Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PINDAH PANAS

PENGENALAN ALAT UKUR TERMAL

Oleh:
Devan Theodore V.P
A1C021090

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Tujuan ........................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................3
III. METODOLOGI ................................................................................................5
A. Alat dan Bahan ...........................................................................................5
B. Prosedur Kerja ...........................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................6
A. Hasil ...........................................................................................................6
B. Pembahasan..............................................................................................10
V. PENUTUP ......................................................................................................17
A. Kesimpulan ..............................................................................................17
B. Saran ........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................18
LAMPIRAN ...........................................................................................................20

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpindahan panas adalah proses transfer energi dari suatu benda atau sistem
ke benda atau sistem lain yang memiliki perbedaan suhu. Energi panas akan
mengalir dari objek atau sistem dengan suhu lebih tinggi ke objek atau sistem
dengan suhu lebih rendah sampai tercapai kesetimbangan termal, di mana suhu
kedua objek sama. Perpindahan panas dapat terjadi melalui tiga mekanisme utama.
Konduksi panas atau konduksi termal merupakan perambatan panas pada
suatu zat yang tidak disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya.
Perambatan ini biasanya terjadi pada benda padat. Kalor mengalir pada benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Pada bahan konduktor, suhu akan
terdistribusi sepanjang permukaan konduktor sehingga membuat lintasan untuk
mengalirkan panas dari tempat dengan jumlah panas lebih banyak (suhu tinggi) ke
tempat dengan jumlah panas lebih sedikit (suhu rendah). Contohnya adalah saat
tangan menyentuh gagang panci yang panas, panas dari panci tersebut akan
berpindah ke tangan melalui konduksi.
Konveksi terjadi saat aliran fluida membawa panas bersama dengan aliran
materi. Aliran fluida terjadi karena proses eksternal, seperti gaya apung atau
gravitasi akibat energi panas mengembangkan volume fluida. Konveksi terdiri dari
dua mekanisme yaitu perpindahan energi sebagai akibat dari pergerakan molekuler
acak dan ada juga yang dipindahkan oleh pergerakan secara mikroskopis.
Perpindahan panas konveksi yang terjadi antara fluida yang bergerak dan batas
permukaan, ketika keduanya berada pada temperatur yang berbeda. Contohnya
adalah perpindahan panas di dalam ruangan saat pemanasan menggunakan sistem
pemanas sentral. Radiasi adalah perpindahan panas melalui gelombang
elektromagnet atau paket-paket energi (photon) yang dapat dibawa sampai jarak
yang sangat jauh 2 tanpa memerlukan perantara.

1
Radiasi dalam perpindahan panas (thermal radiation) hanya salah satu bentuk
dari jenis radiasi elektromagnetik. Perpindahan panas radiasi berpindah dengan cara
pancaran melalui gelombang elektromagnet. Contohnya adalah perpindahan panas
dari Matahari ke Bumi melalui radiasi. Kombinasi dari ketiga mekanisme ini sering
terjadi dalam situasi nyata. Perpindahan panas sangat penting dalam banyak aspek
kehidupan sehari-hari, seperti pemanasan rumah, pendinginan peralatan elektronik,
perpindahan energi dalam mesin, dan banyak lagi.

B. Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis alat ukur suhu


2. Mengetahui cara kerja jenis-jenis alat ukur suhu.
3. Mengetahui hasil pengukuran menggunakan alat ukur suhu

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

Kalor merupakan bentuk energi yang dapat berpindah dari satu sistem ke
sistem lainnya akibat perbedaan suhu. Perpindahan kalor adalah disiplin ilmu yang
mempelajari transfer energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu antara
sistem fisik atau material. Ilmu perpindahan kalor memiliki hubungan erat dengan
hukum termodinamika, namun perbedaannya terletak pada masalah laju
perpindahan. Termodinamika membahas sistem dalam keadaan keseimbangan
yang memperkirakan energi yang dibutuhkan untuk mengubah sistem dari satu
keadaan keseimbangan ke keseimbangan lainnya, namun kecepatan perpindahan
kalor tidak dapat diketahui dengan pasti. Hal ini disebabkan oleh perpindahan kalor
yang terjadi dalam keadaan yang tidak seimbang (Damarjati, 2019)
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau
sistem. Suhu di definisikan sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki bersama
antara dua benda atau lebih yang berada dalam kesetimbangan termal (Supu et al.,
2016). Jika panas dialirkan ke suatu benda pada suhu tertentu, maka suhu benda
tersebut akan menurun ketika kehilangan panas. Suhu merupakan ukuran yang
membatasi sejauh mana sesuatu berada dalam keadaan dingin atau panas.
Umumnya, suhu merupakan ukuran yang mengindikasikan tingkat kehangatan atau
kekeruhan suatu benda (padat, cair, atau gas) dan dinyatakan dalam satuan derajat.
Nilai derajat akan semakin tinggi jika benda tersebut memiliki panas yang tinggi,
dan sebaliknya, nilai derajat akan semakin rendah jika benda tersebut memiliki suhu
yang lebih rendah (Hakiki, 2018).
Perpindahan panas adalah bidang pengetahuan yang mempelajari cara panas
berpindah dari satu objek ke objek lain melalui berbagai medium penghantar.
Perbedaan suhu antara tempat-tempat dapat menyebabkan terjadinya perpindahan
panas (Burhani et al., 2014). Perpindahan panas, juga dikenal sebagai perpindahan
energi termal, adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari prediksi perpindahan
energi yang terjadi akibat perbedaan suhu antara benda atau material. Dalam
termodinamika, energi yang terpindahkan ini disebut kalor (heat). Ilmu 4

3
perpindahan panas tidak hanya berusaha menjelaskan bagaimana energi kalor
berpindah dari satu benda ke benda lainnya, tetapi juga mampu memprediksi laju
perpindahan dalam kondisi tertentu. Fokus analisis dalam ilmu perpindahan panas
adalah pada masalah laju perpindahan, yang membedakan ilmu ini dari ilmu
termodinamika. Perpindahan panas umumnya dapat dibedakan menjadi tiga metode
yang berbeda: konduksi (hantaran), radiasi (pancaran), dan konveksi (aliran)
(Hakiki, 2018).
Konduksi merupakan proses di mana panas mengalir dari daerah yang
memiliki suhu tinggi ke daerah yang memiliki suhu lebih rendah di dalam medium
yang sama, baik itu padat, cair, atau gas, atau antara medium yang berbeda yang
bersentuhan secara langsung. Radiasi adalah proses di mana panas mengalir dari
benda yang memiliki suhu tinggi ke benda yang memiliki suhu rendah, bahkan jika
benda-benda tersebut terpisah oleh ruang hampa. Konveksi adalah proses
transportasi energi yang melibatkan kombinasi konduksi panas, penyimpanan
energi, dan pergerakan campuran (Supu et al., 2016).

4
III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Air
2. Hybrid Recorder
3. Kaki Tiga
4. Lampu Bunsen
5. Pyranometer
6. Stopwatch
7. Termokopel
8. Termometer Alkohol
9. Termometer Raksa
B. Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan.


2. Cara kerja termometer, pyranometer, termokopel, dan hybrid recorder
dipelajari.
3. Suhu air dan suhu lingkungan diukur dengan termometer tiap 3 menit sekali
selama 15 menit.
4. Hasil perhitungan suhu dicatat.
5. Tabel dan grafik hasil pengukuran suhu air dan suhu lingkungan dibuat.

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Alat Ukur Termal dan Fungsinya


a. Termometer

Gambar 1. Termometer
Termometer berfungsi untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun
perubahan suhu.
b. Pyranometer

Gambar 2. Pyranometer
Pyranometer berfungsi untuk mengukur radiasi matahari yang jatuh pada
permukaan horizontal pada dalam watt per meter persegi.
c. Termokopel

Gambar 3. Termokopel
Termokopel berfungsi untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua
jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga
menimbulkan efek “Thermo-electric”.

