Anda di halaman 1dari 24

SISTEM PROTEKSI

PAPER

Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Proteksi

Pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

Politeknik Negeri Sriwijaya

Oleh:

TRI WAHYU SAPUTRA 0615 3031 0195

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2018
SISTEM PROTEKSI

Sistem proteksi merupakan sistem pengamanan pada peralatan yang


terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, busbar, transformator,
saluran transmisi dan distribusi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya
terhadap kondisi abnormal operasi sistem tenaga listrik tersebut. Pusat Listrik
merupakan komponen vital dalam kehidupan yang modern ini, dimana energi listrik
menyuplai berbagai kebutuhan yang diperlukan manusia. Gangguan yang dapat
mengganggu pusat listrik antara lain : petir, short circuit, arus berlebih, perilaku
manusia, perilaku hewan, arus urutan negatif, arus urutan positif, dsb.

1.1 Sistem Proteksi Pada Generator


1.1.1 Tujuan Proteksi pada Generator
Tujuan proteksi pada generator yaitu :

1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat


membahayakan peralatan.
2. Melepaskan/memisahkan bagian sistem yang terganggu atau yang
mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan
instalasi yang terganggu yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau
dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap beroperasi.

Relai proteksi pada generator mempunyai fungsi antara lain :


1. Memberikan sinyal alarm atau melepas pemutus tenaga ( CB ) dengan
tujuan mengisolir gangguan atau kondisi yang tidak normal seperti adanya
beban lebih, tegangan rendah , kenaikan suhu , beban tidak seimbang , daya
balik , frekuensi rendah, hubung singkat dan lain lain.
2. Melepas /men-trip peralatan yang tidak berfungsi dengan normal untuk
mencegah timbulnya kerusakan dan menghindari kerusakan yang lebih
berat.
3. Melokalisir kemungkinan dampak gangguan dan memisahkan peralatan
yang terganggu dari sistem , karena peralatan yang terganggu dapat pula
menyebabkan gangguan pada peralatan lain yang terdapat dalam suatu
sistem.
Proteksi generator meliputi :
 Stator
 Rotor (Sistem Penguat)
 Mesin Penggerak
 Back Up instalasi diluar Generator
1.1.2 Pengaman Generator Secara Garis Besar
 Pengaman terhadap gangguan luar generator, yaitu gangguan dalam
sistem yang dihubungkan dengan generator
 Pengamanan terhadap gangguan yang terjadi didalam generator
 Pengamanan terhadap gangguan dalam mesin penggerak yang
memerlukan pelepasan PMT generator
1.1.3 Perangkat Proteksi

PERANGKAT
PM
T
TTT
CT

PT

TRIPPING -
COIL
BATERE
REL
+

I
Gambar 1.1 Perangkat Proteksi
Keterangan Gambar :
1. Relai Pengaman
Sebagai elemen perasa / pengukur untuk mendeteksi gangguan .
2. Pemutus Tenaga [ PMT ]
Sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian
sistem yang terganggu .
3. CT (Current Trafo) dan atau Trafo Daya
Mengubah besarnya arus dan atau daya dari sirkuit primer ke sirkuit
sekunder [ relai ]
4. Batere / Aki.
Sebagai sumber tenaga untuk mentripkan pmt dan catu daya untuk
relai statik dan relai bantu .
5. Tripping Coil
Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran listrik bila terjadi
gangguan.
Secara garis besar bagian dari relay proteksi terdiri dari tiga bagian utama,
seperti pada blok diagram (gambar 3.12), dibawah ini :

Gambar 1.2 Blok Diagram Utama Relai Proteksi


Masing-masing elemen/bagian mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Elemen pengindera.
Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besaran listrik, seperti arus,
tegangan, frekuensi, dan sebagainya tergantung relay yang dipergunakan.
Pada bagian ini besaran yang masuk akan dirasakan keadaannya, apakah
keadaan yang diproteksi itu mendapatkan gangguan atau dalam keadaan normal,
untuk selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke elemen pembanding.
2. Elemen pembanding.
Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran itu
diterima oleh elemen pengindera untuk membandingkan besaran listrik pada saat
keadaan normal dengan besaran arus kerja relay.
3. Elemen pengukur/penentu.
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada
besaran ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau
memberikan sinyal.

