SEMESTER IV
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2014
LEMBARAN PENGESAHAN
Semester IV
Keterangan :
Paraf :
Nilai :
Mengetahui,
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Tujuan........................................................................................................1
iv
2.7. Panel Distribusi.......................................................................................17
2.9. Sakelar.....................................................................................................18
2.10. Pengaman.............................................................................................23
2.11. Kontaktor.............................................................................................27
2.14. Terminal...............................................................................................33
v
5.1. Instalasi Penerangan................................................................................53
5.2.4. Pengawatan......................................................................................57
BAB VI ANALISIS...............................................................................................59
7.1. Simpulan..................................................................................................64
7.2. Saran........................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................65
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. T – Dos 2 Cabang.............................................................................14
Gambar 2. 2. T – Dos 3 Cabang.............................................................................14
Gambar 2. 3. T – Dos 4 Cabang.............................................................................14
Gambar 2. 4. Lasdop..............................................................................................15
Gambar 2. 5.Tule...................................................................................................15
Gambar 2. 6. Klem.................................................................................................15
Gambar 2. 7. Roset.................................................................................................15
Gambar 2. 8. Sambungan (SOK)...........................................................................15
Gambar 2. 9. Karte Bocht......................................................................................16
Gambar 2. 10. Panel Distribusi..............................................................................17
Gambar 2. 11. Kotak Kontak 1 Fasa (Kiri) Dan 3 Fasa (Kanan)...........................18
Gambar 2. 12. Sakelar Tunggal dan Simbolnya....................................................19
Gambar 2. 13. Simbol Sakelar Tukar (Kiri) dan Pengawatannya (Kanan)............20
Gambar 2. 14. Simbol Sakelar Tekan....................................................................20
Gambar 2. 15. Tombol Tekan (Kiri) dan Simbolnya (Kanan)...............................21
Gambar 2. 16. Simbol Sakelar Pilih.......................................................................21
Gambar 2. 17. Diagram Pengawatan Sakelar Impuls............................................22
Gambar 2. 18. Sakelar Impuls................................................................................23
Gambar 2. 19. Sekering (Pengaman Lebur)...........................................................24
Gambar 2. 20. MCB 1 Fasa (Kiri) dan MCB 3 Fasa (Kanan)...............................26
Gambar 2. 21. T.O.R (Thermal Overload Relay)..................................................26
Gambar 2. 22. Kontaktor Daya (Kiri) dan Kontak-Kontaknya..............................28
Gambar 2. 23. Hubungan Y (kanan) dan hubungan Δ (kiri)..................................30
Gambar 2. 24. Panel Starter Motor Y – Δ..............................................................30
Gambar 2. 25. Hubungan dahlander segitiga berkutub 4.......................................31
Gambar 2. 26. Sambungan dahlander bintang ganda.............................................31
Gambar 2. 27. Sambungan dahlander Y - Y..........................................................32
Gambar 2. 28. Panel Motor Dua Kecepatan (Dahlander)......................................32
Gambar 2. 29. Sakelar DOL (Direct On Line).......................................................33
Gambar 2. 30. Terminal Terpasang (Kiri) dan Perunitnya (Kanan)......................34
Gambar 2. 31. Lampu Tanda.................................................................................34
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam pemasangan instalasi listrik baik itu instalasi tenaga maupun instalasi
penerangan, harus sesuai dengan diagram gambar dan peraturan-peraturan yang
berlaku agar mudah melakukan perbaikan jika terjadi gangguan. Peraturan-
peraturan tersebut dapat diikuti dari PUIL 2000, IEC, SII, ISO dan lain-lain.
Pada instalasi listrik yang berdaya besar, akan lebih baik jika tiap-tiap
bagian dipisahkan kedalam kelompok yang berbeda. Ini juga berguna untuk
kemudahan dalam memperbaiki rangkaian jika terjadi gangguan.
1.1. Tujuan
1. Dapat memasang instalasi yang menggunakan sumber 3 phasa;
2. Dapat merakit panel sesuai diagram kontrol pengawatannya;
3. Dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari peralatan listrik yang
digunakan;
4. Dapat mengetahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol motor sistem Y-Δ;
5. Dapat mengetahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol motor sistem
dahlander (dua kecepatan);
6. Dapat mengetahui prinsip kerja dari rangkaian kontrol sistem DOL
(Direct On Line);
7. Dapat menambahkan atau mengurangi rangkaian jika sewaktu-waktu
terjadi adanya perubahan fungsi rangkaian.
Penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat diperlukan dalam
penyusunan laporan ini. Agar laporan praktek bengkel ini baik dari segi
bahasanya maka dalam pembuatannya harus sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku.
Pembuatan laporan ini diambil dari berbagai macam buku pedoman yang
beruang lingkup tetap dalam masalah kelistrikan. Salah satunya merupakan
pengetahuan mengenai pengenalan benda kerja, fungsinya, pemeriksaan dan
pengujian.
2
Sistematika pada penulisan laporan ini dapat dilihat dari daftar isi, yang
mana memuat hal-hal yang akan dibahas pada isi laporan didalamnya.
