Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II PERPINDAHAN PANAS -01111840000005 1

Analisa Nilai Konduktivitas Thermal pada Logam


Besi dengan 3 Variasi Sampel Bahan
Amastasia Salsabila M , Munaji dan Gontjang Prajitno
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitik Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: munaji.19011@mhs.its.ac.id

Abstrak— Percobaan perpindahan konduktivitas panas material yang disebarkan oleh benda tersebut ke medium
dengan metode hantaran non vacuum pada material non logam sekitarnya. Proses perpindahan panas ini berlangsung dalam 3
memiliki tujuan untuk menentukan nilai konduktivitas termal mekanisme, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi[2].
beberapa material dan untuk mengetahui faktor-faktor yang Proses perpindahan kalor secara konduksi dilihat secara
mempengaruhi nilai konduktivitas termal pada beberapa
material. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah laju
atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul
perpindahan panas secara konduksi. Setelah peralatan disusun (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat
dan dipanaskan selama ± 10 menit. Kemudian diukur suhu-suhu meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang
sampel pada setiap ujungnya. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 lebih tinggi. Sebelum dipanaskan elektron dari logam bergetar
kali. Variasi sampel yang digunakan adalah bricon, kayu, serta pada posisi setimbang. Jumlah panas yang dikonduksikan
tanah liat. Nilai suhu yang didapatkan digunakan untuk melalui material persatuan waktu dituliskan oleh persamaan :
menghitung nilai konduktivitas termal pada sampel. Proses ∆𝑄 ∆𝑇
= 𝑘𝐴 (1)
penghitungan dilakukan dengan membandingkan laju ∆𝑡 𝐿
konduktivitas panas dari besi dengan sampel yang diujikan. Dengan :
∆𝑄
Secara berurutan nilai konduktivitas bricon, kayu, dan tanah liat = Laju aliran konduksi termal
masing-masing sebesar 66,45 W/m°C, 14,58 W/m°C, dan 4,72 ∆𝑡

W/m°C. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai konduktivitas


K = konstanta konduktivitas material (W/m0C)
termal suatu material salah satunya adalah suhu dimana semakin A = Luas permukaan bahan (m2)
tinggi suhunya maka semakin besar nilai konduktivitas termalnya. L = Ketebalan material (m)
Selain itu susunan material yang digunakan seperti densitas, ∆𝑇= Perbedaan temperatur dua sisi dari material (0C)
komposisi material uji, dan luas penampang sampel. Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan
elektron bergetar dengan amplitudo yang makin membesar.
Kata Kunci—Densitas, Konduktivitas, Suhu. Selanjutnya bertumbukan dengan atom dan elektron
disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya. Kejadian
ini berlanjut hingga pada atom dan elektron di ujung logam
yang satunya. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan
I. PENDAHULUAN
elektron bebas[5].
D ALAM kehidupan sehari-hari manusia tidak asing dengan
adanya panas atau termal. Utamanya dalam penggunaan
adanya prinsip perpindahan panas. Tanpa sadar, alat-alat yang
Konduktivitas panas yang diartikan sebagai kemampuan
suatu materi untuk menghantarkan panas. Merupakan salah satu
parameter yang diperlukan dalam mendapatkan material
biasa digunakan dirumah banyak menggunakan adanya prinsip dengan konduktivitas panas yang rendah. Konduktivitas termal
perpindahan panas. Mulai dari hal sederhana hingga hal yang dapat didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan utnuk
paling rumit. Adanya perpindahan panas pun dipengaruhi oleh menghantarkan panas. Konduktivitas termal adalah sifat bahan
adanya konduktivitas termal suatu bahan. Karena setiap bahan dan menunjukkan jumlah panas yang mengalir melintasi satu
yang memiliki konduktivitas yang berbeda- beda dan artinya satuan luas jika gradien suhunya satu. Bahan yang mempunyai
memiliki fungsi perpindahan panas yang berbeda pula. Sebagai konduktivitas termal yang tinggi dinamakan konduktor,
contoh adanya perpindahan panas pada kehidupan sehari- hari sedangkan bahan yang konduktivitas termalnya rendah disebut
adalah teko elektrik, yang mana ketika teko tersebut isolator. Konduktivitas termal berubah dengan suhu, tetapi
disambungkan ke listrik, maka lama- kelamaan air akan dalam banyak perekayasaan perubahannya cukup kecil untuk
menjadi panas. Hal ini karena dipengaruhi oleh adanya diabaikan. Angka konduktivitas termal menunjukkan seberapa
konduktivitas bahan pada teko tersebut, dimana bahan yang cepat kalor mengalir dalam bahan. Jadi, konduktivitas termal
digunakan pada teko merupakan bahan yang baik dalam bergantung pada suhu. Pada pengukuran konduktivitas termal
memindahkan panas atau termal. Maka dari itu perludilakukan mekanisme perpindahannya dengan cara konduksi[1].
percobaan mengenai konduktivitas termal agar dapat Mekanisme konduksi termal pada gas cukup sederhana.
mengetahui prinsip dari konduktivitas termal. Energi kinetik molekul ditunujukkan oleh suhunya, jadi pada
Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi bagian bersuhu rendah. Molekul selalu berada pada gerakan
pada benda atau material yang bersuhu tinggi menuju ke suhu acak, saling bertumbukan, dan terjadi pertukaran energi dan
yang lebih rendah, hingga tercapainya kesetimbangan panas. momentum. Jika molekul bergerak dari daerah bersuhu tinggike
Kesetimbangan panas terjadi jika panas dari sumber panas sama rendah, molekul itu mengangkut energi kinetik ke bagian sistem
dengan jumlah panas benda yang dipanaskan dengan panas yang suhunya lebih rendah dan dan mneyerahkan
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II PERPINDAHAN PANAS -01111840000005 2

