A. Pendahuluan
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin listrik yang digunakan untuk
mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik dengan perantara induksi medan
magnet. Perubahan energi ini terjadi karena adanya pergerakan relatif antara medan
magnet dengan kumparan generator. Pergerakan relatif adalah terjadinya perubahan
medan magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya tegangan pada generator)
karena pergerakan medan magnet terhadap kumparan jangkar atau sebaliknya. Alternator
ini disebut generator sinkron (sinkron= serempak) karena kecepatan perputaran medan
magnet yang terjadi sama dengan kecepatan perputaran rotor generator. Alternator ini
menghasilkan energi listrik bolak balik (alternating current, AC) dan biasa diproduksi
untuk menghasilkan listrik AC 1-fasa atau 3-fasa.
B. Listrik Arus Bolak-Balik
Yang dimaksud dengan listrik arus bolak balik adalah listrik ( tegangan / arus ) yang
berubah-ubah arah dan nilainya terhadap waktu.
Arus Berkurang
pada arah Posistif
1+
Perubahan
Positif Arus Berkurang
pada arah Posistif
1/3
0 Perubahan
Negatif Arus Bertambah
Arus Bertambah
pada arah Negatif
pada arah Negatif
1-
Waktu yang dibutuhkan oleh arus bolak-balik untuk kembali pada harga / nilai dan arah
yang sama disebut dengan periode. Sedangkan jumlah periode dalam 1 ( satu ) detik
disebut dengan frekwensi. Dari karakteristik arus bolak-balik yang disebut dengan
sinusioda tersebut, maka terdapat nilai-nilai :
Tegangan / arus sesaat
Tegangan / arus puncak / maksimum
Tegangan / arus efektif
Tegangan Arus
Nilai maks : V = V I =I
C. Prinsip Kerja
Kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan berbanding secara
langsung. Gambar dibawah memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah generator AC
dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua
penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a. Lilitan seperti ini disebut Lilitan
Terpusat, dalam generator sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing
fasa yang terdistribusi pada masing-masing alur stator dan disebut Lilitan
Terdistribusi. Diasumsikan rotor berputar searah jarum jam, maka flux medan rotor
bergerak sesuai lilitan jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik menghasilkan satu
siklus per ditik atau 1 Hertz (Hz). Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (r/m),
frekuensi 1 Hz, untuk frekuensi f = 60 Hz, maka rotor harus berputar 3600 r/m. Untuk
kecepatan rotor n r/m, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (r/s).
bila rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing
revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi
dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor,
= ()
2 60
Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing masing terpisah
sebesar 120 listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti diperlihatkan pada
kumparan a a, b b dan c c pada gambar 2.10. Masing-masing lilitan akan
menghasilkan gelombang fluks sinus, dimana satu dengan lainnya berbeda 120. Dalam
keadaan seimbang besarnya fluks sesaat :
A = m. Sin t
B = m. Sin ( t 120 )
C = m. Sin ( t 240 )
Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah :
T = A +B + C
yang merupakan fungsi tempat () dan waktu (t), maka besarnya fluks total adalah:
T = m.Sin t + m.Sin(t 120) + m. Sin(t 240). Cos ( 240)
Dimana:
= frekuensi listrik (Hz)
= kecepatan putar rotor (rpm)
= jumlah kutub magnet pada rotor
E. GGL Induksi Pada Alternator
GGL induksi (Ea) pada alternator akan terinduksi pada kumparan jangkar alternator
(misalnya kumparan jangkar ditempatkan di stator) bila rotor di putar di sekitar stator
(misalnya kumparan medan di rotor). Besarnya kuat medan pada rotor dapat diatur
dengan cara mengatur arus medan (If) yang diberikan pada rotor. Besarnya GGL induksi
internal (Ea) yang dihasilkan kumparan jangkar Alternator ini dapat dibuatkan dalam
bentuk rumus sebagai berikut.