6
d. Hybrid Recorder

Gambar 4. Hybrid Recorder


Hybrid Recorder berfungsi untuk mengkorversi pembacaan suhu
dari sensor termokopel.
2. Alat dan Bahan
a. Air

Gambar 5. Air
b. Hybrid Recorder

Gambar 6. Hybrid Recorder


c. Kaki Tiga

Gambar 7. Kaki Tiga


d. Korek

7
Gambar 8. Korek
e. Lampu Bunsen

Gambar 9. Lampu Bunsen


f. Pyranometer

Gambar 10. Pyranometer


g. Stopwatch

Gambar 11. Stopwatch


h. Termokopel

Gambar 12. Termokopel

8
i. Termometer Alkohol

Gambar 13. Termometer Alkohol


j. Termometer Raksa

Gambar 14. Termometer Raksa

3. Tabel Data Hasil Pengukuran Suhu


Suhu (°C)
Waktu
No. Termometer B
(menit) Termometer A (Air)
(Lingkungan)
1 0 28 30.3
2 3 44 30.6
3 6 54 30.7
4 9 65 30.9
5 12 73 31
6 15 78 31

4. Grafik Hubungan antara Hasil Pengukuran Suhu Air dan Suhu Lingkungan

9
120

100

80

60 Suhu lingkungan
Suhu air
40

20

0
0 Menit 3 Menit 6 Menit 9 Menit 12 Menit 15 Menit

B. Pembahasan

Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain dapat terjadi dalam kehidupan
sehari-hari baik penyerapan atau pelepasan kalor untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan dalam proses berlangsung
(Mahmuddin, 2016). Perpindahan panas dapat di definisikan sebagai berpindahnya
energi dari satu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara
daerah-daerah tersebut dari temperatur fluida yang lebih tinggi ke fluida lain yang
memiliki temperatur lebih rendah (Supu et al., 2016).

Menurut Burhani et al. (2014), Perpindahan panas (heat transfer) merupakan


disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana panas dapat berpindah dari suatu benda
ke benda lainnya melalui berbagai macam medium perambatan. Panas dapat
berpindah dari suatu tempat ke tempat lain akibat adanya perbedaan suhu. Dalam
ilmu perpindahan panas, dikenal 3 (tiga) proses perpindahan panas dilihat dari
medium perambatannya, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Sedangkan menurut
(Rachman, 2018), Perpindahan panas (heat transfer) ialah ilmu tentang
perpindahan panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau
material. Ilmu perpindahan panas tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana

10
energi panas itu berpindah dari suatu benda ke benda lain, tetapi juga menjelaskan
laju perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu.
Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Setiap
benda memiliki energi dalam yang berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom
atau molekul penyusunnya. Energi dalam ini berbanding lurus terhadap suhu
benda. Ketika dua benda dengan suhu berbeda bergandengan, mereka akan
bertukar energi internal sampai suhu kedua benda tersebut seimbang. Jumlah energi
yang disalurkan adalah jumlah energi yang tertukar (Supu et al., 2016).
Suhu adalah ukuran yang menyatakan panas dinginnya sesuatu, bisa dalam
bentuk padat, cair dan gas. Biasanya dinyatakan dalam satuan derajat. Semakin
panas suatu benda maka nilai derajatnya akan semakin tinggi, sebaliknya semakin
dingin suatu benda maka nilai derajatnya juga semakin turun (Hakiki, 2018).
Sedangkan menurut Supu et al. (2016), suhu adalah ukuran derajat panas atau
dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer.
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan
energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-
masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat
berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi
suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur, satuan suhu adalah Kelvin (K).
Skala-skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamur.
Jenis-jenis alat ukur termal menurut (Hakiki, 2018) adalah:
1. Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah
benda (Supu et al., 2016). Termometer bekerja dengan memanfaatkan
perubahan sifat termometrik suatu benda ketika benda tersebut mengalami
perubahan suhu. Perubahan sifat termometrik suatu benda menunjukkan
adanya perubahan suhu benda, dan dengan melakukan kalibrasi atau peneraan
tertentu terhadap sifat termometrik yang teramati dan terukur, maka nilai suhu
benda dapat dinyatakan secara kuantitatif. Menurut (Hakiki, 2018),
Termometer adalah alat yang digunakan untut mengukur suhu atau alat yang