Tabel 1. Nilai Konduktivitas Termal


Bahan Konduktivitas Termal (W/m0C)
Logam
Perak (murni) 410
Tembaga (murni) 385
Alumunium (murni) 202
Nikel (murni) 93
Besi (murni) 73
Baja karbon (1%) 43
Timbal (murni) 35
Baja krom-nikel 18% Cr, 8% Ni) 16,3 Gambar 1. (a) Sebuah batang konduktor dengan ujung-ujungnya pada dua
Bukan Logam temperatur yang berbeda, (b) Potongan batang yang panjangnya Δx
Kuarsa (sejajar sumbu) 41,6
Magnesit 4,15
Marmar 2,08-2,94
Batu Pasir 1,83
Kaca, Jendela 0,78
Kayu, Marple 0,17
Serbuk Gergaji 0,059
Wol Kaca 0,038

energi pada waktu bertumbukan dengan molekul yang


Gambar 2. Skema rangkaian pada percobaan
energinya lebih rendah [1].
Koefisien perpindahan panas digunakan dalam perhitungan
fluks kalor per satuan luas dapat ditentukan. Konduksi
perpindahan panas konveksi atau perubahan wujud antara cair
merupakan perpindahan kalor melalui suatu benda tanpa
dan padat. Koefisien perpindahan panas dapat dituliskan
disertai perpindahan partikel benda tersebut, namun partike
sebagai berikut
∆𝑄 hanya bergetar disekitar posisinya saja. Perpindahan kalor
ℎ= (2) secara konduksi terjadi pada benda, terutama logam. Benda
𝐴 ∆𝑇
dengan ∆Q adalah panas yang masuk atau keluar (W), h adalah yang dapat menghantarkan kalor dengan baik disebut
koefisien perpindahan panas (W/m2K), A adalah luas konduktor, karena dalam benda konduktor partikel dapat
permukaan perpindahan panas (m2) dan ∆T yakni perbedaan bergerak lebih bebas dibandingkan partikel pada benda isolator,
temperatur antara permukaan padat dengan luas permukaan yakni benda yang tidak dapat menghantarkan kalor dengan
kontak dengan fluida (K). Perhitungan koefisien perpindahan baik. Perpindahan panas terbagi menjadi beberapa kondisi.
panas dapat diperkirakan dengan membagi konduktivitas Salah satu yang paling rumit ialah perpindahan panas pada
termal dari fluida dengan satuan panjang. Koefisien dinding berlapis. Dianggap paling rumit karena dinding
perpindahan panas banyak digunakan dalam perhitungan dan berlapis memiliki konduktivitas bahan yang berbeda-beda
pemodelan proses pengeringan, pengolahan makanan disetiap bahan lapisan yang digunakan. Rangkaian termal biasa
(penggorengan), pemasakan dengan manipulasi tekanan digunakan yaitu pada sistem yang kompleks, seperti dinding
(puffing), hingga pemodelan suhu udara di dalam bangunan [3]. berlapis. Sebuah dinding satu lapis, berbentuk silinder, terbuat
Konduktivitas termal dipengaruhi oleh beberapa faktor dari bahan homogen dengan konduktivitas termal tetap dan
diantaranya suhu, kepadatan dan porositas, serta kandungan air. suhu permukaan dalam dan suhu permukaan luar seragam[7].
Suhu memiliki pengaruh yang sangat kecil, namun tetap saja Konduksi terjadi apabila panas yang di transfer tidak diikuti
dikatakan bahwa suhu memiliki pengaruh terhadap dengan perpindahan massa dari benda. Mekanisme
konduktivitas. Karena semakin bertambahnya suhu, perpindahhan panas dengan cara konduksi diakibatkan oleh
konduktivitas bahan tertentu juga akan meningkat. Kepadatan tumbukan antar molekul penyusun zat. Ujung benda yang panas
dan porositas suatu benda berpengaruh pada konduktivitas mengandung molekul yang bergetar lebih cepat. Ketika
suatu benda, semakin banyak rongga pada benda tersebut maka molekul yang bergetar cepat tadi menumbuk molekul di
semakin besar presentasi porositasnya. Dan semakin besar sekitarnya yang lebih lambat, maka terjadi transfer energi ke
porositasnya menyebabkan nilai konduktivitas semakin molekul disebelahnya sehingga getaran molekul yang semula
menurun. Kandungan uap air juga mempengaruhi lambat menjadi lebih cepat. Molekul ini kemudian menumbuk
konduktivitas termal. Konduktivitas termal akan meningkat molekul lambat di sebelahnya dengan disertai transfer energi.
seiring meningkatnya kandungan kelembapan suatu material Demikian seterusnya sehingga pada akhirnya energi sampai
atau benda[4]. pada ujung benda yang lainny. Khusus pada logam,
Konduktivitas termal tergantung pada suhu dan perpindahan panas secara konduksi dapat terjadi lebih cepat. Hal
ketergantungan agak kuat untuk berbagai konstruksi dan bahan ini disebabkan konduktivitas panas logam yang tinggi. Selain
teknik lainnya. Ketergantungan ini biasanya dinyatakan dengan itu, pada logam memiliki jumlah elektron bebas yang sangat
suatu hubungan linear. Akan tetapi suhu rata-rata bahan itu banyak yang mampu bergerak menghantarkan panas secara
sering tidak diketahui. Hal ini pada umumnya benar untuk lebih efisien dibanding getaran partikel dan atom pada bahan
dinding berlapis banyak, dimana halnya beda suhu menyeluruh non logam [5].
yang pada mulanya ditentukan. Dalam hal-hal demikian, jika Pada gambar 1(a) menunjukkan adanya suatu batang dengan
data memungkinkan, masalah ditangani dengan mengandaikan ujung pada tabung uap atau dapat dikatakan bertempertur tinggi
nilai-nilai yang dianggap wajar untuk suhu-suhu antar muka, dan ujung yang lain pada tabung es atau bertemperatur rendah.
sehingga kuntuk masing-masing bahan bisa didapatkan dan Dalam hal ini yang terjadi adalah temperatur akan berubah
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II PERPINDAHAN PANAS -01111840000005 3

Tabel 2. Data hasil pengukuran panjang dan diameter sampel

Bahan Lebar (cm) Diameter (cm)


Sampel 1 1.2 2.4
Sampel 2 1.4 2.4
Sampel 3 2.3 2.3
Logam (besi) 1.6 2.3

Tabel 3. Data hasil pengukuran suhu sampel 1


No T1 (oC) T2 (oC) T3 (oC) T4 (oC)
Gambar 3. Sampel material yang diujikan
1 46 43 35 35
2 50 42 37 34
3 48 41 37 33
Rata-rata 48 42 36,333 34

Adapun mekanisme untuk konduksi termal pada suatu gas


cukup sederhana. Yaitu dengan adanya energi kinetik molekul
ditunujukkan oleh suhu, pada bagian bersuhu rendah. Molekul
selalu berada pada gerakan tidak teratur atau abstrak, saling
(a) (b) (c)
Gambar 4. (a) Skema rangkaian pada sampel 1 bricon, (b) Skema rangkaian bertumbukan, dan terjadi pertukaran energi dan momentum.
pada sampel 2 kayu, (c) Skema rangkaian pada sampel 3 tanah liat Jika molekul bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke suhu yang
rendah, molekul tersebut akan mengangkut energi kinetik ke
secara uniform (jika batang uniform) dari ujung yang bagian sistem pada suhu yang lebih rendah dan dan melakukan
bertemperatur tinggi ke ujung bertemperatur rendah. Adanya adanya perpindahan energi ketika bertumbukan dengan
laju perubahan temperatur sepanjang batang adalah ΔT/Δx atau molekul yang energinya lebih rendah [2].
dapat dikatakan gradien temperature. Sedangkan pada gambar Pyrometer merupakan alat yang dapat menunjukkan angka
1(b) merupakan gambar perpotongan dari panjang batang temperatur pada suatu benda dengan cara mengukur adanya besar
dengan ukuran Δx dan ΔT adalah sebagai beda temperatur pada radiasi total atau radiasi pada salah satu panjang gelombang.
perpotongan. Jika ΔQ adalah jumlah energi yang Karena adanya suatu benda yang panas akan memancarkan panas
dikonduksikan pada perpotongan itu dalam suatu waktu Δt, radiasi pada sekelilingnya. Besarnya radiasi dan intensitas cahaya
maka hasil laju konduksi energi termis adalah ΔQ/Δt yang bergantung pada temperatur dari suatu benda dan berdasarkan
dinamakan arus termis, I. Arus termis akan sebanding dengan warna atau panjang gelombang sinar yang di pancarkan [2].
gradien temperatur dan dengan luas penampang, sehingga dapat Proses perpindahan kalor secara konduksi dilihat secara
dinyatakan rumus secara matematis sebagai berikut : atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul,
ΔQ ΔT dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan
I= = kA (3) menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi. Sebelum
Δt Δx
k adalah konstanta keseimbangan, yang dinamakan sebagai dipanaskan elektron dari logam bergetar pada posisi setimbang.
koefisien konduktivitas termis atau konduktivitas termis. Yang Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan
mana nilai dari k tergantung pada komposisi batang. Dalam SI, elektron disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya [5].
arus termis dinyatakan dalam watt (joule per sekon), dan Konveksi merupakan perpindahan panas atau kalor dengan
konduktivitas termis mempunyai satuan watt per meter kelvin. cara gerakan partikel yang telah dipanaskan. Besarnya konveksi
Sehingga dari persamaan (1) dapat dicari rumus dari beda tergantung pada luas permukaan benda dengan fluida, koefisien
temperatur, yaitu :
Δx konveksi. Konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang
ΔT = I (4) mengalir, maka bentuk pengangkutan kalor hanya dapat pada
kA
ΔT = IR (5) zat cair dan gas [2].
Pada tabel 1 merupakan tabel konduktivitas termal untuk berbagai Radiasi merupakan perpindahan panas yang terjadi karena
bahan, karena pada setiap bahan yang mempunyai nilai pemancaran radiasi gelombang elektromagnetik. Perpindahan
konduktivitas termal yang berbeda-beda [6]. panas secara elektromagnetik berlangsung dengan panjang
Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi gelombang pada interval tertentu. Perpindahan panas radiasi
pada benda atau material bersuhu tinggi menuju rendah hingga tidak memerlukan media, sehingga panas dapat berlangsung
tercapai kesetimbangan panas. Proses berlangsungnya dalam ruang hampa udara[2].
perpindahan panas diantara ada konduksi, konveksi, dan
radiasi. Konduksi merupakan perpindahan panas melalui satu
jenis zat sehingga dapat diartikan suatu proses pendalaman
karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi pada zat
padat. Proses perpindahan panas konduksi terjadi tanpa diikuti
media penghantarnya[2].
Tabel 4. Data hasil pengukuran suhu sampel 2
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II PERPINDAHAN PANAS -01111840000005 4

No T1 (oC) T2 (oC) T3 (oC) T4 (oC)


1 62 55 38 37 Start
2 60 55 38 37
3 60 56 37 37
Disiapkan alat dan bahan
Rata-rata 60,667 55,333 37,667 37

Tabel 5. Data hasil pengukuran suhu sampel 3 Dinyalakan kompor (hot


No T1 (oC) T2 (oC) T3 (oC) T4 (oC) plate)
1 62 58 41 40
2 68 66 40 39
Disusun sampel secara seri
3 66 67 40 37 dengan silinder alumunium
Rata-rata 65,333 63,667 40,333 38,667 dimana sampel berada diantara
dua alumunium

Ditunggu selama 10 menit


II. METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan Diukur nilai T1, T2, T3, dan T4
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan pyrometer
kompor listrik yang digunakan sebagai pemanas, penggaris
yang digunakan untuk mengukur panjang serta diameter T1, T2, T3, dan T4
masing-masing sampel, penjepit untuk mengambil dan
mnegganti sampel yang telah dipanaskan agar dapat
memudahkan dan tidak menyebabkan iritasi atau kulit yang
terbakar, digunakan pula pyrometer sebagai pengukur suhu
pada material, stopwatch untuk mengukur waktu yang Pengulangan
diperlukan saat melakukan percobaan, silinder besi sebagai 3x?
Belum Belum
penghantar panas antara alat pemanas dan sampel, sampel
material digunakan sebagai variabel yang akan diuji nilai
konduktivitas termalnya. Dan yang terakhir digunakan pula
kasa yang akan digunakan untuk menghubungkan panas pada Didinginkan silinder
kompor listrik dengan logam besi. alumunium

B. Skema Rangkaian
Skema rangkaian pada percobaan pengujian konduktivitas
material dengan metode hantaran non vakum dapat dilihat pada
gambar 4. Variasi sampel?

C. Langkah Kerja
Pada percobaan pengujian konduktivitas material dengan
metode hantaran non vakum ini, langkah pertama yang dilakukan
adalah disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Kemudian diukur Finish
dan dicatat panjang serta diameter masing masing sampel dengan
penggaris. Setelah itu dinyalakan kompor listrik dan dipasang kasa Gambar 5. Flowchart
sebagai alas untuk pemanasan. Lalu sampel disusun secara seri di
antara silinder besi. Kemudian sampel dipanaskan selama ±10
E. Persamaan
menit dimana digunakan stopwatch sebagai penanda waktunya.
Selanjutnya diukur suhu setiap ujung besi dengan pyrometer dan Pada percobaan pengujian konduktivitas material dengan metode
didapatkan nilai untuk T1, T2, T3, dan T4. Dilakukan pengulangan hantaran non vakum ini, persamaan yang digunakan adalah untuk
sebanyak 3 kali. Kemudian diulangi percobaan untuk sampel jenis mendapatkan nilai konduktivitas termal dari masing-masing
yang lain. sampel yang diuji dengan perbandingan antara laju konduktivitas
panas pada besi dan sampel. Persamaan tersebut dirumuskan
sebagai berikut:
D. Flowchart
Adapun flowchart pada percobaan ini terdapat pada Gambar 𝑞𝑠 = 𝑞𝑏 (6)
𝑘𝑠 𝐴𝑠 ∆𝑇𝑠 𝑘 𝐴 ∆𝑇
5. =− 𝑏 𝑏 𝑏 (7)
𝑙𝑠 𝑙𝑏
dimana qs adalah laju konduktivitas panas sampel, qb adalah
laju konduktivitas panas besi, ks adalah konduktivitas termal
sampel, kb adalah konduktivitas termal besi, As adalah luas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II PERPINDAHAN PANAS -01111840000005 5

Tabel 6 Data Hasil Perhitungan nilai konduktivitas termal beberapa sampel pemanasan pada ujung logam paling bawah ini menyebabkan
No K(W/m2C) getaran atau vibrasi pada elektron. Getaran ini akan mempengaruhi
Bricon 66,45 elektron di sekitarnya untuk bergetar. Akibatnya elektron bergerak
bebas dan saling bertumbukan. Saat elektron saling bertumbukan,
Kayu 14,58
terjadi transfer energi dari elektron ke elektron lain yang
Tanah Liat 4,72 ditumbuknya dalam bentuk kalor, sehingga elektron yang awalnya
bergerak lambat dapat bergerak lebih cepat akibat adanya
tambahan energi. Kondisi ini terus berlangsung dari ujung paling
penampang sampel, Ab adalah luas penampang besi, ΔTs adalah bawah logam (besi) hingga ujung paling atas besi, akibatnya
perubahan suhu pada sampel, ΔTb adalah perubahan suhu pada energi panas menyebar ke seluruh susunan sampel. Khusus pada
besi, dan ls adalah panjang sampel, serta lb adalah panjang besi. logam, perpindahan panas secara konduksi dapat terjadi lebih cepat.
Hal ini disebabkan konduktivitas panas logam yang tinggi. Selain
itu, pada logam memiliki jumlah elektron bebas yang sangat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN banyak yang mampu bergerak menghantarkan panas secara lebih
A. Anaslisa Data efisien dibanding getaran partikel dan atom pada bahan non logam.
Setelah dilakukan percobaan pengujian konduktivitas Panas sendiri merupakan salah satu bentuk energi yang dapat
material dengan metode hantaran non vakum diperoleh data dipindahkan dari suatu partikel ke partikel lain. Adanya proses
hasil percobaan seperti Tabel 2 untuk data panjang dan diameter terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung,
sampel. Tabel 3 untuk data hasil percobaan sampel 1, Tabel 4 yaitu sebuah fluida yang panas akan bercampur dengan fluida
dingin tanpa adanya pemisah pada kedua fluida. Sedangkan secara
untuk data hasil percobaan sampel 2 dan Tabel 5 untuk data
tak langsung yakni ketika diantara fluida panas dan fluida dingin
hasil percobaan sampel 3.
tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh adanya
B. Perhitungan pemisah diantara kedua material tersebut. Sehingga dalam
Setelah didapatkan data percobaan maka dapat dicari nilai percobaan ini, termasuk perpindahan panas secara tak langsung
konduktivitas termal nya. Berikut ini adalah contoh perhitungan karena material sampel yang diuji tidak langsung bersentuhan
data percobaan untuk sampel 1: dengan sumber panasnya atau kompor elektrik yang digunakan
Diketahui : pada percobaan. Pada percobaan digunakan adanya pemisah
kb = 73 W/moC dengan material berupa besi. Karena yang telah diketahui bahwa
db = 0,023 m besi merupakan konduktivitas yang cukup baik dalam
lb = 0,016 m menghantarkan panas. Dengan demikian pada percobaan
ds = 0,024 m merupaka adanya proses perpindahan panas secara konduksi. Yaitu
ls = 0,014 m ketika sumber panas dinyalakan, maka kompor elekrik tersebut
T1 = 60,6670C menghasilkan panas, yang mana panas tersebut menyentuh ke
