Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM FISIKA I

“Hukum Pendinginan Newton”

Disusun Oleh
Nama : Arby Nazriel Ilham
NPM : 140710230025
Kelompok :1
Nama Asisten : Maharani Arisandy

LABORATORIUM KOMPUTASI DAN INSTRUMENTASI


GEOFISIKA
DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023
Modul 5
Hukum Pendinginan Newton
Senin, 13-November-2023
I. Tujuan Praktikum
1.1. Menentukan konstanta kesebandingan pada proses pendinginan
1.2. Menganalisis pengaruh massa benda terhadap konstanta kesebandingan

II. Alat dan Fungsi


2.1. Gelas ukur
Alat ukur volume, untuk sampel bahan cair dengan ketelitian rendah.
2.2 Termometer
Alat pengukur suhu dalam berbagai bidang
2.3. Air
Sebagai bahan cairan pada praktikum
2,4. Water heater
Biasanya untuk memanaskan atau menaikan suhu air
2.5. Pencatat waktu
Sebagai alat pengukur waktu dalam praktikum yang akan dilaksanakan
2,6. Alat tulis
Alat tulis merupakan alat yang digunakan untuk menulis dimana terdapat beberapa jenis
alat tulis diantaranya penghapus, ballpoint penggaris pensil dan lain – lain
2,7. Kertas HVS
Kertas HVS bisa digunakan untuk berbagai macam kegunaan seperti menyalin dokumen,
perlengkapan kantor, dan sebagai bagian dari buku catatan
2.8. Laptop
Laptop merupakan sebuah mobile computer yang berukuran relatif kecil dan ringan,
mempunyai fungsi untuk melakukan pekerjaan, mengolah data dan lain sebagainya

III. Tinjauan Pustaka


3.1. Suhu dan Kalor
suhu atau temperatur adalah ukuran panas ataudinginnya suatu benda. Benda panas
dinyatakan sebagai benda bersuhu tinggi dan bendadingin dinyatakan sebagai benda
bersuhu rendah. Bila dua benda yang suhunya berbedadigabungkan/disatukan maka
berdasarkan konsep kalor dan perpindahan kalor, bendabersuhu tinggi akan melepas
panas sedangkan benda bersuhu rendah akan menerimapanas sehingga suhu kedua benda
berada dalam kesetimbangan termal. Pada ke dua bendayang berada dalam
kesetimbangan termal itu terdapat besaran fisika yang sama yangdisebut dengan suhu
atau temperatur.

Kalor dapat dipandang sebagai salah satu bentuk energi seperti halnya usaha , hal ini
dijumpai bila sejumlah gas dalam ruangan tertutup dipanasi. Akibat pengaruh panas yang
diterimanya, sejumlah gas dalam ruang tertutup suhunya menjadi naik, tekanan dan
volumenya juga bertambah. Itu berarti bahwa panas yang diterima gas itu dapat
menyebabkan gas melakukan usaha, sehingga kita dapat menyebut panas yang diterima
gasitu merupakan bentuk energi. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kalor adalah
adalah energi yang dipindahkan dari satu benda ke benda lain akibat perbedaan suhu
kedua bendaitu.

3.2. Jenis-jenis Perpindahan Kalor (beserta rumus)


Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi dalam bentuk
panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material J.P
Holman (1994).
- Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena adanya gerakan/aliran/
pencampuran dari bagian panas ke bagian yang dingin.Contohnya adalah
kehilangan panas dari radiator mobil, pendinginan dari secangkir kopi dll.
Menurut cara menggerakkan alirannya, perpindahan panas konveksi
diklasifikasikan menjadi dua, yakni konveksi bebas (free convection) dan
konveksi paksa (forced convection).Bila gerakan fluida disebabkan karena
adanya perbedaan kerapatan karena perbedaan suhu, maka perpindahan panasnya
disebut sebagai konveksi bebas (free / natural convection). Bila gerakan fluida
disebabkan oleh gaya pemaksa / eksitasi dari luar, misalkan dengan pompa atau
kipas yang menggerakkan fluida sehingga fluida mengalir di atas permukaan,
maka perpindahan panasnya disebut sebagai konveksi paksa (forced convection).

Laju perpindahan panas pada beda suhu tertentu dapat di hitung dengan
persaman.
𝑞 = −ℎ𝐴(𝑇𝑤 − 𝑇∞)
q = Laju perpindahan panas ( kj/det atau W )
h = Koefisien perpindahan panas konveksi ( W/ 𝑚^2. ℃ )
A = Luas bidang permukaan perpindahan panas ( 𝑓𝑡^2. 𝑚^2 )
𝑇𝑤 = Temperatur dingin ( ℃, K )
𝑇∞= Temperatur Sekeliling ( ℃ , K )

- Perpindahan Kalor secara Konduksi


Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor
dimana kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang
bertemperatur rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara
medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung sehingga
terjadi pertukaran energi dan momentum.

Persamaan Dasar Konduksi :


𝑑𝑡
𝑞𝑘 = −𝑘𝐴
𝑑𝑥
q = Lanjut Perpindahan Panas (kj / det, W)
k = Konduktifitas Termal (W/m.ºC)
A = Luas Penampang (m²)
dT = Perbedaan Temperatur ( ºC, ºF )
dX = Perbedaan Jarak (m / det )
ΔT = Perubahan Suhu ( ºC, ºF )
dT/dx = gradient temperatur kerah perpindahan kebutalor.

- Perpindahan Kalor Secara Radiasi


Radiasi adalah proses di mana panas mengalir dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di dalam
ruang, bahkan jika terdapat ruang hampa di antara benda - benda tersebut
Energi radiasi dikeluarkan oleh benda karena temperatur, yang
dipindahkan melalui ruang antara, dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Bila energi radiasi menimpah suatu bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan,
sebagian diserap dan sebagian diteruskan sedangkan besarnya energi :

𝑄𝑝𝑎𝑛𝑐𝑎𝑎𝑟𝑎𝑛 = 𝜎𝐴𝑇 4
𝑄pancaran = laju perpindahan panas ( W )
𝜎 = konstanta boltzman ( 5,669.10−8𝑊𝑊/𝑚𝑚2𝑘𝑘4 )
A = luas permukaan benda (𝑚𝑚2)
T = suhu absolut benda ( ℃ )

3.3. Sistem Termodinamika


Sistem dalam termodinamika merupakan bagian dari semesta yang menjadi
subjek pembahasan atau pusat perhatian yang diamati perubahannya dalam hal energi
dan entropinya. Di luar sistem dikenal sebagai lingkungan yang didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang tidak termasuk dalam sistem atau segala keadaan di luar sistem.
Dikenal 3 bentuk sistem yang umum dijumpai, yaitu:

- Sistem Terbuka
Pada sistem ini, baik untuk energi maupun materi, dapat terjadi pertukaran
antara sistem dengan lingkungan. Seperti minuman berupa air teh manis panas. Air
(materi) akan mengalir dalam bentuk uap ke lingkungan demikian juga panas (energi)
yang ada dalam teh dapat berpindah ke lingkungan sampai terjadi kesetimbangan uap
dan suhu antara air teh dan lingkungannya. Pada sistem ini:
a. terjadi pertukaran materi (n) sistem dan lingkungan sehingga dn ≠ 0;
b. terjadi pertukaran energi (E) sistem dan lingkungan sehingga dE ≠ 0.

- Sistem Tertutup
Suatu sistem yang dibatasi dengan dinding impermeable yang memungkinkan
pertukaran energi, tapi tidak dengan pertukaran materi sistem. Sebagaimana air panas
dalam alat kompres tertutup rapat. Air dalam alat kompres tidak dapat keluar dalam
bentuk uap ke lingkungan, sementara panas dari air dapat menembus dinding
kompres. Pada sistem ini:
a. tidak terjadi pertukaran materi (n) sistem dan lingkungan sehingga dn = 0;
b. terjadi pertukaran energi (E) sistem dan lingkungan sehingga dE ≠ 0

- Sistem Tersolasi
Suatu keadaan sistem di mana baik energi maupun materi sistem tidak dapat
bertukar antara sistem dengan lingkungan. Sebagaimana air dalam termos yang
tertutup rapat. Baik air maupun panas dari air yang berada dalam termos tidak dapat
berpindah ke lingkungan. Pada sistem ini:
a. tidak terjadi pertukaran materi (n) sistem dan lingkungan sehingga dn = 0;
b. tidak terjadi pertukaran energi (E) sistem dan lingkungan sehingga dE = 0.

3.4. Hukum Termodinamika (I & II)


- Hukum 1 Termodinamika
Hukum I Termodinamika menjelaskan tentang energi yang ada dalam suatu
sistem dan dikenal sebagai hukum Kekekalan Energi. Dalam Hukum Kekekalan
Energi, energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat berubah bentuk,
dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Oleh karena itu, Hukum I Termodinamika sering
disebut Hukum Kekekalan Energi.
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa kalor dan kerja mekanik dapat
saling tukar antara sistem/zat dengan lingkungannya, maka sejumlah kerja mekanik
dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kalor, dan sebaliknya. Dengan demikian,
energi panas/kalor (Q) yang diberikan oleh lingkungan ke sistem sama dengan kerja
eksternal (W) yang dilakukan sistem ditambah dengan perolehan energi dalam sistem
(ΔU) karena kenaikan suhu.
Jika sistem menyerap kalor Q dari lingkungannya dan melakukan kerja W pada
lingkungannya, maka secara matematis, Hukum I Termodinamika adalah hukum
umum konservasi energi yang diterapkan pada sistem apa pun di mana transfer energi
dari atau ke lingkungan (melalui panas dan kerja) diperhitungkan sebagai persamaan
berikut:

𝑄 =𝑊+𝑈
Dimana:
Q = Kalor
W = usaha/kerja
U = energi dalam
Perubahan energi dalam ΔU tidak bergantung pada proses bagaimana keadaan
sistem berubah, tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir sistem
tersebut
- Hukum 2 Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi, yang mengatakan bahwa
entropi dari setiap sistem yang terisolasi selalu meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. Sistem terisolasi secara spontan
berevolusi menuju kesetimbangan termal menuju keadaan entropi maksimum sistem,
yaitu entropi alam semesta (sistem terisolasi utama) hanya meningkat dan tidak pernah
berkurang.
Konsep Hukum II Termodinamika bermula dari pendapat Kelvin-Planck, yang
menyatakan tidak mungkin membuat mesin yang menyerap kalor dari reservoir panas
dan mengubah seluruhnya menjadi kerja. Demikian juga dengan pernyataan Clausius,
yang menyatakan bahwa tidak mungkin membuat mesin pendingin yang menyerap
kalor dari reservoir bersuhu rendah dan membuang ke reservoir bersuhu tinggi tanpa
bantuan kerja dari luar. Masih menurut menurut Clausius, suatu sistem yang
melakukan proses reversible (dapat dibalik arahnya) pada suhu konstan disertai
penyerapan kalor Q mengalami perubahan entropi sebagai:

∆𝑆 = 𝑄/𝑇
Dengan:
ΔS = perubahan entropi
Q = kalor yang diserap dan
T = suhu proses.
Dalam proses alamiah, perubahan entropi memenuhi persyaratan-persyaratan
berikut:
a. Untuk sistem yang terisolasi, perubahan entropi semua proses memenuhi ΔS > 0.
b. Untuk sistem yang tidak terisolasi, perubahan entropi total, yaitu jumlah entropi
sistem dan lingkungan selalu positif, ∆𝑆 = ∆𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 + ∆𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 > 0
Dengan menggunakan konsep entropi, maka Hukum II Termodinamika dapat
dijelaskan bahwa, pada setiap proses alamiah, entropi total sistem dan lingkungan
selalu mengalami penambahan

3.5. Proses Termodinamika


Dalam termodinamika proses-proses dibedakan atas empat jenis, yaitu
isotermal, isokhorik, isobarik, dan adiabatik. Perubahan energi dalam yang terjadi
pada setiap proses tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Proses isotermik
Jika pada suatu sistem, proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan (ΔT
= 0), maka proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu
konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (ΔU = 0) dan berdasarkan Hukum I
Termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q =
W).

b. Proses adiabatic
Proses adiabatik adalah proses termodinamika dimana kerja yang dilakukan
oleh gas adalah murni berasal dari perubahan energi internalnya. Tidak ada energi
yang masuk maupun yang keluar (Q) selama proses itu berjalan. (Hukum
Termodinamika I menyatakan: perubahan energi internal gas (dU) adalah banyaknya
energi kalor yang disuplai (Q) dikurangi kerja yang dilakukan oleh gas (P.dV).

c. Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas
dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan
(∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama
dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor
gas pada volume konstan QV. Proses Isokhorik adalah proses perubahan keadaan yang
terjadi pada volume tetap.

d. Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap
konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan
konstan, gas melakukan usaha (W = p.∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai
kalor gas pada tekanan konstan QP. Berdasarkan hukum I termodinamika,

