Anda di halaman 1dari 54

PETUNJUK PRAKTEK

ELEKTRONIKA DAYA

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


PRAKTIKUM 1: Rangkaian single phase uncontrolled half-wave rectifier ....... 1
PRAKTIKUM 2: Rangkaian single phase uncontrolled full-wave rectifier........ 5
PRAKTIKUM 3: Rangkaian 3-pulse three phase uncontrolled rectifier ............. 9
PRAKTIKUM 4: Rangkaian 6-pulse three phase uncontrolled rectifier ............. 12
PRAKTIKUM 5: Rangkaian single phase controlled half-wave rectifier ........... 15
PRAKTIKUM 6: Rangkaian single phase controlled full-wave rectifier ............ 19
PRAKTIKUM 7: Rangkaian 6-pulse three phase controlled rectifier ................. 23
PRAKTIKUM 8: Pulse Width Modulation ......................................................... 26
PRAKTIKUM 9: Simulasi Boost Converter ....................................................... 29
PRAKTIKUM 10: Boost Converter .................................................................... 32
PRAKTIKUM 11: Buck Converter ..................................................................... 36
PRAKTIKUM 12: Buck-Boost Converter .......................................................... 40
PRAKTIKUM 13: Inverter Tiga Fasa ................................................................. 44
PRAKTIKUM 14: AC Controller........................................................................ 49

ii
PRAKTIKUM KE-1
RANGKAIAN SINGLE PHASE UNCONTROLLED
HALF-WAVE RECTIFIER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

1
PERCOBAAN I
RANGKAIAN SINGLE PHASE UNCONTROLLED
HALF-WAVE RECTIFIER
A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja single phase uncontrolled half-wave
rectifier
2. Untuk memahami tegangan keluaran rata-rata dan RMS single phase
uncontrolled half-wave rectifier
B. Dasar Teori
1. Gelombang sinus
Topologi penyearah setengah gelombang satu fasa dapat dilihat pada gambar
1.1.

Gambar 1.1. Penyearah setengah gelombang

Gambar 1.1 menunjukkan penyearah setengah gelombang yang paling


sederhana, terdiri dari dioda D yang diseri dengan beban reisistor R. rangkaian ini
merupakan rangkaian penyearah setengah gelombang satu fasa dengan beban resistif.
Tegangan masukan pada penyearah setengah gelombang satu fasa ini dapat
diasumsikan sebagai sinusoidal murni seperti persamaan (1.1)

v = Vm . sin ωt → V(ω) = Vm ϕ (1.1)

Gambar 1.2. gelombang tegangan dan arus penyearah setengah gelombang

2
Untuk memahami prinsip kerja dari penyearah setengah gelombang tak terkontrol, kita
perlu mengingat kembali karakteristik diode yang hanya melewatkan arus pada satu
arah. Arus akan melewati diode ketika tegangan anode lebih tinggi dari pada tegangan
katode.
Tegangan keluaran rata-rata dapat dihitung dengan persamaan 1.2, sedangkan
arus keluaran rata-rata dapat dihitunng dengan persamaan 1.3.

(1.2)

(1.3)

Tegangan keluaran rmsdapat dihitung dengan persamaan 1.4, sedangkan arus


keluaran rms dapat dihitunng dengan persamaan 1.5.

(1.4)

(1.5)

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Multimeter analog :2
2. Modul C22/EV :1
3. Oscilloscope dengan differential probe :1
4. Function generator :1
5. Kertas milimeter block :1

D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 1.3


 Atur tegangan input (2-N) menjadi 24 Vrms
 Hubungkan probe pertama oscilloscope ( ground oscilloscope pada titik N) pada
point 2
 Hubungkan probe kedua osicilloscope pada point +
 Bandingkan tegangan input dengan tegangan beban
 Atur multimeter untuk mengukur tegangan rms dan rata-rata, catat hasilnya
 Bandingkan dengan hasil perhitungan
 Gambarkan gelombang gelombang tegangan sumber, diode, dan beban pada
kertas milimeter block

3
Gambar 1.3. rangkaian pecobaan penyearah setengah gelombang

4
PRAKTIKUM KE-2
RANGKAIAN SINGLE PHASE
UNCONTROLLED FULL-WAVE RECTIFIER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

5
PERCOBAAN I
RANGKAIAN SINGLE PHASE UNCONTROLLED
HALF-WAVE RECTIFIER
A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Rangkaian Single Phase uncontrolled Full-
wave rectifier
2. Untuk memahami tegangan keluaran rata-rata dan RMS Rangkaian Single
Phase uncontrolled Full-wave rectifier
B. Dasar Teori
1. Topologi Single Phase uncontrolled Full-wave rectifier
Rangkaian Single Phase uncontrolled Full-wave rectifier lebih sering digunakan
dari pada rangkaian penyearah half-wave. Topologi penyearah gelombang penuh satu
fasa dapat dilihat pada gambar 1.1.

(a) (b)
Gambar 2.1. Penyearah gelombang penuh

Gambar 2.1 menunjukkan penyearah gelombang penuh. Topologi penyearah


gelombang penuh dapat berupa rangkaian diode dengan centre tap pada sisi sekunder
tranformer (gambar 2.1.a) atau dapat berupa diode dengan jembatan Graetz (gambar
2.1.b).
Gambar 2.2 menunjukkan bentuk gelombang keluaran penyearah gelombang
penuh dengan beban resistif.

Gambar 2.2. bentuk tegangan keluaran penyearah gelombang penuh

6
Tegangan keluaran rata-rata dari penyearah gelombang penuh ini dapat dihitung
menggunakan persamaan 2.1 berikut :

(2.1)

Dengan nilai maksimum sebagai berikut :

(2.2)

Untuk tegangan keluaran efektif (rms) dapat dihitung dengan persamaan berikut:

(2.3)
Arus keluaran dapat dihitung dengan menggunakan hukum Ohm pada
persamaan 2.1, sehingga:

(2.4)

Dengan nilai maksimal :

Untuk arus keluaran rms dapat dihitung menggunakan persamaan 2.5 berikut:

(2.5)

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Multimeter analog :2
2. Modul C22/EV :1
3. Oscilloscope dengan differential probe :1
4. Function generator :1
5. Kertas milimeter block :1

D. Rangkaian dan Langkah Percobaan


D.1 Penyearah gelombang penuh dengan centre tap

 Rangkai seperti gambar 2.3


 Atur tegangan input menjadi 24 Vrms
 Hubungkan probe oscilloscope dengan point 1 (ground terhubung dengan point
N)
 Hubungkan probe kedua oscilloscope pada point +
 Bandingkan tegangan input dengan tegangan beban
 Atur multimeter untuk mengukur tegangan keluaran rms.

7
 Catat hasil percobaan pada tabel 2.1.
 Atur kembali multimeter untuk mengukur tegangan rata-rata.
 Ukur dan bandingkan degan perhitungan tegangan rata-rata tegangan keluran.

Gambar 2.3. rangkaian pecobaan gelombang sinus

Tabel 2.1. tegangan keluaran rms


D.2 Penyearah gelombang penuh dengan jembatan Graetz.

 Rangkai seperti gambar 2.4


 Ulangi langkah percobaan seperti pada percobaan D.1.

Gambar 2.4. Rangkain percobaan dengan jembatan Graetz

8
PRAKTIKUM KE-3
RANGKAIAN 3-PULSE THREE PHASE
UNCONTROLLED RECTIFIER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

9
PERCOBAAN I
RANGKAIAN 3-PULSE THREE PHASE
UNCONTROLLED RECTIFIER
A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Rangkaian 3-pulse Three Phase
uncontrolled rectifier
2. Untuk memahami tegangan keluaran rata-rata dan RMS Rangkaian 3-pulse
Three Phase uncontrolled rectifier
B. Dasar Teori
1. Topologi 3-pulse Three Phase uncontrolled rectifier
Topologi Rangkaian 3-pulse Three Phase uncontrolled rectifier dapat dilihat
pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Penyearah 3-pulse tak terkontrol

Untuk memahami prinsip kerja dari penyearah 3-pulse ini perlu diingat kembali
karakteristek dari diode. Diode hanya akan melewatkan arus hanya jika tegangan
anode-katode lebih besar dari pada nol. Jadi dapat dipahami bahwa masing-masing
diode akan konduksi selama 120o dalam satu periode. Gambar 3.2 menunjukkan
tegangan keluaran dari penyearah 3-pulse.

Gambar 3.2. gelombang tegangan keluaran penyearah 3-pulse tak terkontrol

10
Tegangan keluaran rata-rata dapat dihitung berdasarkan persamaan 3.1 berikut :

(3.1)

Sedangkan untuk tegangan keluaran rms dapat dihitung dengan persamaan


berikut :

(3.2)

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Multimeter analog :2
2. Modul C22/EV :1
3. Oscilloscope dengan differential probe :1
4. Function generator :1
5. Kertas milimeter block :1

D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 3.1


 Hubungkan ground oscilloscope pada terminal N
 Hubungkan probe pertama oscilloscope pada terminal 1
 Hubungkan probe kedua pada titik antara R dan kotode diaode
 Perhatikan bentuk gelombang output, bandingkan dengan gelombang output.
Perhatikan titik minumum dan maksimum tegangan.
 Gunakan multimeter untuk mengukur tegangan keluaran rms dan rata-rata
 Bandingkan dengan dengan hasil perhitungan

Gambar 3.3. rangkaian pecobaan gelombang sinus

11
PRAKTIKUM KE-4
RANGKAIAN 6-PULSE THREE PHASE
UNCONTROLLED RECTIFIER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

