Anda di halaman 1dari 57

ENERGI DAN

POTENSIAL LISTRIK

Imtiyaz Hanifah
Irvan Abdurrahman
Lee Klein Sinaga

MATERI
4.1 ENERGI TERPAKAI UNTUK MEMINDAHKAN MUATAN TITIK DI DALAM
MEDAN LISTRIK
4.2 INTEGRAL GARIS
4.3 DEFINISI BEDA POTENSIAL DAN POTENSIAL
4.4 MEDAN POTENSIAL DARI SEBUAH MUATAN TITIK
4.5 MEDAN POTENSIAL SEBUAH SISTEM MUATAN: SIFAT KONSERVATIF
MEDAN
4.6 GRADIEN POTENSIAL
4.7 DIPOL
4.8 KERAPATAN ENERGI DI DALAM MEDAN ELEKTROSTATIK
SOAL-SOAL

4.1. ENERGI TERPAKAI


UNTUK MEMINDAHKAN
MUATAN TITIK
DIDALAM
Intensitas medan
listrik didefinisikan sebagai
MEDAN
gaya yang bekerja pada muatan uji sebesar
LISTRIK
satu Coulomb disebuah titik didalam ruang
akibat adanya sebuah muatan, atau distribusi
muatan, lainnya sebesar Q.
Misalkan kita hendak memindahkan muatan Q
sejauh jarak dL didalam sebuah medan listrik
E. Gaya yang dikerahkan pada Q oleh medan
listrik adalah :

Dimana notasi subskrip E ditulis untuk


mengingatkan bahwa gaya ini ditimbulkan
oleh medan listrik. Untuk memindahkan Q
sejauh jarak dL, maka kita harus melawan
komponen gaya ini yang searah dengan dL,
yaitu :

Dimana aL adalah sebuah vector satuan pada


arah dL.
Gaya yang harus kita berikan sama besar
tetapi berlawanan arah dengan gaya dari
medan listrik;

Dan energy yang kita keluarkan adalah hasil kali


antara gaya ini dengan jarak perpindahan, yaitu
kerja diferensial untuk memindahkan muatan Q
melawan muatan Q melawan gaya medan listrik=
-QE . aL dL = - QE.dL atau

Dalam kasus muatan di medan listrik, jumlah


energy yang terpakai untuk memindahkan sebuah
muatan Q sejauh suatu jarak yang berhinga dapat
ditentukan dengan mengintegrasikan kerja
differensial yang dilakukan untuk memindahkan
muatan tersebut melawangaya medan listrik.

4.2. INTEGRAL GA
Dalam analisis vector, integral garis adalah
sebuah integral yang melibatkan perkalian titik
sebuah medan vector dengan sebuah vector
jarak differensial, dimana integrasi dilakukan
untuk seluruh panjang jalur yang dibentuk
oleh jalur-jalur differensial tersebut; untuk
kasus persamaan (3), medan vector ini adalah
E, vector jarak differensial dL, dan integrasi
dilakukan untuk seluruh jalur yang dibentuk
oleh vector-vektor dL. Tanpa bantuan analisis
vector, kita harus menuliskan persamaan (3)
sebagai,

Jelasnya integral ini lebih merupakan model dari suatu realita


atau fenomena fisik tertentu, sehingga kita lebih
berkepentingan untuk mengetahui pengejawatahannya,
ketimbang untuk mendapatkan solusi numericnya.
Integral ini meminta kita untuk memilih sebuah jalur, memecah
jalur tersebut menjadi segmen-segmen sangat kecil yang
sangat banyak, mengalikan komponen medan yang searah tiaptiap segmen dengan panjang segmennya, dan kemudian
menjumlahkan semua hasil perkalian ini.
Dan tentu saja, penjumlahan tersebut akan menjadi sebuah
integral apabila banyaknya segmen dijadikan tak berhingga
atau dalam pengertian yang setara, panjang segmen dijadikan
begitu kecil hingga mendekati nol.