3
BAB II
DASAR TEORI
1. Pipa yang digunakan didalam dinding tidak boleh berbentuk sudut, ini
bertujuan agar mudah dalam memasukkan kabel;
2. Pada stop kontak satu phasa, kabel phasa harus dipasang disebelah kiri;
3. Pada stop kontak tiga phasa, posisi phasa dan netral harus sesuai dengan
simbol yang tertera pada stop kontak yang digunakan;
4. Setiap beban pada tiap-tiap grup harus seimbang;
5. Pengaman tiap grup (MCB) diletakkan sesuai dengan urutan grupnya;
6. Pada instalasi penerangan, harus menggunakan kabel NYA;
7. Pada instalasi tenaga, harus menggunakan kabel NYM;
8. Pada instalasi tenaga, kabel yang digunakan tidak boleh ada sambungan;
9. Untuk tiap motor, harus dipisah dalam masing-masing grup;
10. MCB yang digunakan untuk tiap motor sebesar 10A.
5
Untuk keperluan instalasi listrik rumah tinggal, instalasi pesawat
elektronika,panel tenaga dan distribusi
Menggunakan isolasi PVC dan XLPE
Kode Keterangan
Y Isolasi PVC
G Isolasi karet
A Kawat berisolasi
6
Gb Kawat pipa baja (perisai)
B Pipa baja
Z Penghantar Z
Fe Inti pipih
Syarat penandaan
1. Kode pengenal
NYA re rm
7
A Kawat berisolasi
re Penghantar padat bulat
rm Penghantar bukat berkawat bayak
Contoh :
NYA 4 re 1000 V
2. Standar warna
Kawat phasa :
8
Phasa 2 (phasa S) : Kuning
3. Bahan Penghantar
Kabel tembaga jenis BCC1/2H
BCC1/2H : Half Hard Bare Cooper Conductor, yaitu :
penghantar tembaga setengah keras. Kabel tembaga jenis ini
mempunyai bentuk padat atau berurat banyak dengan ukuran
antara 6-500 mm
Kabel tembaga jenis BCCH
BCCH: Hard Bare Cooper Conductor, yaitu : penghantar
tembaga keras. Kabel tembaga jenis ini mempunyai bentuk padat
atau berurat banyak,dengan ukuran antara 6-500 mm
9
Karet alam mempunyai fleksibel yang tinggi dan tahan terhadap minyak,
karena itu maka ia digunakan sebagai bahan isolasi yang cukup fleksibel
dalam suatu lingkungan yang kasar seperti untuk instalasi yang bersifat
sementara pada lapangan konstruksi bangunan misalnya; kapal-kapal untuk
beberapa tujuan pengerjaan dalam vulkanizing, misalnya belerang yang
dicampur dengan karet kasar. Karena bererang dapat merusak pada tembaga
sebaiknya kawat-kawat tersebut diisolasi dengan karet yang dilapisi dengan
timah.
10
Bahan-bahan yang peka terhadap air, contoh kertas yang
diimpregnasi adalah dilindungi selubung logam. Kemudian bagian
terluar dilapisi denga PVC. Untuk kabel-kabel yang besar, yaitu kabel-
kabel yang penampangnya lebih dari 10 mm pada selubung logamnya
boleh terjadi pengurutan untuk memperoleh bengkokan yang baik
selama pengerjaan.
1. Pipa Union
Pipa union adalah pipa yang terbuat dari plat besi dan dibuat oleh
pabrik tanpa menggunakan las dan diberi cat meni berwarna merah.
Pipa jenis ini dalam pengerjaannya mudah karena dapat dengan
mudah dibengkokkan dalam keadaan dingin. Selain daripada itu pipa
union mudah pula dipotong dengan gergaji besi. Pipa jenis ini mudah
didapat dipasaran dengan harga relatif murah.
11
Dalam instalasi listrik, pada pemasangan pipa union, jika masih
dalam jarak jangkauan tangan harus dihubungkan dengan bumi,
kecuali bila digunakan untuk menyelubungi kawat pembumian
(arde).
Dewasa ini selain pipa union yang terbuat dari besi, juga banyak
dipakai pipa pelindung yang terbuat dari pipa bahan PVC atau
paralon. Keuntungan penggunaan pipa PVC ini dibanding dengan
pipa union antara lain adalah pipa PVC lebih ringan, mudah
pengerjaannya, mudah dibengkokkan dan yang lebih penting adalah
pipa PVC sendiri adalah merupakan bahan isolasi sehingga dalam
pemasangannya tidak akan mengaibatkan terjadinya hubungan
pendek antara penghantar dengan pipa.
3. Pipa Fleksibel
4. Pipa Galvanis
12
Didalam instalasi listrik pipa galvanis banyak digunakan pada dak
standar,tiang lampu taman.Dan pipa galvanis ini biasanya juga
disebut pipa ledeng.
13
3. Permukaan bagian dalam dan luar dari pipa harus licin dan rata,
tidak boleh terdapat lubang atau tonjolan yang tajam atau cacat lain
yang sejenis pada bagian dalam atau luar pipa tersebut, serta harus
dilindungi secara baik terhadap karat. (pasal 730 D3 sub.b PUIL 77).
4. Pada bagian dalam pada ujung dari bahagian penyambung pipa tidak
boleh terdapat bahagian tajam. Permukaan dan pinggiran atau bibir
lewat mana hantaran itu ditarik harus licin dan tidak tajam. Pada
ujung bebas dari pipa instalasi yang terbuat dari baja, kawat
dipasang-selubung masuk (tule) yang berbentuk baik dan terbuat dari
bahan yang awet.
5. Pemasangan pipa instalasi harus sedemikian rupa sehingga hantaran
dapat ditarik dengan mudah setelah pipa benda bantu dipasang, serta
hantaran dapat diganti dengan mudah tanpa membongkar sistem pipa
(pasal 730 F1 PUIL 77).
6. Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan terbuka yang terdapat
dalam jarak yang kanan tangan harus ditahankan dengan baik,
kecuali bila pipa instalasi logam tersebut dipergunakan untuk
menyelubungi kabel yang mempunyai instalasi ganda (mis: NYM)
atas digunakan hanya untuk menyelubungi kawat pertahanan. (pasal
730 F3 PUIL 77)
7. Pipa instalasi haru sedapat mungkin dipasang secara tegak lurus atau
mendatar. (pasal 730 F4 PUIL 77)
14
1. Lebih kuat
2. Tahan terhadap panas dan nyala api
3. Bisa dijadikan pentahanan langsung
4. Kerusakan mekanis tidak perlu diragukan
15
Kotak sambung 3 cabang tanpa ulir/sekrup digunakan untuk tempat
penyambungan hantaran mendatar, turun dan naik. Dan pada pasaran terdapat
ukuran 5/8”, 3/4”, 1”, 1 1/4”, dan 1 1/2”.
Gambar 2. 2. T – Dos 3
Cabang
Kotak sambung 4 cabang tanpa ulir/sekrup digunakan
untuk tempat penyambungan hantaran mendatar, turun
dan naik. Dan pada pasaran terdapat ukuran 5/8”, 3/4”,
1”, 1 1/4”, dan 1 ½”.
Gambar 2. 4. Lasdop
16
Pemakaian roset dalam instalasi pipa, dikarenakan untuk
memasang lampu dan saklar tidak diizinkan langsung ke
dinding maupun plafon, tetapi terlebih dahulu harus
menggunakan roset kemudian disusul dengan fitting atau
saklar
Gambar 2. 7. Roset
1. Pasal 730 F6 PUIL 7z7 yakni: kotak bantu, seperti kotak periksa, kotak
tarik, benda bengkok, benda siku dan benda T harus dipandang
sedemikian rupa sehingga tetap memungkinkan untuk maksud seperti
pemeriksaan kembali dari hantaran yang ada atau pemasangan hantaran
tambahan.
2. Di antara dua kotak kecil tidak boleh ada lebih dari empat benda bengkok
atau 20 meter pipa lurus. Benda bengkok S ringan dianggap satu benda.
3. Pasal 730 F7 PUIL: pada lajur pipa di antara dua kotak tarik yang
panjangnya tidak lebih dari 10 meter, dapat dipasang satu benda pada
kedudukan tidak lebih dari 0,5 meter dari kotak tarik yang mudah
dicapai, atau semua bengkokan yang lain pada lajur pipa tersebut tidak
lebih dari 90.
17
2.6. Instalasi In Plaster dan On Plaster
Instalasi dalam listrik terdapat dua jenis yaitu instalasi ON Plester
dan instalasi IN Plester. Instalasi ON Plester biasanya banyak digunakan
pada industri-industri besar yang memiliki jaringan instalasi yang cukup
banyak sehingga instalasi ON Plester ( pada permukaan dinding) , dirasa
cukup mudah dalam perawatan dan renovasi apabila instalasi tersebut
mengalami gangguan. Sedangkan instalasi IN Plester banyak digunakan
pada rumah yang umumnya terbuat dari tembok atau merupakan
kebalikan dari instalasi ON Plester cara pemasangan instalasinya, instalasi
semacam ini juga mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Dilihat dari keuntungan instalasi semacam ini jauh lebih rapi, indah
dan lebih tahan lama karena tempat pemasangan instalasi ini di dalam
tembok sehingga komponen di dalamnya terjaga, selain itu instalasi ini
mempunyai kekurangan yaitu apabila terjadi gangguan pada salah satu
komponennya maka kita harus membobok dinding terlebih dahulu
sehingga kurang efektif.
18
2.8. Kontak Kontak
Kotak kontak adalah suatu susunan gawai yang memberikan
tegangan pada suatu peralatan listrik. Kotak kontak disebut juga
komponen fleksibel artinya dapat dipindahkan pada suatu bagian instalasi.
Kotak Kontak mendapatkan sumber langsung dari instalasi, jadi bisa
dibilang bahwa kotak kontak tidak terpengaruh oleh sakelar apapun.
Rangkaian penerangan terpisah dengan kotak kontak dalam hubungan
paralel. Besar tegangan pada kotak kontak antara fasa dengan netral
adalah 220 Volt. Dan besar tegangan antara fasa dengan fasa adalah 380
Volt.
Mengenai menggunakan pemasangan kotak kontak harus
diperhatikan beberapa ketentuan antara lain:
2.9. Sakelar
19
perbedaannya terletak pada cara pengawatannya, karena fungsi
penggunaannya pun berbeda, maka pengawatannya inilah yang harus
teliti agar tidak keliru. Sakelar dibedakan atas beberapa macam yaitu :
sakelar putar, sakelar balik, sakelar tarik dan tombol tekan.
Sakelar harus memenuhi beberapa persyaratan , antara lain :
a. Harus dapat dilayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu;
b. Jumlahnya harus sedemikian hingga semua pekerjaan pelayanan,
pemeliharaan dan perbaikan pada instalasi dapat dilakukan dengan
aman;
c. Dalam keadaan terbuka, bagman-bagman sakelar atau pemisah yang
bergerak harus tidak bertegangan (ayat 206 B1);
d. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena
pengaruh gaya berat (ayat 630 B2);
e. Kemampuan sakelar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya
alat yang dihubungkannya, tetapi tidak boleh kurang dari 5A (ayat
840 C6).
20
Gambar 2. 12. Sakelar Tunggal dan Simbolnya
21
2.9.3. Sakelar Tekan
Sakelar tekan adalah merupakan satu jenis sakelar sesaat yang
anak kontaknya akan terhubung apabila diberi tekanannya
dilepaskan atau dihilangkan. Karena disebabkan oleh versi dan
bentuknya maka sakelar tekan ini hanya digunakan pada rangkaian
instalasi penerangan dalam hal ini sakelar tekan digunakan untuk
mengerjakan impuls.
22
Sakelar pilih biasanya juga disebut dengan sakelar selector.
Sakelar ini terdiri dari sebuah poros yang dapat berputar kekanan
atau kekiri dalam satu piringan. Pada piringan tersebut terdapat
lekuk-lekuk, dan pada porosnya dipasang alat pengoprasian.
Pada masing-masing posisi ( kutub ) sakelar ( 0,1,2, ) terdapat
penahan, oleh karena itu setiap kedudukan sakelar kontaknya akan
tertahan. Jumlah kontak yang terdapat dalam satu perangkat alat ini
tergantung dari jenis dan keperluan sakelar tersebut.
2 0 1
N
P
E
L
23
Gambar 2. 17. Diagram Pengawatan Sakelar Impuls
Kondisi lampu akan berubah ON atau OFF bila tombol
ditekan, jadi prinsip kerjanya sakelar akan berubah pada setiap
impuls yang diberikan. Disini sakelar
impuls mempunyai dua posisi kontak
yaitu kontak On pada impuls pertama dan
kontak OFF pada impuls kedua. Lamanya
pengoperasian dari kontak tekan tidak
mempengaruhi sistem kerjanya. Jadi
kesimpulannya lampu diatas dapat
dioperasikan dari banyak tempat dengan bantuan
beberapa buah tombol tekan yang
diparalelkan.
2.10.Pengaman
2.10.1. Sekering (Pengaman Lebur)
Didalam sekering ini di pasang sejajar dengan kawat perak (smelt
draad) suatu kawat tahanan tipis, yang pada ujungnya dipasang
pemberian isyarat (tanda chass) dan di bawahnya terdapat suatu pegas
kecil. Jika kawat itu lumer terus maka pegas itu yang tidak lain dari pada
sungkup kecil akan menekan memberi sayarat (tanda chas) itu keluar,
24
dengan mudah kita dapat melihat dari gelas dalam kepala sekrup bahwa
patron itu Rusak.
Setiap pengaman lebur harus mempunyai kemampuan pemutusan
sedemikian rupa sehingga dapat memutuskan dengan aman arus hubung
singkat yang dapat terjadi ditempat pengaman lebur ( PUIL 413-C6 ).
Sekering sebagai alat pengaman mempuyai syarat-syarat tertentu antara
lain:
25
Gambar 2. 19. Sekering (Pengaman Lebur)
26
panas atau thermal. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus anda
perhatikan ketika membeli MCB:
1. Batasan arus
Sebelum menggunakan MCB harus mengetahui batasan arus yang
ingin digunakan, sebagai contoh jika ingin memasang MCB sebagai
pengaman motor maka ukurlah berapa arus yang digunakan motor
barulah membeli MCB dengan batasan arus sesuai dengan beban
yang digunakan, bisa 2A, 4A, 6A, dan masih banyak lagi.
2. Tipe MCB
Perhatikan juga tipe MCB, ada dua jenis yakni MCB 1 fasa (1 pole)
dan MCB 3 fasa (3 pole). MCB 1 fasa biasanya digunakan dalam
rumah tinggal, sedangkan MCB 3 fasa biasanya digunakan oleh
industri dan pabrik-pabrik.
3. Kualitas MCB
Ini sangat penting, semakin baik kualitas MCB yang digunakan
maka akan semakin baik pula kinerjanya. Cara paling mudah untuk
membeli MCB dengan kualitas yang baik adalah dengan membeli
MCB yang harganya mahal, harga semakin mahal menandakan
kualitas MCB yang semakin baik.
27
Termal overload ini brfungsi untuk melindungi motor listrik dari
arus yang melebihi arus nominal dari motor tersebut. Arus beban lebih
ini bila terjadi dalam waktu yang lama dapat membuat kumparan motor
terbakar, untuk itu perlu dilindungi. Prinsip kerja ini berdasarkan suhu,
yaitu temperatur yang sebabkan oleh arus lebih yang mengalir melalui
relay tersebut. Relay ini dipasang hubung seri dengan motor, sehingga
besarnya arus yang mengalir pada motor berkontrol oleh relay dan
bekerja memutuskan rangkaian kontaktornya sehingga sumber tegangan
untuk kontrol terputus.
2.11.Kontaktor
Kontaktor adalah suatu alat penghubung listrik yang bekerja atau dasar
magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan muatan. Jenis
kontaktor ada dua yaitu kontaktor arus searah dan kontaktor arus bolak-balik.
Kontaktor arus searah inti kumparannya tidak menggunakan kumparan
hubungan singkat, sedangkan untuk kontaktor arus bolak-balik intinya
dipasang kumparan hubungan singkat. Dalam penggunaan kontaktor perlu
diperhatikan selain jenis arus dan besar tegangan, maka harus pula
diperhatikan kemampuan daya hantar arus Dari kontaktor itu sendiri. Bagian-
bagian yang penting dari konstruksi kontaktor ialah kontak utama (main
contact) dan kontak tambahan (auxiliary contact).
Ada berbagai macam variasi dari kontaktor. Diantaranya ada yang
memiliki 3 (tiga) buah kontak utama dan 1 (satu) buah kontak bantu. Kontak
28
utama pada kontaktor merupakan kontak NO (Normaly Open) dan kontak
bantunya ada yang berupa kontak NO (Normaly Open) dan ada juga yang
berupa kontak NC (Normaly Close).
29
yang dikontrolnya dapat bekerja lebih lambat atau mati lebih lambat.
Kontrol ini bekerja untuk memperlambat suatu kejadian dari
peralatan-peralatan yang dikontrolnya. Kontaktor delay ini ada
dua jenis yaitu kontaktor penunda waktu “ ON “ dan kontaktor
penunda waktu “ OFF “.
30
Tegangan yang harus dihubungkan dengan motor biasanya dinyatakan di
pelat mereknya, misalnya 220/380 V atau 380/660 V.
Tegangan yang lebih rendah adalah tegangan yang harus dihubungkan
dengan kumparan-kumparan motor.
Kalau sebuah motor diberi tanda tegangan 380/660 V misalnya,
kumparan-kumparannya harus mendapat 380 V, motor ini harus digunakan
dalam hubungan segitiga. Kalau digunakan dalam hubungan bintang,
kumparan-kumparannya hanya akan mendapat 220 V saja.
Tegangan yang terlalu rendah juga dapat merusak motor. Perbedaan
tegangan atau frekuensi yang tidak melebihi +5% atau -5% dari nilai
nominalnya, biasanya tidak membahayakan motor.
Untuk sebuah motor yang diberi tanda tegangan 220/380 V, hubungan
yang harus digunakan adalah sebagai berikut:
a. Kalau sistem tegangan jaringnya 220/380 V, motor ini harus digunakan
dalam hubungan bintang, karena kumparan-kumparannya harus
mendapat 220 V.
b. Kalau sistem jaringnya 127/220 V, motor ini harus digunakan dalam
hubungan segitiga.
31
Gambar 2. 23. Hubungan Y (kanan) dan hubungan Δ (kiri)
32
dua ujung, atau masing-masing kumparan memiliki center tap. Jadi dengan
mengubah sambungan pada center tap atau ujung kumparan maka jumlah
kutubnya akan berubah sehingga kecepatan dapat diubah karena faktor
pembaginya berubah. Sambungan kumparan-kumparan pada motor
dahlander dapat dilihat pada gambar berikut:
33
Gambar 2. 27. Sambungan dahlander Y - Y
Sambungan di atas akan membuat arus yang masuk menjadi besar karena
hambatan kumparan yang diparalel semakin kecil sehingga kecepatan motor
menjadi lebih tinggi dari sambungan segitiga.
34
Sistem DOL adalah suatu pengoperasian motor listrik yang disambung
langsung kejaringan jala-jala, tanpa menggunakan start tiang segitiga atau
dengan tahanan luar. Pengoperasian jenis ini daya lebih dari 3 HP (Horse
Power). Untuk menghubungkan motor ke jaringan jala-jala, dapat
digunakan kontaktor daya atau juga sakelar khusus untuk DOL.
2.15.Terminal
Penyambungan kabel pada intalasi dilakukan dalam kotak cabang, tetapi
pada peralatan listrik, papan hubung bagi untuk rangkaian pengatur yang
masuk dan keluar dilakukan dengan menggunakan terminal.
Pasal 211-A1 1977, penyambungan hantaran dengan peralatan listrik,
alat pemakaian listrik dan perlengkapan listrik lainnya dengan hantaran
tanah harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sambungan dimaksud
mempunyai hubungan listrik yang baik dan bebas dari gaya tarik.
Pasal 211-B1 1977, peralatan penyambungan seperti terminal tekan,
penyambungan putir tekan, sambungan solder harus sesuai dengan bahan
hantaran yang disambung.
Pasal 602-A6 1977, terminal dari saluran kontrol harus ditempatkan dari
terminal saluran daya. Pasal 602- C4 1977, terminal dari perlengkapan
kontrol harus diberikan tanda atau nomor sehingga memudahkan
pemeriksaan.
Pasal 630-F3 1977, kemampuan terminal sekurang-kurangnya harus
sama dengan kemampuan sakelar dari rangkaian yang bersangkutan
35
Gambar 2. 30. Terminal Terpasang (Kiri) dan Perunitnya (Kanan)
2.16.Lampu Tanda
Pada rangkaian panel penerangan lampu tanda merupakan peralatan
indicator yang cukup penting terutama dalam rangkaian kontrol. Lampu
tanda ini berfungsi untuk memberikan keterangan tentang kondisi dari
rangkaian kontrol. Seorang operator dapat mengetahui kondisi kerja dari
rangkian dengan melihat lampu tanda tersebut, apakah rangkaian bekerja
dalam operasi normal atau terdapat gangguan-gangguan.