= 4,44. . . . . (/) (2)
Atau disingkat
= . . . (3)
Dimana:
= faktor kisar
= faktor distribusi
= frekuensi dalam Hz atau cps
= fluks/kutub dalam weber
= banyaknya lilitan/fase = Z
Z = banyak sisi kumparan (1 lilit adalah 2 sisi kumparan)
c = konstanta mesin
= kecepatann putaran rotor (rpm)
F. Faktor Kisar Pada Lilitan Stator
Bila kisar atau gawang antara sisi lilitan jangkar yang satu dan sisi lilitan yang lain pada
kumparan stator sama dengan jarak antara kutub yakni 180o listrik maka lilitan tersebut
dikatakan mempunyai gawang penuh atau kisar penuh, lihat gambar dibawah ini
Bila jarak antara lilitan yang satu dengan yang lain kurang dari 1800 listrik, lilitan
tersebut dikatakan mempunyai kisar pendek (gawang pendek). Faktor kisar (factor
gawang) atau kc atau kp adalah perbandingan antara kisar pendek terhadap kisar
penuhnya atau dapat dihitung dengan persamaan :
kc = kp = Cos / 2 (4)
G. Faktor Distribusi
Lilitan jangkar pada tiap fasa tidak dipusatkan hanya pada satu alur / slot tetapi
didstribusikan pada beberapa alur /slot menyebabkan suatu factor yang disebut faktor
distribusi (kd) yang dapat dihitung dengan persamaan :
/2
= /2 (5)
Dengan
180 180
= = (6)
= banyaknya alur/fase/kutub
H. Rangkaian Ekuivalen Alternator 1-Fasa Kutub Silindris
Tegangan induksi Ea dibangkitkan pada kumparan jangkar Alternator. Tegangan ini
biasanya tidak sama dengan tegangan yang muncul pada terminal alternator. Tegangan
induksi ini dianggap sama dengan tegangan output terminal alternator hanya ketika tidak
ada arus jangkar yang mengalir pada alternator (alternator tanpa beban). Beberapa faktor
yang menyebabkan perbedaan antara tegangan induksi dengan tegangan terminal ini
adalah:
1. Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada stator,
disebut reaksi jangkar.
2. Induktansi sendiri kumparan jangkar.
3. Resistansi kumparan jangkar.
4. Efek permukaan rotor kutub sepatu.
Karena semua faktor di atas mempengaruhi tegangan keluaran pada terminar alternator,
maka faktor-fkator itu dimasukan dalam menganalisa rangkaian ekivalen alternator agar
diperoleh hasil pendekatan yang lebih baik. Bila alternator yang digunakan adalah
alternator 1-fasa, maka kumparan jangkar alternator hanya membangkitkan gelombang
AC 1-fasa, sedangkan bila alternator yang digunakan adalah alternator 3-fasa, maka
kumparan jangkar alternator akan membangkitkan gelombang AC 3-fasa yang masing-
masing berbeda fasa 1200 listrik. Rangkaian ekivalen alternator sangat bermanfaat
digunakan untuk menganalisa kondisi alternator tanpa harus mengoperasikan alternator
secara nyata, sehingga dapat diketahui bentuk karakteristik alternator dalam berbagai
kondisi tanpa merusak alternator. Apabila karakterisitik alternator telah diketahui tanpa
harus mengoperasikan alternator, maka dapat direncanakan dengan baik beban yang
cocok yang dapat diberikan pada alternator. Bentuk rangkaian ekivalen alternator 1-fasa
diperllihatkan pada gambar berikut
Gambar. Rangkaian Ekuivalen Alternator 1-Fasa
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan terjadinya
reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif, karena itu dinyatakan sebagai reaktansi,
dan disebut reaktansi magnetisasi akibat pengaruh reaktansi jangkar (Xar ). Pada
generator sinkron kutup silindris, kuat medan yang terjadi merata di sekitar permukaan
kutup, sehingga pengaruhnya terhadap kumparan jangkar juga akan merata. Karena kuat
medan ya;ng merata, maka Reaktansi ini (Xar) dapat dijumlahkan langsung bersama-
sama dengan reaktansi fluks bocor pada kumparan jangkar (Xa ) yang kemudian dikenal
sebagai reaktansi sinkron (Xs). Hubungan besarnya tegangan yang dibangkitkan
alternator ini (Ea) terhadap reaktansi sinkron ini dan tegangan terminal alternator
diperlihatkan pada persamaan-persamaan sebagai berikut.
= . ( + . )+ (7)
= + (8)
Dengan:
= tegangan induksi pada jangkar yang dibangkitkan alternator (satuan Volt)
= tegangan terminal output alternator (atau boleh dibuat Vt, satuan Volt))
= resistansi jangkar (satuan Ohm)
= reaktansi sinkron (satuan Ohm)
= arus yang melewati jangkar generator (satuan Ampere)
Dari penjabaran rumus di atas terlihat bahwa tegangan keluaran alternator sangat
dipengaruhi oleh besarnya arus dan jenis beban alternator. Makin besar beban alternator,
maka makin besar pula drop tegangan yang terjadi pada kumparan alternator.