11
digunakan untuk menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda.
Termometer memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat, yaitu perubahan
dari sifat – sifat disebabkan perubahan suhu dari zat tersebut. Adapun jenis zat
cair yang digunakan pada termometer adalah alkohol dan air raksa.
Adapun jenis-jenis termometer adalah: a.
Termometer cairan
Prinsip yang digunakan pada termometer cairan adalah pemuaian
zat cair ketika terjadi peningkatan suhu benda.
1) Termometer raksa
Termometer yang pipa kacanya diisi dengan raksa disebut
termometer raksa. Termometer raksa dengan skala celcius adalah
termometer yang umum dijumpai dalam keseharian. Raksa
digunakan sebagai pengisi termometer karena raksa mempunyai
keunggulan tertentu, yaitu penghantar panas yang baik, pemuaiannya
teratur, titik didihnya tinggi, warnanya mengkilap, dan tidak
membasahi dinding.
2) Termometer alkohol
Termometer yang pipa kacanya diisi dengan alkohol.
Keunggulan alkohol adalah titik bekunya rendah, harganya murah,
dan pemuaiannya enam kali lebih besar daripada raksa sehingga
pengukuran mudah diamat

3) Termometer cairan dalam kehidupan keseharian


a) Termometer klinis
Termometer klinis yang biasa digunakan para dokter,
perawat, dan orang tua untuk mengukur suhu tubuh manusia.
b) Termometer dinding
Termometer untuk mengukur suhu ruangan dengan
menggunakan zat mau logam (sebagai raksa).
c) Termometer maximum dan minimun

12
Prinsip kerjanya, ketika suhu udara turun alkohol diruang
A menyusut sehingga raksa diruang B naik dan mendorong
keping baja untuk menunjukkan angka minimum dan sebaliknya.
d) Termometer laboratorium
Termometer ini bisa kita gunakan untuk perlengkapan
laboratorium. Termometer ini menggunakan cairan raksa atau
alkohol. Jika cairan bertambah panas maka raksa atau alkohol
akan memuai sehingga skalanya bertambah.
b. Termometer gas
1) Termometer yang volume gasnya dijaga tetap, dan tekanan gasnya
dijadikan sifat termometrik dari termometer.
2) Termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap, dan volume gasnya
dijadikan sifat termometrik dari termometer.
c. Termometer zat padat
Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan
logam konduktor terhadap suhu sehingga disebut sebagai termometer
hambatan. Adapun jenis hambatan logam:
1) Termometer platina
Termometer yang bekerja berdasarkan pada perubahan tahanan
yang terjadi pada sensor termometer karena pengaruh suhu media /
benda yang akan diukur suhunya.
2) Termometer bimetal
Termometer ini mengandung sebuah keping bimetal tipis
berbentuk spiral. Prinsipnya, makin besar suhu makin melengkung
untuk menunjukkan suhu yang lebih besar.
3) Termometer resistor
Termometer ini digunakan pada industri untuk mengukur suhu lebih
dari 1000°C.
d. Termometer termistor

13
Prinsip kerjanya adalah ketika suhu naik, hambatan termistor turun.
Hambatan listrik diukur dengan suatu rangkaian yang mengandung
sebuah skala yang dikalibrasi dalam derajat suhu.
e. Termometer optis
1) Pirometer
Pirometer (Pyrometer) adalah termometer yang digunakan
untuk mengukur suhu yang tinggi (diatas 1000°C), contoh : untuk
mengukur suhu pada peleburan logam dan suhu permukaan matahari.
Prinsip kerja alat ini adalah mengukur radiasi yang dipanaskan oleh
benda tersebut.
2) Termometer inframerah
Termometer inframerah mengukur suhu menggunakan radiasi
kotak hitam (biasanya inframerah) dan menangkap suhu yang
dipancarkan objek. Jenis–jenis sensor termometer inframerah:
a) Sistem pencitraan garis inframerah, biasanya membantu
menentukan titik api yang penting pada pencerminan putar,
untuk secara terus-menerus memindai permukaan yang luas pada
ruang.
b) Kamera inframerah, termometer inframerah yang didesain
khusus sebagai, memonitor banyak titik pada saat yang sama,
hasilnya berupa gambar 2 dimensi, dimana tiap pixel
menunjukkan temperatur.
f. Termometer digital
Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai
sensornya untuk membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana
termokopel berupa dua buah kabel dari jenis logam yang berbeda yang
ujungnya, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction.
Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan
(volt) dengan temperatur.
g. Termometer merkuri