Prosedur ini diilustrasikan dalam gambar 4.1,


dimana telah dipilih sebuah jalur dari titik awal
B ke titik akhir A1, dan sebuah medan listrik
seragam dipakai untuk menyederhanakan
pembahasan ini. Jalur tersebut dibagi menjadi
enam buah segmen. L1 . L2 . . . . L6 . Dan
komponen E yang searah tiap-tiap segmen ini
dan secara berturut-turut dinotasikan sebagai
EL1, EL2 ,. . . E L6 . kerja yang dibutuhkan untuk
memindahkan sebuah muatan titik Q dari B ke
A oleh karenanya dapat diaproksimasikan
sebagai,

Atau, dengan menggunakan notasi vector,

Dan karena kita mengasumsikan sebuah medan seragam,

Vector-vektor dijumlahkan dengan aturan jajaran genjang


dan penjumlahan ini pada dasarnya sama dengan sebuah
vector jarak yang dimulai dari titik awal B dan mengarahke
titik akhir A, yaitu LBA. Sehingga , (medan E seragam)

integral garis diinterpretasikan sebagai penjumlahan


segmen-segmen garis diferensial yang banyaknya tak
berhingga, maka hasil di atas dapat dituliskan kembali
dalam bentuk persamaan integral

Dan untuk sebuah medan seragam,

Dimana integral pada persamaan terakhir ini menghasilkan


vector jalur LBA. Dan
(medan E seragam)

Contoh 4.1

Bila diketahui sebuah medan tidak seragam


E = y a x + x ay + 2 a z
Dan kita diminta untuk menghitung kerja yang
dilakukan untuk memindahkan sebuah muatan
2C dari titik B(1,0,1) ke titik A(0,8;0,6,1)
melalui jalur berupa busur terpendek dari
lingkaran. x2 + y2 = 1 z = 1

Pemecahan .
kita mengunakan persamaan,

Dimana batas-batas integral ditentukan sesuai


dengan nilai-nilai koordinat titik awal dan titik
akhir jalur perpindahan muatan. Menggunakan
persamaan lintasan lingkaran (dan memilih tanda
positif/negatif radix yang tepat untuk kuadran
dari titik yang bersangkutan), kita mendapatkan

= -(0,48 + 0,927 0 1,571 ) (0,48 + 0,644


00)
= - 0,96 j

Contoh 4.2
Sekali lagi, hitunglah energy terpakai untuk
memindahkan sebuah muatan 2C dari B ke A
di dalam medan yang sama dengan contoh
sebelumnya, namun kali ini lintasan yang
dilalui adalah sebuah garis lurus dari B ke A.
Pemecahan:
Kita mulai dengan menentukan persamaan
untuk jalur garis lurus. Kita hanya memerlukan
2 dari 3 persamaan bidang berikut ini untuk
mendefinisikan garis lurus yang di maksud.

dari persamaan pertama, kita mendapatkan y =


-3(x -1)
dan dari persamaan kedua, kita memperoleh z= 1
Maka

= -0,96 j
Jawaban ini sama dengan hasil yang di peroleh untuk jalur
perpindahan berupa busur lingkaran, dan sekali lagi hal ini
memperlihatkan bahwa kerja yang di lakukan tidak
bergantung pada lintasan yang di tempuh oleh muatan di
dalam medan.

Ket ; (a) sebuah lintasan melingkar dan (b) sebuah jalur radial yang
ditempuh oleh sebuah muatan Q didalam medan listrik disekitar sebuah
muatan garis tak-hingga. Untuk jalur yang pertama (lingkaran), kerja
yang dibutuhkan adalah nol.

Jalur difrensial dL yang dipilih adalah sebuah elemen


jarak didalam system koordinat silinder, dan untuk
lintasan melingkar mengelilingi muatan garis, kita
dapat mengetahui bahwa baik dp maupun dz adalah
nol ; sehingga, dL = p1a.kerja yang dilakukan oleh
karenanya adalah,

Sekarang, marilah kita coba memindahkan


muatan kita dari lokasi = a ke lokasi
= b disepanjang sebuah lintasan radial
(gambar 4.2b) di dekat muatan garis.
Disini, dL = d a
dan
a.d a = -Q
Atau