T2 = 55,3330C bagian permukaan dasar dari besi yang menghadap pada kompor
T3 = 37,6670C listrik. Partikel didalam besi ketika terkena panas atau suhu tinggi
T4 = 370C maka akan bergetar dan bertumbukan satu sama lain. Getaran yang
Ditanya : Nilai konuktivitas termal? terjadi akibat partikel dalam suatu material menerima panas yang
Dijawab : nantinya akan dikonversi menjadi energi kinetik. Pada material
𝑑 besi merupakan material padat yang mana partikelnya tersusun
𝑘𝑏 (𝜋𝑟𝑙 + 𝜋( )2 )𝑏 (𝑇2 − 𝑇1 )𝑏 𝑙𝑠 secara teratur serta mempunyai jarak antar partikel yang sangat
𝑘𝑠 = 2
𝑑 dekat dan rapat. Kondisi tersebut menjadikan ikatan dan gaya tari
𝑙𝑏 (𝜋𝑟𝑙 + 𝜋( )2 )𝑠 (𝑇3 − 𝑇2 )𝑠 menarik antar partikel zat padat sangat kuat. Susunan partikel yang
2
0,023 0,023 2 rapat menyebabkan partikel zat padat tidak dapat bergerak bebas
73(𝜋( )𝑙 + 𝜋( ) )𝑏 (55,33 − 60,667)𝑏 0,014
𝑘𝑠 = 2 2 dan hanya bergetar serta berputar pada tempatnya. Getaran ini akan
0,024 0,024 2 ditransfer ke partikel sekitarnya melalui gerak elektron didalam
0,016(𝜋( )𝑙 + 𝜋( ) )𝑠 (37,667 − 55,33)𝑠
2 2 partikel. Karena didalam partikel terdapat elektron-elektron
sehingga elektron dalam partikel ketika mengalami panas akan
𝑘𝑠 = 66,45 keluar dari kulit terluar. Ketika satu elektron bergerak mengenai
C. Pembahasan elektron lain maka terjadi tumbukan antar elektron dalam partikel
Pada percobaan pengujian konduktivitas material dengan tersebut sehingga terjadi momentum dan menyebabkan adanya
metode hantaran non vakum menggunakan prinsip laju perpindahan energi panas.
perpindahan panas secara konduksi. Saat kompor dinyalakan, Adapun faktor- faktor yang dapat mempengaruhi konduktivitas
panas yang dihasilkan akan merambat ke atas. Sehingga sampel termal perdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Yaitu adanya
yang diuji turut mengalami peningkatan suhu. Mekanisme faktor yang berpengaruh, diantaranya suhu, tekanan, jenis material,
hantaran panas secara konduksi dapat dijelaskan saat kompor luas penampang, kepadatan dan porositas, kandungan air, dan
listrik dinyalakan maka akan muncul api sebagai sumber panas tinggi sampel (l). Karena dari data yang telah didapat dengan
sehingga terjadi peningkatan temperature dan mengakibatkan adanya data pada suhu yang berbeda- beda maka konduktivitas
perbedaan suhu diantara sumber panas dengan sampel. Perbedaan termal yang dihasilkan pun juga beda. Apabila semakin tinggi suhu
ini menyebabkan terjadinya transfer energi termal dari ujung yang didapat maka semakin besar nilai konduktivitas termalnya.
batang paling bawah menuju ujung batang paling atas yang Kemudian adanya variabel material yang ada pada percobaan
suhunya lebih rendah. Kemudian ujung paling bawah logam ternyata diketahui bahwa adanya jenis material juga dapat
mengalami pemanasan dan suhunya meningkat. Adanya mempengaruhi dari konduktivitas termalnya. Hal ini dapat terjadi
karena sifat bahan yang berbeda- beda dalam menghantarkan panas.
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II PERPINDAHAN PANAS -01111840000005 6