14
Termometer merkuri adalah digunakan pada alat ukur suhu
termometer karena koefisien muainya bisa terbilang konstan sehingga
perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu
sama.
h. Termometer galileo
Termometer galileo (termometer galilea) adalah termometer yang
terbuat dari gelas silinder tertutup berisi cairan bening dan serangkaian
benda kerapatannya sedemikian rupa sehingga mereka naik atau turun
sesuai perubahan suhu.
2. Pyranometer
Pyranometer merupakan sebuah alat untuk mengukur radiasi matahari.
Energi matahari sendiri menjadi salah satu sumber daya energi selain air,
uap,angin, biogas, batu bara, dan minyak bumi (Novriansyah et al., 2017).
Pyranometer adalah inovasi dalam industri test & measurement sebagai alat
ukur untuk tenaga matahari atau perangkat solar cell yang digunakan untuk
mengukur besarnya pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan
satuan W/m2.
Dalam Pyranometer terdapat sebuah sensor, yaitu sensor yang berfungsi
untuk membaca nilai dari radiasi matahari yang terpancar ke bumi realtime
pada saat diterima. Untuk mendapatkan nilai radiasi yang realtime sesuai
dengan kualitas data yang diinginkan, maka pyranometer harus dikembangkan
agar dapat menampilkan data hasil dari pengukuran.
3. Termokopel
Termokopel adalah salah satu jenis sensor temperatur yang digunakan
untuk mengubah perbedaan panas dalam benda yang diukur suhunya
dikonversi menjadi tegangan listrik. Termokopel adalah dua buah kawat logam
yang berbeda jenisnya, dimana salah satu ujungnya disatukan (Rosman, 2018).
Jika kedua kawat yang telah disatukan tersebut menerima perlakuan panas,
maka akan ada beda tegangan pada kedua ujung kawat lainnya. Besar beda
tegangan tergantung dari bahan atau tipe dari termokopel tersebut. Perubahan

15
tegangan yang diberikan oleh termokopel tersebut diproses lebih lanjut
sehingga didapat nilai temperatur yang sedang terjadi.
Termometer termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan
untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan
listrik (voltage) (Hakiki, 2018). Termokopel merupakan sambungan (junction)
dua jenis logam atau campuran yang salah satu sambungan logam tadi diberi
perlakuan suhu yang berbeda dengan sambungan lainnya.
Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor
standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu
yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1°C. Pada
banyak aplikasi, salah satu sambungan (sambungan yang dingin) dijaga
sebagai temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek
pengukuran.
Menurut Rosman (2018), ada banyak jenis termokopel, tergantung
aplikasi penggunaannya. Beberapa jenis-jenis termokopel tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) /Alumel (Ni-Al alloy))
Tipe K adalah termokopel yang berbiaya murah dan umum
digunakan, karena popularitasnya itu termokopel jenis ini tersedia dalam
berbagai macam probe (Sumarkantini, 2018). Termokopel jenis ini
digunakan untuk tujuan umum. Tersedia untuk rentang suhu −200°C
hingga +1200°C. Sensitivitasnya adalah kira-kira 41µv/°C.
b. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Termokopel tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C)
membuatnya cocok digunakan pada temperatur rendah. Properti lainnya
tipe E adalah tipe non magnetik.
c. Tipe J (Iron / Constantan)
Termokopel yang rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C)
membuatnya kurang populer dibanding tipe K Tipe J memiliki sensitivitas
sekitar ~52 µV/°C.
d. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))