4.3 DEFENISI BEDA POTENSIAL


DAN POTENSIAL

Untuk mendefinisikan sebuah konsep baru berdasarkan


persamaan kerja sebuah eksternal untuk memindahkan
muatan Q dari suatu titik ke titk yang lainnya di dalam
medan E,

kerja yang di lakukan untuk memindahkan muata Q dari


= b ke = a adalah

Sehingga, beda potensial antara titik = a dan = b adalah

4.4 MEDAN POTENSIAL DARI SEBUAH


MUATAN TITIK

Disini diasumsikan bahwa kedua titik


berada pada suatu garis radial (jari-jari
bola) yang sama, atau dengan kata lain,
nilai nilai koordinat dan dari kedua titik
ini sama. Marilah kita menjawab dengan
memilih dua sembarang titik A dan B yang
secara langsung berjarak radial rA dan rB
dari muatan Q, dan diantaranya memiliki
nilai koordinat dan yang berbeda.

diferensial Dl memiliki
Jalur

komponen-komponen r, dan
sedangkan medan listrik muatan titik
hanya memiliki komponen radial r.
Perkalian titik kedua vektor ini
memberikan kita.

Jawaban yang sama , dengan demikian, dapat


memahami bahwa bedapotensial antara 2 buah titik
manapun didalam medan hanya di tentukan oleh jarak
masing-masing titik tersebut ke muatan sumber, dan
tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh untuk
memindahkan satuan dari titik yang satu ke titik yang
lain.

4.5 MEDAN POTENSIAL SEBUAH SISTEM MUATAN: SIFAT KONSERVATIF MEDAN

Potensial disebuah titik didefinisikan sebagai


kerja yang dilakukan untuk memindahkan
sebuah muatan satuan positif dari titik
referensi nol ke titik yang dimaksud, dan kita
dapat menduga bahwa besarnya kerja ini
tidak bergantung pada lintasan perpindahan
yang dipilih.

Medan potensial dari sebuah muatan titik tunggal Q1 yang berkedudukan di lokasi r1 yang akan
bergantung pada jarak | r r1|, yaitu jarak dari muatan Q1 ke titik r tempat di mana kita hendak
menentukan nilai potensial. Untuk referensi nol yang ditetapkan berada di titik tak hingga, kita
mendapatkan

Potensial yang dihasilkan oleh dua buah muatan titik, Q1 di r1 dan Q2 di r2, adalah sebuah fungsi
yang hanya bergantung pada | r r1| dan | r r2|, yang secara berturut-turut adalah jarak dari Q1
ke titik medan r, dan jarak dari Q2 ke r.

Dengan menambahkan semakin banyak muatan lagi ke dalam situasi ini, kita akan mendapatkan
bahwa potensial di titik r yang disebabkan oleh sejumlah n muatan titik adalah

Atau
Jika tiap-tiap muatan titik kini dijadikan sebuah elemen parsial dari suatu distribusi muatan
volume yang kontinu, dengan kata lain maka

Jika kita lebih jauh lagi menjadikan jumlah elemen parsial ini tak berhingga banyaknya,
maka persamaan di atas akan berubah menjadi sebuah persamaan integral

Jika distribusi muatan sumber mengambil bentuk sebuah garis (kurva) atau sebuah bidang
permukaan, maka integral di dalam persamaan (18) berubah menjadi integral garis atau
integral permukaan, secara berturut-turut:

Untuk referensi potensial nol yang ditetapkan berada di titik tak-berhingga, maka:
1. Potensial yang ditimbulkan oleh sebuah muatan titik tunggal adalah besarnya kerja yang
harus dilakukan untuk memindahkan sebuah muatan uji satuan positif, dari titik takberhingga ke titik medan (tempat) di mana kita mengukur potensial tersebut.
2. Medan potensial yang ditimbulkan oleh keberadaan beberapa (lebih dari satu) muatan titik
adalah jumlah dari semua medan potensial yang ditimbulkan oleh muatan-muatan tersebut
secara sendiri-sediri
3. Potensial yang ditimbulkan oleh sejumlah muatan titik, atau oleh distribusi muatan kontinu
apapun, karenanya tidak pula bergantung pada lintasan perpindahan yang ditempuh muatan
uji dalam berpindah dari titik tak-hingga ke titik medan.
Dengan kata lain, untuk persamaan potensial mutlak (referensi nol berada di titik tak-berhingga),

Atau persamaan beda potensial

4.6 GRADIEN POTENSIAL


Kita telah mengetahui hubungan integral garis antara kedua besaran
potensial dan medan listrik, yaitu:

Persamaan di atas dapat diterapkan pada sebuah elemen garis yang sangat
pendek (namun bukan diferensial) L, di mana pada segmen garis ini E
praktis bernilai konstan, sehingga menghasilkan beda potensial parsial V

Hubungan antara V dan E


sebagai,
V adalah sebuah sebuah fungsi yang unik dari nilai-nilai koordinat x, y,
dan z, maka kita dapat menentukan diferensial total besaran ini sebagai

Namun, kita mengetahui pula bahwa,

Karena kedua persamaan berlaku untuk setiap nilai dx, dy, dan dz, maka

Ketiga hasil sebelumnya dapat digabungkan untuk membentuk vektor,

Persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan gradien di dalam


koordinat,

4.7 DIPOL

Dipol adalah sepasang muatan listrik yang


besarnya sama, tetapi tandanya
berlawanan (+Q, -Q) yang terpisah sejauh
d dan masing-masing terletak di koordinat
persegi (0,0,1/2 d) dan (0,0, -1/2 d)

Rumus potensial total dari sebuah dipol:

Gambar 4.9

Perhatikan bahwa bidang datar z = 0, yang


terletak di tengah-tengah kedua muatan
adalah titik-titik yang yang berjarak sama
ke Q / -Q, sehingga R1=R2 dapat ditulis r2
Untuk titik-titik yang sangat jauh, R1 dan R2
dapat diasumsikan sejajar, sehingga R2-R1
dapat ditaksir sebagai:

Saat z=0 (
) memiliki potensial nol. Dengan
menggunakan persamaan gradien untuk koordinat
bola,

Hasil ini adalah persamaan medan listrik untuk


titik-titik yang jauh dari dipol, yang kita peroleh
degan beban kerja yang relatif ringan.

Dipol memiliki garis sumbu yang vertikal,


dengan muatan positif berada di sebelah atas
dan muatan negatif di sebelah bawah. Garisgaris gaya untuk medan listrik diperoleh
dengan menerapkan metode yang diberikan
pada subbab 2.6, untuk koordinat bola,

Dari persamaan di atas diperoleh:

Garis-garis gaya medan dilukiskan dengan warna hitam


Medan potensial dipol yang diberikan oleh persamaan
di atas dapat disajikan secara lebih sederhana dengan
menggunakan momen dipol. Pertama-tama
mendefinisikan sebuah vektor jarak yang ditarik dari Q
ke +Q sebagai vektor d, kemudian mendefinisikan
momen dipol sebagai Qd dan melambangkan besaran
baru ini dengan simbol p. Maka:
p = Qd
Satuan pengukuran dari p adalah C.m

Karena d ar = d cos , maka kita


mendapatkan

Hasil ini dapat ditarik generalisasinya


menjadi

Dimana r adalah vektor lokasi untuk titik


medan P, dan r adalah vektor lokasi untuk
pusat dipol. Persamaan di atas berlaku untuk
semua sistem koordinat.
Momen dipol sama dengan hasil kali antara
muatan dan vektor jarak yang memisahkan
kedua muatan, maka momen dipol dan
potensial listrik dapat dipertahankan konstan
jika kita memperbesar Q dan memperkecil d,
selama Q x d = konstan.

4.8 KERAPATAN ENERGI DI


DALAM MEDAN ELEKTROSTATIK
Kita telah diperkenalkan pada konsep potensial sebagai suatu bentuk kerja
yang dilakukan ,atau energi yang terpakai ,untuk memindahkan sebuah
muatan titik dari satu lokasi ke lokasi lainnya di dalam medan listrik .

Kita dapat membayangkan alam semesta yang sama sekali kosong .Membawa sebuah muatan

Q1 dari titik tak hingga ke sembarang titik dalam ruang hampa tidak membutuhkan kerja .Karena belum ada
medan apapun dalam ruang tersebut dibawalah muatan berikutnya Q 2 ,ke titik diddalam medan dari Q 1 akan
membutuhkan sejumlah kerja ,yang merupakan hasil kali antara muatan Q 2 dengan potensial yang ditimbulkan
Q1 di titik tempatnya berada .Kita menyebut potensial ini sebagai V2,1 ,dimana subskrip pertama
mengindikasikan lokasi medan,subskrip kedua mengindikasikan sumber medan .Dengan demikian ,V2,1 adalah
potensialdi lokasi tempat Q2
berada ,yang diakibatkan oleh Q1

