Anda di halaman 1dari 11

MULTIKUTUB LISTRIK

LIYANA MARDOVA (NPM. 1927041007)

Elektrodinamika
8.1 Perluasan Multikutub untuk Potensial Skalar
Jika distribusi muatan membentuk sebuah volume berhingga, maka dapat
dipastikan bahwa potensial di setiap titik yang berada pada jarak yang cukup dekat
dengan distribusi muatan tersebut, memiliki nilai yang berbeda-beda sesuai
dengan letak titik tersebut. Tetapi jika titik pengukuran potensial listrik tersebut
berada pada jarak yang sangat jauh dari distribusi muatan itu maka, perhitungan
potensial listriknya dapat dilakukan dengan menganggap distribusi muatan
tersebut menjadi sebuah muatan titik. Keadaan umun untuk sistem ini sebagai
mana digambarkan pada Gb. 8.1

Gambar 8.1. Geometri untuk


menghitung potensial listrik
yang disebabkan oleh sebuah
sistem muatan titik.
Potensil listrik dititik P yang ditunjukan oleh vektor posisi r, dapat dihitung
menggunakan persamaan (5.2). Sebagaimana di berikan oleh persamaan berikut

Dimana j jika di introduksikan sudut , adalah sudut yang


dibentuk oleh ri dan r, maka dengan menggunakan aturan kosinus dan dengan
memperhatikan Gb.8.1 tersebut , bentuk Ri dapat dituliskan menjadi

Sehingga pers.(8.1) menjadi


Jika diasumsikan bahwa P terletak pada jarak yang cukup jauh di luar V’ maka jarak titik
P terhadap pusat koordinat lebih besar terhadap jarak muatan-muatan terhadap titik
koordinat. Hal ini mengindikasikan di perkenankannya penggunaan derert pangkat untuk
Ri pada persamaan (8.2). Penjelasan mengenai hal tersebut dimulai dari pers (8.4) berikut

dengan

Kemudian digunakan deret


pangkat berikut
Lalu persamaan (8.5) disubstitusikan ke pers.(8.6), sehingga

Kemudian persamaan ini disubstitusikan ke pers.(8.4) lalu disunstitusikan lagi ke pers.(8.1)


hingga diperoleh

Persamaan (8.7) dikenal dengan perluasan multikutub untuk


potensial skalar. Setiap suku dalam pers (8.7) secara berturut-
turut disebut sebagai suku monopol, suku dwikutub, dan suku
kuadrupol.
Sehingga persamaan (8.7) dapat dituliskan sebagai :

dengan M= Monople (monopol), D= Dipole (dwikutub), dan Q= Quadrupole (kuadrupol).


1. Suku Monopol
penjumlahan yang terdapat pada suku pertama per (8.7) dapat ditulis pula mrnjadi

Dengan Q adalah muatan total yang ada pada sistem, sehingga suku monopol pada pers. (8.7) menjadi

• Jika muatan-muatan tersebut terdistribusi kontinyu, maka penjumlahan yang ada pada
pers.(8.15) digantikan dengan sebuah integral sebagaimana telah disebutkan pada
pers.(2.9), sehingga momen monopolnya dapat diperoleh dengan cara
2. Suku Dwikutub
Jika pers.(8.14) disubstitusikan ke penjumlahan kedua pada pers.(8.7), maka di dapatkan

Karena penjumlahan yang ada di dalam kurung terakhir pada persamaan ini
hanya melibatkan besaran-besaran yang terkait dengan distribusi muatan dan
tidak melibatkan lokasi dari titik P. Maka dapat didefinisikan sebuah besaran
yang dikenal dengan momen dwikutub p distribusi muatan tersebut sebagai:

Sehingga pers.(8.18) dapat dituliskan kebali menjadi


• Kemudian pers. (8.20) ini disubstitusikan ke pers. (8.7), sehingga suku dwikutub pada
pers. (8.7) tersebut dapat dituliskan dalam bentuk momen dwi kutub listriknya,
sebagai bertikut

Jika muatan-muatan tersebut terdistribusi kontinyu, maka


penjumlahan yang ada pada pers.(8.19) diganti dengan proses
penjumlahan menggunakan integral meliputi seluruh volume V’,
sehingga p dapat ditulis menjadi

Integrasi pada pers.(8.22) harus di sesuaikan apabila distribusi muatannya


berbentuk luasan atau garis
3. Suku Kuadrupol

=
Momen kuadrupol listrik

jika diamati dengan seksama,maka suku-suku yang ada pada pers.(8.25) ini maka pada setiap
suku terdapat perkalian antara besaran yang tergantung pada letak titik p yaitu kosinus arah,
dan besaran yang tergantung pada bentuk distribusi uatannya. Untuk mempersingkat penulisan,
diperkenalkan bentuk Qjk, yang merupakan komponen-komponen tensor kuadrupol, yang
berbentuk:

Anda mungkin juga menyukai