16
Termokopel dengan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat
tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat
mengukur suhu di atas 1200 °C. Sensitivitasnya sekitar 39 µV/°C pada
900 °C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe K.
Selain termokopel jenis diatas juga dikenal termokopel tipe B (Platinum
Rhodium/Pt-Rh), R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium), dan S (Platinum
/Platinum with 10% Rhodium). Ketiga jenis terkomopel tersebut adalah
termokopel logam mulia yang memiliki karakteristik yang hampir sama.
Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena sensitivitasnya
rendah (sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya hanya digunakan untuk mengukur
temperatur tinggi (>300°C).
4. Hybrid Recorder
Hybrid Recorder berfungsi untuk mengkonversi pembacaan suhu dari
sensor termokopel. Sensor ini diletakkan pada bagian yang diukur suhunya
dan langsung dihubungkan dengan hybrid recorder. Data suhu akan tersimpan
secara otomatis didalam hybrid recorder dan dapat diatur pembacaan suhunya
sesuai pengulangan waktu yang dibutuhkan.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain dapat terjadi dalam kehidupan
sehari-hari baik penyerapan atau pelepasan kalor untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan dalam proses berlangsung. Suhu adalah
ukuran yang menyatakan panas dinginnya sesuatu, bisa dalam bentuk padat, cair
dan gas. Beberapa alat ukur termal adalah termometer, pyranometer, termokopel,
dan hybrid recorder. Termometer bekerja dengan memanfaatkan perubahan sifat
termometrik suatu benda ketika benda tersebut mengalami perubahan suhu.
Pyranometer merupakan sebuah alat untuk mengukur radiasi matahari. Termokopel

17
adalah salah sensor temperatur yang digunakan untuk mengubah perbedaan panas
dalam benda yang diukur suhunya dikonversi menjadi tegangan listrik. Hybrid
recorder berfungsi untuk mengkonversi pembacaan suhu dari sensor termokopel.

B. Saran

Untuk pembawaan materi dan praktikum sudah bagus. Saran untuk


kedepannya mungkin untuk jadwal praktikum direnggangkan sedikit misal sekali
dalam seminggu. Kemudian untuk tenggat waktu pengumpulan laprak jangan
terlalu mepet, laprak satu dengan laprak acara berikutnya. Dan kalau alat lebih
diperlengkapi lagi supaya menambah wawasan secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Afian, D. A. 2022. Pembuatan dan Uji Kualitas Bahan Bakar Alternatif Dari
Limbah Oli. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ngawi.

Burhani, K., Ramelan, & Naryanto, R. F. 2014. Pengembangan Media


Pembelajaran Perpindahan Panas Radiasi Dengan Variasi Beda Perlakuan
Permukaan Spesimen Uji. Journal of Mechanical Engineering Learning, 3(2), 86–
93.

Damarjati, F. Y. 2019. Efisiensi dan Efektivitas Sirip Berbentuk Benda Putar


Dengan Jari-jari r = 0,5 2√ 7 dan Konduktivitas Termal k=k(T) Kasus 1
Dimensi Keadaan Tak Tunak. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Hakiki, F. 2018. Analisa Suhu Inert Gas System Terhadap Operasional Pada Saat
Bongkar Minyak Mentah di Kapal MT. Universitas Multimedia Nusantara.

Loesasi, A. R. 2013. Pengaruh Mekanisasi Pertanian Padi Terhadap Penyerapan


Tenaga Kerja di Desa Sukowiyono Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi. Swara
Bumi E-Jorunal Pendidikan Geografi FIS Unesa, 2(c), 268–275.

Mahmuddin, M. 2016. Karakteristik Perpindahan Panas Pada Pipa Penukar Kalor


Selongsong Aliran Searah Vertikal. Journal Of Chemical Process
Engineering, 1(2), 30.

18
Novriansyah, N., Chamdareno, P. G., & Budiyanto, B. 2017. Aplikasi Pyranometer
Digital Berbasis Node Webkit Dengan Sistem Penampilan Data Secara
Realtime. Elektum, 14(1), 9.

Rachman, T. 2018. Unjuk Kerja Solarcooker Type Parabolic Dengan Diameter 100
cm Tinggi 50 cm. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951– 952.,
5(2), 10–27.

Rosman, N. A. 2018. Perancangan Termokopel Berbahan Besi (Fe) dan Tembaga


(Cu) Untuk Sensor Temperatur. Indonesian Journal of Fundamental
Sciences, 4(2), 120.

Sumarkantini, S. 2018. Evaluasi Kalibrasi Tranduser Rtd Pt100 Dan Termokopel


Type K. EPIC : Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control, 1(2), 1–
9.

Supu, I., Usman, B., Basri, S., & Sunarmi. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap
Perpindahan Panas Pada Material Yang Berbeda. Jurnal Dinamika, 07, 62–
73. .

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai