Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tegangan Menengah

2.1.1. Saluran Udara Tegangan Menengah

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi


termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini
terbanyak digunakan untuk konsumen jaringan Tegangan Menengah yang
digunakan di Indonesia. Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar
telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton.
Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan
faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman
minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar
Fase atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan
manusia.
Termasuk dalam kelompok yang diklasifikasikan SUTM adalah juga bila
penghantar yang digunakan adalah penghantar berisolasi setengah AAAC-S
(half insulated single core). Penggunaan penghantar ini tidak menjamin
keamanan terhadap tegangan sentuh yang dipersyaratkan akan tetapi untuk
mengurangi resiko gangguan temporer khususnya akibat sentuhan tanaman.
2.1.2. Saluran Kabel Udara Tegangan Menegah

Untuk lebih meningkatkan keamanan dan keandalan penyaluran tenaga


listrik, penggunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi setengah
pada konstruksi jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah 20 kV, dapat juga
digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh yang dipilin. Isolasi
penghantar tiap Fase tidak perlu di lindungi dengan pelindung mekanis. Berat
kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap pemilihan kekuatan beban kerja
tiang beton penopangnnya.
2.1.3 Saluran Kabel Tanah Tegangan Menegah

Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yan aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik Tegangan Menengah, tetapi relatif lebih mahal
untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan
konstruksi isolasi penghantar per Fase dan pelindung mekanis yang
dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi ditanam
langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan penggunaan konduit atau
bahkan tunneling (terowongan beton).
Penggunaan Saluran Kabel bawah tanah Tegangan Menengah (SKTM)
sebagai jaringan utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya
utama peningkatan kwalitas pendistribusian. Dibandingkan dengan SUTM,
penggunaan SKTM akan memperkecil resiko kegagalan operasi akibat faktor
eksternal / meningkatkan keamanan ketenagalistrikan. Secara garis besar,
termasuk dalam kelompok SKTM adalah :
1. SKTM bawah tanah – underground MV Cable.
2. SKTM laut – Submarine MV Cable
Selain lebih aman, namun penggunaan SKTM lebih mahal untuk penyaluran
daya yang sama, sebagai akibat konstruksi isolasi penuh penghantar per Fase
dan pelindung mekanis yang dipersyaratkan sesuai keamanan
ketenagalistrikan. Penerapan instalasi SKTM seringkali tidak dapat lepas dari
instalasi Saluran Udara Tegangan Menengah sebagai satu kesatuan sistem
distribusi sehingga masalah transisi konstruksi diantaranya tetap harus
dijadikan perhatian.

2.2 Kompenen Utama Konstruksi SUTM

2.2.1 Penghantar

 Penghantar Telanjang (BC : Bare Conductor)


Konduktor dengan bahan utama tembaga(Cu) atau alluminium (Al) yang
di pilin bulat padat , sesuai SPLN 42 -10 : 1986 dan SPLN 74 : 1987 Pilihan
konduktor penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade ini adalah AAC
atau AAAC. Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum
memungkinkan penggunaan penghantar berbahan tembaga sebagai pilihan
yang baik.

Gambar 2.1 Kabel Tanpa Isolasi

 Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S (half insulated single core)


Konduktor dengan bahan utama aluminium ini diisolasi dengan material
XLPE (croslink polyetilene langsung), dengan batas tegangan 6 kV dan harus
memenuhi SPLN No 43-5-6 tahun 1995

Gambar 2.2 Penghantar Setengah Isolasi


 Penghantar Berisolasi Penuh (Three single core)
XLPE dan berselubung PVC berpenggantung penghantar baja dengan
tegangan Pengenal 12/20 (24) kV Penghantar jenis ini khusus digunakan
untuk SKUTM dan berisolasi penuh. SPLN 43-5-2:1995-Kabel
Gambar 2.3 Kabel Isolasi Penuh
2.2.2 Isolator
Isolator yang digunakan dapat dengan material dasar keramik atau gelas
ataupun polimer. Dimensi dan kekuatan jenis-jenis isolator tumpu dan tarik dapat
dilihat pada gambar konstruksi.
 Isolator Tumpu
Untuk pemasangannya harus dilengkapi dengan kaki pin/pasak yang
disekrupkan pada suatu katup (cap,thimble) yang dicor pada bagian
bawahannya. Isolator ini mempunyai kekuatan mekanis yang rendah
digunakan pada :
 Tiang tumpu (lintasan lurus)
 Tiang dengan sudut kecil

Gambar 2.4 Isolator Tumpu


 Isolator Tarik
Digunakan untuk menahan gaya kawat dipasang pada tiang-tiang :
 Tiang awal/akhir
 Tiang sudut
 Tiang penegang/tarik

Gambar 2.5 Isolator Tarik

2.2.3 Peralatan Hubung (Switching)


Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk
maksud kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break
Switch : LBS), selain LBS dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO).
 Fused Cute Out
Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas
maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau beban
lebih (over load).

Gambar 2.6 Fused Cut Out


 Load Break Switch
Swich pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau
pemutus arus tiga fase untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yang
dikendalikan secara elektronis. Switch dengan penempatan di atas tiang pancang
ini dioptimalkan melalui control jarak jauh dan skema otomatisasi.

Gambar 2.7 Load Break Switch


2.2.4 Tiang
 Tiang Kayu
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi,
kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah
pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan
sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM.
 Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga
diperoleh kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan.Walaupun lebih mahal,
pilihan tiang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan karena
bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga
dimungkinkan bilamana total biaya material dan transportasi lebih murah
dibandingkan dengan tiang beton akibat diwilayah tersebut belum ada pabrik
tiang beton.
 Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di
seluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang
lainnya termasuk terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian
besi profil.
2.2.5 Cross Arm dan Sekur
 Cross Arm
Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang perlu
dipasang diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm dipasang
pada tiang. Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem, disekrup dengan
baut dan mur secara langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut penyangga
isolator dan peralatan lainnya, biasanya Cross Arm ini dibor terlebih dahulu untuk
membuat lubang-lubang baut.

Gambar 2.8 Cross Arm dan Sekur


 Sekur
Sedangkan kegunaan dari sekur adalah untuk menjaga cross arm yang
menmpel pada tiang, kegunaan sekur tergantung pada kondisi dan peletakan sekur
disesuaikan dengan pemasangan cross arm pada tiang.
2.3 Pembumian atau Pentanahan
Grounding system adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi untuk
melepaskan arus petir kedalam bumi, salah satu kegunaannya untuk melepas
muatan arus petir. Standart kelayakan grounding/pembumian harus bisa memiliki
nilai Tahanan sebaran/Resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih
baik). Material grounding dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau
kerucut tembaga, semakin luas permukaan material grounding yang di tanam ke
tanah maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.
Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena
ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu :

1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah
didapatkan.

2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan


sebaran/resistansi karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka
arus petir semakin mudah menghantarkan.

3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakin mudah
menghantarkan.

4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk
mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan
mineral akan mudah hanyut.

2.4 Alat Ukur

2.4.1 Earth Tester

Earth Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi dari grounding,
Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan
pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik.

 Analog
Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur
dengan penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi
kesalahan dalam pembacaan hasil pengukurannya.
Gambar 2.9 Earth Tester Analog
 Digital
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,maka dirancanglah suatu alat ukur
tahanan tanah digital yang memiliki kemudahan dalam pembacaan nilai
tahanan yang diukur. Alat ukur ini penampilnya menggunakan digital pada
segmen-segmen, sehingga dengan mudah menyimpan data-data yang terukur.
Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang
elektroda yang ditanahkan yaitu elektroda E (Earth), elektroda P (Potensial)
dan elektroda C (Curren). Tujuan penggunaan tiga batang elektroda tersebut
adalah untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat mengalirkan arus listrik.
Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapa blok diagram rangkaian,
antara lain rangkaian osilator,rangkaian tegangan input, rangkaian arus input,
mikrokontroler dan rangkaian penampil.

Gambar 2.10 Earth Tester Digital


2.4.2 Tang Ampere
Tang Ampere atau juga di sebut Clamp Meter merupakan sebuah alat ukur
yang sangat nyaman dipakai dan memberikan kemudahan pengukuran arus listrik
tanpa mengganggu rangkaian listriknya. Kegunaan/Fungsi : Alat ini berfungsi
untuk mengukur arus listrik tanpa memutus jalur arus listrik tersebut.
Gambar 2.11 Tang Ampere
2.5 Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.
2.5.1 Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.

Gambar 2.12 Helm Safety)


2.5.2 Sabuk Keselamatan (safety belt)
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun
peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain)
Gambar 2.13 Safety Belt
2.5.3 Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Gambar 2.14 Safety Boot


2.5.4 Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal
dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Gambar 2.15 Safety Shoes


2.5.5 Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Gambar 2.16 Sarung Tangan
2.5.6 Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

Gambar 2.17 Penutup Telinga


2.5.7 Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

Gambar 2.18 Kaca Mata Pengaman


2.5.8 Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Gambar 2.19 Masker

2.6 Perlatan Perkakas

a. Tespen

Alat yang menyerupai obeng minus (-) tetapi fungsi utamanya


adalah mengetahui ada tidaknya tegangan pada suatu penghantar.

Gambar 2.20. Tespen

b. Bor Penusuk

Bor penusuk adalah alat untuk membuat lubang pada


komponen, seperti pertinax, busbar dan papan panel.

Gambar. 2.21. Bor Penusuk

c. Palu Baja (steel Hammer 300 gram)


Palu baja adalah alat untuk memukul yang terbuat dari baja
yang kedua ujungnya dikeraskan. Fungsi alat ini sama dengan nylon
hammer yaitu memukul peralatan-peralatan yang dioperasikan pada
benda kerja misalnya adalah sebagai berikut ini :

 Pengecapan atau Stamping pada benda kerja.


 Penitikan pada benda kerja.
 Pelurusan benda kerja yang bengkok dan lainnya.

Gambar 2.22.Palu baja

d. Obeng Negatif dan Obeng Positif

Alat yang berfungsi untuk mengencangkan dan mengendurkan


screw atau baut yang di gunakan untuk menempelkan benda pada papan
kerja.

Gambar 2.23 Obeng negatif dan positif

e. Gergaji Besi/Gergaji Tangan (Steel Saw)

Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong benda kerja.


Adapun bagian-bagian gergaji adalah sebagai berikut
 Bingkai
Terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku agar hasilnya lurus dan kuat.

 Tangkai
Biasanya terbuat dari logam yang lunak.

 Pasak dan Gergaji


Pasak ini dipasang pada kedua pasang yang terdapat pada kedua
bingkainya.

 Mur Kupu – Kupu


Mur kupu – kupu digunakan untuk mengencangkan daun gergaji. Pada
pemasangan mata gergaji perlu diperhatikan arah matanya.

Gambar 2.24 Gergaji Besi

f. Tang Pembulat

Peralatan listrik yang berfungsi untuk membulatkan kawat


penghantar yang di gunakan untuk pembuatan mata itik.

Gambar 2.25 Tang pembulat

g. Tang Buaya atau Penjepit

Berfungsi untuk menjepit dan menahan kawat penghantar.


Gambar 2.26 Tang penjempit

h. Tang Pengupas

Berfungsi untuk mengupas kabel penghantar yang akan di


gunakan untuk penyambungan.

Gambar 2.27 Tang pengupas

i. Tang Pemotong

Alat listrik yang berfungsi untuk memotong kabel atau kawat


penghantar dengan ukuran sesuai dengan benda kerja.
Gambar 2.28 Tang pemotong

j. Tang Kombinasi

Alat listrik yang berfungsi untuk menjepit, memotong dan


memutar benda yang akan di kerjakan seperti kabel atau kawat yang
di gunakan pada instalasi penerangan dan tenaga.

Gambar 2.29 Tang kombinasi

k. Kunci Pass
Peralatan untuk memasang/ melepas baut (bolt) dan mur (nut)
berdimensi segi enam (Hexagonal) disebut kunci pas/ ring/ kombinasi segi
enam (Wrench Hexagonal) dan untuk kepala baut segi empat disebut
Wrench Square.

Gambar 2.30 Kunci Pass


l. Kunci Inggris
Kunci inggris atau adjustable spanner atau adjustable wrench
adalah kunci untuk melepas atau memasang mur/baut yang dapat disetel
menyempit atau melebar menyesuaikan dengan ukuran mur atau bautnya.
konstruksinya terdiri dari rahang diam, rahang geser ulir penyetel dan
lengan.

Gambar 2.31 Kunci Inggris

Anda mungkin juga menyukai