1.1.4 Relai Proteksi Yang Digunakan Pada Generator


No Nama Relai Fungsi Relai
1 Relai jarak (distance relay) Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di muka
generator sampai batas jangkauannya
2 Relai periksa sinkron Pengaman bantu generator untuk mendeteksi persyaratan
(synchron check relay) sinkronisasi atau paralel
3 Relai tegangan kurang Untuk mendeteksi turunnya tegangan sampai di bawah harga
(undervoltage relay) yang diijinkan
4 Relai daya balik (reverse Untuk mendeteksi daya balik sehingga mencegah generator
power relay) bekerja sebagai motor
5 Relai kehilangan medan Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada rotor
penguat (loss of excita-tion
relay)
6 Relai phasa urutan negatif Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh
(negative phase sequence beban tidak seimbang dari batas-batas yang diijinkan
relay)
7 Relai arus lebih seketika Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas yang
(instantaneous over cur-rent ditentukan dalam waktu seketika
relay)
8 Relai arus lebih dengan Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam
waktu tunda (time over waktu yang ditentukan
current relay)
9 Relai penguat lebih (over Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator
excitation relay)
10 Relai tegangan lebih (over1. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan
voltage relay) yang dihubungkan segitiga, untuk mendeteksi gangguan stator
hubung tanah
2. Bila terpasang pada terminal generator : untuk mendeteksi
tegangan lebih
11 Relai keseimbangan te- Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan ke
gangan (voltage balance pengatur tegangan otomatis (AVR) dan ke relay
relay)
12 Relai waktu Untuk memperlambat/mempercepat waktu
13 Relai stator gangguan Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator
tanah(stator ground fault
relay)
14 Relai kehilangan sinkroni- Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada generator yang
sasi (out of step relay) sudah paralel dengan sistem
15 Relai pengunci (lock out Untuk menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan
relay) kemudian meneruskan signal trip ke PMT, alarm, dan
peralatan lain serta penguncinya
16 Relai frekuensi (frequen-cy Untuk mendeteksi besaran frekuensi rendah/lebih di luar
relay) harga yang ditentukan
17 Relai differensial (diffe- Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat pada daerah yang
rential relay) diamankan
Soal :
1. Relay yang berfungsi mendeteksi daya balik sehingga mencegah
generator bekerja sebagai motor adalah relay?
a. Lock Out Relay
b. Over Excitation Relay
c. Reverse Power Relay
d. Over Current Relay
2. Yang bukan termasuk bagian perangkat proteksi adalah?
a. Tripping Coil
b. Current Trafo
c. PMT
d. PMS
1.2 Sistem Proteksi Trafo Pembangkit
Yang dimaksud transformator pembangkit dalam pembahasan ini adalah :
a. Transformator Generator (Generator Transformer) / Transformator Utama (Main
Transformer)
b. Transformator bantu utama (Main Auxiliary Transformer) / Transformator
Pemakaian Sendiri
c. Transformator bantu cadangan (Reserve Auxiliary Transformer) / Transformer
start (Starting Transformer)
d. Transformator lainnya yang digunakan untuk pemakaian motor-motor
bertegangan rendah
1.2.1 Macam – Macam Gangguan Pada Trafo Pembangkit
A. Gangguan luar / External fault
Gangguan luar dimaksud adalah gangguan yang diakibatkan oleh, atau terjadi
di luar daerah pengamanan transformator yang dapat mengakibatkan kerusakan
pada transformator. Contoh :
a. Beban lebih/over load.
Pembebanan lebih yang melampaui kapasitasnya menyebabkan
pemanasan yang berlebihan akibat kenaikan suhu.
Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan :
 Memperpendek umur transformator/lifetime
 Merusak isolasi dan material belitan
b. Hubung singkat di sisi luar/external short circuit
Terjadinya hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah di luar
daerah pengaman transformator itu sendiri dapat merusak bagian-bagian
transformer.
B. Gangguan dalam / internal fault
Gangguan dalam yang dimaksud adalah gangguan yang bersumber dari
dalam trafo itu sendiri. Gangguan dalam transformator dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Gangguan listrik / electrical fault
Gangguan ini tergolong gangguan berat yang dapat menyebabkan
kerusakan pada bagian-bagian transformator. Gangguan ini biasanya dapat
terdeteksi langsung oleh relai-relai arus dan tegangan.
b. Gangguan awal
Gangguan ini sering diistilahkan incipient fault yaitu gangguan
yang tergolong ringan dan berawal dari gangguan kecil namun kemudian
secara perlahan-lahan berkembang menjadi gangguan besar/berat dan
mengakibatkan kerusakan, apabila tidak segera terdeteksi. Keadaan
gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh relai-relai arus dan
tegangan. Gangguan tersebut antara lain :
 Kendornya baut-baut / ring pada terminal konduktor
 Gangguan pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang
menimbulkan percikan bunga api di bawah minyak
 Gangguan di sistem pendingin, seperti kerusakan pada pompa sirkulasi
minyak, kipas pendingin dan bagian-bagian dari sistem pendingin lainnya
yang dapat menyebabkan kenaikan suhu operasi yang tinggi sementara
transformator masih beroperasi di bawah beban penuh
 Adanya kemungkinan pengentalan minyak atau kebuntuan pada bagian-
bagian tertentu, sehingga sirkulasi minyak menjadi terganggu yang dapat
mengakibatkan pemanasan setempat atau lokal hot spot pada sebagian
belitan.
 Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap
perubahan pembebanan atau load tap changer akibat pemasangan yang
kurang sempurna (loss contact, getaran, dsb)
 Kebocoran minyak dari bagian las-lasan, perapat packing, dsb.
 Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi, keretakan,
penuaan, binatang, dsb.
1.1.4 Relai Proteksi Yang Digunakan Pada Trafo Pembangkit

No Nama Relai Fungsi Relai


1 Relai suhu Relai ini adalah relai mekanis yang berfungsi mendeteksi suhu
minyak dan kumparan secara langsung yang akan membunyikan
alarm serta mengeluarkan/mentripkan PMT.
Relai suhu ini dipasang pada semua transformator
2 Relai beban lebih Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu
yang berlebihan akibat beban lebih
3 Relai Bucholz Relai ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan
oleh loncatan bunga api dan pemanasan setempat dalam minyak
transformator
4 Relai tekanan lebih (sudden Bagi transformator tanpa konservator, dipasang relai tekanan
pressure relay) mendadak yang dipasang pada tangki, dan bekerja dengan
pertolongan membran.
Relai ini dipasang pada semua transformator.
5 Relai arus lebih Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan hubung singkat antar phasa di dalam maupun di luar
daerah pengamanan transformator. Relai ini juga diharapkan
mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih. Relai ini
berfungsi juga sebagai pengaman cadangan bagi bagian instalasi
lainnya
6 Relai gangguan tanah Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
hubung tanah, di dalam dan di luar daerah pengamanan.

7 Relai differensial Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam daerah pengamanan
transformator
8 Relai gangguan tanah terbatas Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
(Restricted earth fault relay) gangguan tanah dalam daerah pengamanan transformator khususnya
untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh
relai differensial
9 Relai fluksi lebih Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator generator.
Relai ini mendeteksi besaran fluksi /perbandingan tegangan dan
frekuensi

Soal:
1. Relay suhu berfungsi sebagai?
a. mendeteksi suhu minyak dan kumparan secara langsung yang
akan membunyikan alarm serta mengeluarkan/mentripkan
PMT.
b. untuk mengamankan transformator terhadap suhu yang berlebihan
akibat beban lebih
c. untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah dalam
daerah pengamanan transformator khususnya untuk gangguan di
dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial
d. untuk mengamankan transformator terhadap hubung tanah, di
dalam dan di luar daerah pengamanan
2. Relai yang fungsinya untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan tanah dalam daerah pengamanan transformator khususnya
untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh
relai differensial adalah Relay?
a. Restricted earth fault relay
b. Relay fluksi lebih
c. Relay differensial
d. Relai gangguan tanah
1.3 Sistem Proteksi Pengaman Transmisi

Proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada


peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses
penyaluaran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant)
hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai
pada konsumer pengguna listrik dengan aman. Proteksi transmisi tenaga listrik
diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi gangguan peralatan yang
berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami kerusakan. Ini juga
termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi bekerja
dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik
dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi
gangguan, maka pengaman-pengaman yang terpasang harus bekerja demi
mengamankan sistem dan manusia yang sedang melakukan perawatan.
1.3.1 Gangguan Pada Transmisi
a. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
b. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
c. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri
oleh manusia
1.3.2 Peralatan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik diantaranya adalah :
a. Relay arus lebih
merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
terpasang pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada
pengaman Transformator tenaga. Rele ini berfungsi untuk mengamankan
peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa.

b. Relay hubung tanah


Merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
terpasang pada jaringan Tegangan tinggi,Tegangan menengah juga pada
pengaman Transformator tenaga.
c. Relay Diferensial
Relay diferensial ini berfungsi untuk mengamankan transformator tenaga
terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman
transformator, yang disambung ke instalasi trafo arus ( CT ) dikedua sisi

Gambar 1.3 Diagram Satu Garis Relay Diferensial

d. Relay jarak
a. Dapat menentukan arah letak gangguan
b. Gangguan didepan relai harus bekerja.
c. Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja
d. Dapat menentukan letak gangguan.
e. Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja.
f. Gangguan diluar daerahnya relai tidak boleh bekerja.
g. Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya.

e. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya
ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50,
tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN.
f. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan
bagian instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT
atau lebih.
1.3.3 Prinsip Kerja Relai Proteksi Trasmisi
A. Relay arus lebih
Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa arus lebih,
maka dalam waktu yang singkat relay arus lebih akan bekerja sehingga jaringan
transmisi akan tidak terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka
jaringan transmisi akan terhubung kembali. Macam-macam karakteristik relay
arus lebih :
a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay), Relay yang bekerja seketika
(tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, relay
akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms).
b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay), Relay ini akan
memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat
dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu
kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu
tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan.
c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay), Relay ini akan bekerja
dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik
(inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik
ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang
berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
Standar invers, Very inverse, Extreemely inverse
B. Relay hubung tanah
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa
dengan tanah, maka relay hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu yang
sangat singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi kerusakan
C. Relay diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya
dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus
yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus
(CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang
diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Dalam kondisi normal,
arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan (generator, transformator
dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus, yaitu I1 dan I2
bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara terminal 1 dan
2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus Jika terjadi gangguan diluar
peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external fault), maka arus yang
mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan
pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan
luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka arah sirkulasi
arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada kondisi
normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir melalui relay pengaman dari
terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus sekunder transformator arus
sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja
(operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah)
yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus
mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka relai pengaman akan
bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit breaker (CB)
sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir. Adapun
gambar kerja dari relai differensial seperti gambar dibawah ini.
D. Relay jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi.
Rele jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan
impedansi saluran yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena impedansi
pada saluran besarnya akan sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu,
rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi
tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele proteksi. Impedansi
yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat
dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai
titik terjadinya gangguan dapat ditentukan.
E. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa
dari sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut
perlindungan sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat.
Kawat ini merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika
terjadi sambaran petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir langsung
ketanah. Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus
adalah yang memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka
arus yang mengalir tidak bisa cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau
terjadinya flashover antara kawat dasa dengan kawat tanah.
F. Pemutus tenaga (PMT)
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka
dan menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika
transmisi sedang dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus
sementara.
Soal:
1. Yang bukan termasuk karakteristik relay arus lebih adalah?

a. Relay waktu seketika


b. Relay arus lebih waktu tertentu
c. Relay arus lebih waktu terbalik
d. Relay arus lebih waktu konstan
2. Untuk mendapatkan impedansi saluran yang harus diamankan relay
jarak menggunakan pengukuran?
a. Tegangan dan Daya
b. Frekuensi dan Arus
c. Tegangan dan Arus
d. Frekuensi dan Daya
1.4 Sistem Proteksi Trafo 20 KV
Sistem proteksi trafo 20 KV adalah sistem yang memisahkan bagian sistem
yang terganggu sehingga bagian sistem lain dapat terus beroperasi dengan cara
sebagai berikut :
a. Mendeteksi adanya gangguan atau kondisi abnormal lainnya pada bagian
sistem yang diamankannya ( fault detection)
b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)
c. Memberikan indikasi adanya gangguan.
1.4.1 Macam-Macam Proteksi Trafo 20 Kv
a. Relay Buchollz
Berfungsi untuk mengamankan trafo dari gangguan internal trafo yang
menimbulkan gas dimana gas tersebut timbul akibat adanya hubung singkat
di dalam trafo atau akibat busur di dalam trafo.

Gambar 1.4 Relay Buchollz

Cara kerja adalah gas yang timbul di dalam trafo akan mengalir melalui pipa
dan tekanan gas ini akan mengerjakan relay dalam 2 tahap, yaitu :

 Mengerjakan alarm (bucholz 1st) pada kontak bagian atas (1).


 Mengerjakan perintah trip ke PMT pada kontak bagian bawah (2).

b. Relay Jansen

Adalah relay yang digunakan untuk mengamankan trafo dari gangguan di


dalam tap changer yang menimbulkan gas. Relay ini dipasang pada pipa
yang menuju konservator. Cara kerja pada prinsipnya sama dengan relay
bucholz akan tetapi hanya punya satu kontak tripping.

Gambar 1.5 Relay Jansen

c. Relay Sudden Pressure

Digunakan untuk melindungi trafo dari gangguan tekanan berlebih yang


disebabkan oleh gangguan di dalam trafo. Terdapat 2 jenis yaitu :

 Type Membran

Berupa plat tipis yang di desain sedemikian rupa yang akan pecah apabila
menerima tekanan melebiihi desainnya. Membrane ini hanya sekali pakai
sehingga jika pecah harus diganti yang baru.

 Type Valve

Berupa suatu katup yang ditekan oleh sebuah pegas yang di desain
sedemikian rupa sehingga apabila terjadi tekanan di dalam trafo melebihi
tekanan pegas maka akan membuka dan membuang tekanan keluar bersama
sama sebagian minyak. Apabila tekanan di dalam trafo sudah turun atau
lebih kecil dari tekanan pegas maka valve akan menutup kembali.
d. Relay Suhu

Berfungsi untuk melindungi trafo dari temperature yang berlebih. Apabila


temperature trafo melebihi batas yang ditentukan maka relay suhu akan
bekerja. Besar kenaikan suhu adalah sebanding dengan factor pembebanan
dan suhu udara luar trafo. Relay suhu dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
relay suhu winding (belitan) dan relay suhu Oil (Minyak trafo) yang bekerja
pada dua tahap: Tahap 1 : mengerjakan alarm Tahap 2 : memerintahkan trip
ke PMT

Gambar 1.6 Relay Suhu


Soal:

1. Relay Sudden Pressure mempunyai dua tipe yaitu?

a. Type Membran dan Type Lebur


b. Type Lebur dan Type Lunak
c. Type Membran dan Type Valve
d. Type Seketika dan Type Tunda

2. Relay Jansen adalah relay yang digunakan untuk mengamankan trafo


dari gangguan?

a. Gangguan Hewan
b. Gangguan dalam tap changer yang menimbulkan gas
c. Gangguan Luar pada pipa
d. Gangguan Petir
1.5 Sistem Proteksi JTR dan Konsumen

Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang paling
dekat dengan pelanggan/ konsumen. Ditinjau dari volume fisiknya jaringan
distribusi pada umumnya lebih panjang dibandingkan dengan jaringan transmisi
dan jumlah gangguannya (sekian kali per 100 km pertahun) juga paling tinggi
dibandingkan jumlah gangguan pada saluran-saluran transmisi. Jaringan distribusi
seperti diketahui terdiri dari jaringan distribusi tegangan menengah (JTM) dan
jaringan distribusi tegangan rendah (JTR).

1.5.1 Gangguan-gangguan JTR dan Konsumen

a. Gangguan Hubung Singkat

Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1
fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen. Gangguan permanen
: Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator, (tembusnya isolasi).
Gangguan temporer : Flashover karena sambaran petir, flashover dengan
pohon, tertiup angin.

b. Gangguan Beban Lebih

Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang


melebihi kapasitas sistem terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan
gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat
merusak peralatan.

c. Gangguan Tegangan Lebih

Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran
distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat
dikelompokkan atas dua hal, yaitu : Tegangan lebih power frekwensi.dan
Tegangan lebih surja
1.5.2 Peralatan Proteksi Pada JTR dan Konsumen
a. Recloser
Berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis ketika terjadi
gangguan dan akan segera menutup kembali beberapa waktu kemudian
sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini disetting untuk dua kali
bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan . Apabila
hingga kerja recloser yang kedua keadaan masih membuka dan menutup,
berarti telah terjadi gangguan permanen.
b. Fuse
Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan beban lebih
maupun adanya gangguan hubung singkat.
c. PMT
Berfungsi untuk memutuskan saluran secara keseluruhan pada tiap out put.
Pemutusan dapat terjadi karena adanya gangguan sehingga secara otomatis
PMT akan membuka ataupun secara manual diputuskan karena adanya
pemeliharaan jaringan.
d. Isolator
Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang
maupun ke penghantar lainnya.
e. Arester
Arrester adalah suatu alat untuk melindungi isolasi atau peralatam listrik
terhadap tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan
transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian
(sirkuit), dengan jalan mengalirkan arus denyut (Surge Current) ketanah
serta membatasi berlangsungnya arus ikutan (Follow Current) serta
mengembalikan keadaan jaringan ke keadaan semula tanpa mengganggu
sistem.
Soal:

1. Alat yang berfungsi sebagai pemutus saluran jika terjadi


gangguan dan segera menutup kembali yang tergantung pada
setting waktu adalah?

a. Fuse
b. PMT
c. Arester
d. Recloser

2. Gangguan samabaran petir yang mengakibatkan beban lebih


dan hubung singkat bisa merusak isolasi bisa diamankan oleh
alat?

a. Fuse
b. Isolator
c. Arester
d. Recloser

Anda mungkin juga menyukai