36
BAB III
DAFTAR PERALATAN DAN BAHAN
SATUA
NO ITEM JUMLAH KETERANGAN SUMBER
N
1 Plastoplek 11 m 1,3 ext 18,5 mm tender/lokal
2 Plastoplek 13 m 3,5 ext 20,0 mm tender/lokal
3 Plastoplek 11 m 0,5 ext 34,0 mm tender/lokal
4 Krf 11 m 3,3 ext 18,5 mm tender/impor
5 Krf 16 m 0,5 ext 23,0 mm tender/impor
6 Krf w m 0,8 ext 23,0 mm tender/impor
7 Saluran baja 5/8II m 2,0 ext 16,0 mm lokal
8 Akhir tabung 5/8II baja C pcs 6 ext lokal
9 Kotak sambung plastik 95/95 pcs 2 tender
10 Terminal ring pcs 2 sda
11 Tutup kotak sambung pcs 2 sda
12 Preassembled panel komplit pcs 1 tender/impor
13 Flush mouting box untuk pcs 7 tender/biki-
sakelar dan sebagainya nan sendiri
14 Flush mouting box untuk pcs 1 bikinan sen-
stop kontak 3 phasa diri
110x110x35mm
15 Tiang kayu untuk pegangan pcs 3 bikinan sen-
lampu diri
16 Klem 11 plastik/baja pcs 12 tenser/impor
17 Klem 16 plastik/baja pcs 6 tender/impor
18 Semen dm³ 5 lokal
19 Kapur dm³ 2,5 lokal
20 Pasir dm³ 25 lokal
21 Paku 2,5x60/2,5x70 pcs 40 (13) warna lokal
22 Kawat logam 1,5 mm2 m 40 warna biru lokal
23 Kawat logam 1,5 mm2 biru m 15 lokal
SATUA
NO ITEM JUMLAH KETERANGAN SUMBER
N
24 Kawat logam 1,5 mm2 hijau
kuning m 15 Beda lokal
25 Kawat logam 2,5 mm2 m 10 (35) lokal
26 Kawat logam 2.5 mm2 biru m 3,5 lokal
27 Kawat logam 2,5 mm2 hijau
kuning m 3,5 lokal
28 Stop kontak PNE pcs 2 tender/impor
29 Stop kontak 3 PNE pcs 1 tender/impor
30 Pengangan lampu E 27 pcs 3 tender/impor
31 Lampu TL 1x40 induktif pcs 3 tender/lokal
32 Capasistor 3,5 F 400V pcs 3 tender/lokal
33 Enternik proteksi 5 mm th Pelindung api
behind m² 0,1 lokal
34 Sakelar satu arah pcs 1 tender/impor
35 Sakelar dua arah pcs 2 tender/impor
36 Push button pcs 1 tender/impor
37 Dispension paint white kg 0,4 lokal
38 Klem 13 mm pcs 2 lokal
39 Klem 11 mm pcs 4 lokal
38
Tabel 3.2. Daftar Peralatan Dan Bahan Instalasi Tenaga
39
26 Kabel NYM atau NYY m 2,0 lokal
3x2,5 mm2
SATUA
NO ITEM JUMLAH KETERANGAN SUMBER
N
27 Kabel NYM atau NYY 5x1,5
mm2 m 18
28 Kabel NYM atau NYY 6x1,5
mm2 PN m 3,0
29 Kabel NYM atau NYY 5x
1,5 mm2 PN m 3,0
30 Kabel NYM atau NYY 4x1,5
m 8,0
mm2 PN
31
Kabel NYM atau NYY 3x1,5
32 m 2,0
mm2 PN impor/tender
33 pcs 12
KSV 14 mm untuk profil G impor/tender
34 pcs 8
KSV 12 mm untuk profil C plastik tender
35 pcs 2
Penahan kabel 21 mm plastik lokal
36 pcs 36
Penutup 21 mm plastik impor/tender
37 pcs 5
Penahan kabel 16 mm plastik lokal
38 pcs 10
Penutup 16 mm lokal
39 pcs 1
Stop kontak 3 P + PE 16 A lokal
40 pcs 1
Steker untuk no 39
40
41
BAB IV
GAMBAR KERJA
BAB V
LANGKAH KERJA
54
Menghubungkan output MCB F4 dengan input kontak utama milik K5
dan outputnya dihubungkan ke terminal grup 3. Ini merupakan terminal
milik DOL 2;
Menghubungkan phasa R output dari MCB F4 ke kontak 95 dan 97 milik
overload F4R;
Menghubungkan kontak 98 milik overload F4R ke terminal no. 5 milik
DOL 2;
Menghubungkan kontak 96 milik overload F4R dengan terminal no. 1
milik DOL 2;
Menghubungkan terminal no. 3 milik DOL 2 dengan kontak 13 milik K5;
Menghubungkan kontak 14 milik K5 dengan terminal no. 2 dan no. 4
milik DOL 2;
Menghubungkan kontak 14 milik K5 dengan koil A2 milik K5;
Menghubungkan koil A1 milik K5 dengan netral;
Menghubungkan input MCB F4 dengan input MCB F11;
Menghubungkan output MCB F11 dengan terminal grup 4. Ini
merupakan terminal milik panel Y-Δ;
Menghubungkan input MCB F11 dengan input MCB F16;
Menghubungkan output MCB F16 dengan terminal grup 5. Ini
merupakan terminal milik panel dua kecepatan;
Menghubungkan tiap-tiap terminal masing-masing grup dengan netral
dan ground-nya;
Ket : Untuk panel utama seluruhnya digunakan tegangan 3 phasa. Kecuali ada
5.2.2. Panel Y – Δ
Memasang komponen yang diperlukan. Seperti 3 buah kontaktor,
terminal, 1 buah overload dan kontak delay yang dipasang pada salah
satu kontaktor (KM7);
Menghubungkan terminal phasa R dengan kontak 95 milik overload F6R;
55
Menghubungkan kontak 97 milik overload F6R dengan kontak 13 milik
KM7;
Menghubungkan kontak 14 milik KM7 dengan kontak 13 milik KM6;
Menghubungkan kontak 14 milik KM6 dengan kontak 57 milik KM7;
Menghubungkan kontak 58 milik KM7 dengan kontak 21 milik KM8;
Menghubungkan kontak 22 milik KM8 dengan koil A1 milik KM6;
Menghubungkan kontak 14 milik KM7 dengan koil A1 milik KM7;
Menghubungkan koil milik KM7 dengan kontak 67 milik KM7;
Menghubungkan kontak 68 milik KM7 dengan kontak 21 milik KM6;
Menghubungkan kontak 22 milik KM6 dengan koil A1 milik KM8;
Menghubungkan ketiga koil A2 untuk tiap-tiap kontaktor dengan
terminal netral;
Menghubungkan kontak 13 KM7 dengan input tombol NO;
Menghubungkan kontak 14 KM6 dengan output tombol NO;
Menghubungkan ketiga terminal input phasa (R, S dan T) dengan input
kontak utama (1, 3 dan 5) milik KM7;
Menghubungkan ketiga output kontak utama (2, 4 dan 6) milik KM7
dengan terminal output U1, V1, W1;
Menghubungkan kontak 1 milik KM7 dengan kontak 1 milik KM8;
Menghubungkan kontak 3 milik KM7 dengan kontak 3 milik KM8;
Menghubungkan kontak 5 milik KM7 dengan kontak 5 milik KM8;
Menghubungkan ketiga kontak 1, 3 dan 5 milik KM6;
Menghubungkan kontak 2 milik KM6 dengan kontak 6 milik KM8;
Menghubungkan kontak 4 milik KM6 dengan kontak 4 milik KM8;
Menghubungkan kontak 6 milik KM6 dengan kontak 2 milik KM8;
Menghubungkan ketiga output dari overload F6R dengan terminal output
W2, U2 dan V2.