Hal ini pun dipengaruhi oleh adanya kepadatan partikel pada didapatkan nilai konduktivitas termal bricon, kayu, dan tanah liat
material tersebut. Dengan demikian apabila semakin padat partikel secara berurutan masing-masing sebesar 66,45 W/m°C, 14,58
pada suatu materi, maka daya hantar panas didalam material W/m°C, dan 4,72 W/m°C. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
tersebut semakin baik dan konduktivitas panasnya akan semakin konduktivitas termal suatu material adalah suhu, susunan material
tinggi yang digunakan seperti densitas, komposisi material uji, dan luas
Dapat diketahui bahwa T1 merupakan suhu tertinggi dan T4 penampang sampel.
adalah suhu terendah. Karena adanya tumbukan antar molekul
penyusun zat maka terjadilah penghataran panas dari ujung logam UCAPAN TERIMA KASIH
besi ke ujung bahan yang lain yang digunakan. Perbedaan suhu Penulis Amastasia Salsabila M mengucapkan terima kasih
menyebabkan terjadinya transfer energi termal dari ujung batang kepada Tuhan YME yang telah memberi kesehatan sehingga
paling bawah menuju ujung batang paling atas yang suhunya lebih mampu melaksanakan praktikum ini, kedua orang tua yang telah
rendah. Saat ujung permukaan silinder besi dipanaskan dengan memotivasi penulis, Bapak Gontjang Prajitno, selaku dosen
kompor listrik, elektron-elektron dalam ujung besi mendapatkan pengampu mata kuliah fisika laboratorium, dan mas Munaji selaku
energy lebih karena dipanaskan sehingga dapat menggerakkan asisten laboratorium percobaan pengujian konduktivitas material
elektron. Elektron-elektron tersebut saling bertumbukan dengan dengan metode hantaran non vakum.
elektron-elektron lainnya. Saat terjadi tumbukan maka terjadilah
transfer energi dari elektron ke elektron yang ditumbuknya dalam
bentuk kalor sehingga elektron yang awalnya bergerak lambat DAFTAR PUSTAKA
dapat bergerak lebih cepat dan seterusnya sehingga kalor sampai [1] McAdams, William H. 1954. “Heat Transmission”. Tokyo: McGraw-Hill
pada ujung besi atau ujung bahan yang lain. Berdasarkan Kogakusha, LTD.
[2] Buchori, Luqman. 2004. “Buku Ajar Perpindahan Panas”. Semarang:
percobaan yang telah dilakukan, diberikan variasi sampel yakni
Universitas Negeri Padang.
bricon, kayu, dan tanah liat. Dari pengukuran didapatkan nilai suhu [3] F, Kreith. 2000. “The CRC Handbook of Thermal Engineering”. USA:
pada ujung-ujung sampel seperti pada tabel 3, 4 dan 5. Kemudian CRC Press.
dilakukan penghitungan data percobaan untuk mendapatkan nilai [4] Estuhono, dkk. 2010. “Makalah Praktikum Eksperimen Fisika
konduktivitas termal pada masing-masing sampel melalui Pengukuran Konduktivitas Termal”. Padang: Universitas Negeri Padang.
perbandingan laju perpindahan panas pada besi dan sampel. Nilai [5] Incopera, Frank P Dewitt and David P. 2002. “Fundamentals of Heat 7
Mass Tranfer 5th Edition”. Singapore: John Wiley & Sons.
konduktivitas termal untuk bricon, kayu, dan tanah liat secara [6] Tipler, Paul A. 1998. “Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1”. Jakarta :
berurutan masing-masing sebesar 66,45 W/m°C, 14,58 W/m°C, Erlangga
dan 4,72 W/m°C. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa bricon [7] Crankovic GM.1986. “Materials Characterization”. USA:ASM
memiliki nilai konduktivitas termal terbesar, disusul kayu, dan International.
yang paling kecil adalah tanah liat. Semakin besar nilai
konduktivitas termalnya, maka semakin baik pula hantaran panas
pada material tersebut.
Besar kecilnya nilai konduktivitas termal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Salah satunya adalah suhu, dimana semakin besar
suhunya maka akan semakin besar pula nilai konduktivitas
termalnya. Selain itu, dipengaruhi oleh rapat jenis dan porositas
material. Nilai densitas atau rapat jenis merupakan rasio
perbandingan massa per satuan volume. Semakin besar massa
dengan volume yang kecil maka nilai densitassnya akan semakin
besar. Sedangkan untuk porositas merupakan ukuran ruang kosong
pada suatu material. Semakin besar porositas material maka tingkat
rapat jenisnya rendah, sehingga nilai konduktivitas termalnya akan
semakin kecil. Dari faktor tersebut , menyebabkan material sulit
untuk menghantarkan panas. Begitu juga sebaliknya.
Semakin kecil porositasnya maka rapat jenisnya semakin besar,
dan nilai konduktivitas termalnya juga semakin besar. Hal ini
menyebabkan material tersebut memiliki sifat sebagai penghantar
kalor yang baik.
Dari percobaan pun diketahui adanya faktor jenis material dan
kepadatan. Karena pada material digunakan dengan luas
penampang, panjang, dan tekanan yang hampir sama. Sehingga
pada percobaan diketahui faktor yang sangat mempengaruhi
adanya nilai konduktivitas termal adalah jenis material dan tingkat
kepadatannya. Yang mana pada bricon memiliki tingkat kepadatan
partikel yang lebih padat dibanding dengan kayu sendiri. Sehingga
menghasilkan data demikian.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan pengujian konduktivitas material
dengan metode hantaran non vakum yang telah dilakukan,
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM II PERPINDAHAN PANAS -01111840000005 7

Anda mungkin juga menyukai