I. Sumbu dq Pada Alternator 1-Fasa Kutup Menonjol
Daerah sumbu d merupakan daerah yang terpengaruh langsung oleh medan magnet
yang kuat pada ujung kutup magnet, sedangkan sumbu q merupakan daerah yang
bukan pada ujung
kutup dengan daerah medan yang lemah. Bentuk sumbu dq ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
Dengan:
= arus dalam arah sumbu d
= arus dalam arah sumbu q
J. Karakteristik Alternator Ggl Tiga-Fase
Rangkaian listrik tiga fase diberi energi oleh tiga GGL bolak balik dengan frekuensi
yang sama dan berbeda fase 120 listrik. Tiga GGL gelombang sinus yang demikian
ditunjukkan dalam gambar di bawah ini. Ketiga GGL ini dibangkitkan dalam tiga pasangan
jangkar yang terpisah dalam generator AC. Toga pasang kumparan ini dipasang terpisah 120
derajat listrik pada jangkar genertor. Ujung kumparan semuanya dikeluarkan dari generator
untuk membentuk tiga rangkaian fase-tunggal yang terpisah. Tetapi kumparan-kumparan
biasanya dihubungkan baik di dalam maupun di luar guna membentuk sistem tiga fase kawat
tiga atau kawat empat.
Ada dua cara hubungan kumparan tiga fase, dan secara umum ada dua cara
menghubungkan alat ke rangkaian tiga fase yaitu hubungan Y dan hubugan delta.
Kebanyakan generator dihubungkan secara Y, tetapi beban dapat dihubungkan baik secara Y
maupun delta.
K. Hubungan Tegangan dalam Generator Hubungan Y
Lilitan ini diletakkan pada permukaan jangkar sedemikian rupa sehingga GGL yang
dibangkitkan berbeda 120 deajat. Tiap-tiap kumparan diberi huruf S dan F (start dan finish).
Dalam gambar 2a semua ujung kumparan yang diberi tanda S dihubungkan ke titik bersama
N yang disebut netral dan ketiga kumparan n yang diberi tanda F dikeluarkan ke terminal
saluran A,B, dan C membentuk catu tiga fase kawat tiga. Tipe hubungan ini disebut hubngan
Y (kadan-kadanng disebut hubnngan bintang). Kerap kali dikeluarkan ke papan netral atau
terminal seperti ditunjukkan pada gambar dengan garis putus-putus, membentuk sistem tiga
fase kawat empat. Tegangan yang dibangkitkan setiap fase generator AC disebit tegangan
fase (simbol Ep atau Vp). Jika sambungan netral dikeluarkan dafri generator, tegangan dari
masing-masing terminal saluran A,B, atau C ke sambungan netral N adalah tegangan saluran
ke saluran atau singkatnya tegangan saluran (simbol El atau Vl).
Gambar. Hubungan Bintang
Gambar: (a) hubungan lilitan fase dalam generator hubungan Y
(b) diagram konvensional hubungan
(c) diagram fasor yang menunjukkan hubungan antara tegangan fase dan saluran.
Hubungan dari tiga fase-fase disebut urutan fase atau putaran fase tegangan. Ini
ditentukan oleh putaran generator, tetapi dpat dibalikkan di luar generator dengan
menukarkan setiap dari ketiga kawat saluran (jangan kawat saluran dengan kawat netral).
Sangatlah membantu jika kita menggambrkan diagram rangkaian hubungan Y seperti dalam
diagram 2.b. perhatikan bahwa ranglaian gambar benar-benar sama dengan gambar, dengan
ujung setiap kumparannya dihubungkan ketitik netral, dan ujung F dikeluarkan ke terminal.
Setelah diagram rangkaian digambar dan semua bagiannya diberi huruf, maka diagram fasor
dapat digambar seperti pada gambar. Diagram fasor menunjukkan ketiga tegangan fase Van,
Vbn, Vcn berbeda 120 derajat.
Haruslah diperhatikan dalam gambar 2 bahwa setiap fasor diberi huruf dengan dua
subskrip. Kedua huruf tersebut menunjukkan kedua titik diantarategangan yang ada, dan
urutan huruf menunjukkan polaritasrelatif dari tegangan selama setengah siklus
positifnya.dalam diagram fasor yang ditunjukkan, telah diumpamakan bahwa terminal
generatornya positif. Sebagai contoh ; simbol Van menunjukkan tegangan v antar titik A dan
N dengan titik A positif terhadap titik N selama setengah siklus positifnya. Karena tegangan
membalik setengah siklus, sekarang polsnya dapat diperhatikan, jika polaritas ini
diperhatikan secara konsisten untuk semua fasenya.
MOTOR SINKRON
Gambar 1. Terjadinya torsi pada motor sinkron (a) tanpa beban (b) kondisi
berbeban (c) kurva karakteristik torsi
Gambar 1 memperlihatkan keadaan terjadinya torsi pada motor sinkron. Keadaan ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: apabila kumparan jangkar (pada stator) dihubungkan
dengan sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan.
Arus tiga fasa pada kumparan jangkar ini menghasilkan medan putar homogen (BS).
Berbeda dengan motor induksi, motor sinkron mendapat eksitasi dari sumber DC
eksternal yang dihubungkan ke rangkaian rotor melalui slip ring dan sikat. Arus DC pada
rotor ini menghasilkan medan magnet rotor (BR) yang tetap. Kutub medan rotor
mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan
yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron merupakan fungsi sudut torsi
(). Semakin besar sudut antara kedua medan magnet, maka torsi yang dihasilkan akan
semakin besar seperti persamaan di bawah ini.
= . . . (1)
Pada beban nol, sumbu kutub medan putar berimpit dengan sumbu kumparan medan (
= 0). Setiap penambahan beban membuat medan motor tertinggal dari medan stator,
berbentuk sudut kopel (); untuk kemudian berputar dengan kecepatan yang sama lagi.
motor sinkron ini mirip dengan rangkaian ekuivalen generator sinkron, kecuali
arah arus jangkar (Ia) yang dibalik. Oleh karena itu bentuk rangkaian ekuivalen
motor sinkron 1-fasa mirip dengan rangkaian ekivalen alternator 1-fasa, tetapi
dengan arah arus jangkar yang terbalik. Bentuk rangkaian ekivalen motor
Dengan:
= GGL induksi lawan pada kumparan motor sinkron (V)
= tegangan terminal motor sinkron (V)
= arus jangkar motor sinkron (V)
= faktor daya
= tahanan jangkar motor sinkron (ohm)
= reaktansi sinkron motor sinkron (ohm)
= daya keluaran motor sinkron (W)
= daya masukan motor sinkron (W)
= rugi-rugi tembaga pada motor sinkron (W)
= daya mekanik yang dibangkitkan pada rotor motor sinkron (W)
= efisiensi motor sinkron
Motor sinkron pada dasarnya merupakan alat yang menyuplai tenaga ke beban pada
kecepatan konstan. Kecepatan putaran motor adalah terkunci pada frekuensi listrik yang
diterapkan, oleh karena itu kecepatan motor adalah konstan pada beban bagaimanapun.
Kecepatan motor yang tetap ini dari kondisi tanpa beban sampai torsi maksimum yang
bisa disuplai motor disebut torsi pullout. Bentuk karakteristik torsi terhadap kecepatan ini
diperlihatkan pada gambar 3 Dengan mengacu kembali ke persamaan (3) dan (6) dapat
dibuatkan persamaan torsi motor sinkron 3-fasa sebagai berikut.
. . .
= (15)
.
Torsi maksimum motor terjadi ketika = 90. Umumnya torsi maksimum motor sinkron
adalah tiga kali torsi beban penuhnya. Ketika torsi pada motor sinkron melebihi torsi
maksimum maka motor akan kehilangan sinkronisasi. Dengan mengacu kembali ke
persamaan (1), (3) dan (6), maka persamaan Torsi maksimum (pullout) motor sinkron
dapat dibuatkan sebagai berikut.
= . . (16)
atau
. .
= (17)
.
Dari persamaan di atas menunjukkan bahwa semakin besar arus medan, maka torsi
maksimum motor akan semakin besar.
MOTOR INDUKSI
Gambar 5. Bentuk hubungan sederhana kumparan motor induksi 3-fase dengan dua kutup stator
Induksi 3-fase ini mempunyai kumparan 3-fase yang terpisah antar satu sama lainya
sejarak 1200 listrik yang dialiri oleh arus listrik 3-fase yang berbeda fase 1200 listrik
antar fasenya, sehingga keadaan ini akan menghasilkan resultan fluks magnet yang
berputar seperti halnya kutup magnet aktual yang berputar secara mekanik. Bentuk
gambaran sederhana hubungan kumparan motor induksi 3-fase dengan dua kutup
stator diperlihatkan pada gambar 5. Bentuk gambaran fluk yang terjadi pada motor
induksi 3-fasa diperllihatkan pada gambar 6 (fluks yang terjadi pada kumparan 3-fase
diasumsikan sinusoidal seperti yang diperlihatkan pada gambar 6a dengan arah fluks
positif seperti gambar 6b)
Gambar 6. Fluks yang terjadi pada motor induksi 3-fase dari gambar 5
Bila dimisalkan nilai fluks maksimum yang terjadi pada salah satu fasenya disebut
m , maka resultan fluks r pada setiap saat diperoleh dengan melakukan penjumlah
cos( + 480)
2
1
=
, 2 = 1 (15)
Apabila, slip = 0 (karena Ns=Nr) maka f2 = 0. Apabila rotor ditahan slip = 1 (karena Nr=
0) maka f2 = f1. Dari persamaan f2 = sf1, diketahui bahwa frekuensi rotor dipengaruhi
oleh slip. Oleh karena GGL induksi dan reaktansi pada rotor merupakan fungsi frekuensi
maka besarnya juga turut dipengaruhi oleh slip. Besarnya GGL induksi efektif pada
kumparan stator adalah :
1 = 4,44. 1 . 1 . (16)
Selanjutnya, besarnya GGL induksi efektif pada kumparan rotor adalah :
2 = 4,44. 2 . 2 . (17)
= 4,44. . 1 . 2 .