Kerja untuk membawa Q2 = Q2v2,1


Dapat di nyatakan kerja yang dilakukan untuk membawa tiap tiap muatan baru ke dalam
medan yang dihasilkan oleh semua muatan yang telah ada lebih dulu :
Kerja untuk membawa Q3 = Q3v3,1 + Q3V3,2
Kerja untuk membawa Q4 = Q4V4,1 +Q4V4,2+Q4V4,3

Kerja total dapat diperoleh dengan menjumlahkan kontribusi


kerja dari semua muatan :
Kerja total untuk membawa semua muatan = Energi
potensial dikandung medan

Mengamati lebih dekat salah satu suku didalam persamaan diatas ,

Dimana R13 dan R31 mempresentasikan jarak skalar antara Q1


dan Q2
,maka suku ini dapat ditulis Q1V1,3 . Apabila tiap suku dalam
persamaan
energi total dapat diganti dengan bentuk bentuk setaranya
maka

Dapat kita sederhanakan sedikit hasil ini dengan menjumlahkan kedua


persamaan energi :

Masing-masing penjumlahan didalam tanda kurung adalah potensial gabungan


(atau total ( yang dihasilkan oleh semua muatan ,selain muatan yang berada
dilokasi dimana potensial gabungan ini dihitung.Dengan kata lain :

Adalah potensial dilokasi tempat dimana Q1 berada, akibat adanya muatan


muatan Q2, , Q3 , Q4
Sehingga ,kita mendapatkan

Kita dapat mengganti tiap tiap muatan dengan vv dv ,dan kemudian


mengubah penjumlahan menjadi sebuah integral ,

Dimana ps adalah kerapatan muatan pada


permukaan konduktor bagian dalam, yang
berjari-jari a. Maka

Jika Potensial bagian luar sebagai referensi


potensial nol kita, maka dapat dicari
dengan

Kerapatan muatan s pada konduktor


dalam di
= a dapat dipandang sebagai kerapatan
muatan volume

Yang merentang dari = a - t


hingga ke = a + t, dimana t >>
a. Maka selanjutnya
Yang
menghasilkan:

Teori
Elektromagnetika
Jika ditulis dalam bentuk
deferensial maka,

Menggunakan persamaan Maxwell dengan


mengganti v dengan ekivalennya

Dan selanjutnya memanfaatkan identitas


vektor yang berlaku untuk setiap fungsi
skalar V dan setiap fungsi vektor D untuk
diperoleh

Menggunakan torema divergensi dari Bab 3,


integral volume pertama pada persamaan ini dapat
diubah menjadi sebuah integral permukaan tertutup,
dimana permukaan tertutup ini adalah permukaan yang
membungkus voulume yang dibicarakan, yaitu yang
hendak dicari integralnya. Volume tsb muncul pada
(43), sehingga

Dan
selanjutnya,

Untuk menghitung energi yang terkandung


dalam sebuah kabel, atau
kapasitor,koaksial sepanjang L.

Sehingga
didapatkan
sebuah
kuantitas (D . E), yang memiliki
dimensi kerapatan energi atau Joule
per meter kubik.

Contoh D4.2

Hitunglah kerja yang dilakukan untuk


memindahkan muatan 4 C dari awal
B(1,0,0) ke posisi akhir A(0,2,0),
menempuh jalur y=2-2x dan z=0 di
dalam medan E= 5x ax +5y ay

Contoh D4.2

Contoh D4.2

Contoh D4.4.

Sebuah medan listrik dinyatakan dalam


koordinat persegi sebagai E= 6x2 ax + 6y
ay + 4 az V/m, Tentukan Vmn jika masingmasing titik M dan N memiliki koordinat
M(2,6,-1) dan N(-3,-3,2).

Contoh D4.4.

Jawaban

Contoh D4.4.

Contoh D4.5.

Sebuah muatan 15 nC berada di pusat


koordinat ruang hampa Hitunglah V1 Jika P1
(-2,3,-1) dan V=0 di titik (6,5,4)

Contoh D4.5.


Jawab
Dari P1 didapat
Dari V=0 didapat

THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai