Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS REHABILITASI JARINGAN SUTM 20 KV FEEDER

SALACIA JURUSAN LALANG GUNA MENGURANGI JATUH


TEGANGAN DI PT.PLN (PERSERO) ULP SIAK SRI INDRAPURA
Zulfahri1, Arlenny2, Faizal3
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lancang Kuning
1,2,3

Jl. Yos Sudarso km. 8 Rumbai, Pekanbaru, Telp. (0761) 52324


Email: zulfahri@unilak.ac.id, arlenny@unilak.ac.id, faizalky0@gmail.com

ABSTRAK

Feeder Salacia berada di kabupaten Siak Sri Indrapura, yang memiliki panjang penyulang 206,8 kms, Jurusan
Lalang memiliki panjang 21,2 kms dengan jumlah transformator distribusi sebanyak 58 transformator dengan kapasitas
4.985 kVA. Kondisi konstruksi sekarang sudah mulai keropos dan Jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah
mengunakan AAAC 50 mm2 dan 70 mm2,Nilai tegangan ujung penghantar Feeder Salacia Jurusan Lalang adalah
17,92 kV atau jatuh tegangannya sebesar 0,489kV Setelah dilakukan Uprating menjadi AAAC-S 150 mm 2 nilai
tegangan ujung dititik akhir penghantar 50 mm2 menjadi 18,009 kV dan jatuh tegangan nya berkurang menjadi 0,191kV
(Tegangan Masih Ambang Normal).dengan Total rugi-rugi daya penampang penghantar 50 mm2 dan 70 mm2 sebesar
1.046,078,38 kWh /Tahun dan total kerugian dalam rupiah akibat rugi-rugi daya adalah Rp.4.185,450,722,-/Tahun
Setelah dilakukan simulasi pengantian mengunakan simulasi penghantar AAAC-S 150 mm2, total rugi-rugi daya
sebesar 1.191,184,80 kWh /Tahun dan total kerugian dalam rupiah akibat rugi-rugi daya adalah
Rp.1.720,904,681,-/Tahun. Dengan pengembalian modal investasi dalam waktu 2,17 Tahun (2 Tahun 2 Bulan).

Kata Kunci: Jatuh Tegangan, Uprating Conductor

ABSTRACT

The Salacia feeder is in the Siak Sri Indrapura district, which has a feeder length of 206.8 kms, the Lalang Department
has a length of 21.2 kms with a total of 58 distribution transformers with a capacity of 4,985 kVA. The current
construction conditions are starting to become porous and the Medium Voltage Air Duct Network uses AAAC 50 mm²
and 70 mm². The voltage at the end of the conductor of Feeder Salaci, Lalang Department is 17.92 kV or the voltage
drop is 0.489 kV. After upgrading to AAAC-S 150 mm², the end voltage value at the end point of the 50 mm² conductor it
becomes 18.009 kV and the voltage drop decreases to 0.191kV (Voltage Still Normal Threshold) with a total loss of
cross-sectional power of 50 mm² and 70 mm² of 1,046,078,38 kWh / year and a total loss in rupiah due to power losses
are Rp.4,185,450,722,-/year. After the replacement simulation is carried out using a 150 mm² AAAC-S conductor
simulation, the total power losses are 1,191,184.80 kWh/year and the total loss in rupiah due to losses power is IDR
1,720,904,681,-/year. With a return on investment capital within 2.17 years (2 years 2 months).
Keywords: Voltage Drop, Uprating Conductor

1. PENDAHULUAN Terdapat jaringan tua yang berumur lebih dari 20 tahun


berada didaerah pinggiran sungai yang menyebabkan
Penggunaan SUTM panjang berakibat tegangan erosi dan keropos disebabkan kondisi tiang mengunakan
pasokan transformator distribusi pada saat beban puncak tiang baja besi dengan tinggi 10 meter yang sudah tidak
menjadi terlalu rendah karena jatuh tegangan yang sangat sesuai dengan SPLN, kontruksi lama, dan mengunakan
tinggi sepanjang saluran. Tegangan pasokan transformator kabel AAAC berukuran 50 mm2 dan AAAC 70 mm2
yang rendah akan mengakibatkan tegangan keluaran di disitulah terjadinya ( Drop Voltage ) atau Jatuh Tegangan
sisi sekunder juga rendah. Kondisi saluran yang panjang dengan beban puncak 35 Amper.
ini tidak sesuai dengan SPLN 72:1987 tentang Spesifikasi Maka berdasarkan latar belakang masalah diatas
desain untuk Jaringan Tegangan Rendah (JTR). untuk mengurangi jatuh tegangan (Drop Voltage) 17,92
Sedangkan tegangan pelayanan yang diterima pelanggan kV di titik akhir jaringan Feeder Salacia Jurusan Lalang
seharusnya mempunyai kualitas tegangan yang baik, yaitu maka dari itu pihak PLN merencanakan uprating tiang
+5% dan -10% dari tegangan nominal 230/400 V, baja besi ke tiang beton dan uprating penghantar menjadi
sebagaimana diatur oleh SPLN 1: 1995 atau SNI 04- AAACS 150 mm2 agar mengurangi (Drop Voltage)
227:2003 tentang tegangan standar. maka dari itu penulis melakukan penelitian ini untuk
Daerah PT.PLN (persero) ULP Siak Sri Indrapura menganalisa masalah tersebut.
Sub Sungai Apit berada di Feeder Salacia Jurusan Lalang
2. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dapat terbuat dari kayu,baja,
dan beton bertulang atau beton peratejan. Tiang
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung drop penyangga darai kayu dipakai untuk JTR (Jaringan
tegangan yang terjadi sebelum dan sesudah dilakukan Tegangan Rendah), JTM (Jaringan Tegangan Menengah)
rehabilitasi jaringan pada MulaiJurusan Lalang sehingga dapat dan di desa. Keuntungan yang diperoleh adalah murah
diketahui rugi-rugi daya sebelum dan sesudah di tapi mudah terpengaruh pembusukan atau pelapukan, oleh
rehabilitasi jaringan Identifikasiyang
Masalah dijadikan acuan dalam sebab itu perlu diproses dahulu untuk pengawetan. Tiang
merencanakan anggaran belanja rehabilitasi jaringan dari baja untuk penyangga saluran berbentuk bulat
distribusi tegangan menengah. Seperti ditunjukkan pada
Pengumpulan Data :
bertingkat atau bulat melengkung, tiang baja memiliki
Gambar.1 Diagram
1. Data BebanAlir penelitian yang dilakukan.
Feeder Salacia kekuatan yang tinggi. Tiang beton bertulang dan
2. Data Jenis Penghantar dan Luas Penampang
3. Data Rencana Angaran Biaya peratekan berumur panjang, mudah untuk perawatan,
4. Data Transformator
5. Data Impedansi Kawat Penghantar dll
lebih murah daripada jenis baja akan tetapi mudah hancur
oleh tumbukan atau tabrakan.
Perhitungan:
1. Drop tegangan sebelum uprating penghantar 50&70 mm
2 Penghantar Jaringan Listrik
2. Rugi-rugi energi dan rupiah sebelum uprating penghantan
2
Penghantar merupakan bahan yang digunakan untuk
3. Drop tegangan sebelum uprating penghantar 150 mm
4. Rugi-rugi energi dan rupiah sesudah uprating penghantar menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran udara
dari pusat pembangkit ke pusat-pusat beban (load center),
Melakukan Simulasi Uprating Penghantar Menggunakan Software ETAP 12.6 baik langsung menggunakan jaringan distribusi ataupun
jaringan transmisi terlebih dahulu. Pemilihan kawat
penghantar yang digunakan untuk saluran udara di
Apakah Profil Tegangan Tidak
dasarkan pada besarnya beban yang di layani, makin luas
Sudah Standar SPLN
Nomor 72 tahun1987 beban yang dilayani makin besar ukuran penampang
kawat penghantar yang digunakan. Dengan penampang
Ya kawat yang besar akan membuat tahanan kawat menjadi
Analisa Hasil kecil. Tahanan jenis inilah yang merupakan salah satu
faktor untuk menentukan besarnya tahanan resistansi (R)
Kesimpulan & Saran
dalam suatu penghantar, disamping faktor-faktor luas
penampang (A) dan panjang kawat (I) pada suatu
Selesai
penghantar jaringan [1]. Berikut rumus untuk menghitung
resistansi.