= . 2
Dimana:
2 = GGL pada saat rotor diam ( = )
2 = GGL pada saat rotor berputar
1 = jumlah lilitan primer (lilitan stator)
2 = jumlah lilitan sekunder (lilitan rotor)
Karena kumparan rotor mempunyai reaktansi induktif yang dipengaruhi oleh frekuensi,
maka dapat dibuatkan :
2 = 2. 2 . 2 (18)
= 2. . 1 . 2
= . 2
Dengan:
2 = reaktansi pada saat rotor berputar
2 = reaktansi pada saat rotor diam
E. Arus Rotor
Lilitan rotor dihubung singkat dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan sumber,
arusnya diinduksikan oleh fluks magnet bersama () antara stator dan rotor yang
melewati celah udara, sehingga arus rotor ini bergantung kepada perubahan-perubahan
yang terjadi pada stator. Apabila tegangan sumber V1 diberikan pada stator, pada stator
timbul tegangan E1 yang diinduksikan oleh fluks-fluks tersebut yang juga menimbulkan
tegangan E pada rotor, (E2 = E1 pada saat rotor ditahan dan s E2 = E1 pada waktu motor
berputar dengan slip s). Besarnya arus rotor I2 akan diimbangi dengan arus stator tapi
dengan arah berlawanan agar fluks magnet bersama (m) tetap konstan seperti yang
dengann arus rotor I2 tetap sama dengan I2 sebelumnya. Bila tahanan stator dinamakan =
r1 dan reaktansi induksi dari fluks bocor kumparan stator = X1, akan dapat dibuatkan
rangkaian pengganti motor induksi 3-fasa perfasanya seperti gambar 11. Selanjutnya,
bila rotor dilihat dari sisi stator akan diperoleh gambar 12 dengan rm (tahanan karena
pengaruh rugi-rugi inti) dan Xm (reaktansi induktifmagnet) pada inti. Gambar 10
merupakan gambar rangkaian pendekatan (ekivalen) motor induksi 3-fasa perfasa yang
sudah merupakan standar untuk menganalisa rangkaian karena sisi rotor dilihat dari sisi
stator.
E1 = E2. Selanjutnya untuk parameter-parameter yang lain pada sisi rotor juga diberik
tanda ( ) seperti yang diperlihatkan pada gambar 10, yang mengartikan bahwa semua
rangkaian rotor dilihat dari sisi stator.
G. Daya dan Rugi-Rugi pada Motor Induksi
Gambar 13. Daya dan rugi-rugi daya pada motor induksi
Dengan memperhatikan gambar 10 sampai dengan gambar 12, maka dari gambar 13
dapat dibuatkan besarnya daya aktif makanik yang ditransfer dari stator melalui celah
udar ke rotor (Pg) adalah sebesar.
2 (1)
= 22 . = 22 . (2 + 2 ) (22)
2 (1)
= (2 )2 . = (2 )2 . (2 + 2 )
Bila dibuatkan perbandingan antara ketiga daya tersebut, dengan asumsi rugi-rugi putar
diabaikan, maka dapat dibuatkan perbandingan sebagai berikut.
: 2 = (1 ): (25)
: : 2 = 1: (1 ): (26)
Kemudian rugi-rugi daya aktif pada kumparan stator motor induksi 3-fasa perfasa (P1)
dapat dibuatkan sebagai berikut.
1 = 12 . 1 (27)
Daya masukan motor induksi 3-fasa perfasa menjadi:
= 1 + (28)
Selanjutnya, daya 3-fasa dari motor induksi 3-fasa ini dapat dibuatkan sebagai berikut.
(3) = 3. (29)
(3) = . . cos (30)
Dengan:
= perbedaan sudut antara
= tegangan antar fasa sistesm 3-fasa (V)
= arus yang melewati penghantar pada motor induksi 3 fasa (A)
H. Efisiensi pada Motor Induksi
Efisiensi motor dapat didefinisikan sebagai perbandingan daya keluaran motor yang
dirgunakan terhadap daya masukan pada terminalnya, yang dapat dirumuskan sebagai
berikut.
= 100% (31)
Dengan:
= efisiensi motor (%)
I. Torsi Motor Induksi
Torsi berhubungan dengan kemampuan motor untuk mesuplai beban mekanik. Oleh
karena itu Torsi (T) secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut.
= (32)
Dengan:
= kecepatan sudut (mekanik) dari motor
Dari persamaan (12) dapat dibuat bahwa Nr = Ns (1-s), sehingga diperoleh pula:
= (1-s) (33)
Bila dilihat torsi mekanik yang ditransfer pada rotornya (perhatikan gambar 12) akan
diperoleh hasil sebagai berikut.
1 22 2
= . = (34)
[22 +(2 )2 ] 2 + 2
Dimana:
22
=
2 2
2
=
2
Torsi start yang dibutuhkan pada motor induksi dapat dihitung dengan memasukkan nilai
s = 1 pada persamaan (34). Selanjutnya dengan memperhatikan persamaan (26), torsi
mekanik yang bermanfaat untuk memutar rotor menjadi:
1 (1)
= . = (1 ) = 2+2 (35)
Torsi maksimum dicapai pada
= 0, maka dari persamaan (34) diperoleh hasil:
= (2 + 2 ) . (2) = 0
2 + 2 2 2 = 0
2 = 2
= (36)
Dari keadaan ini akan diperoleh torsi maksimum (Tmx) sebesar:
2
= = 1/2 (37)
22
Torsi maksimum (1/2k) tersebut dicapai pada slip positif (mesin bertindak sebagai motor
induksi) dan pada slip negatif (mesin bertindak sebagai generator induksi).
TRANSFORMATOR
1. Umum
Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan
mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain dengan nilai yang sama maupun berbeda besarnya pada frekuensi yang sama,
melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada
umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis, dan dua buah
kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan
tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua kumparan itu. Biasanya kumparan terbuat dari
kawat tembaga yang dililitkan pada kaki inti transformator.
Gambar. Transformator
Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya
tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Penggunaan transformator yang sangat
sederhana dan andal merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya pada
penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus bolakbalik sangat banyak
dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga
listrik arus bolak-balik terjadi kerugian energi sebesar watt. Kerugian ini akan banyak
berkurang apabila tegangan dinaikkan setinggi mungkin. Dengan demikian maka saluran
saluran transmisi tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang tinggi. Hal ini
dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi, dengan cara
mempergunakan transformator untuk menaikkan tegangan listrik di pusat listrik dari tegangan
generator yang biasanya berkisar antara 6 kV sampai 20 kV pada awal transmisi ke tegangan
saluran transmisi antara 100 kV sampai 1000 kV, kemudian menurunkannya lagi pada ujung
akhir saluran ke tegangan yang lebih rendah.
Transformator yang dipakai pada jaringan tenaga listrik merupakan transformator
tenaga. Disamping itu ada jenisjenis transformator lain yang banyak dipergunakan dan pada
umumnya merupakan transformator yang jauh lebih kecil. Misalnya transformator yang
dipakai di rumah tangga untuk menyesuaikan tegangan dari lemari es dengan tegangan yang
berasal dari jaringan listrik umum, transformator yang dipakai pada lampu TL dan
transformatortransformator mini yang dipergunakan pada berbagai alat elektronik, seperti
pesawat penerima radio, televisi, dan sebagainya.
2. Bagian-Bagian Dari Transformator
1) Inti Besi
Inti besi tersebut berfungsi untuk membangkitkan fluksi yang timbul karena arus listrik
dalam belitan atau kumparan trafo, sedang bahan ini terbuat dari lempengan-lempengan
baja tipis, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi panas yang diakibatkan oleh arus eddy
(weddy current).
2) Kumparan Primer dan Kumparan Sekunder
Kawat email yang berisolasi terbentuk kumparan serta terisolasi baik antar kumparan
maupun antara kumparan dan inti besi. Terdapat dua kumparan pada inti tersebut yaitu
kumparan primair dan kumparan skunder, bila salah satu kumparan tersebut diberikan
tegangan maka pada kumparan akan membangkitkan fluksi pada inti serta menginduksi
kumparan lainnya sehingga pada kumparan sisi lain akan timbul tegangan.
3) Minyak Trafo
Belitan primer dan sekunder pada inti besi pada trafo terendam minyak trafo, hal ini
dimaksudkan agar panas yang terjadi pada kedua kumparan dan inti trafo oleh minyak
trafo dan selain itu minyak tersebut juga sebagai isolasi pada kumparan dan inti besi.
4) Isolator Bushing
Pada ujung kedua kumparan trafo baik primair ataupun sekunder keluar menjadi terminal
melalui isolator yang juga sebagai penyekat antar kumparan dengan body badan trafo.
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator
digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus
searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian.
Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi
reluktansi ( tahanan magnetis ) dari rangkaian magnetis ( common magnetic circuit ).
6. Keadaan transformator tanpa beban
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1
yang sinusoidal, akan mengalir arus primer Io yang juga sinusoidal, dengan menganggap
belitan N1 reaktif murni, I0 akan tertinggal 900 dari V1. Arus primer Io menimbulkan fluks
() yang sephasa dan juga berbentuk sinusoid.
Fluks yang sinusoidal ini akan menghasilkan tegangan induksi 1 (Hukum Faraday).
Harga Efektif
III. Efisiensi
Efisiensi dinyatakan sebagai :
A. Instalasi Listrik
Listrik ialah bahan bakar yang sempurna. Disebut demikian karena listrik dapat dengan
mudah diubah kedalam bentuk energi yang lain. Listrik ialah salah satu bentuk energi
yang mudah dan luas penggunaannya, misalnya untuk menghasilkan tenaga panas,
tenaga mekanik, cahaya / penerangan, pendinginan dan lain-lain. Untuk membangkitkan,
penyaluran dan pemakaian tenaga listrik, diperlukan adanya jaringan instalasi listrik.
Instalasi berasal dari kata INSTALLATION yang berarti memasang. Dalam buku
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) disebutkan. Instalasi listrik ialah jaringan
perlengkapan yang membangkitkan, memakai, mengubah, mengatur, mengalihkan,
mengumpulkan atau membagikan tenaga listrik
Suatu jaringan instalasi listrik memerlukan perlengkapan untuk dapat bekerja
sebagaimana mestinya. Perlengkapan yang dimaksud ialah :
1. Kawat penghantar
2. Alat Kontrol
3. Alat Pengaman
4. dan lain-lain
Untuk pelaksanaan pemasangan instalasi listrik tidak sembarangan orang dapat
melakukannya. Syaratnya harus masuk ke dalam anggota AKLI (Assosiasi Kontraktor
Listrik Indonesia). Secara umum anggota AKLI disebut INSTALATUR. Jadi Instalatur
ialah orang atau badan yang diberi wewenang oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara)
untuk melaksanakan pekerjaan instalasi listrik.
Instalasi listrik adalah susunan perlengkapan listrik yang bertalian satu dengan yang
lainnya, serta memiliki ciri terkoordinasi unnutk memiliki satu atau sejumlah tujuan
tertentu. Jadi instalasi listrik merupakan saluran listrik termasuk alat-alatnya yang
terpasang di dalam dan atau diluar bangunan untuk menyalurkan arus listrik setelah atau
dibelakang pesawat pembatas/meter milik perusahaan. Energi listrik dari pembangkit
sampai ke pemakai/konsumen, listrik disalurkan melalui saluran transmisi dan distribusi
yang disebut instalasi penyedia listrik. Sedangkan saluran dari alat pembatas dan
pengukur (APP) sampai ke beban disebut instalasi pemanfaatan tenaga listrik
Penggolongan instalasi listrik terbagi menjadi beberapa macam dasar penggolongan,
misalnya:
a. Berdasarkan pemakaian tenaga listriknya
b. Berdasarkan tegangan yang dipergunakan
c. Instalasi khusus dan lain-lain
d. Berdasarkan Jumlah Fasa
Macam-macam instlasi listrik itu antara lain adalah sebagai berikut
1. Menurut arus listrik yang disalurkan
a. Instalasi arus searah
Instalasi ini sudah jarang digunakan karena hanya digunakan pada pabrik
(industri), rumah tangga tertentu, kapal laut, dan lain-lain. Alat pembangkit arus
searah ialah generator arus searah dan listrik tenaga matahari (Solar Cell)
.Instalasi ini umumnya memakai tegangan 110V, 220V, dan 440V
b. Instalasi arus bolak-balik
Instalasi ini biasanya memakai tegangan 125V, 220V, 330V, 500V, 1000V,
3000V, 5000V, 6000V, 15000V. Tegangan 5000V sedapat mungkin dihindari.
Tegangan yang banyak dipergunakan adalah 220V, 380V, 6KV. Instalasi ini
banyak dipakai secara umum baik di industri maupun untuk keperluan rumah
tangga. Alat untuk membangkitkan arus bolak-balik digunakan alternator dan
inverter
2. Menurut pemakaian tenaga listrik
a. Instalasi penerangan/instalasi cahaya
Instalasi ini diperlukan untuk menghasilkan cahaya atau penerangan untuk
keperluan rumah tangga. Umumnya instalasi listrik ini memakai tegangan
bolak-balik 125V atau 220V.
b. Instalasi tenaga
Umumnya instalasi listrik ini memakai tegangan bolak-balik ini memakai 220V
atau 380V. Biasanya digunakan untuk memutar kipas angin, pompa air, mixer,
blender dan motor-motor listrik yang lain.
