Anda di halaman 1dari 4

MODUL 2

ARUS BOLAK-BALIK

Nama : Muhammad Himawan Effendi


Kelas : EE2 A
NIM : 102120013
Pimpinan Praktikum : Rendy Elmianto, S.T.

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengetahui sifat dan karakteristik dari bentuk isyarat keluaran pada differensiator dan
integrator bila diberi masukan berupa isyarat persegi
2. Mengukur tanggapan amplitudo dan tanggapan fasa dari suatu sumber AC tegangan
dianggap tetap untuk tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi pada rangkaian RC ini.
3. Mengukur tanggapan amplitudo rangkaian RLC parallel terhadap sumber AC sinus
arus tetap.

II. DASAR TEORI

Arus bolak-balik (listrik AC = alternating current) adalah arus listrik dimana besar dan arah
arusnya berubah-ubah secara bolak-balik. Arus bolak balik dihasilkan oleh generator yang
menghasilkan tegangan bolak-balik dan biasanya dalam bentuk fungsi sinusoida (sinus atau
cosinus) karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam
aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya
bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square
wave).

Arus dan tegangan listrik bolak-balik


Arus bolak-balik merupakan aliran muatan listrik positif di konduktor yang arah
alirannya berubah terhadap waktu. Sumber dari arus bolak balik ini biasanya disebut
tenaga gerak listrik (tunggal) dan ada pula yang menyebutnya (ggl). Tgl ini berlambang ,
dan memiliki satuan volt (V). tegangan AC tidak mengenal kutub positif dan negative
karena polaritas kutub-kutubnya berubah terhadap waktu (Jati, 2010). Sehingga dapat
dilihat bahwa arus yang dipasok ke rumah-rumah dan kantor-kantor oleh perusahaan
listrik sebenarnya adalah AC untuk seluruh dunia.
Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoidal dengan
demikian arus yang dihasilkan pun sinusoidal. Dalam konsep phasor, dapat ditulis
sebagai berikut:

𝐼1 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 ∠ − 90°; 𝐼2 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 ∠ − 𝜑° − 90° (2.2)


Gambar 2.1. Contoh arus bolak-balik

Nilai tersebut didapat dengan cara:

𝐴cos(𝑤𝑡 + ∅°) = 𝐴∠∅°

Maka,

𝐼1 = 𝐼𝑚𝑎𝑥 sin(𝑤𝑡) = 𝐼𝑚𝑎𝑥 cos(𝑤𝑡 − 90°) = 𝐼𝑚𝑎𝑥 ∠ − 90°

Pada pengukuran menggunakan multimeter digital yang sudah dalam mode


pengaturan AC, arus yang akan terbaca adalah hanya nilai efektifnya saja, biasa
ditulis dengan 𝐼𝑟𝑚𝑠

𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑟𝑚𝑠 √2

Dalam rangkaian dengan arus bolak balik, ukuran resistansi (hal yang dapat
menghambat arus) yang digunakan adalah impedansi (𝑍(Ω)). Berbeda dengan
resistansi pada konsep arus searah (DC), impedansi memiliki nilai fase relatif yang
diakibatkan oleh komponen induktor dan kapasitor.
𝑍𝑅 = 𝑅; 𝑍𝐿 = 𝑗𝑤𝐿; 𝑍𝐶 = −Wc

𝑍 = 𝑍𝐿 + 𝑍𝐶 + 𝑍𝑅

Untuk mendapatkan nilai 𝑍 total tersebut digunakan konsep phasor.


Hal ini juga berlaku untuk besaran yang mengandung vektor
lainnya. Contohnya jumlah tegangan induktor dan resistor. Tegangan
induktor akan berbeda fasa 90° dengan tegangan resistor. Maka,
tegangan total dari kedua komponen ini adalah:

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝐿 + 𝑉𝑅

|𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 |∠𝜙𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = |𝑉𝐿 |∠𝜙𝐿 + |𝑉𝑅 |∠𝜙𝑅

Perbedaan fasa 90° inilah yang menyebabkan

|𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 | ≠ |𝑉𝐿 | + |𝑉𝑅 |,

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = √|𝑉𝐿|2 + |𝑉𝑅|2

Sumber arus bolak balik adalah generator arus bolak – balik. Generator arus
bolak – balik terdiri atas sebuah kumparan yang diputar dalam magnet. Gaya gerak
listrik (GGL) yang dihasilkan oleh generator arus bolak – balik berubah secara periodik
menurut fungsi sinus dan kosinus. GGL sinusoida ini dihasilkan oleh sebuah kumparan
yang berputar dengan laju sudut tetap. Tegangan yang dihasilkan berupa tegangan
sinusoida dengan persamaan sebagai berikut:
ε = NBA ω sin ωt atau ε = εm sin ωt
dimana N = jumlah lilitan
B = besarnya induksi magnetic
A = luas kumparan
ω = frekuensi sudut putaran kumparan

Adapun besar arus listrik bolak-balik yaitu:


ε = εm sin ωt
I . R = Im . R sin ωt
I = Imaks sin ωt

Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi
mekanis dari prime mover atau penggerak mula. Prinsip kerja dari generator sesuai
dengan hukum Lens, yaitu arus listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan
momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan
EMF pada kumparan rotor.
Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai
prime mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar
menimbulkan medan magnet yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan
menghasilkan tegangan pada stator. Karena terdapat dua kutub yang berbeda yaitu utara
dan selatan, maka pada 90o pertama akan dihasilkan tegangan maksimum positif dan
pada sudut 270o kedua akan dihasilkan tegangan maksimum negatif. Ini terjadi secara
terus menerus/continue. Bentuk tegangan seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi
tegangan bolak-balik.

III. ALAT-ALAT PERCOBAAN


Tabel 2.1. Daftar alat-alat percobaan

Nama Alat Jumla


h
Kumparan 1000 lilitan 1

Magnet batang 1
Galvanometer 1
Poros jarum 1
Multimeter digital 1

Kabel probe 10
Catu daya 1
Saklar SPST 1
Resistor 100 Ω 1

Kapasitor 5µF 1

Anda mungkin juga menyukai