l
R=ρ A (1)

Dimana:
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian R : Besarnya tahanan kawat (ohm)
ρ : Nilai tahanan jenis kawat (ohm/m)
Dalam analisis rehabilitasi jaringan SUTM l : Panjang kawar penghantar (m)
membutuhkan informasi drop voltage sebelum uprating A : Luas penampang kawat (mm2)
dengan mengetahui penyebabnya yaitu tiang dan
penghantar yang membutuhkan penggantian. Dengan Makin panjang suatu jaringan makin jauh pula jarak
melakukan penggantian tiang dan penghantar yang lebih tempuh arus listrik dan makin besar tahanan kawat
sesuai dapat menurunkan drop voltage sehingga tersebut. Begitu pula makin besar diameter kawat makin
mengurangi rugi-rugi daya yang terjadi. lebar ukuran beban yang harus dilayani.
Rugi tegangan yang ditimbulkan oleh resistansi
Tiang Penyangga Saluran Distribusi penghantar, perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis
Tiang listrik pada jaringan distribusi saluran udara penghantar sebagai penyalur tenaga listrik. Untuk
berfungsi sebagai penyangga lengan silang, kawat pemilihan penghantar yang akan digunakan pada saluran
penghantar, dan saluran peralatan perlengkapan lainnya. transmisi maupun distribusi harus memperhatikan
Agar penyaluran tenaga listrik ke beban atau konsumen beberapa faktor antara lain:
dapat disalurkan dengan baik. Persyaratan suatu tiang a. Daya hantar dari penghantar
penyangga yang dipakai untuk menopang atau menahan b. Besar/ penampang penghantar
jaringan distribusi tenaga listrik adalah sebagai berikut [7]. c. Resistansi penghantar per satuan panjang
a. Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi. d. Kuat listrik
b. Perawatan yang mudah. e. Ekonomis
c. Mudah dalam pemasangan penghantar dan seluruh Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan
peralatan perlengkapannya. penghantar adalah:
d. Mempunyai umur yang panjang. a. Tembaga
e. Harganya murah b. Allumunium
c. Campuran logam di atas dengan logam lain motor yang bersifat reaktif yang mengakibatkan arus
lagging terhadap tegangan [3].
Impedansi Saluran
Pada dasarnya jatuh tegangan pada jaringan
distribusi adalah sebagai akibat dari impedansi seluruh
jaringan itu sendiri. Impedansi jaringan tersebut besarnya
dipengaruhi oleh hambatan (resistansi) serta reaktannya
karena impedansi, Berikut rumus perhitungan impedansi Gambar 2. Voltage drop pada saluran distribusi
[9].
Rumus untuk menghitung besarnya tegangan pada
Z = R + jX (2) instalasi listrik 3 phasa sebagai berikut [4].
Dimana:
Z : Impedansi (ohm) √ 3 × ρ× I ×l ×cosφ
R : Resistansi penghantar (ohm/km) V= A (3)
X : Reaktansi penghantar (ohm/km)
Dimana:
Kemampuan Hantar Arus (KHA) V : Tegangan (Volt)
Kemampuan Hantar Arus (KHA) suatu penghantar ρ : Tahanan jenis penghantar (rho)
adalah seberapa besar batasan arus listrik yang mampu I : Arus (Amper)
dialirkan melalui suatu penghantar listrik. Dalam istilah l : Panjang jaringan (km)
PUIL, besarnya kapasitas hantaran kabel dinamakan
dengan Kuat Hantar Arus (KHA). Ukuran kabel dan
φ : Sudut power factor
KHA-nya sebaiknya kita pahami dengan baik untuk A : Luas penampang (mm2)
menentukan pemilihan kabel yang sesuai dengan
kapasitasnya (PUIL, 2000) seperti pada Tabel 1. Berdasarkan SPLN, 1987 [6] batas maksimum drop
Kemampuan Hantar Arus AAAC. tegangan yang diizinkan adalah:
Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus a. Drop tegangan pada Jaringan Tegangan Menengah =
5%
KHA (Amper)
No Luas Penampang (mm2)
Jaringan Udara
b. Drop tegangan pada transformator = 3%
1 50 105 c. Drop tegangan pada Jaringan Tegangan Rendah = 4%
2 70 155 d. Drop tegangan pada Saluran Pelayanan = 1%
3 95 320
4 120 365 Jatuh tegangan (ΔV) pada topik ini dapat diartikan
5 150 425 jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan kirim (VS)
6 185 490 dengan tegangan terima (VR), sehingga dinyatakan rumus
7 240 585 jatuh tegangan sebagai berikut [2].
8 300 670
ΔV = VS - VR (4)
KHA dari penghantar aluminium paduan telanjang
AAAC seperti yang dimaksud dalam Tabel 1 dihitung Dimana:
atas dasar kondisi berikut: ΔV : Jatuh tegangan (Volt)
a. Arus bolak balik 50 Hz VS : Tegangan kirim (Volt)
b. Kecepatan angin 0,6 m/detik VR : Tegangan terima (Volt)
c. Pengaruh sinar matahari yang menyebabkan suhu
keliling 35o C Kemudian setelah mendapat nilai tegangan terima,
d. Suhu penghantar maksimum 80°C selanjutnya untuk menghitung persentase rugi tegangan
Pada keadaan tanpa angin, KHA harus dikalikan dengan terima digunakanlah rumus sebagai berikut [1].
faktor koreksi 0,7.
VR
Jatuh Tegangan ×
% ΔV = V S 100 (5)
Penurunan tegangan (voltage drop) adalah beda
tegangan yang dihitung dari titik sumber sampai ke titik
yang dihitung (titik beban) sesuai dengan panjang Sementara itu, perhitungan persentase jatuh
penyulang. Jika karakteristik beban resistansi (R) dan tegangan dihitung menggunakan rumus [2],
reaktansi (X) dari saluran distribusi diketahui dan juga
power factor (Cos φ) beban diketahui maka dapat ΔV ×100
langsung dihitung voltage drop-nya. Pada Gambar 2 V D% = VS (6)
terlihat bahwa beban pada saluran distribusi merupakan
beban R (resistif) dan X (reaktif). Contoh beban ini adalah Rugi-rugi (Losses)
Losses atau rugi daya adalah perbedaan antara Semakin panjang kabel penghantar yang digunakan,
energi listrik yang disalurkan dengan energi listrik yang maka semakin besar kerugian tegangan atau tegangan
terpakai. Dalam penyaluran energi listrik dapat jatuh yang terjadi.
mengalami rugi-rugi daya yang cukup besar yang 4. Faktor daya beban (Cos φ).
