Anda di halaman 1dari 20

FISIKA II

TUGAS 2

A. Potensial listrik

Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Beda
potensial listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda
dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini berfungsi untuk mengalirkan muatan
dari satu titik ke titik lainnya Atau bisa didefinisikan bahwa potensial listrik yaitu usaha yang
dibutuhkan untuk memindahkan muatan postitif sebesar 1 satuan dari tempat yang tak
terhingga ke sebuah titik tertentu. Bisa pula potensial listrik diartikan sebagai sebuah energi
potensial listrik per satuan muatan penguji.

Sebuah elektron tidak akan mungkin bisa bergerak dengan sendiri dari plat A menuju
ke plat B. Elektron secara alami akan bergerak mendekati muatan + serta menjauhi muatan - ,
jadi untuk menggerakkan dengan arah yang sebaliknya dibutuhkan sebuah usaha.

Gambar. Elektron yang bergerak dari A ke B

1. Rumus Potensial Listrik


Usaha yang dibutuhkan untuk memindahkan sebuah muatan dari titik B ke titik A per
satuan muatan disebut dengan potensial listrik. Sehingga Rumus potensial listrik adalah
dengan persamaan sebagai berikut ini:
Keterangan:

V = Potensial listrik (Volt)

W = Usaha (J)

Q = Muatan listrik (C)

Potensial listrik sebesar 1 Volt antara 2 titik apabila dibutuhkan usaha 1 Joule untuk
memindahkan muatan 1 Coulumb antara dua titik tersebut.

Contoh Soal Potensial Listrik


1. Untuk bisa memindahkan muatan sebesar 10 C dari titik A ke titik B dibutuhkan usaha
sebesar 200 Joule hitunglah potensial AB tersebut!

Pembahasan
Diketahui:
Q = 10 C

W = 200 Joule

Ditanyakan: V = …?

Jawaban:

V=W/Q

= 200 Joule/10C

= 20 J/C

= 20 Volt

2. Muatan Q1 = 5,0 μC dan muatan Q2 = 6,0 μC. Konstanta Coulomb (k) = 9 x 109
Nm2C−2, 1 μC = 10−6 C. Titik A berada di tengah kedua muatan. Tentukan potensial
listrik pada titik A!

Pembahasan

Diketahui :

Muatan Q1 = -5,0 μC = -5,0 x 10-6 C

Jarak titik A dari Q1 = 10 cm = 0,1 m = 10-1 m


Muatan Q2 = 6,0 μC = 6,0 x 10-6 C

Jarak titik A dari Q2 = 10 cm = 0,1 m = 10-1 m

Konstanta Coulomb (k) = 9 x 109 Nm2C-2

Ditanya : Potensial listrik pada titik A

Jawab :

Potensial listrik 1 :

Potensial listrik 2 :

Potensial listrik pada titik A :

V = V2 – V1

V = (54 – 45) x 104

V = 9 x 104

Potensial listrik pada titik A adalah 9 x 104 Volt

3. Muatan q1 = 5,0 μC dan muatan q2 = 6,0 μC. Konstanta Coulomb (k) = 9 x 109 Nm2C−2, 1
μC = 10−6 C. Tentukan potensial listrik pada titik A!
Pembahasan
Diketahui :
Muatan Q1 = -5,0 μC = -5,0 x 10-6 C
Jarak titik A dari Q1 = 40 cm = 0,4 m = 4 x 10-1 m
Muatan Q2 = 6,0 μC = 6,0 x 10-6 C
Jarak titik A dari Q2 = 50 cm = 0,5 m = 5 x 10-1 m
Konstanta Coulomb (k) = 9 x 109 Nm2C−2

Ditanya : Potensial listrik pada titik A


Jawab :

Potensial listrik 1 :

Potensial listrik 2 :

Potensial listrik pada titik A :

V = V1 + V2

V = (-11,25 + 10,8) x 104

V = -0,45 x 104
V = -4,5 x 103

Potensial listrik pada titik A adalah -4,5 x 103 Volt

B. Kapasitansi

Kapasitansi atau kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau
dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan. Bentuk paling umum dari
peranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan
di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan V adalah tegangan listrik antar
lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah:

C = Q/V

C adalah kapasitansi yang diukur dalam Farad


Q adalah muatan yang diukur dalam coulomb
V adalah voltase yang diukur dalam volt
Unit SI dari kapasitansi adalah farad; 1 farad = 1 coulomb per volt.
Dalam sirkuit listrik atau untai elektris atau rangkaian listrik,
istilah kapasitansi biasanya adalah singkatan dari kapasitansi saling (Bahasa Inggris: mutual
capacitance) antar dua konduktor yang bersebelahan, seperti dua lempengnya sebuah
kapasitor. Terdapat pula istilah kapasitansi-sendiri (Bahasa Inggris: self-capacitance), yang
merupakan jumlah muatan listrik yang harus ditambahkan ke sebuah konduktor terisolasi
untuk menaikkan potensial listriknya sebanyak 1 volt.

Titik rujukan untuk potensial ini adalah sebuah ruang lingkup/kawasan konduksi
berongga teoretis, dari radius yang tak terhingga, yang berpusat pada konduktor. Dengan
mempergunakan metode ini, kapasitansi-sendiri dari sebuah kawasan konduksinya
radius R adalah :

C = 4 𝜋𝜖0𝑅

Berikut garis garis gaya listrik statis :


Contoh soal:
1. Sebuah kapasitor mempunyai kapasitas 1000uF . Kapasitor tersebut hanya mampu
menyimpan + 2.6mC berapakah tegangan maksimal kapasitor tersebut.
Q = 2.6 x 10-3 , C =1000 x 10-6
Q=CxV.
= 2.6 x 10-6 = (1000 x 10-6) x V
V = 0.0026 x 103 = 2,6V

C. Kapasitor

Kapasitor adalah sebuah benda yang dapat menyimpan muatan listrik. Benda ini
terdiri dari dua pelat konduktor yang dipasang berdekatan satu sama lain tapi tidak sampai
bersentuhan. Benda ini dapat menyimpan tenaga listrik dan dapat menyalurkannya kembali,
kegunaannya dapat kamu temukan seperti pada lampu flash pada camera, juga banyak
dipakai pada papan sirkuit elektrik pada komputer yang kamu pakai maupun pada berbagai
peralatan elektronik.
Kapasitor [C] gambaran sederhananya terdiri dari dua keping sejajar yang memiliki
luasan [A] dan dipisahkan dengan jarak yang sempit sejauh [d]. Seringkali kedua keping
tersebut digulung menjadi silinder dengan sebuah insulator atau kertas sebagai pemisah
kedua keping. Pada gambar rangkaian listrik, simbolnya dinotasikan dengan:

[Simbol]

Berbagai tipe kapasitor, (kiri) keping sejajar, (tengah) silindris, (kanan) gambar
beberapa contoh asli yang digunakan pada peralatan elektronik.
Perlu kamu ketahui bahwa walaupun memiliki fungsi yang hampir sama, namun
baterai berbeda dengan kapasitor. Kapasitor berfungsi hanya sebagai penyimpan muatan
listrik sementara, sedangkan baterai selain juga dapat menyimpan muatan listrik, baterai juga
merupakan salah satu sumber tegangan listrik. Karena baterai perbedaan itu, baterai juga
memiliki simbol yang berbeda pada rangkaian listrik. Simbol baterai dinotasikan dengan:

[Simbol baterai]

Contoh penggunaan kedua simbol tersebut pada rangkaian listrik:

Kamu dapat mencari nilai kapasitas atau kapasitansi suatu kapasitor, yakni jumlah muatan
listrik yang tersimpan. Untuk bentuk paling umum yaitu keping sejajar, persamaan
kapasitansi dinotasikan dengan:

Dimana:
C = kapasitansi (F, Farad) (1 Farad = 1 Coulomb/Volt)
Q = muatan listrik (Coulomb)

V = beda potensial (Volt)

Nilai kapasitansi tidak selalu bergantung pada nilai dan . Besar nilai kapasitansi
bergantung pada ukuran, bentuk dan posisi kedua keping serta jenis material pemisahnya
(insulator). Nilai usaha dapat berupa positif atau negatif tergantung arah gaya terhadap
perpindahannya. Untuk jenis keping sejajar dimana keping sejajar memiliki luasan [A] dan
dipisahkan dengan jarak [d], dapat dinotasikan dengan rumus:

Dimana:
A = luasan penampang keping (m2)
d = jarak antar keping (m)
∈ = permitivitas bahan penyekat ( )

Jika antara kedua keping hanya ada udara atau vakum (tidak terdapat bahan penyekat), maka
nilai permitivitasnya dipakai .

Muatan sebelum disisipkan bahan penyekat ( ) sama dengan muatan setelah disisipkan
bahan penyekat ( ), sesuai prinsip bahwa muatan bersifat kekal. Beda potensialnya
dinotasikan dengan rumus:

Kapasitor menyimpan energi dalam bentuk medan listrik. Besar energi [W] yang tersimpan
pada dapat dicari menggunakan rumus:

Dimana:
W = jumlah energi yang tersimpan dalam kapasitor (Joule)
1. Rangkaian Kapasitor

Dua kapasitor atau lebih dapat disusun secara seri maupun paralel dalam satu rangkaian
listrik. Rangkaian seri memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan rangkaian paralel. Berikut
diberikan tabel sifat-sifatnya pada rangkaian seri dan paralel.

Contoh Soal

Tiga kapasitor identik, dengan kapasitas 3 µF masing-masing, dihubungkan dengan sumber


tegangan 12 V dalam suatu rangkaian seperti pada gambar di samping. Beda potensial antara
titik Y dan Z adalah :

(A) 9 V

(B) 8 V

(C) 4 V
(D) 3

(E) nol

SOLUSI:

Untuk bentuk kombinasi, kapasitansi ekivalen merupakan nilai gabungan antara beberapa
kapasitor yang disusun seri ataupun paralel atau biasa kita kenal dengan total kapasitansi.
Dari soal diatas, pertama-tama kita tentukan kapasitansi ekivalen atau total kapasitansinya
dahulu.

Muatan pada masing-masing keping kapasitor ekivalen (total) pada soal diatas adalah:

Ini adalah besar muatan pada masing-masing keping semula.


Beda potensial antara titik Y dan Z yakni pada C3 adalah:

Jawaban: B

Contoh 1 Soal dan Pembahasan Kapasitor Seri-Paralel


Dua buah kapasitor 4 µF dan 12 µF, jika kedua kapasitor ini dirangkai secara seri. Tentukan
kapasitas kapasitor pengganti untuk kedua kapasitor tersebut ?
Pembahasan:

Diketahui:

C1 = 4 µF

C2 = 12 µF

Ditanya : Tentukan kapasitas kapasitor pengganti untuk kedua kapasitor tersebut?

Karena kapasitor tersusun secara seri maka besar kapasitas kapasitor pengganti dapat
dihitung menggunakan rumus berikut ini

Jadi, kapasitas kapasitor pengganti untuk kedua kapasitor tersebut adalah 3µF

Contoh 2 Soal dan Pembahasan Kapasitor Seri-Paralel


Empat buah kapasitor dirangkai secara paralel seperti pada gambar di bawah ini. Jika besar
keempat kapasitor adalah C1 = 2 µF, C2 = 4 µF, C3 = 6 µF dan C4 = 8 µF. Tentukan
kapasitas kapasitor pengganti untuk keempat kapasitor tersebut?
Pembahasan:
Diketahui:
C1 = 2 µF

C2 = 4 µF

C3 = 6 µF

C4 = 8 µF

Ditanya : Tentukan kapasitas kapasitor pengganti untuk keempat kapasitor tersebut?

Ketika kapasitor disusun secara paralel, maka kapasitas kapasitor pengganti atau kapasitor
totalnya adalah jumlah kapasitas dari masing-masing kapasitor.

Cp = C1 + C2 + C3 + C4

Cp = 2 µF + 4 µF + 6 µF + 8 µF

Cp = 20 µF

Jadi, kapasitas kapasitor pengganti untuk keempat kapasitor tersebut adalah 20 µF.

Contoh 3 – Soal dan Pembahasan Kapasitor Seri-Paralel


16 resistor identik yang memiliki kapasitas masing-masing kapasitor adalah 2 µF dan
dirangkai secara seri-paralel seperti pada gambar di bawah ini.
Tentukan besar kapasitas kapasitor jika diukur pada titik ab?

Pembahasan:
Diketahui:
C1 = C2 = C3 = ... = C16 = C = 2 µF

Ditanya : Tentukan besar kapasitas kapasitor jika diukur pada titik ab?

Langkah 1 : Selesaikan terlebih dahulu kapasitor yang dirangkai secara paralel.

#Rangkaian Paralel C2, C3 dan C4 di beri nama Cp1

Cp1 = C4 + C3 + C4

Karena ada 3 kapasitor yang sama, maka

Cp1 = 3C

Cp1 = 3(2 µF) = 6 µF

#Rangkaian Paralel C5 sampai C9 di beri nama Cp2

Cp2 = C5 + C6 + C7 + C8 + C9

Karena ada 5 kapasitor yang sama, maka

Cp2 = 5C

Cp2 = 5(2 µF) = 10 µF


#Rangkaian Paralel C10 sampai C16 di beri nama Cp3

Cp3 = C10 + C11 + C12 + C13 + C14 + C15 + C16

Karena ada 7 kapasitor yang sama, maka

Cp3 = 7C

Cp3 = 7(2 µF) = 14 µF

Setelah diparalelkan maka diperoleh rangkaian setara sebagai berikut:

Langkah 2 : Terlihat bahwa C1, CP1, Cp2 dan Cp3 tersusun secara seri. Maka untuk
memperoleh kapasitas kapasitor pada titik ab adalah dengan cara serikan keempat kapasitor
tersebut.

Jadi, kapasitas kapasitor jika diukur dari titik ab adalah 1,19 µF

D. Dielektrik

Dielektrik adalah sejenis bahan Isolator listrik yang dapat dikutubkan (polarized)
dengan cara menempatkan bahan dielektrik dalam medan listrik. Ketika bahan ini berada
dalam medan listrik, muatan listrik yang terkandung di dalamnya tidak akan mengalir,
sehingga tidak timbul arus seperti bahan konduktor, tetapi hanya sedikit bergeser dari posisi
setimbangnya mengakibatkan terciptanya pengutuban dielektrik. Oleh karena pengutuban
dielektrik, muatan positif bergerak menuju kutub negatif medan listrik, sedang muatan
negatif bergerak pada arah berlawanan (yaitu menuju kutub positif medan listrik) Hal ini
menimbulkan medan listrik internal (di dalam bahan dielektrik) yang menyebabkan jumlah
keseluruhan medan listrik yang melingkupi bahan dielektrik menurun.[1] Jika bahan dielektrik
terdiri dari molekul-molekul yang memiliki ikatan lemah, molekul-molekul ini tidak hanya
menjadi terkutub, namun juga sampai bisa tertata ulang sehingga sumbu simetrinya
mengikuti arah medan listrik.[2]
Walaupun istilah "isolator" juga mengandung arti konduksi listriknya rendah, seperti
"dielektrik", namun istilah "dielektrik" biasanya digunakan untuk bahan-bahan isolator yang
memiliki tingkat kemampuan pengutuban tinggi yang besarannya diwakili oleh konstanta
dielektrik. Contoh umum tentang dielektrik adalah sekat isolator di antara plat konduktor
yang terdapat dalam kapasitor. Pengutuban bahan dielektrik dengan memaparkan medan
listrik padanya mengubah muatan listrik pada kutub-kutub kapasitor.[2]
Penelitian tentang sifat-sifat bahan dielektrik berhubungan erat dengan
kemampuannya menyimpan dan melepaskan energi listrik dan magnetik.[3] Sifat-sifat
dielektrik sangat penting untuk menjelaskan berbagai fenomena dalam
bidan elektronika, optika, dan fisika zat padat.
Istilah "dielektrik" pertama kali dipergunakan oleh William Whewell (dari kata "dia"
dari yunani yang berarti "lewat" dan "elektrik") sebagai jawaban atas permintaan
dari Michael Faraday.[4]

Bahan dielektrik dapat berupa zat padat, zat cair, atau gas. Bahkan, ruang hampa-pun dapat
dianggap bahan dielektrik walaupun konstanta dielektrik relatifnya merupakan identitas
(bernilai 1).
Tampaknya dielektrik dalam bentuk padat lebih umum dipergunakan dalam ilmu kelistrikan,
dan banyak zat padat merupakan isolator yang baik. Beberapa contoh antara
lain porselen, kaca, dan sebagian besar plastik. Udara, nitrogen, dan belerang
hexafluoride adalah tiga gas yang umum digunakan sebagai bahan dielektrik.

 Pelapis industrial seperti parylene bertindak sebagai penghalang dielektrik antara bahan
yang dilapisi dan lingkungan sekitar.
 Minyak yang digunakan dalam transformer (terutama yang besar) berguna sebagai bahan
dielektrik cair dan sebagai pendingin. Bahan dielektrik cair memiliki konstanta dielektrik
yang lebih tinggi, sehingga bisa dipergunakan dalam kapasitor tegangan tinggi sehingga
mencegah terjadinya muatan bocor bila terjadi korona dan juga meningkatkan nilai
kapasitansi.
 Karena bahan dielektrik menghambat arus listrik, permukaan bahan dielektrik bisa saja
menangkap muatan listrik berlebih yang terlepas. Hal ini dapat terjadi secara tidak
sengaja ketika bahan dielektrik tergesek atau tersentuh bahan lain sehingga terjadi efek
tribolistrik. Namun kadang kala kejadian seperti ini justru diinginkan seperti
dalam generator Van De Graff atau elektroforus, atau dapat pula kejadian ini malah
merusak seperti dalam pelepasan listrik statis.
 Bahan dielektrik khusus yang disebut elektret dapat menyimpan muatan listrik cukup
lama, hampir seperti magnet yang mampu menyimpan medan magnet.
 Beberapa bahan dielektrik mampu menghasilkan potensial listrik ketika
mengalami tekanan, atau dapat berubah bentuk ketika diberi potensi listrik. Sifat ini
disebut sebagai sifat piezoelektrik. Bahan piezoelektrik merupakan jenis dielektrik yang
sangat berguna dalam berbagai alat.
 Beberapa bahan dielektrik dalam bentuk kristal ion dan polimer memiliki momen
dwikutub sendiri, yang dapat dimodifikasi oleh medan listrik dari luar. Perilaku ini
disebut efek feroelektrik. Bahan-bahan ini berperilaku seperti bahan feromagnetik ketika
terpapar medan magnet. Bahan feroelektrik sering kali memiliki konstanta dielektrik
yang sangat besar, sehingga bahan-bahan jenis ini sangat berguna dalam pembuatan
kapasitor.

Contoh Soal Bahan Dielektrik dan Kapasitor


1. Jika muatan dan kapasitas kapasitor diketahui berturut-turut sebesar 5 μC dan 20 μF ,
tentukan beda potensial kapasitor tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: q = 5 μC= 5×10-6 C C = 20 μF = 2×10-5 F
Ditanya: V ... ?
Jawab: 𝐶 = 𝑞 𝑉 𝑉 = 𝑞
𝐶 𝑉 = 5𝑥10 − 6 2𝑥10−5 𝑉 = 5𝑥10−1 2 𝑉 = 0,25 𝑣𝑜𝑙𝑡

2. Sebuah kapasitor mempunyai kapasitas 4 μF diberi beda potensial 25 volt. Berapakah


energi yang tersimpan?
Penyelesaian:
Diketahui: C = 4 μF = 4 × 10-6 F V = 25 volt
Ditanya: W = ... ?
Jawab: 𝑊 = 1 2 𝐶 𝑥 𝑉 2 𝑊 = 1 2 4𝑥106 𝑥 (25) 2 𝑊 = 1,25𝑥10−3 𝑗𝑜𝑢𝑙e

E. Gaya Elektrostatika

Gaya elektrostatik, yang juga disebut gaya Coulomb atau interaksi Coulomb,
didefinisikan sebagai daya tarik atau tolak partikel yang berbeda dan bahan yang didasarkan
pada biaya listrik mereka. gaya elektrostatik adalah salah satu bentuk yang paling dasar dari
kekuatan yang digunakan dalam ilmu fisika, dan ditemukan oleh seorang fisikawan Perancis
bernama Charles-Augustin de Coulomb pada 1700-an.
Gaya elektrostatik adalah fenomena yang dihasilkan dari bergerak lambat atau muatan
listrik stasioner. Hal ini dipelajari dalam disiplin ilmu yang dikenal sebagai elektrostatika
oleh para peneliti menganalisis interaksi elektromagnetik.

Secara khusus, gaya elektrostatik adalah reaksi fisik yang memegang bersama medan
elektromagnetik yang diciptakan oleh partikel subatomik, seperti elektron dan proton. Agar
gaya elektrostatik untuk tetap kohesif, partikel-partikel ini harus independen
mempertahankan biaya baik positif dan negatif dan bereaksi satu sama lain sesuai.

Menurut hukum fisika , ada empat gaya fundamental yang menggambarkan reaksi
dari partikel, salah satu yang dianggap gaya elektromagnetik , yang menghasilkan gaya
elektrostatik dalam kondisi tertentu.

Gaya elektrostatik antara elektron dan proton adalah salah satu kekuatan terkuat di
alam semesta, bahkan lebih kuat daripada gravitasi . Sebuah hidrogen atom, yang hanya
berisi satu elektron dan satu proton , memiliki kekuatan fundamental gravitasi menjaga
bersama-sama. Namun, setiap partikel subatomik dapat mengembangkan gaya elektrostatik
juga, yang menjadi lebih kuat. Dalam fisika, hukum menyatakan bahwa besarnya gaya harus
diberikan antara partikel yang 10 24 lebih kuat dari gravitasi sederhana. Setiap atom di alam
semesta dalam keadaan alami mengandung bahkan jumlah proton dan elektron, menciptakan
kehadiran yang kuat dari gaya elektrostatik.

Sebagai dua permukaan bersentuhan satu sama lain, pertukaran biaya terjadi, sehingga
dalam pengembangan kekuatan elektrostatik. Ketika resistensi hadir di salah satu bahan-
bahan ini, biaya elektrostatik yang lebih jelas untuk pengamat. Bahan resistif
mempertahankan muatan elektrostatik untuk jangka waktu yang lebih lama hingga biaya
menjadi dinetralkan, seperti dengan kejutan statis.

Hukum Coulomb mendefinisikan teori dasar tentang gaya elektrostatik tarik dalam
ilmu elektrostatika . Didirikan pada tahun 1780-an oleh seorang Perancis fisikawan bernama
Charles Augustin de Coulomb. Dia memanfaatkan teori dasar elektromagnetik untuk
menentukan rumus dan persamaan yang mendefinisikan kekuatan elektromagnetik dan
elektrostatik.

Hukum coloumb dapat ditulis :

“Besar Gaya Interaksi(tolak menolak/tarik menarik) antara dua buah muatan berbanding lurus
dengan besar muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua
muatan”.

Dengan:
F = Gaya interaksi (N)

k = konstanta coulomb (9.109 Nm^2/C^2)

q = muatan listrik (C)

r = jarak antara kedua muatan listrik (m)

Contoh soal :
Dua buah muatan listrik identik tetapi bermuatan tidak sama diletakkan terpisah seperti
gambar. F adalah gaya elektrostatis kedua muatan.

Jika jarak kedua muatan dijadikan ½ r, maka gaya elektrostatis yang bekerja pada tiap muatan
adalah...
A.8F
B.4F
C.3/2F
D.½F
E.¼F

Pembahasan
Membandingkan 2 buah gaya listrik:

F2 = 4F
Jawaban: B

Nomor 7
Tiga buah muatan listrik diletakkan terpisah seperti gambar.

Resultan gaya yang bekerja pada muatan +q adalah F1. Jika muatan − 2 q digeser menjauhi
muatan + q sejauh a, maka resultan gaya yang bekerja pada muatan +q menjadi F2. Nilai
perbandingan F1 dengan F2 adalah....
A. 2 : 5
B. 5 : 2
C. 5 : 8
D. 8 : 1
E. 8 : 5

Pembahasan
Tentukan terlebih dahulu besar F1
F1 = (k . 2q . q) / (a)2 + (k . q . 2q) / (a)2 = 2 k q2/a2 + 2 k q2/a2 = 4 k q2/a2
Menentukan besar F2
F2 = (k . 2q . q) / (a)2 + (k . q . 2q) / (2a)2 = 2 k q2/a2 + 1/2 k q2/a2 = 5/2 k q2/a2
Jadi
F1 : F2 = 4 k q2/a2 : 5/2 k q2/a2
F1 : F2 = 8 : 5
Jawaban: E

Anda mungkin juga menyukai