56
Menghubungkan kontak 95 milik TOR4 dengan terminal input phasa R;
Menghubungkan kontak 96 milik TOR4 dengan kontak 95 milik TOR7;
Menghubungkan kontak 96 milik TOR7 dengan terminal output no. 0;
Menghubungkan terminal output no. 1 dengan input tombol S4, input
tombol S7, kontak 13 milik KN4 dan kontak 13 milik KN7;
Menghubungkan terminal output no. 2 dengan kontak 14 milik KN4,
kontak 21 milik KN7 dan output dari tombol S4;
Menghubungkan kontak 22 milik KN7 dengan koil A1 milik KN4 dan
lampu N5;
Menghubungkan terminal output no. 3 dengan kontak 14 milik KN7,
kontak 21 milik KN4 dan output dari tombol S7;
Menghubungkan kontak 22 milik KN4 dengan koil A1 milik KN7 dan
lampu N8;
Menghubungkan koil A2 milik KN4 dan KN7 dan kedua lampu dengan
terminal input netral;
Menghubungkan ketiga terminal phasa input (R, S, T) dengan input
kontak utama (1, 3, 5) milik KN4;
Menghubungkan input kontak utama milik KN4 dengan input kontak
utama milik KN7 sesuai nomor kontak yang sama;
Menghubungkan ketiga output kontak utama milik TOR4 dengan
terminal output U, V dan W;
Menghubungkan ketiga output kontak utama TOR7 dengan terminal
output X, Y dan Z.
5.2.4. Pengawatan
Menghubungkan terminal grup 1 pada panel utama (R, S, T, N dan Pe)
dengan input sumber panel penerangan;
Menghubungkan terminal grup 2 pada panel utama (R, S, T dan Pe)
dengan input milik Q3 (Sakelar DOL);
Menghubungkan output milik Q3 dengan terminal untuk M3 (Motor 3);
Menghubungkan terminal utama grup 3 pada panel utama (R, S, T, Pe)
dengan input milik S4 (Selector 3 phasa);
57
Menghubungkan output milik S4 dengan stop kontak 3 phasa / cooker
untuk M4 (Motor 4);
Menghubungkan terminal 1 grup 3 pada panel utama dengan input
tombol S06;
Menghubungkan terminal 3 grup 3 pada panel utama dengan input
tombol S16;
Menghubungkan output tombol S06 dengan input S16;
Menghubungkan terminal 2 grup 3 pada panel utama dengan output
tombol S16;
Menghubungkan terminal 4 grup 3 pada panel utama dengan lampu H7;
Menghubungkan terminal 5 grup 3 pada panel utama dengan lampu H8;
Menghubungkan terminal netral grup 3 pada panel utama dengan lampu
H7 dan H8;
Menghubungkan terminal grup 4 pada panel utama dengan terminal input
milik panel Y – Δ;
Menghubungkan terminal output milik panel Y – Δ dengan terminal
untuk E10;
Menghubungkan terminal grup 5 pada panel utama dengan terminal input
milik panel dua kecepatan;
Menghubungkan terminal output no. 0, 1, 2 dan 3 milik panel dua
kecepatan dengan terminal kosong pada panel utama disebelah terminal
grup 5;
Menghubungkan terminal no. 0, 1, 2 dan 3 pada panel utama milik panel
dua kecepatan dengan selector switch S17;
Menghubungkan terminal output utama (R, S, T dan Pe) milik panel dua
kecepatan dengan terminal untuk motor M16;
Menghubungkan terminal sumber utama pada panel utama dengan
sumber 3 phasa.
58
BAB VI
ANALISIS
Pada praktek bengkel semester IV ini terdapat dua jenis instalasi. Yaitu,
instalasi penerangan dan instalasi tenaga. Pada setiap instalasi memiliki panel
kontrolnya. Dimana pada instalasi tenaga merupakan panel utamanya (LVMDP).
Sedangkan pada instalasi penerangan adalah panel cabangnya (LVSDP) yang
sumbernya berasal dari panel utama.
Pada tiap panel, rangkaian instalasi dibagi menjadi beberapa pengaman yang
dinamakan grup. Sehingga, ketika terjadi kerusakan atau gangguan pada salah
satu grup, maka grup yang lain tidak akan ikut terkena dampaknya. Dengan
adanya pembagian grup, untuk melakukan perbaikan dan perawatannya pun akan
semakin mudah.
Prinsip kerja dari instalasi penerangan dan instalasi tenaga tersebut adalah
sebagai berikut:
60
M3. Karena terputus oleh sakelar DOL. Jadi, ketika sakelar DOL di on-kan,
barulah motor akan menerima tegangan 3 phasa.
6.2.3. Grup 3 (F4)
Grup 3 juga merupakan rangkaian DOL. Namun motor yang
digunakan adalah motor M4. Perbedaannya dengan grup 2 adalah, pada
grup 3 menggunakan satu buah kontaktor. Kontaktor dilayani oleh dua buah
tombol. Yaitu, tombol NO bekerja sebagai tombol on dan tombol NC
bekerja sebagai tombol off.
Pengaman yang digunakan adalah satu buah MCB 3 phasa yang
berkapasitas 10A dan satu buah overload yang berfungsi untuk
mengamankan motor dari beban lebih.
Pertama MCB di-on kan. Ketika tombol NO ditekan, maka kontaktor
dan lampu tanda H7 akan bekerja. Dengan bekerjanya kontaktor, kontak
milik kontaktor yang NO akan terhubung dan yang NC akan terputus. Jadi
tegangan 3 phasa akan langsung terhubung kearah motor M4. Namun,
motor tidak akan bekerja, karena arus yang mengalir diputus oleh selector
tiga phasa S4. Motor akan bekerja jika selector 3 phasa di-on kan.
Ketika tombol NO dilepas, maka kontaktor akan tetap bekerja. Karena
telah di kunci oleh kontak NO milik kontaktor tersebut. Jika tombol NC
ditekan, maka rangkaian akan terputus sehingga rangkaian akan kembali ke
posisi semula.
Jika pada saat rangkaian sedang bekerja terjadi gangguan beban lebih,
maka overload akan bekerja. Dengan bekerjanya overload, maka rangkaian
akan diputus oleh kontak NC milik overload tersebut dan lampu tanda H8
akan menyala karena terhubung dengan kontak NO milik overload tersebut.
61
Untuk cara kerjanya, ketika tombol NO ditekan, kontaktor KM6 akan
bekerja. KM6 berfungsi sebagai kontaktor Y. Dengan bekerjanya KM6,
maka KM7 akan bekerja, karena kontak NO milik KM6 akan terhubung. Ini
dinamakan hubungan Y (bintang). Setelah beberapa saat kemudian
(tergantung pengaturan), kontak delay (penunda) yang terpasang pada KM7
akan bekerja. Sehingga KM6 akan berhenti bekerja karena terhubung seri
dengan kontak NC delay dan KM8 akan mulai bekerja karena terhubung
seri dengan kontak NO delay. Ini dinamakan hubungan Δ (segitiga).
Rangkaian dimatikan oleh overload. Karena kontak NC overload
terhubung seri dengan sumber rangkaian, jadi ketika overload ditekan
(manual) atau terjadi gangguan beban lebih maka overload akan
memutuskan rangkaian.
62
Rangkaian juga dapat diaktifkan oleh sakelar pilih tiga arah. Yaitu,
ketika sakelar pilih pada posisi 0, rangkaian akan bekerja dengan
menggunakan tombol S4 atau tombol S7. Ketika sakelar pilih pada posisi 1,
maka kontaktor KN4 akan bekerja. Ketika sakelar pilih pada posisi 2, maka
kontaktor KN7 akan bekerja. Pada saat sakelar pilih pada kondisi 1 atau 2,
maka tombol S4 dan S7 tidak akan bisa berfungsi. Karena inputnya tidak
dialiri arus.
Tabel 6.1. Hasil Pengukuran Tegangan Pada Stop Kontak 3 Phasa / Cooker
R S T N
NO LOKASI TEGANGAN
1 A 220 V
2 B 220 V
63
BAB VII
PENUTUP
7.1. Simpulan
Setiap rangkaian kontrol harus dapat dimatikan dengan segera jika terjadi
gangguan. Jadi, rangkaian harus dihubung seri oleh tombol NC;
Dalam pembagian grup, beban masing-masing grup harus seimbang;
Pada rangkaian starter motor Y – Δ, pertukaran kontaktor dari Y ke Δ
dilakukan oleh kontak delay (penunda);
Pada rangkaian motor dua kecepatan, motor akan lebih cepat jika jumlah
kutup yang digunakan lebih sedikit;
Pada rangkaian motor DOL (Direct On Line), motor langsung
dihubungkan pada tegangan sumbernya;
Pada rangkaian motor Y – Δ, pada saat motor hubung Y (bintang), maka
tegangan yang disuplai adalah sebesar 220 Volt. Sedangkan ketika motor
hubung Δ (segitiga), tegangan yang disuplai adalah 380 Volt.
7.2. Saran
Harus memperhatikan K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja);
Sebelum bahan dan alat digunakan, lebih baik diperiksa terlebih dahulu
keadaannya;
Harus mengikuti standar yang tertera pada PUIL (Peraturan Umum
Instalasi Listrik);
Sebelum melakukan pekerjaan, lebih baik pelajari terlebih dahulu gambar
rangkaiannya. Jika ada yang tak dapat dipahami, tanyakanlah pada dosen
pengasuhnya;
Lakukanlah pekerjaan satu per satu. Jangan ketika satu pekerjaan belum
selesai, langsung memulai pekerjaan yang lain;
Menggambarkan rangkaian pengawatannya terlebih dahulu agar lebih
mudah dalam pemasangan instalasi.
DAFTAR PUSTAKA