PAPER
Oleh:
2018
SISTEM PROTEKSI
PERANGKAT
PM
T
TTT
CT
PT
TRIPPING -
COIL
BATERE
REL
+
I
Gambar 1.1 Perangkat Proteksi
Keterangan Gambar :
1. Relai Pengaman
Sebagai elemen perasa / pengukur untuk mendeteksi gangguan .
2. Pemutus Tenaga [ PMT ]
Sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian
sistem yang terganggu .
3. CT (Current Trafo) dan atau Trafo Daya
Mengubah besarnya arus dan atau daya dari sirkuit primer ke sirkuit
sekunder [ relai ]
4. Batere / Aki.
Sebagai sumber tenaga untuk mentripkan pmt dan catu daya untuk
relai statik dan relai bantu .
5. Tripping Coil
Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran listrik bila terjadi
gangguan.
Secara garis besar bagian dari relay proteksi terdiri dari tiga bagian utama,
seperti pada blok diagram (gambar 3.12), dibawah ini :
Soal:
1. Relay suhu berfungsi sebagai?
a. mendeteksi suhu minyak dan kumparan secara langsung yang
akan membunyikan alarm serta mengeluarkan/mentripkan
PMT.
b. untuk mengamankan transformator terhadap suhu yang berlebihan
akibat beban lebih
c. untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah dalam
daerah pengamanan transformator khususnya untuk gangguan di
dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial
d. untuk mengamankan transformator terhadap hubung tanah, di
dalam dan di luar daerah pengamanan
2. Relai yang fungsinya untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan tanah dalam daerah pengamanan transformator khususnya
untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh
relai differensial adalah Relay?
a. Restricted earth fault relay
b. Relay fluksi lebih
c. Relay differensial
d. Relai gangguan tanah
1.3 Sistem Proteksi Pengaman Transmisi
d. Relay jarak
a. Dapat menentukan arah letak gangguan
b. Gangguan didepan relai harus bekerja.
c. Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja
d. Dapat menentukan letak gangguan.
e. Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja.
f. Gangguan diluar daerahnya relai tidak boleh bekerja.
g. Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya.
e. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya
ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50,
tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN.
f. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan
bagian instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT
atau lebih.
1.3.3 Prinsip Kerja Relai Proteksi Trasmisi
A. Relay arus lebih
Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa arus lebih,
maka dalam waktu yang singkat relay arus lebih akan bekerja sehingga jaringan
transmisi akan tidak terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka
jaringan transmisi akan terhubung kembali. Macam-macam karakteristik relay
arus lebih :
a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay), Relay yang bekerja seketika
(tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, relay
akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms).
b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay), Relay ini akan
memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat
dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu
kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu
tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan.
c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay), Relay ini akan bekerja
dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik
(inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik
ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang
berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
Standar invers, Very inverse, Extreemely inverse
B. Relay hubung tanah
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa
dengan tanah, maka relay hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu yang
sangat singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi kerusakan
C. Relay diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya
dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus
yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus
(CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang
diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Dalam kondisi normal,
arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan (generator, transformator
dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus, yaitu I1 dan I2
bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara terminal 1 dan
2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus Jika terjadi gangguan diluar
peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external fault), maka arus yang
mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan
pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan
luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka arah sirkulasi
arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada kondisi
normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir melalui relay pengaman dari
terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus sekunder transformator arus
sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja
(operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah)
yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus
mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka relai pengaman akan
bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit breaker (CB)
sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir. Adapun
gambar kerja dari relai differensial seperti gambar dibawah ini.
D. Relay jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi.
Rele jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan
impedansi saluran yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena impedansi
pada saluran besarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu,
rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi
tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi
yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat
dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai
titik terjadinya gangguan dapat ditentukan.
E. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa
dari sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut
perlindungan sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat.
Kawat ini merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika
terjadi sambaran petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir langsung
ketanah. Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus
adalah yang memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka
arus yang mengalir tidak bisa cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau
terjadinya flashover antara kawat dasa dengan kawat tanah.
F. Pemutus tenaga (PMT)
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka
dan menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika
transmisi sedang dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus
sementara.
Soal:
1. Yang bukan termasuk karakteristik relay arus lebih adalah?
Cara kerja adalah gas yang timbul di dalam trafo akan mengalir melalui pipa
dan tekanan gas ini akan mengerjakan relay dalam 2 tahap, yaitu :
b. Relay Jansen
Type Membran
Berupa plat tipis yang di desain sedemikian rupa yang akan pecah apabila
menerima tekanan melebiihi desainnya. Membrane ini hanya sekali pakai
sehingga jika pecah harus diganti yang baru.
Type Valve
Berupa suatu katup yang ditekan oleh sebuah pegas yang di desain
sedemikian rupa sehingga apabila terjadi tekanan di dalam trafo melebihi
tekanan pegas maka akan membuka dan membuang tekanan keluar bersama
sama sebagian minyak. Apabila tekanan di dalam trafo sudah turun atau
lebih kecil dari tekanan pegas maka valve akan menutup kembali.
d. Relay Suhu
a. Gangguan Hewan
b. Gangguan dalam tap changer yang menimbulkan gas
c. Gangguan Luar pada pipa
d. Gangguan Petir
1.5 Sistem Proteksi JTR dan Konsumen
Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang paling
dekat dengan pelanggan/ konsumen. Ditinjau dari volume fisiknya jaringan
distribusi pada umumnya lebih panjang dibandingkan dengan jaringan transmisi
dan jumlah gangguannya (sekian kali per 100 km pertahun) juga paling tinggi
dibandingkan jumlah gangguan pada saluran-saluran transmisi. Jaringan distribusi
seperti diketahui terdiri dari jaringan distribusi tegangan menengah (JTM) dan
jaringan distribusi tegangan rendah (JTR).
Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1
fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen. Gangguan permanen
: Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator, (tembusnya isolasi).
Gangguan temporer : Flashover karena sambaran petir, flashover dengan
pohon, tertiup angin.
Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran
distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat
dikelompokkan atas dua hal, yaitu : Tegangan lebih power frekwensi.dan
Tegangan lebih surja
1.5.2 Peralatan Proteksi Pada JTR dan Konsumen
a. Recloser
Berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis ketika terjadi
gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu kemudian
sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini disetting untuk dua kali
bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan . Apabila
hingga kerja recloser yang kedua keadaan masih membuka dan menutup,
berarti telah terjadi gangguan permanen.
b. Fuse
Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan beban lebih
maupun adanya gangguan hubung singkat.
c. PMT
Berfungsi untuk memutuskan saluran secara keseluruhan pada tiap out put.
Pemutusan dapat terjadi karena adanya gangguan sehingga secara otomatis
PMT akan membuka ataupun secara manual diputuskan karena adanya
pemeliharaan jaringan.
d. Isolator
Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang
maupun ke penghantar lainnya.
e. Arester
Arrester adalah suatu alat untuk melindungi isolasi atau peralatam listrik
terhadap tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan
transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian
(sirkuit), dengan jalan mengalirkan arus denyut (Surge Current) ketanah
serta membatasi berlangsungnya arus ikutan (Follow Current) serta
mengembalikan keadaan jaringan ke keadaan semula tanpa mengganggu
sistem.
Soal:
a. Fuse
b. PMT
c. Arester
d. Recloser
a. Fuse
b. Isolator
c. Arester
d. Recloser