran non vakum yang telah dilakukan,
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II PERPINDAHAN PANAS -01111840000005 7