IV. Tugas Pendahuluan


4.1. Selesaikan persamaan (1) sehingga didapatkan solusi seperti persamaan (2)!
1
∫ 𝑑𝑇(𝑡) = ∫ −𝑘𝑑𝑡
(𝑇 − 𝑇𝑠)
𝑖𝑛|𝑇 − 𝑇𝑠| = −𝑘𝑡 + 𝑐
𝑇 − 𝑇𝑠 = 𝑒 −𝑘𝑡 + 𝑒 𝑐 = 𝑐𝑒 −𝑘𝑡
𝑇(𝑡) = 𝑇𝑠 + 𝑐𝑒 0
Jika t=0 (keadaan awal), maka
𝑇 (0) = 𝑇𝑠 + 𝑐𝑒^0
𝑐 = 𝑇0 − 𝑇𝑠
Sehingga
𝑇 (𝑡) = 𝑇𝑠 + (𝑇0 − 𝑇𝑠)𝑒 −𝑘𝑡

4.2. Berdasarkan persamaan di atas apa maksud dari konstanta k ?


Konstanta pada hukum pendinginan Newton adalah konstanta pendinginan yang
menunjukkan kecepatan penurunan suhu benda yang berbanding lurus dengan selisih
suhu benda dengan suhu ruangan. Konstanta ini dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan pendinginan Newton dan mengukur penurunan suhu benda pada waktu
tertentu

4.3. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi konstanta k !


Konstanta pada hukum pendinginan Newton dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:
- Luas permukaan benda: Semakin besar luas permukaan benda, maka semakin cepat
benda tersebut mendingin. Hal ini karena semakin besar luas permukaan, maka
semakin banyak panas yang dapat dilepaskan ke lingkungan sekitar
- Suhu lingkungan: Semakin besar perbedaan suhu antara benda dan lingkungan
sekitarnya, maka semakin cepat benda tersebut mendingin. Hal ini karena semakin
besar perbedaan suhu, maka semakin besar pula perpindahan panas dari benda ke
lingkungan sekitarnya
- Konduktivitas termal benda: Konduktivitas termal benda merupakan kemampuan
benda untuk menghantarkan panas. Semakin besar konduktivitas termal benda, maka
semakin cepat benda tersebut mendingin
- Massa benda: Semakin besar massa benda, maka semakin lama benda tersebut
mendingin. Hal ini karena semakin besar massa benda, maka semakin besar pula
jumlah panas yang harus dilepaskan agar suhu benda turun
Dalam melakukan percobaan untuk menentukan konstanta pada hukum pendinginan
Newton, faktor-faktor di atas harus diperhatikan agar hasil percobaan dapat akurat dan
dapat digunakan untuk menghitung konstanta pendinginan Newton pada benda tersebut.

4.4. Jelaskan penerapan prinsip termodinamika dalam geofisika !


Prinsip termodinamika digunakan dalam geofisika untuk memahami dan menjelaskan
fenomena alamiah seperti panas bumi dan vulkanisme. Salah satu contoh penerapan
prinsip termodinamika dalam geofisika adalah pada sistem panasbumi atau geothermal.
Pada sistem ini, prinsip termodinamika digunakan untuk mengubah energi kinetik uap
panasbumi menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk keperluan komersial Selain
itu, prinsip termodinamika juga digunakan untuk memahami perubahan suhu dan tekanan
di dalam bumi, yang dapat mempengaruhi aktivitas geofisika seperti gempa bumi dan
erupsi vulkanik Dalam geofisika, prinsip termodinamika juga digunakan untuk
memahami pergerakan fluida di dalam bumi, seperti aliran magma dan air tanah Dengan
memahami prinsip termodinamika, para ilmuwan dapat memprediksi dan mengelola
sumber daya geothermal dengan lebih efektif dan efisien.
Daftar Pustaka (Minimal 5, DALAM BENTUK APA STYLE)

Komputer, U. S. &. T. (n.d.-c). Hukum pendinginan Newton.

Hasanah, M. R. H. (n.d.). Materi Suhu Kalor Dan Termodinamika. Materi Suhu Kalor Dan

Termodinamika.

Nadia, L. N. (2017). Termodinamika. Termodinamika.

Politeknik Kesehatan Denpasar : Laboratorium Kimia. (n.d.).

Santoso, Y. A. S. (2016). Makalah Termodinamika Dasar - APLIKASI TERMODINAMIKA PADA

SISTEM PANASBUMI. Makalah Termodinamika Dasar - APLIKASI TERMODINAMIKA

PADA SISTEM PANASBUMI.

Anda mungkin juga menyukai