Anda di halaman 1dari 14

Dioda

A. Pengertian Dioda

Pengertian Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub dan bersifat
semikonduktor. Dioda juga bisa dialiri arus listrik ke satu arah dan menghambat arus dari
arah sebaliknya. Dioda sebenarnya tidak memiliki karakter yang sempurna, melainkan
memiliki karakter yang berhubungan dengan arus dan tegangan komplek yang tidak linier
dan seringkali tergantung pada teknologi yang digunakan serta parameter penggunaannya.

Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cat’s Wahisker dan tabung hampa.
Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat dari bahan semikonduktor, contohnya :
Silikon dan Germanium. Di karenakan pengembangannya yang dilakukan secara terpisah,
dioda kristal (semikonduktor) lebih populer di bandingkan dengan dioda termionik. Dioda
termionik pertama kali ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873, sedangkan dioda
kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti asal Jerman, Karl Ferdinand Braun.

Gambar Tentang Dioda

B. Fungsi Dioda dan Cara mengukurnya

Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan
sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2
Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang
berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi
tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah
sebaliknya.
Simbol Dioda

Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika


aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

C. Jenis-Jenis Dioda dan Fungsinya

Jenis-Jenis Dioda terbagi menjadi beberapa bagian, mulai dari Light Emiting Diode
(Dioda Emisi Cahaya) yang biasa disingkat LED, Diode Photo (Dioda Cahaya), Diode
Varactor (Dioda Kapasitas), Diode Rectifier (Dioda Penyearah) dan yang terakhir adalah
Diode Zener yang biasa disebut juga sebagai Voltage Regulation Diode. Semua jenis dioda
ini memiliki fungsi yang berbeda-beda yang sesuai dengan nama dioda itu sendiri. Dioda
disempurnakan oleh William Henry Eccles pada tahun 1919 dan mulai memperkenalkan
istilah diode yang artinya dua jalur tersebut, walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal
(semikonduktor) yang dikembangkan oleh peneliti asal Jerman yaitu Karl Ferdinan Braun
pada tahun 1874, dan dioda termionik pada tahun 1873 yang dikembangkan lagi prinsip
kerjanya oleh Frederic Gutherie.

Gambar Jenis-Jenis Dioda


D. Pengertian dari jenis-jenis dioda :

Light Emiting Diode (Dioda Emisi Cahaya)

Dioda yang sering disingkat LED ini merupakan salah satu piranti elektronik yang
menggabungkan dua unsur yaitu optik dan elektronik yang disebut juga sebagai
Opteolotronic.dengan masing-masing elektrodanya berupa anoda (+) dan katroda (-), dioda
jenis ini dikategorikan berdasarkan arah bias dan diameter cahaya yang dihasilkan, dan warna
nya.

Diode Photo (Dioda Cahaya)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang bekerja pada pada
daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu saja yang dapat melewatinya,
dioda ini biasa dibuat dengan menggunakan bahan dasar silikon dan geranium. Dioda cahaya
saat ini banyak digunakan untuk alarm, pita data berlubang yang berguna sebagai sensor, dan
alat pengukur cahaya (Lux Meter).

Diode Varactor (Dioda Kapasitas)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki kapasitas yang
dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang diberikan kepada dioda ini,
contohnya jika tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya akan menurun,berbanding
terbalik jika diberikan tegangan yang rendah akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan
dioda ini secara reverse. Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada
televisi, dan pesawat penerima radio.
Diode Rectifier (Dioda Penyearah)

Dioda jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau tegangan yang diberikan,
contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan sehingga menghasilkan arus searah
(DC). Dioda jenis ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitas
tegangan yang dimiliki.

Diode Zener

Dioda jenis ini merupakan dioda yang memiliki kegunaan sebagai penyelaras
tegangan baik yang diterima maupun yang dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas dari dioda
tersebut, contohnya jika dioda tersebut memiliki kapasitas 5,1 V, maka jika tegangan yang
diterima lebih besar dari kapasitasnya, maka tegangan yang dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi
jika tegangan yang diterima lebih kecil dari kapasitasnya yaitu 5,1, dioda ini tetap
mengeluarkan tegangan sesuai dengan inputnya.

Dapat disimpulkan bahwa Jenis-Jenis Dioda tersebut memiliki berbagai kegunaan


tersendiri yang dapat memanipulasi berbagai tegangan yang masuk melalui dioda tersebut.
Jenis-jenis Dioda diatas merupakan beberapa contoh jenis dioda yang saat ini sudah ada dan
dikembangkan, masih banyak lagi contoh lain dari jenis dioda ini.

Prinsip Kerja Dioda

Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan menghambat aliran
arus listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh pemasangan dan penggunaan Dioda
dalam sebuah rangkaian Elektronika.
Kapasitor

A. Pengertian kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan muatan listrik,yang


terbuat dari dua buah keping logam yang dipisahkan oleh bahan dielektrik,seperti
keramik,gelas,vakum,dan lain-lain.Muatan positif dan negatif akan berkumpul pada kedua
ujung berlainan tersebut,apabila kedua ujung metal (elektroda)dihubungkan dengan sumber
tegangan.

Gambar Kapasitor

B. Fungsi Kapasitor

Berfungsi untuk menyimpan muatan listrik/elektron yang disebut dengan


kapasitansi.Beberapa ilmuan menyatakan bahwa jika sebuah kapasitor yang diberi tegangan 1
volt dapat memuat elektron sebanyak 1 coloumb maka dikatakan bahwa kapasitor tersebut
memiliki kapasitansi 1 farad.Berikut secara matematis,jika dinyatakan secara rumus:

Rumus Kapasitor

C = Q/V
C = Nilai kapasitansi,dalam F (Fared)
Q = Muatan elektron,dalam C (Coloumb)
V = Besar Tegangan,dalam V (Volt)
Dalam perhitunganya,kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas daerah pelat
metal(A),Jarak antara kedua pelat metal (t),serta konstanta bahan elektrik (K).Secara
matematis,dapat dituliskan seperti berikut:
C =(8,85x10-12)(KA/t)

C. Prinsip Pembentukan Kapasitor


Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian plat
tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang menjadi batas kedua plat
tersebut dinamakan dielektrikum).
Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor
berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum dan jarak
kedua plat mempengaruhi nilai kapasitansinya.
Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu
disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang
berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang
berdekatan.

Gambar . Dielektrikum

Gambar diatas menunjukan bahwa ada dua buah plat yang dibatasi udara. Jarak kedua plat
dinyatakan sebagai d dan tegangan listrik yang masuk.

Besaran Kapasitansi
Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya muatan listrik
dengan tegangan kapasitor.
Keterangan :
C = Kapasitas dalam satuan farad
Q = Muatan listrik dalam satuan Coulomb
V = Tegangan kapasitor dalam satuan Volt

Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan piko
farad
D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan cm2.
d = jarak antara plat dalam satuan cm.
Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya muatan listrik pada plat 1 coulomb,
maka kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad.
Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad. Kebanyakan
kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1mikrofarad sampai beberapa milifarad. Kapasitor
variabel mempunyai ukuran fisik yang besar tetapi nilai kapasitansinya sangat kecil hanya
sampai ratusan pikofarad.

D. Jenis-jenis Kapasitor

 kapasitor elektrostatis

Kapasitor jenis ini terbuat dari bahan keramik,film,dan mika.Namun banyak yang
menggunakan bahan jenis keramik dan mika karena harganya lebih murah bila dibandingkan
dengan yang lain.Kapasitor jenis ini termasuk dalam kapasitor nonpolar.

 Kapasitor elektrolitik

Kapasitor jenis ini terbuat dari lapisan metal-oksida.pada umumnya kapasitor jenis ini
dalam pembuatannya menggunakan proses yang disebut denga elektrolisis,sehingga dapat
terbentuk kutub positif dan kutub negatif.
 Kapasitor elektrokimia

Kapasitor dapat dibedakan menjadi beberapa tipe atau jenis. Dapat dibedakan dari
bahan dielektriknya, polarisasi pada kedua kutupnya, dan dilihat dari kapasitasnya. Apabila
dilihat dari tipe bahan dielektrik yang digunakan untuk membuat kapasitor, maka kapasitor
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih
sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu “kapasitor electrostatic, electrolytic dan
electrochemical”. Berdasarkan tipe kapasitor diatas dapat diuraikan beberapa jenis kapasitor
berdasarkan bahan dielektrik yang digunakan sebagai berikut.

Kapasitor Electrostatic Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat


dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang
popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari
besaran pF sampai beberapa uF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan
dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan
material seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar),
polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya. Mylar, MKM,
MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan
dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.

Kapasitor Electrolytic Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor


yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk
kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – di badannya. Mengapa kapasitor
ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa
sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda. Telah lama diketahui
beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan
seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide
film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses
penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate)
lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda).
Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya,
jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada
permukaannya. Tipe Kapasitor Berdasar Bahan Dielektrik,Kapasitor,bahan dielektrik
kapasitor,polarisasi kapasitor,kapasitas kapasitor,Kapasitor Electrostatic,dielektrik
film,dielektrik film,kapasitor polar,kapasitor non-polar,bahan pembuat kapasitor,kapasitor
Tantalum,Kapasitor Electrochemical,harga kapasitor,jual kapasitor,car membuat
kapasistor,cara menentukan kapasitor,fungsi kapasitor,kelebihan kapasitor film,kelebiha
kapasitor elektrolit,kelebihan kapasitor tantalum,ukuran kapasitas kapasitor,tipe
kapasitor,jenis kapasitor,membedakan kapasitor,menentukan jenis kapasitor,menentukan jenis
kapasitor,cara menentukan jenis kapasitor Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda),
lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-
metaloksida sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding
terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan
demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar. Karena alasan ekonomis
dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium dan tantalum.
Bahan yang paling banyak dan murah adalah Aluminium. Untuk mendapatkan permukaan
yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu
dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF
dan lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco. Bahan electrolyte pada kapasitor
Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi
sebenarnya bukan larutan electrolit yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain
yaitu manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi
yang besar namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat,
maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki
arus bocor yang sangat kecil Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi relatif
mahal.

Kapasitor Electrochemical Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical.


Termasuk kapasitor jenis ini adalah batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu
adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor
(leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan
untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi
mobil elektrik dan telepon selular.

E. Karakteristik Berbagai Macam Kapasitor


Kapasitor mika mampu menerima tegangan sampai ribuan volt pada rangkaian
frequency tinggi. Kapasitor untuk rangkaian frekuensi tinggi electron-elektron harus mengisi
plat-plat logam dan mengisi dielektrikumnya.
Pada saat arus berubah arah electron-elektron harus meningkatkan dielektrikum.
Perubahan arah arus yang terjadi pada kapasitor terhalangi oleh rintangan yang disebut
hysterisis kapasitif.
Sifat sifat kapasitor pada umumnya :
a. Terhadap tegangan dc merupakan hambatan yang sangat besar.
b. Terhadap tegangan ac mempunyai resistansi yang berubah-ubah sesuai dengan frequency
kerja.
c. Terhadap tegangan ac akan menimbulkan pergeseran fasa, dimana arus 900 mendahului
tegangannya.

Resistansi dari sebuah kapasitor terhadap tegangan ac disebut reaktansi. Disimbolkan


dengan Xc, besarnya reaktansi kapasitor ditulis dengan rumus :

1
Xc= µf c
Keterangan :
Xc = Reaktansi kapasitif (ohm)
f = frekuensi kerja rangkain dalam satuan hertz
c = kapasitansi (farad)

Sebuah kapasitor dapat mengalami kerusakan apabila :


1. sudah lama terpakai
2. batas tegangan kerja terlampaui
3. kesalahan pada pemasangan polaritas yang tidak benar.
Resistor

A. Pengertian resistor

Pengertian resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai
penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua komponen
elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik
yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm (V = IR). Sebuah resistor tidak memiliki kutub
positif dan negatif, tapi memiliki karakteristik utama yaitu resistensi, toleransi, tegangan kerja
maksimum dan power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan,
dan induktansi. Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω(Omega) merupakan satuan
resistansi dari sebuah resistor yang bersifat resistif.

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dan paling banyak
dalam setiap rangkaian elektronika. Dengan demikian Anda harus mempelajari dan
memahami sebaik mungkin tentang resistor. Anda harus mampu mengetahui nilai dari sebuah
resistor beserta fungsinya bila ingin membuat sebuah rangkaian elektronika.

B. Fungsi Resistor

Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam
suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik dapat disalurkan sesuai
dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai berikut :

1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu
rangkaian elektronika.

2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh


rangkaian elektronika.

3. Berfungsi untuk membagi tegangan.

4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan


bantuan transistor daan kondensator (kapasitor).
C. Jenis-jenis Resistor

Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya


adalah Fixed Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.

1. Fixed Resistor

Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai
Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode
Angka. Anda dapat membaca artikel : Cara Menghitung Nilai Resistor berdasarkan Kode
Angka dan Kode Warna.

Bentuk dan Simbol Fixed Resistor :

Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan


pembuatnya diantaranya adalah :

a. Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)

Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang
dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai
resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai
resistansi atau nilai hambatannya.

Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion
Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

b. Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat
isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon
dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya.
Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi
yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan
Carbon Composition Resistor.
Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω
sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu,
Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.

c. Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke
Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh
panjang, lebar dan ketebalan spiral logam.

Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara jenis-jenis
Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).

2. Variable Resistor

Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan
diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi
Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.

Bentuk dan Simbol Variable Resistor

a. Potensiometer

Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat


berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada
Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam
bentuk kode angka.

b.Rheostat

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan
Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi
dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.
c. Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer)
adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran
yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat
bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.

3. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu
(Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis
Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC
(Positive Temperature Coefficient).

Bentuk dan Simbol Thermistor :

4. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya
dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya. Untuk lebih jelas mengenai LDR,
Silakan baca : Pengertian LDR dan Cara Mengukurnya.

Bentuk dan Simbol LDR

:
Fungsi-fungsi Resistor

Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :

 Sebagai Pembatas Arus listrik

 Sebagai Pengatur Arus listrik

 Sebagai Pembagi Tegangan listrik

 Sebagai Penurun Tegangan listrik

D. Kode Warna Dan Huruf Pada Resistor


Tidak semua nilai resistansi sebuah resistor dicantumkan dengan lambang bilangan
melainkan dengan cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna pada setiap resistor
berjumlah 4 dan ada juga yang berjumlah 5.
Resistansi yang mempunyai 5 cincin terdiri dari cincin 1 , 2 dan 3 adalah cincin digit,
cincin 4 sebagai pengali serta cincin 5 adalah toleransi. Resistansi yang mempunyai 4 cincin
terdiri dari cincin 1 , 2 adalah sebagai digit, cincin 3 adalah cincin pengali dan cincin 4
sebagai toleransi.

Gambar 1.1 Kode Warna Resistor 4K7 Atau 4700 ohm (Carbon)

Anda mungkin juga menyukai