Anda di halaman 1dari 3

Nama : Abdul Aziz

NIM : 2007113726
Mata Kuliah : Proteksi Sistem Tenaga Listrik
Tugas 1. Sistem Operasi Relay

Sistem operasi relay (Relay Operating System) adalah sistem operasi khusus yang
digunakan pada perangkat relay dalam sistem tenaga listrik. Sistem operasi ini bertugas
mengendalikan operasi dan perlindungan dengan perangkat relay, seperti pengukuran dan
deteksi gangguan pada jaringan listrik. Relay Operating System umumnya terintegrasi dalam
perangkat relay dan tidak dapat dioperasikan secara terpisah dari perangkat tersebut.
1. Relay Proteksi
Relay adalah sebuah perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengendalikan suatu
aliran listrik dengan menggunakan sinyal listrik dari sirkuit lainnya. Relay biasanya
digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan aliran listrik pada sirkuit yang lebih
besar, dengan cara mengaktifkan atau menonaktifkan kontak-kontak listrik di dalamnya.
Relay umumnya digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan pengendalian listrik yang
kompleks dan otomatis, seperti di dalam sistem otomasi industri, kendali mesin, dan
sistem proteksi listrik. Sedangkan yang dimaksud dengan proteksi terhadap tenaga Iistrik
ialah sistem pengamanan yang diIakukan ternadap peralatan-peralatan listrik, yang
terpasang pada sistem tenaga Iistrik tersebut, yang diproteksi dari sistem tenaga listrik
ialah hubung singkat, tegangan lebih/kurang, beban iebih, frekuensi sistem turun/naik,
Dan iain-lain

Relay proteksi adalah suatu sistem perlindungan yang digunakan untuk mendeteksi
dan memberikan tanggapan terhadap gangguan atau kegagalan pada sistem tenaga listrik.
Relay proteksi bekerja dengan mendeteksi sinyal dari sensor atau alat ukur, dan memicu
perintah untuk memutus pasokan listrik jika terdeteksi kondisi yang membahayakan.
Tujuan utama dari relay proteksi adalah untuk melindungi peralatan listrik dan
memastikan kontinuitas pasokan listrik yang aman dan andal.
2. Fungsi Relay Proteksi
Fungsi utama dari relay proteksi adalah untuk melindungi sistem tenaga listrik dari
kerusakan akibat kondisi yang tidak normal, seperti korsleting, hubung singkat, arus
bocor, dan kelebihan beban. Fungsi yang lain dari relay proteksi adalah untuk mengetanui
letak dan jenis gangguan. Sehingga dari pengamatan ini dapat dipakai untuk pedoman
perbaikan peralatan yang rusak. Relay proteksi juga bertujuan untuk memastikan
keselamatan manusia dan mencegah kerusakan pada peralatan listrik yang berharga.
Beberapa fungsi khusus dari relay proteksi meliputi:
a). Proteksi overload: melindungi peralatan listrik dari kerusakan akibat kelebihan
beban.
b). Proteksi ground fault: melindungi peralatan listrik dari kerusakan akibat arus bocor
ke tanah.
c). Proteksi overvoltage: melindungi peralatan listrik dari kerusakan akibat tegangan
yang terlalu tinggi.
d). Proteksi undervoltage: melindungi peralatan listrik dari kerusakan akibat tegangan
yang terlalu rendah.
e). Proteksi differential: melindungi peralatan listrik dari kerusakan akibat arus bocor
antara dua atau lebih fase.
f). Proteksi distance: melindungi sistem transmisi tenaga listrik dari kerusakan akibat
gangguan pada jarak tertentu.
g). Proteksi frequency: melindungi sistem tenaga listrik dari kerusakan akibat fluktuasi
frekuensi yang tidak normal.

3. Jenis-jenis Relay Proteksi


a). Relay jarak (distance relay) = Untuk mendeteksi gangguan 2 fasa atau 3 fasa di muka
generator sampai batas jangkauannya.
b). Relay periksa sinkron = Pengaman Bantu generator untuk mendeteksi persaratan
sinkronisasi (parallel).
c). Relay tegangan kurang (under voltage relay) = Mendeteksi turunnya tegangan sampai
dibawah harga yang di izinkan (relay ini bekerja apabila sebelum rele loss of field
bekerja)
d). Relay daya balik (reverse power relay) = Untuk mendeteksi daya balik, sehingga
mencegah generator bekerja sebagai motor.
e). Relay kehilangan medan penguat = Untuk mendeteksi kehilangan medan penguat
generator.
f). Relay fasa urutan negative = Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan
oleh beban tidak seimbang pada batasbatas yang tidak diizinkan
g). Relay arus lebih seketika (over current relay instanteneous) = Untuk mendeteksi
besaran arus yang melebihi batas yang ditentukan dalam waktu seketika.
h). Relay arus lebih dengan waktu tunda (time over current relay) = Untuk mendeteksi
besaran arus yang melebihi batas dalam waktu yang diizinkan.
i). Relay penguat lebih (over excitation relay) = Untuk mendeteksi penguat lebih pada
generator.
j). Relay tegangan lebih = bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan
yang di hubungkan segitiga terbuka untuk mendeteksi gangguan stator hubungan
tanah. bila terpasang pada terminal generator untuk mendeteksi tegangan lebih.
k). Relay keseimbangan tegangan (voltage balanced relay) = Untuk mendeteksi
hilangnya tegangan dari trafo tegangan pengatur tegtangan otomatis (AVR dan
relay).
l). Relay waktu (time delay) = Untuk memperlambat waktu.
m). Relay stator gangguan tanah (stator ground fault relay) = Untuk mendeteksi kondisi
asinkron pada generator yang sudah paralel dengan sistem.
n). Relay kehilangan sinkronisasi (out of step relay) Untuk mendeteksi kondisi asinkron
pada generator yang sudah paralel dengan sistem.
o). Relay pengunci (lock out relay) = Untuk menerima signal trip dari relay-relay
proteksi dan kemudian meneruskan signal trip ke PMT, alarm dan peralatan lain serta
mengunci.
p). Relay frekuensi (frekuensi relay) = Mendeteksi besaran frekuensi rendah/lebih di luar
harga yang diizinkan.
q). Relay diferensial (diferensial relay) Untuk mendeteksi gangguan hubungan singkat
pada daerah yang diamankan.

Anda mungkin juga menyukai