12
PERCOBAAN I
RANGKAIAN 6-PULSE THREE PHASE
UNCONTROLLED RECTIFIER
A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Rangkaian 6-pulse Three Phase
uncontrolled rectifier
2. Untuk memahami tegangan keluaran rata-rata dan RMS Rangkaian 6-pulse
Three Phase uncontrolled rectifier
B. Dasar Teori
1. Topologi 6-pulse Three Phase uncontrolled rectifier
Topologi Rangkaian 6-pulse Three Phase uncontrolled rectifier dapat dilihat
pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Penyearah 6-pulse tak terkontrol

Penyearah 6-pulse merupakan penyearah tiga fasa yang banyak digunakan pada
dunia industri. penyerah 6-pulse ini menggunakan enam diode yang dibagi pada tiga
lengan dengan dua diode pada masing-masing lengan. Gambar 4.2 menunjukkan
tegangan keluaran penyearah 6-pulse.

Gambar 4.2. gelombang tegangan keluaran penyearah 3-pulse tak terkontrol


Pada interval t0-t1, tegangan E3 lebih positif daripada fasa lainnya. Ini berarti
diode D3 konduksi, sementara tegangan E2 paling negatif (Diode D5 konduksi). Pada
interval t1-t2, tegangan E1 lebih positif daripada fasa lainnya. Ini berarti diode D1 on,
sementara tegangan E2 paling negatif (Diode D5 on). Periode ini berulang pada semua
interval.

13
Tegangan keluaran pada penyearah 6-pulse ini merupakan tegangan selisih
antara teganngan anode-katode diode D1, D2, dan D3 dengan tegangan anode-katode
diode D4, D5, D6. Tegangan D1 dan D5 pada periode t1 dan t2:

(4.1)

Pada periode tersebut, tegangan pada beban adalah :


(4.2)
Secara matermatis dapat diperoleh persamaan 4.3 berikut :
(4.3)

Tegangan keluaran rata-rata dapat dihitung berdasarkan persamaan 4.4 berikut :

(4.4)

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Multimeter analog :2
2. Modul C22/EV :1
3. Oscilloscope dengan differential probe :1
4. Function generator :1
5. Kertas milimeter block :1
D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 4.3


 Hubungkan ground oscilloscope pada terminal -
 Hubungkan probe pertama oscilloscope pada terminal 1
 Hubungkan probe kedua pada titik antara R dan kotode diaode
 Perhatikan bentuk gelombang output, bandingkan dengan gelombang output.
Perhatikan titik minumum dan maksimum tegangan.
 Gunakan multimeter untuk mengukur tegangan keluaran rms dan rata-rata
 Bandingkan dengan dengan hasil perhitungan

Gambar 4.3. rangkaian pecobaan penyearah 6-pulse

14
PRAKTIKUM KE-5
RANGKAIAN SINGLE PHASE CONTROLLED
HALF-WAVE RECTIFIER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

15
PERCOBAAN I
RANGKAIAN SINGLE PHASE CONTROLLED
HALF-WAVE RECTIFIER
A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja single phase controlled half-wave rectifier
2. Untuk memahami tegangan keluaran rata-rata dan RMS single phase
controlled half-wave rectifier
B. Dasar Teori
1. Topologi single phase controlled half-wave rectifier
Topologi penyearah setengah gelombang terkontrol dapat dilihat pada gambar
5.1. Penyearah ini menggunakan SCR (silicon controlled rectifier) sebagai seklar
terkontrol.

Gambar 5.1. Rangkain penyearah setengah gelombang terkontrol

Gambar 5.1 menunjukkan gelombang bentuk tegangan keluaran dari penyearah


setengah gelombang terkontrol.

Gambar 5.1. gelombang tegangan keluaran


penyearah setengah gelombang terkontrol
Dimisalkan suatu rangkaian penyearah setengah gelombang terkontrol dicatu
oleh sumber tegaangan berikut :

v(t) = Vm . sin (ωt) (5.1)

16
Rangkaian penyearah ini tidak akan konduksi sebelum gate SCR dipicu. Ketika
SCR dipicu, maka SCR akan mulai konduksi dan tegangan pada beban akan berubah
dari 0 menjadi v = Vm . sin (ωt)
Tegangan pada beban menyala pada t1 sampai komutasi nol pada t2. Pada
periode selanjutnya, pada t3, tegangan pada beban kan muncul kembali.
Tegangan keluaran rata-rata dan rms penyearah setengah gelombang terkontrol
ini dipengaruhi oleh sudut penyalaan α seperti pada persamaan berikut:

(5.2)

(5.3)

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Multimeter analog :2
2. Modul C22/EV :1
3. Oscilloscope dengan differential probe :1
4. Function generator :1
5. Kertas milimeter block :1

D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 5.2


 Atur switch lever pada block PHASE CONTROL pada posisi SINGLE-PHASE
dan atur PHASE-SHIFT pada posisi tengah
 Atur tegangan input (terminal N) = 24 Vrms
 Hubungkan probe pertama oscilloscope ( ground oscilloscope pada titik N) pada
point 1
 Hubungkan probe kedua osicilloscope pada point +
 Bandingkan tegangan input dengan tegangan beban

17
 Set multimeter untuk mengukur tegangan rms dan rata-rata, catat hasil
pengukuran tersebut.
 Gambarkan gelombang tegangan beban pada kertas milimeter block
 Lakukun pada beberapa variasi sudut penyalaan.
 Bandingkan hasil pengukuran tegangan rms dan rata-rata dengan hasil
perhitungan

Gambar 5.2. rangkaian pecobaan

18
PRAKTIKUM KE-6
RANGKAIAN SINGLE PHASE
CONTROLLED FULL-WAVE RECTIFIER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

19
PERCOBAAN I
RANGKAIAN SINGLE PHASE CONTROLLED
HALF-WAVE RECTIFIER
A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Rangkaian Single Phase controlled Full-
wave rectifier
2. Untuk memahami tegangan keluaran rata-rata dan RMS Rangkaian Single
Phase controlled Full-wave rectifier
B. Dasar Teori
1. Topologi Single Phase controlled Full-wave rectifier
Topologi rangkaian Single Phase controlled Full-wave rectifier tidak jauh
berbeda dibandingkan penyearah uncontrolled full-wave, perbedaannya terletak pada
penggunaan SCR sebagai saklar. Topologi penyearah gelombang penuh satu fasa
terkontrol dapat berupa rangkaian-rangkaian berikut.

(a) (b)
Gambar 6.1. Penyearah gelombang penuh terkontrol

Gambar 6.2. tegangan keluaran penyearah gelombang penuh terkontrol

20
Gambar 6.2 menunjukkan bentuk gelombang keluaran penyearah gelombang
penuh terkontrol dengan beban resistif. Tegangan pada beban akan muncul jika SCR
dipicu dan mati pada komutasi 0 atau pada sudut 180o.
Untuk menghitung tegangan keluaran rata-rata dapat menggunakan persamaan
6.1berikut

(6.1)

Sementara untuk mengitung arus rms pada beban resistif dapat digunakan
persamaan 6.2 berikut:

(6.2)

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Multimeter analog :2
2. Modul C22/EV :1
3. Oscilloscope dengan differential probe :1
4. Function generator :1
5. Kertas milimeter block :1

D. Rangkaian dan Langkah Percobaan


D.1 Penyearah gelombang penuh dengan centre tap

 Rangkai seperti gambar 6.3

 Atur switch lever pada block PHASE CONTROL pada posisi SINGLE-PHASE
dan atur PHASE-SHIFT pada posisi tengah
 Atur tegangan input (terminal N) = 24 Vrms
 Hubungkan probe pertama oscilloscope ( ground oscilloscope pada titik N) pada
point 1
 Hubungkan probe kedua osicilloscope pada point +
 Bandingkan tegangan input dengan tegangan beban
 Set multimeter untuk mengukur tegangan rms dan rata-rata, catat hasil
pengukuran tersebut.
 Gambarkan gelombang tegangan beban pada kertas milimeter block
 Lakukun pada beberapa variasi sudut penyalaan.

21
 Bandingkan hasil pengukuran tegangan rms dan rata-rata dengan hasil
perhitungan

Gambar 6.3. rangkaian pecobaan

22
PRAKTIKUM KE-7
RANGKAIAN 6-PULSE THREE PHASE
CONTROLLED RECTIFIER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

23
PERCOBAAN I
RANGKAIAN 6-PULSE THREE PHASE
CONTROLLED RECTIFIER
A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Rangkaian 6-pulse Three Phase controlled
rectifier
2. Untuk memahami tegangan keluaran rata-rata dan RMS Rangkaian 6-pulse
Three Phase controlled rectifier
B. Dasar Teori
1. Topologi Rangkaian 6-pulse Three Phase controlled rectifier
Topologi Rangkaian 6-pulse Three Phase uncontrolled rectifier dapat dilihat
pada gambar 7.1.

Gambar 7.1. Penyearah 6-pulse tak terkontrol

Penyearah 6-pulse merupakan penyearah tiga fasa yang banyak digunakan pada
dunia industri. penyerah 6-pulse ini menggunakan tiga diode dan dan tiga SCR yang
dibagi pada tiga lengan dengan satu diode dan satu SCR pada masing-masing lengan.
Gambar 7.2 menunjukkan tegangan keluaran penyearah 6-pulse.

Gambar 7.2. gelombang tegangan keluaran penyearah 6-pulse terkontrol

24
Tegangan keluaran rata-rata dapat dihitung berdasarkan persamaan 7.1 berikut :

(7.1)

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Multimeter analog :2
2. Modul C22/EV :1
3. Oscilloscope dengan differential probe :1
4. Function generator :1
5. Kertas milimeter block :1
D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 7.3

 Atur switch lever pada block PHASE CONTROL pada posisi THREE-PHASE
dan atur PHASE-SHIFT pada posisi tengah
 Atur tegangan input tiga fasa (terminal N) = 41 Vrms
 Hubungkan probe pertama oscilloscope ( ground oscilloscope pada titik N) pada
point +
 Hubungkan probe kedua osicilloscope pada point 1
 Bandingkan tegangan input dengan tegangan beban
 Set multimeter untuk mengukur tegangan rms, catat hasil pengukuran tersebut.
 Gambarkan gelombang tegangan beban pada kertas milimeter block
 Lakukun pada beberapa variasi sudut penyalaan.
 Bandingkan hasil pengukuran tegangan rms dan rata-rata dengan hasil
perhitungan

Gambar 7.3. rangkaian pecobaan penyearah 6-pulse terkontrol

25
PRAKTIKUM KE-8
PULSE WIDTH MODULATION

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

26
PERCOBAAN I
PULSE WIDTH MODULATION (PWM)

A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Rangkaian Pulse Width Modulation (PWM)

B. Dasar Teori
1. Pulse Width Modulation
PWM adalah suatu teknik modulasi yang mengubah lebar pulsa (duty cycle)
dengan nilai frekuensi dan amplitudo yang tetap. PWM ini umum digunakan untuk
mensaklar Inverter, Konverter, Switch mode power supply (SMPS) dan Pengontrol
kecepatan (Speed Controller).
Gambar 8.1 menunjukkan sinyal PWM dengan penaturan lebar pulsa (duty
cycle). Dari gambar ini dapat kita pahami bahwa dalam satu periode terdapat waktu
Ton dan waktu Toff. Perbandingan antara waktu on dan periode ini kemudian disebut
dengan duty cycle seperti pada persamaan 8.1.

Gambar 8.1. Penyearah 6-pulse tak terkontrol

(8.1)

C. Peralatan yang dibutuhkan


1. Multimeter analog :2
2. Oscilloscope dengan differential probe :1
3. Function generator :1
4. Kertas milimeter block :1
D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 8.2


 Atur frekuesi tegangan carrier menjadi 50 kHz

27
 Atur tegangan carrier Vtrgle = 1 volt
 Atur tegangan referensi Vdc = 0 ~ 1 volt
 Coba tegangan referensi pada beberapa tegangna dalam range dari 0 sampai 1 volt.
 Perhatikan perubahan duty cyle pada keluaran komparator akibat tegangan
referensi yang diubah-ubah
 Gambarkan duty clcy pada 20%, 40%, 50%, 60%, dan 80%
 Ulangi percobaan untuk tegangan referensi berupa sinyal sinusoidal.

Gambar 8.2. rangkaian pecobaan penyearah 6-pulse terkontrol

28
PRAKTIKUM KE-9
SIMULASI BOOST CONVERTER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

29
PERCOBAAN I
RANGKAIAN BOOST CONVERTER

A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Boost Converter
2. Untuk memahami tegangan keluaran Boost Converter
B. Dasar Teori
1. Topologi Boost Converter
Boost converter merupakan konverter DC-DC yang dapat menaikkan tegangan
DC. Gambar 9.1 menunjukkan topologi dasar dari boost converter. Komponen utama
dari topologi boost converter ini meliputi, sumber DC, saklar, Diode, Induktor,
Kapasitor, dan Beban Resistor.

Gambar 9.1. Rangkaian Boost Converter

Converter DC disaklar menggunakan sinyal PWM dengan pengaturan duty cycle


D. Korelasi antara teganan masukan Vs dan tegangan keluaran Vo pada boost
converter dapat dinyatakan dengan persamaan 9.1 berikut :

(9.1)
Dengan D adalah duty cycle.
Sebagai contoh, sebuah boost converter dicatu dengan tegangan Vs = 10 Vdc
dengan duty cycle 50%, maka berdasarkan persamaan 9.1 akan diperoleh tegangan
keluaran Vo = 20 Vdc.
Untuk menghitung besar nilai induktor yang dibutuhkan, maka dapat digunakan
persamaan 9.2 berikut :

(9.2)

Untuk nilai kapasitor dapat dihitung menggunakan persamaan 9.3 berikut:

(9.3)

30
C. Peralatan yang dibutuhkan
1. sumber DC :1
2. capasitor 20uF :1
3. IGBT :1
4. Diode :1
5. induktor 2 mH :1
6. voltmeter :1
7. unit SPWM :1
D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Buat rangkaian simulasi Boost Converter seperti pada gambar 9.1


 Atur tegangan Vdc sesuai dengan yang diminta pada laporan sementara
 Catat tegangan output pada DC Converter pada Laporan sementara

Gambar 9.2. rangkaian simulasi Boost Converter

31
PRAKTIKUM KE-10
BOOST CONVERTER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

32
PERCOBAAN I
RANGKAIAN BOOST CONVERTER

A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Boost Converter
2. Untuk memahami tegangan keluaran Boost Converter
B. Dasar Teori
1. Topologi Boost Converter
Boost converter merupakan konverter DC-DC yang dapat menaikkan tegangan
DC. Gambar 10.1 menunjukkan topologi dasar dari boost converter. Komponen utama
dari topologi boost converter ini meliputi, sumber DC, saklar, Diode, Induktor,
Kapasitor, dan Beban Resistor.

Gambar 10.1. Rangkaian Boost Converter

Converter DC disaklar menggunakan sinyal PWM dengan pengaturan duty cycle


D. Korelasi antara teganan masukan Vs dan tegangan keluaran Vo pada boost
converter dapat dinyatakan dengan persamaan 10.1 berikut :

(10.1)
Dengan D adalah duty cycle.
Sebagai contoh, sebuah boost converter dicatu dengan tegangan Vs = 10 Vdc
dengan duty cycle 50%, maka berdasarkan persamaan 10.1 akan diperoleh tegangan
keluaran Vo = 20 Vdc.
Untuk menghitung besar nilai induktor yang dibutuhkan, maka dapat digunakan
persamaan 10.2 berikut :

(10.2)

Untuk nilai kapasitor dapat dihitung menggunakan persamaan 10.3 berikut:

(10.3)

33
C. Peralatan yang dibutuhkan

1 buah sumber AC 3 PHASA 1 buah Capasitor 28µF


1 buah Rectifier 3 PHASA 1 buah beban lampu
1 buah Capasitor 1000µF 2 buah Voltmeter
1 buah IGBT 1 buah Oscilloscope
1 buah Diode 1 buah kontrol unit PWM
1 buah Induktor 100mh

D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 10.2


 CH 1 dari oscilloscope dihubungkan dengan terminal S dan G pada IGBT sesuai
dengan yang ditandai pada diagram sirkuit.
 Atur supply sampai output tegangan DC 50V.
 Atur PWM sampai 5kHz.
 Atur sudut penyalaan sesuai pada data tabel berikut :
Duty Cycle (%) 0 25 50 75
Vout (V)

Gambar 10.2. rangkaian Boost Converter

34
35
PRAKTIKUM KE-11
BOOST CONVERTER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

36
PERCOBAAN I
RANGKAIAN BUCK CONVERTER

A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Buck Converter
2. Untuk memahami tegangan keluaran Buck Converter
B. Dasar Teori
1. Topologi Buck Converter
Boost converter merupakan konverter DC-DC yang dapat menurunkan tegangan
DC. Gambar 11.1 menunjukkan topologi dasar dari buck converter. Komponen utama
dari topologi buck converter ini meliputi, sumber DC, saklar, Diode, Induktor,
Kapasitor, dan Beban Resistor.

Gambar 11.1. Rangkaian Buck Converter

Converter DC disaklar menggunakan sinyal PWM dengan pengaturan duty cycle


D. Korelasi antara teganan masukan Vs dan tegangan keluaran Vo pada boost
converter dapat dinyatakan dengan persamaan 11.1 berikut :

(11.1)
Dengan D adalah duty cycle.
Sebagai contoh, sebuah boost converter dicatu dengan tegangan Vs = 10 Vdc
dengan duty cycle 50%, maka berdasarkan persamaan 11.1 akan diperoleh tegangan
keluaran Vo = 5 Vdc.
Untuk menghitung besar nilai induktor yang dibutuhkan, maka dapat digunakan
persamaan 11.2 berikut :

(11.2)

Untuk nilai kapasitor dapat dihitung menggunakan persamaan 11.3 berikut:

(11.3)

37
C. Peralatan yang dibutuhkan

1 buah sumber AC 3 PHASA 1 buah Capasitor 28µF


1 buah Rectifier 3 PHASA 1 buah beban lampu
1 buah Capasitor 1000µF 2 buah Voltmeter
1 buah IGBT 1 buah Oscilloscope
1 buah Diode 1 buah kontrol unit PWM
1 buah Induktor 100mh

D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 10.2


 CH 1 dari oscilloscope dihubungkan dengan terminal S dan G pada IGBT sesuai
dengan yang ditandai pada diagram sirkuit.
 Atur supply sampai output tegangan DC 50V.
 Atur PWM sampai 5kHz.
 Atur sudut penyalaan sesuai pada data tabel berikut :
Duty Cycle (%) 0 25 50 75
Vout (V)

Gambar 11.2. rangkaian Boost Converter

38
39
PRAKTIKUM KE-12
BUCK-BOOST CONVERTER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

40
PERCOBAAN I
RANGKAIAN BUCK-BOOST CONVERTER

A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Buck-Boost Converter
2. Untuk memahami tegangan keluaran Buck-Boost Converter
B. Dasar Teori
1. Topologi Buck-Boost Converter
Buck-Boost converter merupakan konverter DC-DC yang dapat menurunkan
tegangan DC. Gambar 12.1 menunjukkan topologi dasar dari buck converter.
Komponen utama dari topologi buck converter ini meliputi, sumber DC, saklar, Diode,
Induktor, Kapasitor, dan Beban Resistor.

Gambar 12.1. Rangkaian Buck Converter

Converter DC disaklar menggunakan sinyal PWM dengan pengaturan duty cycle


D. Korelasi antara teganan masukan Vs dan tegangan keluaran Vo pada buck-boost
converter dapat dinyatakan dengan persamaan 12.1 berikut :

(12.1)

Dengan D adalah duty cycle.


Dari persamaan 12.1 tersebut, berlaku bahwa :
 Jika D < 50% maka konverter beroperasi sebagai buck, yaitu Vo < Vs
 Jika D = 50% maka Vo = Vs
 Jika D > 50% maka konverter beroperasi sebagai boost, yaitu Vo > Vs
Untuk menghitung besar nilai induktor yang dibutuhkan, maka dapat digunakan
persamaan 12.2 berikut :
(12.2)
Untuk nilai kapasitor dapat dihitung menggunakan persamaan 12.3 berikut:

(12.3)

41
C. Peralatan yang dibutuhkan

1 buah sumber AC 3 PHASA 1 buah Capasitor 28µF


1 buah Rectifier 3 PHASA 1 buah beban lampu
1 buah Capasitor 1000µF 2 buah Voltmeter
1 buah IGBT 1 buah Oscilloscope
1 buah Diode 1 buah kontrol unit PWM
1 buah Induktor 100mh

D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 12.2


 CH 1 dari oscilloscope dihubungkan dengan terminal S dan G pada IGBT sesuai
dengan yang ditandai pada diagram sirkuit.
 Atur supply sampai output tegangan DC 50V.
 Atur PWM sampai 5kHz.
 Atur sudut penyalaan sesuai pada data tabel berikut :
Duty Cycle (%) 25 50 75
Vout (V)

Gambar 12.2. rangkaian Boost Converter

42
43
PRAKTIKUM KE-13
INVERTER TIGA FASA

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

44
PERCOBAAN I
RANGKAIAN INVERTER TIGA FASA

A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja Inverter tiga fasa
2. Untuk memahami tegangan keluaran Inverter tiga fasa
B. Dasar Teori
1. Topologi Inverter Tiga Fasa
Inverter mengubah peralatan elektronika daya yang dapat mengubah tegangan
DC menjadi AC. inverter tiga fasa menghasilkan tegangan tiga fasa pada sisi AC-nya.
Aplikasi dari Inverter ini meliputi power supply, UPS, Electric Drive, filter aktif,
power factor correction dan lain sebagainya. Gambar 13.1 menunjukkan topologi dasar
dari inverter tiga fasa.

Gambar 13.1. topologi inverter tiga fasa

Tegangan keluaran pada inverter tiga fasa dapat berupa :


 Square Wave
 Pulse Width Modulation (PWM)
 Sinusoidal
Berikut merupakan metode dasar yang dapat digunakan untuk mengatur
pensaklaran pada inverter tiga fasa :
 Switching 3-Phase Inverters:
a. Square wave 180o Conduction
b. Square wave 120o Conduction
c. PWM switching
 180o Conduction – setiap switch mengalami konduksi selama 180o
 120o Conduction – setiap switch mengalami konduksi selama 120o

2. Konduksi 180o
Untuk kondusi 180o maka masing-masing switch akan konduksi selama 180o,
dimana ketika konduksi maka terdapat tiga switch yang menyala secara bersamaan.

45
Gambar 13.2 menunjukkan pola pensaklaran pada saklar inverter tiga fasa dengan
konduksi 180o

Gambar 13.2. pola pensaklaran konduksi 180o

Bentuk tegangan keluaran dari inverter tiga fasa pensaklaran 180o bergantung
pada bentuk beban yang digunakan. Berikut merupakan teganga keluaran untuk beban
delta:
 Period 1:
• Q1 on, Ph A=+Vdc,VAB=+Vdc
• Q5 on, Ph C=+Vdc,VBC=-Vdc
• Q6 on, Ph B=:-Vdc,VCA= 0
 Period 2:
• Q1 on, Ph. A=+Vdc,VAB=+Vdc
• Q2 on, Ph C=-Vdc,VCA=-Vdc
• Q6 on, Ph B=-Vdc,VBC=0
 Period 3:
• Q1 on, Ph A=+Vdc, VAB=0
• Q2 on, Ph C=-Vdc, VBC= +Vdc
• Q3 on, Ph B=+Vdc, VCA=-Vdc

Dengan pola keluran seperti ini maka akan diperoleh tegangan keluaran seperti
pada gambar 13.3.

Gambar 13.3. tegangan keluaran inverter dengan beban delta

46
Sementara untuk beban bintang, maka pola tegangan keluarannya adalah sebagai
berikut :
 Period 1:
• VAN=Vdc/3
• VBN=-2Vdc/3
• VCN=Vdc/3
 Period 2:
• VAN=2Vdc/3
• VBN=-Vdc/3
• VCN=-Vdc/3
 Period 3:
• VAN=Vdc/3
• VBN=Vdc/3
• VCN=-2Vdc/3
Sehingga teganga keluaran inverter dengan beban bintang ini akan berbentuk
seperti yang ditunjukkan gambar 13.4

3. Konduksi 120o
Untuk kondusi 120o maka masing-masing switch akan konduksi selama 120o,
dimana ketika konduksi maka terdapat dua switch yang menyala secara bersamaan.
Gambar 13.5 menunjukkan pola pensaklaran dengan konduksi 120o.

Gambar 13.5. pola pensaklaran dengan konduksi 120o

47
Untuk beban bintang, maka bentuk tegangan keluarannya seperti ditunjukkan gambar
13.6

Gambar 13.6. tegangan keluaran konduksi 120o dengan beban bintang

C. Peralatan yang dibutuhkan

1 buah sumber DC
3 buah beban R
6 buah Mosfet
3 set pembangkit sinya pensakalaran
6 buah probe tegangan dan arus

D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 13.7


 Atur pola pensakalaran komduksi 180o
 Atur tegangan power supply VLL = 380 volt
 Amati amati tegangan keluaran beban bintang tersebut
 Ulangi pecobaan ini untuk beban delta
 Ulangi pecobaan ini untuk konduksi 120o

Gambar 13.7. rangkaian inverter tiga fasa

48
PRAKTIKUM KE-14
AC CONTROLLER

Penyusun:
Moh. Jauhari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2019

49
PERCOBAAN I
RANGKAIAN AC CONTROLLER

A. Tujuan
1. Untuk memahami prinsip kerja AC Controller
2. Untuk memahami tegangan keluaran AC Controller
B. Dasar Teori
1. Topologi AC Controller
AC Controller berfungsi untuk mengatur tegangan AC dengan menggunakan
piranti elektronika daya. tedapat banyak topologi AC controller seperti phase delay,
AC chopper, cycloconverter dan lain sebagainya. Gambar 14.1 menunjukkan topologi
dari AC controller phase delay. Tegangan keluaran ditunjukkan pada gambar 14.2.

Gambar 14.1. Rangkaian phase delay controller

Gambar 14.2 tegangan keluaran phase delay controller

Berikut beberapa point yang perlu diperhatikan dalam pensaklaran phase delay
controller :
 Penyalaan tiap-tiap SCR ditunda pada sudut tertentu, 
 Untuk beban resistif SCR padam pada sudut = 
 Sudut penyalaan= 
 Sudut pemadaman=
 Sudut konduksi =  - 

Untuk menghitung tegangan keluaran rms dapat digunakan persamaan berikut:

(14.1)

50
C. Peralatan yang dibutuhkan

1 buah sumber AC
1 buah TRIAC
2 buah Voltmeter
1 buah Ampmeter
1 buah Oscilloscope
2 buah isolating probe
1 buah unit kontrol

D. Rangkaian dan Langkah Percobaan

 Rangkai seperti gambar 12.3


 Hubungkan unit kontrol dan potensiometer setpoint ke unit power supply ± 15
volt (jangan lupa untuk memasang titik netral)
 Hubungkan tegangan sinkron untuk unit control (2 V1 ke Usyn dan 2 V2 ke 0
volt)
 Hubungkan tegangan control
 Hubungkan set point potensiometer ke input Ust dari unit control 0 sampai 10 volt
 Mengeset switch pemilih Uref/Ust pada potensiometer (posisi switch
menunjuk ke bawah)
 Mengatur unit kontrol
 Memilih selector switch (sudut control) ke 0o (posisi switch menunjuk ke arah
+10 V)
 Menghubungkan thyristor gate line (gate katoda) ke output transformator
pulsa dari unit control, pastikan polaritas dan phasanya betul; yaitu dengan
menghubungkan output dari transformator pulsa rendah ke hubungan gate
dan soket yang ditandai dengan sebuah titik ke gate.
 Tegangan supply U = 45 volt
 Penyearah beban R = 33 ohm ; L = 50 mH
 3 resistor masing-masing 100 ohm yang terhubung paralel
 Voltmeter P1 range 100 volt
 Ammeter P2 range 3 A
 Osiloskop
 Operasi : x-y
 Channel pembalik 1
 Channel 1 20 V/DIV
 Channel 2 0,5 V/DIV
 Spot terletak di tengah-tengah layer
 Mengatur tie switch ke DC
 Mencatat hasil tegangan dan arus AC Controller

51
 Memilih selector switch (sudut control) dari 0o sampai 180o (posisi switch
menunjuk ke arah +10 V sampai -10 V)
 Bandingkan dengan menggunakan beban Ohmic dan Ohmic-Inducti

Gambar 14.3. rangkaian Boost Converter

Tabel 14.1. data percobaan


α 0o 18o 45o 90o 135o 180o
Vin rms (v)
Vo avg (v)
Vo rms (v)
Io avg (A)
Io rms (A)

52

Anda mungkin juga menyukai