3. Menurut tegangan yang digunakan
a. Instalasi tegangan tinggi
Dipergunakan di pembangkit arus bolak-balik pada motor dan arus bolak balik
pada jala-jala transmisi Tegangannya antara 70.000 Volt (70 KV) sampai
150.000 Volt (150 KV). tegangan ini diperlukan pada jaringan transmisi jarak
jauh seperti jaringan antara pusat pembangkit listrik misalnya PLTA Bakaru ke
Gardu Induk di PLTU Tello. Tegangan tinggi diperlukan karena denga
n jarak yang jauh, tentu sebagian tegangan akan hilang (losses) dan berubah
menjadi panas, maka tegangannya perlu dinaikkan dulu baru dikirimkan ke
beban.
b. Instalasi Tegangan Menengah
Tegangannya antara 6.000 Volt (6 KV), 12.000 Volt (12 KV) dan 20.000 Volt
(20 KV). Contohnya pada jaringan distribusi primer yaitu antara gardu hubung
ke gardu distribusi.
c. Instalasi tegangan rendah
Dipakai pada instalasi penerangan rumah, instalasi dibengkel, dan jala-jala
distribusi. Tegangannya antara 220 Volt, 380 Volt dan 600 Volt
4. Instalasi khusus
Dipergunakan pada alat-alat atau pada industri-industri yang memerlukan tenaga
listrik untuk keperluan khusus. Misalnya
a. Instalasi didalam kapal laut dan psawat terbang
b. Instalasi didalam perusahaan pertambangan
c. Instalasi listrik didalam alat-alat transportasi
5. Berdasarkan jumlah fasa
a. Instalasi listrik satu fasa, umumnya diperlukan untuk instalasi penerangan
rumah tinggal sederhana dan semacamnya.
b. Instalasi listrik tiga fasa, umumnya diperlukan untuk instalasi listrik penerangan
dan tenaga pada rumah tinggal, bengkel, pabrik dan lain-lain yang memerlukan
listrik dengan jumlah daya yang besar.
Di pusat pembangkit tenaga listrik, generator digerakan oleh turbin dari bentuk energi
lainnya antara lain : dari Air - PLTA; Gas - PLTG; Uap - PLTU; Diesel - PLTD; Panas
Bumi - PLTP; Nuklir - PLTN. Energi listrik dari pusat pembangkitnya disalurkan
melalui jaringan transmisi yang jaraknya relatif jauh ke pemakai listrik/konsumen.
Keterangan :
G : Generator GI : Gardu Induk
GH : Gardu Hubung GD : Gardu Distribusi
TT : Jaringan tegangan tinggi TM : Jaringan tegangan menengah
TR : Jaringan tegangan rendah APP : Alat pembatas dan pengukur
Pusat tenaga listrik pada umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
disalurkan melalui jaringan transmisi. Karena tegangan generator pembangkit umumnya
relatif rendah (6kV-24kV). Maka tegangan ini dinaikan dengan transformator daya ke
tegangan yang lebih tinggi antara 30kV-500kV. Tujuan peningkatan tegangan ini, selain
memperbesar daya hantar dari saluran (berbanding lurus dengan kwadrat tegangan), juga
untuk memperkecil rugi daya dan susut tegangan pada saluran. Penurunan tegangan dari
jaringan tegangan tinggi / ekstra tinggi sebelum ke konsumen dilakukan dua kali. Yang
pertama dilakukan di gardu induk (GI), menurunkan tegangan dari 500kV ke 150kV atau
dari 150kV ke 70kV. Yang kedua dilakukan pada gardu distribusi dari 150 kV ke 20 kV,
atau dari 70kV ke 20 kV
Saluran listrik dari sumber pembangkit tenaga listrik sampai transformator terakhir,
sering disebut juga sebagai saluran transmisi, sedangkan dari transformator terakhir
sampai konsumen disebut saluran distribusi atau saluran primer. Ada dua macam saluran
transmisi / distribusi PLN yaitu saluran udara (overhed lines) dan saluran kabel bawah
tanah (undergound cable). Kedua cara penyaluran tersebut mesing-masing mempunyai
keuntungan dan kerugian. Dari segi keindahan, saluran bawah tanah lebih disukai dan
juga tidak mudah terganggu oleh cuaca buruk : hujan, petir angin dan sebagainya.
Namun saluran bawah tanah jauh lebih mahal dibanding saluran udara, tidak cocok untuk
daerah banjir karena bila terjadi gangguan / kerusakan, perbaikannya lebih sulit.
Keterangan:
GD : Gardu Distribusi
TR : Jaringan tegangan Rendah
SLP : Sambungan Luar Pelayanan
SMP : Sambungan Masuk Pelayanan
SLTR : Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah
APP : Alat Pengukur dan Pembatas
PHB : Papan Hubung Bagi
IP : Instalasi Pelanggan