diakibatkan oleh rugi-rugi pada transformator maupun 5. Rendahnya tegangan yang disuplai dari GI (Gardu
rugi-rugi pada saluran yang dapat menyebabkan adanya Induk).
drop voltage. Rugi-rugi daya sangat berpengaruh terhadap 6. Luas penampang penghantar.
kualitas daya serta tegangan yang disalurkan ke Semakin besar ukuran luas penampang penghantar
konsumen. Drop voltage yang melebihi batas standar yang digunakan, maka semakin kecil kerugian
PLN dapat menyebabkan tidak optimalnya kerja suatu tegangan atau tegangan jatuh yang terjadi.
peralatan listrik di sisi pelangan dan juga akan Perhitungan jatuh tegangan pada jaring distribusi
menimbulkan kerugian finansial di sisi perusahaan adalah selisih antara tegangan pangkal pengirim
pengelola listrik akibat dari rugi-rugi daya yang besar. (sending end) dengan tegangan pada ujung penerima
Rugi-rugi daya sebenarnya tidak dapat dihilangkan, tetapi (receiving end). Jatuh tegangan terjadi karena ada
dapat diminimalkan. Pemilihan jenis kabel dengan nilai pengaruh dari tahanan dan reaktansi saluran,
resistansi yang kecil akan dapat mengurangi nilai rugi-rugi perbedaan sudut fasa antara arus dan tegangan serta
daya [2]. besar arus beban, jatuh tegangan pada saluran bolak–
Rumus menghitung rugi daya yang di salurkan dari balik tergantung pada impedansi, beban, dan jarak.
sumber ke beban yaitu sebagai berikut: Suatu sistem arus bolak-bolak, besar jatuh tegangan
dapat dihitung berdasarkan diagram fasor.
PLOSS = PS - PP (7) 7. Tahanan jenis (Rho)
Semakin besar tahanan jenis dari bahan penghantar
Dimana: yang digunakan, maka semakin besar kerugian
PS : Energi listrik yang disalurkan tegangan atau tegangan jatuh yang terjadi. Kombinasi
PP : Energi listrik yang terpakai antara resistansi dan reaktansi disebut dengan
impedansi yang dinyatakan dalam satuan ohm [8].
Rumus untuk menghitung besarnya rugi-rugi daya
pada jaringan distribusi yaitu sebagai berikut. Cara Memperbaiki Jatuh Tegangan pada JTM
Cara memperbaiki jatuh tegangan yang dipilih
P = I2 R (8) tergantung pada kebutuhan dan keadaan di lapangan dari
sistem tersebut. Berikut penjelasan beberapa cara
Dimana: pengendalian tegangan, sebagai berikut:
P : Losses pada saluran penghantar (Watt) 1. Pengubah sadapan berbeban On Load Tap Changing
I : Arus yang mengalir pada penghantar (Amper) (OLTC) pada transformator di gardu induk.
R : Tahanan penghantar (ohm) 2. Pengubahan sadapan tanpa beban pada transformator
distribusi.
Berikut rumus untuk menentukan besar rugi-rugi
daya pada saluran 3 phasa. Metode Payback Period
Metode yang sering digunakan dalam
PLOSS = 3 x I2 x R (9) mempertimbangkan tentang risiko untuk dapat
mengetahui tingkat waktu dalam menutup kembali modal
Penyebab Terjadinya Jatuh Tegangan pada JTM yang diinvestasikan. payback period ialah jangka waktu
Berikut adalah penyebab utama yang dapat pengembalian biaya awal. Semakin cepat
mempengaruhi besarnya nilai jatuh tegangan, yaitu: pengembaliannya maka alternatif tersebut lebih menarik
1. Nilai arus (I) yang mengalir pada saluran dibandingkan dengan alternatif lainnya. Kelebihan dari
Semakin besar nilai arus yang mengalir pada saluran metode payback period adalah mudah dalam penggunaan
maka akan semakin besar juga jatuh tegangannya, dan perhitungan, berguna untuk memilih investasi yang
sehingga tegangan pada ujung penerimaan akan mana yang mempunyai masa pemulihan tercepat, masa
menjadi rendah, Besarnya arus (I) beban tergantung pemulihan modal dapat digunakan untuk alat prediksi
dari pembebanan sistem distribusi karena pemakaian risiko ketidakpastian pada masa mendatang, dan masa
dari beban ini tidak sama dalam setiap titik beban. pemulihan tercepat memiliki risiko lebih kecil
2. Nilai impedansi (Z) saluran dibandingkan dengan masa pemulihan yang relatif lebih
Besarnya nilai impedansi (Z) dari suatu saluran dapat lama, untuk menghitungnya dengan menggunakan
dirumuskan dengan persamaan. Dari persamaan ∆V≅ persamaan berikut [5].
I (R cosφ + XL sinφ), dapat dilihat bahwa semakin
panjang saluran maka nilai impedansi semakin besar Investasi
yang berakibat pada semakin besarnya nilai jatuh Payback period = Cashflow × 1 tahun (10)
tegangan.
3. Jauhnya jaringan, jauhnya jarak beban (trafo
distribusi) dari Gardu Induk Objek penelitian ini adalah pada Feeder Salacia
Jurusan lalang yang berada di PT. PLN (Persero) ULP
Siak Sri Indrapura. Penulis akan mensimulasikan gambaran berapa modal yang diperlukan, adapun telah
bagaimana rehabilitasi jaringan Jurusan Lalang untuk membuat RAB uprating Feeder Salacia jurusan lalang
memperbaiki kualitas tegangan dengan cara melakukan dengan total Rp.5.358.204.049 (Lima Miliar Tiga Ratus
rehabilitasi penghantar 50 mm² AAAC tiang besi 10 Lima Puluh Delapan Juta Dua Ratus Empat Ribu Empat
meter menjadi tiang beton 12 meter dan penghantar 150 Puluh Sembilan Rupiah).
mm² AAACS pada jaringan distribusi Feeder Salacia Berikut adalah data keseluruhan transformator pada
Jurusan Lalang. Adapun data-data yang diperlukan dalam Feeder Salacia. Terdapat beberapa jurusan diantaranya
penelitian ini adalah sebagai berikut. terdapat jurusan lalang yang memiliki 58 transformator.
Tabel
Gardu2. Beban danLWBP
Tegangan Tegangan
WBPFeeder Salacia
Tegangan
Gambar 3 merupakan single line diagram transformator
Feeder Kirim (Gardu Terima (Gardu
Induk (Amper) (Amper) Feeder Salacia, Gambar 4 merupakan single line diagram
Induk) Hubung Siak)
Feeder Salacia, dan Gambar 5 merupakan single line
diagram Feeder Salacia dengan ukuran penampang.
GI Siak Sri
Salacia 105 A 145 A 20,50 kV 18,10 kV
Indrapura

