industri.
d) Jaringan Spindel
Sistem Spindel seperti pada Gambar 2.5. adalah suatu pola kombinasi jaringan
dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder)
10
yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir
pada sebuah Gardu Hubung (GH).
berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu penyulang konsumen
maka penyulang cadangan inilah yang
kekonsumen.
11
disambungkan hingga
12
C. Tiang Beton
Untuk kekuatan sama dengan tiang besi, pilihan tiang jenis ini dianjurkan
digunakan di seluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis
konstruksi tiang lainnya. Tabel 2.1 dan gambar 2.7 adalah spesifikasi dan
gambar tiang beton untuk SUTM.
Tabel.2.1.Spesifikasi Tiang Beton Untuk SUTM
Panjan
g
(m)
Tiinggi titik
Tumpu/batas
Tanam (m)
Diamete
r
(cm)
1,5
11
1,9
12
2,0
115,7
15,7
19
19
22
22
19
19
19
22
22
19
19
19
22
22
Beba
n
Kerja
(daN)
100
200
350
500
800
1200
200
350
500
800
1200
200
350
500
800
1200
Panjan
g
(m)
Diamete
r
(cm
13
Tinggi titik
Tumpu/bata
s
Tanam (m)
2,2
19
19
19
22
22
Beba
n
Kerja
(daN)
200
350
500
800
1200
14
2,4
19
19
19
22
22
200
350
500
800
1200
13
Penghantar (mm 2)
AAAC 3 X 35
AAAC 3 X 50
AAAC 3 X 70
AAAC 3 X 150
AAAC 3 X 240
350
500
X
X
2X
800
Alternatif
Pilihan
1200
+GW
200 daN + GW
200 daN + GW
200 daN + GW
200 daN + GW
(Sumber Buku 1 : Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
PT.PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010 Hal.9)
N
o
1
Tabel 2.3. Kekuatan Tarik Tiang Sudut (Working Load) fasa-3 Konstruksi
Underbuilit JYM/JTR
Kekuatan Tiang
Jarak
Penghantar Sudut
Alternatif
(daN)
Gawang
(mm 2)
Deviasi
Pilihan
200 350
500
0 o -15 o
50 meter AAAC.35+
X
200 daN + GW
o
o
15
-30
X
200 daN + GW
LVTC
o
o
30
-60
X
200 daN + GW
3X70+N
60 o -90o
2X
200 daN + GW
o
o
0 -15
50 meter AAAC.70+
X
+ GW
o
o
15
-30
X
200 daN + GW
LVTC
o
o
30
-60
2X
200 daN + GW
3X70+N
60 o -90o
2X
200 daN + GW
o
o
0 -15
50 meter AAAC.150
X
+ GW
o
o
15
-30
X
+ GW
+LVTC
o
o
30
-60
X
200 daN + GW
3X70+N
60 o -90o
X
200 daN + GW
o
o
0 -15
50 meter AAAC.240
X
+ GW
o
o
15
-30
+ GW
X
+LVTC
o
o
30
-60
2X
200 daN + GW
3X70+N
60 o -90o
2X
200 daN + GW
(Sumber Buku 1 : Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
PT.PLN (Persero) Edisi 1 Tahun 2010 Hal.10)
14
I=
S
3 . V
(1)
Dimana : S = Besar Daya Semu (kVA)
V= Tegangan Awal (KV)
15
KHA (A)
170
210
365
585
1
2
3
4
Luas
Penampan
g (mm2)
35
70
120
240
Jumla
h
Kawat
7
19
16
61
Diamete
r Kawat
(mm)
2,5
3,0
2,75
2,25
Diameter
Penghanta
r (mm)
7,5
9,0
13,75
20,25
Berat
Penghanta
r (Kg/Km)
94
208
310
670
Kuat Tarik
Penghanta
r (Kg)
960
136
315
677
2.2.1.3. Isolator
Pada jaringan SUTM, Isolator pengaman penghantar bertegangan dengan
tiang penopang / travers dibedakan untuk jenis konstruksinya adalah :
A. Isolator Tumpu
B. Isolator Tarik
16
18
pada lintasan
isolator tumpu dan 1 buah cross arm UNP 10 x 2000. (Gambar Konstruksinya
bisa diperhatikan di lampiran 2).
B. Konstruksi Tiang Sudut Kecil
Konstruksi tiang sudut kecil ini dipasang untuk jaringan SUTM dengan sudut
15- 30 . Konstruksi ini memakai 6 buah isolator tumpu, 2 buah cross arm
UNP 10 x 2200. (Gambar Konstruksinya bisa diperhatikan di lampiran 2).
C. Konstruksi Tiang Sudut Sedang
Konstruksi tiang sudut sedang dipasang untuk jaringan SUTM dengan sudut
lintasan 30- 60 Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 3 buah isolator
tumpu dan 2 buah cross arm UNP 10 x 2200. (Gambar Konstruksinya bisa
diperhatikan di lampiran 2).
D. Konstruksi Tiang Sudut Besar
Konstruksi tiang sudut besar disang untuk jaringan SUTM dengan sudut
lintasan 60- 90. Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 1 buah isolator
tumpu dan 4 buah cross arm UNP 10 x 2000. (Gambar Konstruksinya bisa
diperhatikan di lampiran 2).
E. Konstruksi tiang awal (Riser Pole)
Konstruksi tiang awal ini dipasang pada awal jaringan dimana terdapat kabel
naik dari gardu induk/pusat listrik. Pada tiang ini terpasang 3 set isolator tarik,
2 buah cross arm UNP 10 x 2000, lightning arrester, pipa galvanis pelindung
20
(Gambar
21
2.2.3. Ruang Bebas (Right Of Way) dan Jarak Aman (Safety Distance)
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif / fase dari jaringan terhadap
benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak
memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci jarak aman jaringan terhadap
bangunan lain dapat dilihat pada tabel 2.4
Uraian
Jarak Aman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
> 6 meter
>2,5 meter
>2 meter
>2,5 meter
>2,5 meter
>2,5 meter
>2meter dari atap kereta
>1 meter
>2 meter
22
D =
W S2
8T
(2)
Dimana :
D = Jarak Andongan (m)
W= Berat Penghantar (Kg/m)
T = Tegangan Tarik Penghantar (Kg)
S = Panjang Gawang (m)
Setelah mengetahui besar andongan, maka bisa dihitung penambahan
panjang penghantar setiap gawang dengan persamaan berikut :
Lo
8. D2
+ 3. s
(3)
Dimana :
Lo = Panjang Penghantar Pergawang (m)
S = Panjang Gawang (m)
D = Jarak Andongan (m)
2.3.Jaringan Distribusi Sekunder
23
Jaringan distribusi skunder seperti yang dilihat pada gambar 2.7 adalah
jaringan daya listrik yang termasuk dalam kategori tegangan rendah (sistem
380/220 Volt). yaitu rating yang sama dengan tegangan peralatan yang dilayani.
Jaringan distribusi skunder bermula dari sisi skunder trafo distribusi dan berakhir
hingga ke alat ukur (meteran) pelanggan.
24
Gambar 2.19 Sistem Satu phasa dua kawat tegangan 120 Volt
Gambar 2.20. Sistem satu fasa tiga kawat tegangan 120/240 Volt
Gambar 2.21. Sistem distribusi tiga phasa empat kawat tegangan 120/240 Volt
Gambar 2.22. Sistem distribusi tiga phasa empat kawat tegangan 120/208
25
Gambar 2.24 Sistem distribusi tiga phasa empat kawat 220/380 Volt
Ukuran Penghantar
300
450
600
900
26
1
2
3
(mm2)
3 x 35 + N
200 daN 200 daN 350 daN
3 x 50 + N
200 daN 350 dAN 350 daN
3 x 70 + N
350 daN 350 daN 500 daN
(Sumber : Buku PLN 3 Edisi 1 Tahun 2010 Hal.9)
500 daN
500 daN
500 daN
Keterangan :
Jika keadaan lingkungan dan peraturan Pemerintah Daerah mengizinkan. tiang sudut
dan tiang ujung dapat memakai tiang dengan kekutan 200 daN di tambah konstruksi
guy Wire.
B. Penghantar
Jenis penghantar yang dipergunakan adalah kabel pilin udara (NFA2X)
alumunium twisted cable dengan inti alumunium sebagai inti penghantar
phasa dan almelec/ alumunium alloy sebagai netral. Penghantar Netral (N)
dengan ukuran 3x35+N, 3x50+N, 3x70+N berfungsi sebagai pemikul beban
mekanis kabel atau messenger. Gambar 2.25 adalah gambar kabel pilin dan
table 2.7 adalah tabulasi data kemampuan hantar arus (KHA) Kabel pilin
NFA2X. (Gambar konstruksi kabel pilin dapat dilihat pada Lampiran 3)
No
1
2
3
4
5
27
NO
1
2
3
4
Penghantar
Jenis
Ukuran (mm)
3x35+50
Kabel
3x50+50
3x70+50
Twisted
3x95+50
KHA
125
154
196
242
Resistans
i (/Km)
0,867
0,641
0,443
0,308
Reaktans
i (/Km)
0,3790
0,3678
0,3572
0,3449
C. Pole Bracket
Terdapat dua jenis komponen pole bracket :
1. Tension bracket , dipergunakan pada tiang ujung dan tiang sudut, Breaking
capacity 1000 daN terbuat dari Alumunium Alloy
2. Suspension bracket dipergunakan pada tiang sudut dengan sudut lintasan
sampai dengan 30 0.
Ikatan pole bracket pada tiang memakai stainless teel strip atau baut
galvanized M30 pada posisi tidak melebihi 15 cm dari ujung tiang. (Gambar
Konstruksi pole bracket dapat dilihat pada lampiran 3).
D. Strain clamp
Strain Clamp atau clamp tarik dipakai pada Pole Bracket tipe Tension Bracket.
Bagian penghantar yang dijepit adalah penghantar netral. (Gambar
konstruksinya dapat dilihat pada lampiran 3)
E. Suspension Clamp
Fungsi Suspension Clamp adalah menggantung bagian penghantar netral pada
tiang dengan sudut lintasan jaringan sampai dengan 30
(Gambar
28
Pengikat Pole Bracket pada tiang yang diikat mati dengan stopping buckle.
Dibutuhkan lebih kurang 120 cm untuk tiap tiang. (Gambar konstruksinya
dapat dilihat pada lampiran 3).
G. Plastic Strip (plastic tie)
Plastic strap digunakan untuk mengikat kabel pilin yang terurai agar terlihat
rapi dan kokoh. (Gambar konstruksinya dapat dilihat pada lampiran 3).
2.3.2 Konstruksi Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
(DE),
Adjustable
Dead
End
(ADE)
dan
suspension
(SS) yang
29
penggunaannya
tersebut dipasang di atas tiang, dikenal dengan istilah konstruksi atas tiang (pole
top construction). Bentuk lintasan jaringan adalah lurus, sudut, dan akhir,
sehingga konstruksi tiang pada lintasan tersebut diberi nama sesuai fungsinya
(gambar konstruksi dapat dilihat pada lampiran 3 ), yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
penggunaan tiang dengan beban kerja besar, dipakai penyangga tiang pada tiangtiang dengan beban kerja dasar (200 daN). Penyangga tiang dapat berupa topang
tarik (guy wire) atau topang tekan (strut pole) dengan sudut miring penyangga
tidak melebihi 60. Jika tidak memungkinkan, dapat menggunakan variasi
penyangga (span guy wire /kontra mast). (Gambar konstruksi topang tarik, topang
tekan dan kontramast dapat dilihat pada Lampiran 3).
2.3.3. Ruang Bebas Hambatan (Right of Way) dan Jarak aman (Safety Distance)
Ruang bebas hambatan atau right of way pada jaringan tegangan rendah
kabel pilin adalah jalur lintas yang dilalui jaringan tegangan rendah tersebut. Pada
jalur lintas tersebut tidak ada penghalang yang menyebabkan penghantar
bersentuhan dengan pohon atau bangunan. Jarak Aman atau safety distance
merupakan jarak dimana penghantar saluran udara tidak terjangkau oleh tangan
manusia dan kendaraan yang berjalan. Ukuran jarak aman terdapat pada table 2.10
berikut ini,
30
No
1
2
3
4
5
6
7
R
R +X 2
2
(5)
31
V
V LN
..
.(7)
Dimana,
V LN
= 220 Volt
32
2.4.Gardu Distribusi
Gardu Distribusi adalah bangunan gardu transformator yang memasok
kebutuhan tenaga listrik bagi para konsumen dengan tegangan menengah maupun
tegangan rendah. Gardu distribusi merupakan kumpulan / gabungan dari
perlengkapan hubung bagi baik tegangan menengah dan tegangan rendah. Jenis
perlengkapan hubung bagi tegangan menengah pada gardu distribusi berbeda
sesuai dengan jenis konstruksi gardunya.
2)
Fuse Cut Out berfungsi sebagai pengaman utama trafo dan merupakan
pengaman cadangan bila terjadi beban berlebihan atau gangguan hubung
singkat pada LV dan JTR.
3)
NH Fuse berfungsi sebagai pengaman utama bila terjadi beban lebih atau
terjadi hubung singkat antar fasa atau fasa kebumi pada JTR.
4)
5)
6)
34
7)
2.5.Transformator Distribusi
Transformator distribusi digunakan untuk membagi/menyalurkan arus atau
energi listrik dengan tegangan distribusi supaya jumlah energi yang tercecer dan
hilang pada saluran tidak terlalu banyak.
35
X=
( I total. 3. V ) :3
1000
.. (8)
Dimana :
X
I total
Persentase beban =
kVA Beban
kVA Trafo
. 100% .
(9)
Dimana :
kVA Beban
kVA Trafo
100%.......(10)
36
37