Tabel 3. Jumlah Transformator


Kapasitas 25 kVA 50 kVA 100 kVA
Feeder200
160 kVA
Salacia
kVA 250 kVA

Unit 13 17 17 6 2 3

Gardu Induk
Tabel
Siak4.
SriData Jenis Penghantar dan Luas Penampang
LBS Sepatu 240 mm² AAAC 8,5
Indrapura
Roda - Recloser
Benteng 240 mm² XLPE 0,2

Recloser
240 mm² AAAC 70
Gambar 3. Single Line Diagram Transformator
150 mm² AAAC 5,4
Benteng - LBS Feeder Salacia
Sawah Ladang 70 mm² AAAC 2,5
240 mm² XLPE 6
240 mm² AAAC 13,5
LBS Sawah 150 mm² AAAC 16
Ladang - LBS
Rempak 70 mm² AAAC 8,5
Gardu Induk 240 mm² XLPE 1,5
Siak Sri
Recloser 240 mm² AAACS 5,5
Indrapura
Jembatang - GH
Sei Apit 240 mm² AAAC 10
70 mm² AAAC 4,5
Jurusan Lalang 50 mm² AAAC 16,5
150 mm² XLPE 0,2
70 mm² AAAC 0,5
Jurusan Teluk
Masjid 50 mm² AAAC 11,5 Gambar 4. Single Line Diagram Feeder Salacia
150 mm² XLPE 0,2

Tabel 5. Impedansi Kawat Penghantar


16 2,2563 7 1,6380 2,0161 + j 0,4036 2,1641 + j 1,6911
25 2,8203 7 2,0475 1,2903 + j 0,3895 1,4384 + j 1,6770
35 3,3371 7 2,4227 0,9217 + j 0,3790 1,0697 + j 1,6665
50 3,9886 7 2,8957 0,6452 + j 0,3678 0,7932 + j 1,6553
70 4,7193 7 3,4262 0,4608 + j 0,3572 0,6088 + j 1,6447
95 5,4979 19 4,1674 0,3096 + j 0,3449 0,4876 + j 1,6324
120 6,1791 19 4,6837 0,2688 + j 0,3376 0,4168 + j 1,6324
150 6,9084 19 5,2365 0,2162 + j 0,3305 0,3631 + j 1,6180
185 7,6722 19 5,8155 0,1744 + j 0,3239 0,3224 + j 1,6114 Gambar 5. Single Line Diagram Feeder Salacia
240 8,7386 19 6,6238 0,1344 + j 0,3158 0,2824 + j 1,6034 Dengan Ukuran Penampang

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Ketika hendak menjalankan bisnis, RAB adalah hal
yang sangat penting untuk dipersipkan dan direncanakan. Feeder Salacia berada di Kabupaten Siak Sri
Dengan rencana anggaran biaya kita bisa memiliki Indrapura, yang memiliki panjang penyulang 206,8 kms.
Jurusan Lalang memiliki panjang 21,2 kms dengan tegangan ujung penghantar 50 mm2 dan 70 mm2 yang
jumlah transformator distribusi sebanyak 58 transformator akan di uprating pada Jurusan Lalang yaitu 17,92 kV
dengan total kapasitas 4.985 kVA. seperti pada Gambar 7.
Dari data hasil lapangan, diketahui pada jurusan
Lalang memiliki tegangan pangkal sebesar 18,147 kV dan
tegangan ujung sebesar 17,92 kV. Maka disini peneliti
hanya menghitung drop tegangan dan rugi rugi daya pada
jurusan Lalang saja. Berikut data beban yang diperlukan
untuk perhitungan seperti Tabel 6.
Tabel 6. Data Beban Jurusan Lalang
Tegangan
Tahanan
Sumber Luas
Cos Jenis Beban
Jurusan Penghantar
φ Kabel (Al) (A)
Lalang (mm2)
ρ
(kV)
18,147 0,85 2,65 x 10-8 50 & 70 35

Perhitungan Sebelum Uprating Penghantar Gambar 6. Tampilan Simulasi ETAP Pada Tegangan
Sebelum mendapatkan nilai jatuh tegangan Pangkal GH Jurusan Lalang
persegmen, dilakukan perhitungan tegangan terima
terlebih dahulu melalui persamaan 3.
VR =
√3 × 2,65× 10−8 ×35 × 400× 0,85 =3,641 V
1 5 0 ×10−6
Maka, persentase jatuh tegangan dari GH - Simpang
Kantor dihitung melalui persamaan 5,
3 , 641
%ΔV= 1814 7 ×100
= 0,02%
Untuk segmen lainnya dihitung menggunakan
perhitungan yang sama, sehingga diperoleh seperti Tabel Gambar 7. Simulasi ETAP Pada Tegangan Akhir
7. Penghantar Jurusan Lalang
Tabel 7. Hasil Perhitungan Sebelum
R (Ohm)
Uprating Persegmen
No Section (kms) Vr (Volt) ∆V (Volt) % ∆V

3.
Simpang Kantor -
0,9
0,34
17,556 18113,12 0,09
Jatuh tegangan keseluruhan pada Feeder Salacia
SA 002
SA 002 - Simpang 0,34
dengan kondisi masih menggunakan penghantar 50 mm 2
4. 0,9 17,556 18095,57 0,09
SA 034 dan 70 mm2 diperoleh,
5.
Simpang SA 034 -
SA 034'
0,95
0,11
18,531 18077,04 0,10 ΔV= VS - VR
6.
Simpang SA 034' -
0,8
0,07
15,605 18061,43 0,08
= 18,14 kV – 17,65 kV
SA 44
7. SA 044 - SA 020 0,45 0,17 8,778 18052,65 0,04
= 0,49 kV
8. SA 020 - SA 004 1,3 0,30 25,359 18027,3 0,13 Sehingga didapat persentase jatuh tegangan sebesar,
9. SA 004 - SA 005 2 0,75 39,014 17988,28 0,21 0,49
10. SA 005 - SA 032 2 0,15 54,62 17933,66 0,30 VD% = 18,14 ×100
11. SA 032 - SA 046 0,5 0,18 9,753 17923,91 0,05
12. SA 046 - SA 033 3,65 1,93 99,681 17824,23 0,54 = 2,70 %
13. SA 033 - SA 066 0,55 0,20 10,728 17813,5 0,05 Tabel 8. Jatuh Tegangan Feeder Salacia Sebelum
14. SA 066 - SA 047 3,5 0,79 95,585 17717,91 0,52
15. SA 047 - SA 021 0,95 0,32 18,531 17699,38 0,10
Uprating
NO
Nama Tegangan Tegangan Jatuh Persentase Jatuh
Penyulang Pangkal Ujung Tegangan Tegangan
16. SA 021 - SA 022 1,55 0,82 42,33 17657,05 0,23 (Jurusan) (kV) (kV) (kV) (%)
Nilai Total 489,947 17. 657 261

Salacia - Jrs
1 18.14 17.65 0.49 2,70
Lalang

Berdasarkan hasil diatas bisa dilihat penurunan drop


Berdasarkan analisis jatuh tegangan yang sudah
tegangannya sudah melewati ambang batas tegangan
dihitung manual kemudian digambarkan kedalam
minimal yaitu 18.00 kV sesuai dengan peraturan toleransi
Software ETAP untuk meminimalisir jatuh tegangan.
jatuh tegangan SPLN sesuai Permen ESDM Nomor 04
Hasil simulasi Feeder Salacia sesuai single line diagram
tahun 2009 tentang Aturan Distribusi Tenaga Listrik yaitu
yaitu dilihat pada tegangan pangkal dan tegangan
standar tegangan maksimum +5% dan minimum -10%.
ujungnya. Tegangan pangkal dari GH Siak Jurusan
Maka dalam hal ini, akan dilakukan uprating penghantar
Lalang yaitu 18,147 kV seperti pada Gambar 6 dan
ke 150 mm2 untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai Perhitungan yang sama dilakukan utnuk mendapatkan
dengan SPLN. rugi-rugi rupiah persegmen, sehingga diperoleh hasil
Sebelum menghitung rugi-rugi daya, terlebih dahulu seperti Tabel 10.
hitung nilai resistansi persegmennya melalui persamaan 1.
400 m
R = 2,65 x 10-8 ohm.m. 150 mm2 = 0,070 ohm
Sehingga rugi-rugi daya diperoleh, Tabel 10. Rugi-rugi Rupiah (Rp) Sebelum Uprating
PLOSS = 3 x I2 x R 4 SA 002- SA 034 0,34 12,49,5 0,9 Rp18.044,30 Rp433.063,27 Rp158.068.094
= 3 x 352 x 0,070 5 SA034 – SA 034 0,11 415,275 0,95 Rp19.055,59 Rp143.892,12 Rp166.926.995

= 257,25 Watt 6 SSA 034- SA 44 0,07 275,625 0,8 Rp16.021,72 Rp95.350,20 Rp140.350.293

= 2,57 kW No Pole R
(Ohm)
Ploss
(kW)
kms 1 Jam 1 Hari 1 Tahun

7 SA 044 – SA 020 0,17 624,75 0,45 Rp9.014,93 Rp216.358,27 Rp78.970.769


Untuk mendapatkan rugi energi waktu (Jam, Hari dan 8 SA 020 – SA 004 0,30 1109,85 1,3 Rp26.120,18 Rp384.521,35 Rp228.812.742

Tahun) sebagai berikut: 9 SA 004 – SA 005 0,75 2781,975 2 Rp39.917,06 Rp964.250,57 Rp349.673.454

PLOSS⁄1 jam = 2,57 kW x 1 Jam (Dalam 1 Jam Operasi 10 SA 005 – SA 032 0,15 584,325 2 Rp56.271,07 Rp202.489,15 Rp492.934.529
11 SA 032 – SA 046 0,18 694,575 0,5 Rp10.026,22 Rp240.629,23 Rp87.829.670
Listrik) 12 SA 046 –SA 033 1,93 7107,45 3,65 Rp14.056,93 Rp2.464.195,90 Rp123.138.716
= 2,57 kWh (Rugi Energi) 13 SA 033 –SA 066 0,20 764,4 0,55 Rp73.318,53 Rp264.900,19 Rp642.270.279
PLOSS/1 hari = 2,57 kW x 24 Jam (Dalam 1 Hari 14 SA 066 –SA 047 0,79 2921,625 3,5 Rp98.485,20 Rp1.012.792,49 Rp862.730.343

Operasi Listrik) 15 SA 047 – SA 021 0,32 1179,675 0,95 Rp19.055,59 Rp408.792,31 Rp166.926.995

= 61,68 kWh (Rugi Energi) 16 SA 021 – SA 022 0,82 3017,175 1,55 Rp43.586,60 Rp1.046.078,38 Rp381.818.607

PLOSS⁄1 tahun = 2,57 kW x 8760 Jam (Dalam 1 Tahun


Operasi Listrik)
= 22513,2 kWh (Rugi Energi)

Perhitungan yang sama dilakukan utnuk mendapatkan Dari hasil ini didapatkan total rugi-rugi dalam rupiah
rugi-rugi daya persegmen, sehingga diperoleh hasil seperti sebelum uprating conductor nilai total keseluruhan Rp
Tabel 9. 4.185.450.772 (Empat Miliar Seratus Delpan Puluh Lima
Tabel
3 9. Rugi-rugi
Kantor – SA 002 Daya
0,34 (kWh)
12,49,5 Sebelum
0,9 12,49 Uprating
299,76 109412,4 Juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu Tujuh Ratus Tujuh
4 SA 002- SA 034 0,34 12,49,5 0,9 12,49 299,76 109412,4 Puluh Dua Rupiah).
5 SA034 – SA 034 0,11 415,275 0,95 13,19 316,56 115544,4

6 SA 034- SA 44 0,07 275,625 0,8 11,09 266,16 97148,4


Perhitungan Setelah Uprating Penghantar
7 SA 044 – SA 020 0,17 624,75 0,45 6,24 149,76 54662,4
Sebelum mendapatkan nilai jatuh tegangan
0,30
persegmen, dilakukan perhitungan tegangan terima
8 SA 020 – SA 004 1109,85 1,3 18,08 433,92 158380,8
terlebih dahulu melalui persamaan 3.
9 SA 004 – SA 005 0,75 2781,975 2 27,63 663,12 242038,8
VR =
√3 × 2,65× 10−8 ×35 ×650 × 0,85 =5 , 917 V
10 SA 005 – SA 032 0,15 584,325 2 38,95 934,8 341202

11 SA 032 – SA 046 0,18 694,575 0,5 6,94 166,56 60794,4


−6
12 SA 046 –SA 033 1,93 7107,45 3,65 9,73 233,52 85234,8 150 ×10
13 SA 033 –SA 066 0,20 764,4 0,55 50,75 1218 444570 Maka, persentase jatuh tegangan dari GH - Simpang
14 SA 066 –SA 047 0,79 2921,625 3,5 68,17 1636,08 597169,2 Kantor dihitung melalui persamaan 5,
15 SA 047 – SA 021 0,32 1179,675 0,95 13,19 316,56 115544,4 5 , 917
16 SA 021 – SA 022 0,82 3017,175 1,55 30,17 724,08 264289,2 %ΔV= 18147 ×100
= 0,03%
Untuk segmen lainnya dihitung menggunakan
perhitungan yang sama, sehingga diperoleh seperti Tabel
11.
Tabel 11. Hasil Perhitungan Setelah Uprating Persegmen
Setelah diperoleh rugi-rugi daya dalam kWh, maka
dapat diketahui rugi-rugi rupiahnya sebagai berikut.
PLOSS⁄1 jam = 2,57 kW x Rp 1444,7 x 1 Jam (Dalam 1
Jam Operasi Listrik)
= Rp 3712,88 (Rugi Rupiah/Jam)
PLOSS/1 hari = 2,57 kW x Rp 1444,7 x 24 Jam (Dalam
1 Hari Operasi Listrik)
= Rp 89109,10 (Rugi Rupiah/Hari)
PLOSS⁄1 tahun = 2,57 kW x Rp 1444,7 x 8760 Jam
(Dalam 1 Tahun Operasi Listrik)
= Rp 32524,820 (Rugi Rupiah/Tahun)
3. Kantor - SA 002 0,9 0,15 8,193 18129,249 0,04
4. SA 002 - SA 034 0,9 0,15 8,193 18121,056 0,04
5. SA 034 - SA 034' 0,95 0,16 8,648 18112,408 0,04 Hal ini menunjukkan bahwa setelah melakukan
6. SA 034' - SA 44 0,8 0,14 7,282 18105,126 0,04 Uprating penghantar nilai tegagan pada titik ujung
7. SA 044 - SA 020 0,45 0,07 4,096 18101,03 0,02 penghantar 50 mm2 yang diganti menjadi 150 mm2
8. SA 020 - SA 004 1,3 0,22 11,834 18089,196 0,06
0,35
mengalami perubahan dan menjadi lebih baik dari
9. SA 004 - SA 005 2 18,206 18070,99 0,1
10. SA 005 - SA 032 2 0,35 18,206 18052,784 0,1
sebelumnya.
11. SA 032 - SA 046 0,5 0,08 4,551 18048,233 0,02 Jatuh tegangan keseluruhan pada Feeder Salacia
12. SA 046 - SA 033 3,65 0,64 4,551 18043,682 0,02 dengan kondisi simulasi setelah diganti menjadi
13. SA 033 - SA 066 0,55 0,09 33,227 18010,455 0,18 penghantar 150 mm2 diperoleh,
14. SA 066 - SA 047 3,5 0,61 31,861 17978,594 0,17 ΔV= VS - VR
0,16
15. SA 047 - SA 021 0,95 8,648 17969,946 0,04 = 18,15 kV – 17,95 kV
16. SA 021 - SA 022 1,55 0,27 14,11 17955,836 0,07
= 0,2 kV
Total Nilai 191,164 17955,836 0,99
Sehingga didapat persentase jatuh tegangan sebesar,
0,2
VD% = 18,14 ×100
= 1,10 %
Tabel 12. Jatuh Tegangan Feeder Salacia Setelah
Kemudian didapatkan total keseluruhan drop Uprating Nama Tegangan Tegangan Jatuh Persentase Jatuh
NO
tegangan yang dihitung adalah sebesar 0,191 kV dengan Penyulang
(Jurusan)
Pangkal
(kV)
Ujung
(kV)
Tegangan
(kV)
Tegangan
(%)
total persentase drop sebesar 0,99 %.
Berdasarkan analisis jatuh tegangan yang sudah 1
Salacia - Jrs
Lalang
18.15 18.00 0.2 1,10
dihitung manual kemudian digambarkan kedalam
Software ETAP untuk meminimalisir jatuh tegangan.
Hasil simulasi Feeder Salacia sesuai single line diagram Berdasarkan hasil diatas bisa dilihat penurunan drop
yaitu dilihat pada tegangan pangkal dan tegangan tegangannya sudah memasuki ambang batas aman
ujungnya. Tegangan pangkal dari GH Siak Jurusan tegangan minimal yaitu 18,00 kV sesuai dengan peraturan
Lalang yaitu 18,151 kV seperti pada Gambar 8. Pada toleransi jatuh tegangan SPLN sesuai Permen ESDM
tegangan ujung penghantar 50 mm2 dan 70 mm2 setelah nomor 04 tahun 2009 tentang Aturan Distribusi Tenaga
dilakukan uprating pada Jurusan Lalang yaitu 17,92 kV Listrik yaitu standar tegangan maksimum +5% dan
seperti pada Gambar 9. minimum -10%. maka dalam hal ini perbaikan penghantar
dari 70 mm2 menjadi 150 mm2 sangat disarankan untuk
memperbaiki nilai drop tegangan.
Sebelum menghitung rugi-rugi daya, terlebih dahulu
hitung nilai resistansi persegmennya melalui persamaan 1.
65 0 m
R = 2,65 x 10-8 ohm.m. 150 mm2 = 0,114 ohm
Sehingga rugi-rugi daya diperoleh,
PLOSS = 3 x I2 x R
= 3 x 352 x 0,114
= 418,95 Watt
= 4,18 kW

Untuk mendapatkan rugi energi waktu (Jam, Hari dan


Gambar 8. Simulasi ETAP Pada Pangkal GH Tahun) sebagai berikut:
Jurusan Lalang Setelah Uprating PLOSS⁄1 jam = 4,18 kW x 1 Jam (Dalam 1 Jam Operasi
Listrik)
= 4,18 kWh (Rugi Energi)
PLOSS/1 hari = 4,18 kW x 24 Jam (Dalam 1 Hari
Operasi Listrik)
= 100,32 kWh (Rugi Energi)
PLOSS⁄1 tahun = 4,18 kW x 8760 Jam (Dalam 1 Tahun
Operasi Listrik)
= 36616,8 kWh (Rugi Energi)

Perhitungan yang sama dilakukan utnuk mendapatkan


rugi-rugi daya persegmen, sehingga diperoleh hasil seperti
Gambar 9. Simulasi ETAP Pada Tegangan Titik Tabel 13.
Akhir Penghantar Setelah Uprating Penghantar 150 Tabel 13. Rugi-rugi Daya (kWh) Setelah Uprating
mm2
3 Kantor – SA 002 0,15 584,325 0,9 5,84 140,16 51158,4
4 SA 002- SA 034 0,15 584,325 0,9 5,84 140,16 51158,4
5 SA034 – SA 034 0,16 613,725 0,95 6,13 147,12 53698,8
6 SA 034- SA 44 0,14 518,175 0,8 5,18 124,32 45376,8
7 SA 044 – SA 020 0,07 290,325 0,45 2,9 69,6 25404
8 SA 020 – SA 004 0,22 841,575 1,3 8,41 201,84 73671,6
9 SA 004 – SA 005 0,35 1297,275 2 12,97 311,28 113617,2
10 SA 005 – SA 032 0,35 1297,275 2 12,97 311,28 113617,2
11 SA 032 – SA 046 0,08 323,4 0,5 3,23 77,52 28294,8
12 SA 046 –SA 033 0,64 2366,7 3,65 3,23 77,52 28294,8
13 SA 033 –SA 066 0,09 356,475 0,55 23,66 567,84 207261,6
14 SA 066 –SA 047 0,61 2271,15 3,5 22,71 545,04 198939,6
15 SA 047 – SA 021 0,16 613,725 0,95 6,13 147,12 53698,8 Gambar 10. Grafik nilai perbandingan sebelum dan
16 SA 021 – SA 022 0,27 1003,275 1,55 10,03 240,72 87862,8
setelahh uprating

Untuk menghitung nilai benefit dalam rupiah dapat


menggunakan hasil dari nilai rugi-rugi dalam rupiah
Setelah diperoleh rugi-rugi daya dalam kWh, maka dengan menggunakan penghantar 50 mm2 dan 70 mm2
dapat diketahui rugi-rugi rupiahnya sebagai berikut. dan diganti dengan penghantar 150 mm2, sehingga
PLOSS⁄1 jam = 4,18 kW x Rp 1444,7 x 1 Jam (Dalam 1 didapatkan nilainya seperti pada Tabel 15.
Jam Operasi Listrik) Tabel 15.Rugi-Rugi
Benefit Uprating Conductor
dalam Rupiah/Tahun
Benefit
= Rp 6038,846 (Rugi Rupiah/Jam) Sebelum Uprating Sesudah Uprating
PLOSS/1 hari = 4,18 kW x Rp 1444,7 x 24 Jam (Dalam Rp 4.185.450.772 Rp 1.720.904.681 Rp 2.464.546.091
1 Hari Operasi Listrik)
= Rp 144932,304 (Rugi Rupiah/Hari)
PLOSS⁄1 tahun = 4,18 kW x Rp 1444,7 x 8760 Jam Kemudian dapat dihitung nilai payback period
(Dalam 1 Tahun Operasi Listrik) menggunakan rugi-rugi daya dalam rupiah setelah
= Rp 52900290,96 (Rugi Rupiah/Tahun) uprating conductor melalui persamaan 10.
Rp 5.358 .204 .049
Payback period = Rp 2.464 .546 .091 × 1 tahun
Perhitungan yang sama dilakukan utnuk mendapatkan
rugi-rugi rupiah persegmen, sehingga diperoleh hasil
seperti Tabel 14. = 2,17 Tahun (2 Tahun 2 Bulan)
Tabel 14. Rugi-rugi Rupiah (Rp) Setelah Uprating
3 Kantor – SA 002 0,15 584,325 0,9 Rp8.437,05 Rp202.489,15 Rp73.908.540 Jadi didapatkan hasil dari perhitungan dengan
4 SA 002- SA 034 0,15 584,325 0,9 Rp8.437,05 Rp202.489,15 Rp73.908.540 mengunakan rumus investasi dibagi benefit setelah
5 SA034 – SA 034 0,16 613,725 0,95 Rp8.856,01 Rp212.544,26 Rp77.578.656
dilakukan uprating conductor maka didapatkan hasil dari
6 SSA 034- SA 44 0,14 518,175 0,8 Rp7.483,55 Rp179.605,10 Rp65.555.863
payback periode nya atau lama waktu kembali modal
7 SA 044 – SA 020 0,07 290,325 0,45 Rp4.189,63 Rp100.551,12 Rp36.701.159
investasi yang dikeluarkan yaitu selama 26 bulan / 2,17
8 SA 020 – SA 004 0,22 841,575 1,3 Rp12.149,93 Rp291.598,25 Rp106.433.361
tahun (2 Tahun 2 Bulan).
9 SA 004 – SA 005 0,35 1297,275 2 Rp18.737,76 Rp449.706,22 Rp164.142.769

10 SA 005 – SA 032 0,35 1297,275 2 Rp18.737,76 Rp449.706,22 Rp164.142.769

11 SA 032 – SA 046 0,08 323,4 0,5 Rp4.666,38 Rp111.993,14 Rp40.877.498

12 SA 046 –SA 033 0,64 2366,7 3,65 Rp4.666,38 Rp111.993,14 Rp40.877.498


4. KESIMPULAN
13 SA 033 –SA 066 0,09 356,475 0,55 Rp34.181,60 Rp820.358,45 Rp299.430.834

14 SA 066 –SA 047 0,61 2271,15 3,5 Rp32.809,14 Rp787.419,29 Rp287.408.040 Dari hasil pembahasan analisis rehabilitasi jaringan
15 SA 047 – SA 021 0,16 613,725 0,95 Rp8.856,01 Rp212.544,26 Rp77.578.656 SUTM pada Feeder Salacia gardu induk siak PT. PLN
16 SA 021 – SA 022 0,27 1003,275 1,55 Rp14.490,34 Rp347.768,18 Rp126.935.387 (Persero) ULP Siak Sri Indrapura, maka didapat
kesimpulan bahwa:
1. Nilai tegangan ujung dititik akhir penghantar
AAAC 50 mm2 pada Feeder Salacia Jurusan
Lalang 17,92 kV atau jatuh tegangannya sebesar
Dari hasil ini didapatkan total rugi-rugi dalam rupiah 0,489 kV. Dengan hal ini pihak PLN
setelah uprating conductor nilai total keseluruhan Rp merencanakan menganti penghantar AAACS
1.720.904.681 (Satu Milyar Tujuh Ratus Dua puluh 150 mm2 agar dapat mengurangi jatuh tegangan
Juta Sembilan Ratus Empat Ribu Enam Ratus di titik akhir penghantar. Jadi setelah dilakukan
Delapan Puluh Satu Rupiah). pengantian kabel penghatar AAACS 150 mm 2
Berikut adalah grafik perbandingan tegangan setelah maka drop tegangan berkurang menjadi 0,191
dilakukannya penggantian kawat penghantar 50 mm2 dan kV.
70 mm2 ke 150 mm2, dimana tegangan mengalami 2. Total rugi-rugi daya penampang penghantar 50
kenaikan dengan nilai tegangan titik ujung penghantar mm2 dan 70 mm2 sebesar 1.046,078,38
(17,92 kV) naik menjadi (18,009 kV) seperti Gambar 10. kWh/Tahun dan total kerugian dalam rupiah
akibat rugi-rugi daya adalah
Rp.4.185,450,722,/Tahun. Setelah dilakukan
simulasi pengantian mengunakan simulasi
penghantar AAACS 150 mm2, total rugi-rugi
daya sebesar 1.191,184,80 kWh /Tahun dan
total kerugian dalam rupiah akibat rugi-rugi
daya adalah Rp.1.720,904,681,-/Tahun. Ini
menunjukan bahwa pengantian penampang
penghantar AAACS 150 mm2 dapat
mengurangi drop tegangan dan rugi-rugi daya.
3. Perhitungan pengembalian modal investasi akan
kembali pada waktu 2,17 Tahun (2 Tahun 2
Bulan) dengan metode payback periode.

Dari kesimpulan, diperoleh saran bahwa pekerjaan


uprating penghantar ini sangat dianjurkan karna dapat
mengurangi jatuh tegangan di Feeder Salaci Jurusan
Lalang dan dapat memberikan kualitas listrik yang baik
bagi pelanggan.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Cekdin, C. (2013). Transmisi Daya Listrik.


[2] Gonen, T. (1985). Electric Power Distribution
System Engineering. Mcgraw Hill College.
[3] Hadisantoso, S., & Feri. (2016). Analisa
Penurunan Tegangan (Voltage Drop) dan Rugi-
rugi (Losses) Penyulang Menggunakan ETAP
di Gardu Induk Bandung Selatan. Elektra, 1(2),
42–53.
[4] Hutauruk, T. S. Prof. Ir. M. S. (1996). Transmisi
Daya Listrik. Erlangga.
[5] Mutamalikin, Eteruddin, H., & Arlenny. (2021)
Perencanaan Sistem Distribusi 20 kV di Sungai
Guntung Kabupaten Indragiri Hilir – Riau.
Jurnal Inovasi Penelitian, 2(6), 1863-1872.
[6] Perusahaan Umum Listrik Negara. (1987).
SPLN 72 : 1987 Spesifikasi Desain untuk
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan
Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Lampiran
Surat Keputusan Direksi PLN No.060/DIR/87
tanggal 4 Juli 1987. Departemen Pertambangan
Dan Energi, 15. http://www.pln-
litbang.co.id/perpustakaan.
[7] PT.PLN (Persero). Tahun 2010. Buku 5 Standar
Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah
Tenaga Listrik.
[8] Stevenson, William D.1993. Analisis Sistem
Tenaga Listrik Edisi Keempat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
[9] Zuhal, (1988). Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai