Anda di halaman 1dari 13

MODUL 2

ARUS BOLAK BALIK

Nama Praktikan : M Zaki Ramdhan

NIM : 102222050

Kelas : ME 2B

Kelompok :5

Anggota Kelompok :

Irvan Fahrizky Sugiarto (102222042)

Fariq Aziz Azufi (102222044)

Ignasius Sefrinus Domi (102222046)

Belly Bintara Saputra ( 102222048)

M. Zaki Ramdhan (102222050)

Tannggal Praktikum : 16 Maret 2023

Pimpinan Praktikum : Rizky Miftahul


I. INTISARI
Praktikum modul 2 yang berjudul arus bolak balik, bertujuan untuk mempelajari lebih
dalam tentang arus bolak balik atau AC sehingga dapat membedakan mana arus searah dan
arus bolak balik, dapat menentukan tegangan dan hambatan dari arus bolak balik dan
perbedaan reaktansi kapasitif dan reaktansi induktif. Hambatan yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu sebesar 100 Ω. Percobaan ini dilakukan dengan membuat sebuah
rangkaian sederhana dengan arus AC dan DC, menghitung besar tegangan, besar reaktansi
kapasitif dan reaktansi induktif dari resistor teori arus searah dan listrik arus bolak balik.
Hasil pengukuran tegangan kapasitor, tegangan sumber, tegangan resistansi dan arus listrik
melalui arus AC dan DC dari rangkaian R-C/R-L yang diproses, nilai kapasitansi reaktansi
untuk arus AC dan DC masing-masing adalah 1189 Ω dan 85.6 Ω . Setelah nilai reaktansi
kapasitif didapatkan, maka dapat ditentukan nilai impedansi pada uji reaktansi kapasitif
AC dan DC yaitu 2100 Ω dan 56.5 Ω. Saat ujung batang bergerak bolak-balik di dalam
kumparan, derajat defleksi jarum galvanometer mempengaruhi jarak batang magnet
didorong ke dalam kumparan. Semakin dalam batang magnet dimasukkan, semakin besar
simpangan jarum galvanometer.

Kata Kunci : AC, DC, Galvanometer, Reaktansi Kapasitif, Reaktansi Reaktansi

II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
1. Menentukan arah medan magnet induksi.
2. Menentukan perbedaan arus AC dan DC.
3. Menetukan tegangan dan hambatan rangkaian arus DC.
2.2. Dasar Teori
Sifat arus bolak balik / AC berbanding terbalik dengan arus searah / DC
yang tidak akan berubah seiring berjalanya waktu.[1] Arus bolak-balik atau
alternating current (AC) merupakan arus dan tegangan listrik yang besarnya
berubah terhadap waktu dan mengalir dalam dua arah. Arus bolak balik biasanya
dimanfaatkan untuk peralatan elektronik. Jenis jenis rangkaian dalam rangkaian AC
adalah rangkaian resistor, rangkaian induktor, dan rangkaian kapasitor.
Rangkaian resistor adalah sebuah rangkaian yang berisi resistor yang akan
dialiri arus bolak balik ketika dihubungkan dengan sumber tegangan. Fungsi
rangkaian resistor dalam arus bolak balik ialah untuk menurunkan potensial listrik
dalam rangkaian, atau sebagai pembatas arus listrik masuk.

Gambar 2.1 Rangkaian Resistor AC

Rumus dari rangkaian resistor arus AC adalah

𝑉𝑅 𝑉𝑚
𝐼𝑅 = = sin 𝜔𝑡 (1)
𝑅 𝑅

Keteranagan :

VR = Tegangan pada resistor (V)


Vm = Tegangan maksimum (V)
IR = Arus pada resistor (A)
Im = Arus maksimum (A)
R = Hambatan resistor (Ω)
𝜔 = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)

Rangkaian induktor adalah sebuah rangkaian yang didalamnya terdapata


sebuah induktor yang mempunyai hambatan yang disebut reaktansi induktif saat
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik. Hambatan atau reaktansi
induktif ini bergantung pada frekuensi sudut arus, dan induktansi diri induktor.
Secara singkat dapat dirumuskan sebagai :
𝑉𝐿
𝑋𝐿 = 𝜔𝐿 (2) Atau 𝑋𝐿 = (3)
𝐼

Keterangan :

𝑋𝐿 = Reaktansi induksi (Ω)


𝜔 = Kecepatan sudut (rad/s)
L = Induksi inductor (H)
𝑉𝐿 = tegangan induktif (V)
I = Arus (A)
Rangkaian kapasitor merupakan rangkaian yang didalamnya terdapat
sebuah kapasitor yang memiliki karakteristik yang dapat menyimpan energi dalam
bentuk muatan listrik ketika menyimpan energi dalam bentuk muatan listrik ketika
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik maupun searah.

Kapasitor yang dialiti arus bolak balik akan timbul resistansi semu atau
biasa disebut dengan reaktansi kapasitif. Besar nilai reaktansi kapasitif bergantung
pada besarnya nilai kapasitansi kapasitor dan frekuensi sudut arus atau dapat
dirumuskan sebagai :

1 𝑉𝐶
𝑋𝐶 = (4) Atau 𝑋𝐶 = (5)
𝜔𝐶 𝐼

Keterangan :

𝑋𝐶 = Reaktansi Kapasitif (Ω)


𝜔 = Kecepatan sudut (rad/s)
L = Induksi induktor (H)\
𝑉𝐶 = tegangan Kapasitif (V)
I = Arus (A)

Impedansi adalah kemampuan rangkaian untuk menahan aliran arus. Semua


bahan memiliki berbagai tingkat resistensi, menyebabkan sebagian energi hilang
sebagai panas, mengurangi aliran arus. Faktor yang mempengaruhi impedansi arus
bolak-balik adalah reaktansi. Karena resistansi, reaktansi, dan impedansi memiliki
satuan Ω. [2] Persamaan impedansi dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2 (6)

Keterangan :

Z = Impedansi (Ω)

2.3. Daftar Peralatan

Tabel 2.1 Alat-alat percobaan

No Alat Jumlah
1. Kumparan 1000 lilitan 1 buah
2. Magnet batang 1 buah
3. Galvanometer 1 buah
4. Poros Jarum 1 buah
5. Multimeter Digital 1 buah
6. Kabel Probe 10 buah
7. Catu daya 1 buah
8. Saklar SPST 1 buah
9. Resistor 100 Ω 1 buah
10. Kapasitor 1 buah

2.4. Prosedur Percobaan


2.4.1. Percobaan Pembangkit Arus Bolak Balik Sederhana
1. Galvanometer, kumparan 1000 lilitan, dan magnet batang disiapkan.
2. Galvanometer dihubungkan dengan kumparan 1000 lilitan
3. Magnet dikeluar-masukan ke dalam kumparan 1000 lilitan
4. Dianalisis dan dicatat apa yang terjadi pada jarum galvanometer.
2.4.2. Percobaan Rangkaian Resistor Parallel Sebagai Pembagi Arus
A. Mengukur tegangan listrik pada sumber tegangan DC.
 Catu daya digunakan sebagai sumber tegangan DC sebesar 2 V.
 Catu daya dihubungkan pada saklar.
 Saklar dihubungkan dengan kapasitor.
 Kapasitor dihubungkan secara seri dengan resistor 100 Ω.
 Resistor dihubungkan dengan kutub negatif pada sumber tegangan DC.
 Rangkaian, catu daya, dan saklar dinyalakan.
 Multimeter diubah menjadi voltmeter DC.
 Voltmeter dihubungkan dengan titik Vsumber, Vkapasitor, dan
Vresistor.
 Nilai seluruh titik tegangan diukur dan dicatat.
 Probe pada multimeter dibalik dan nilai seluruh titik tegangan diukur
dan dicatat.
B. Mengukur besaram arus pada sumber tegangan DC.
 Multimeter diubah menjadi ampremeter DC 20 mA
 Probe postif berada di mA dan probe negatif di com.
 Ampremeter dihubungkan secara seri dengan rangkaian melalui
perhubungan kapasitor menuju resistor.
 Rangkaian dinyalakan dengan sumber tegangan 2 V DC.
 Nilai arus yang terbaca oleh multimeter dicatat.
 Rangkaian dimatikan.
 Probe pada multimeter dibalik dan nilai besaran arus diukur dan dicatat.
C. Mengukur tegangan listrik pada sumber tegangan AC.
Sumber catu daya diubah dari DC menjadi AC.
 Multimeter diubah menjadi voltmeter dengan selector 2 V AC.
 Nilai seluruh titik tegangan (Vsumber, Vkapasitor, dan Vresistor)
diukur dan dicatat.  Probe pada multimeter dibalik dan nilai seluruh
titik tegangan diukur dan dicatat.
D. Mengukur besaran arus pada sumber tegangan AC.
 Multimeter diubah menjadi ampremeter AC 20 mA.
 Probe positif diubah dari probe menjadi mA dan selector diubah ampre
AC, lalu dihubungkan secara seri dengan rangkaian pada perhubungan
kapasitor dengan resistor.
 Rangkaian dinyalakan dengan sumber tegangan 2 V AC.
 Nilai arus yang terbaca oleh multimeter dicatat.
 Rangkaian dimatikan.
 Probe pada multimeter dibalik dan nilai besaran arus diukur dan dicatat
2.4.3. Percobaan Reaktansi Induktif
Rangkaian yang digunakan pada percobaan ini sama dengan rangkaian percobaan
reaktansi kapasitif. Namun, posisi kapasitor diganti dengan induktor yaitu kumparan
1.000 lilitan.
A. Mengukur tegangan listrik pada sumber tegangan DC.
 Catu daya digunakan sebagai sumber tegangan DC sebesar 2 V.
 Multimeter diubah menjadi voltmeter DC.
 Voltmeter dihubungkan dengan titik Vsumber, Vinduktor, dan Vresistor.
 Nilai seluruh titik tegangan diukur dan dicatat.
 Probe pada multimeter dibalik dan nilai seluruh titik tegangan diukur dan
dicatat.
B. Mengukur tegangan listrik pada sumber tegangan AC.
 Catu daya digunakan sebagai sumber tegangan AC sebesar 2 V.
 Multimeter diubah menjadi voltmeter AC.
 Voltmeter dihubungkan dengan titik Vsumber, Vinduktor, dan Vresistor.
 Nilai seluruh titik tegangan diukur dan dicatat.
 Probe pada multimeter dibalik dan nilai seluruh titik tegangan diukur dan
dicatat.

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA


3.1. Percobaan Pembangkit Arus Bolak Balik Sederhana
Penjelasan :
Saat magnet dimasukan kedalam kumparan berkutup utara, maka jarum jam dari
galvanometer akan mengarah ke kanan / posititif. Sedangkan ketika magnet
dikeluarkan dari kumparan, maka jarum dari galvanometer akan mengarah ke kiri /
negatif. Secara umum peristiwa tersebut terjadi pada percobaan pertama disebabkan
Karena adanya arus induksi, yaitu arus yang timbul karena perubahan garis gaya
magnet yang memotong kumparan.[3]
3.2. Percobaan Reaktansi Kapasitif
Tabel 3.1 Data Percobaan Reaktansi Kapasitif
VSumber VS (V) VR (V) VC (V) I (mA) VTotal (V)
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
2V DC 0.144 -0.141 0.048 -0.083 2.195 -2.198 0.01 0.01 P1 = 2.387
P2 = - 2.422
2V AC 0.232 -0.154 0.28 -0.119 0.185 -0.149 3.37 3.35 P1 = 0.697
P2 = - 0.422

RTeori = 100 Ω
Menentukan tegangan resistor pada arus AC
𝑉𝑅
R=
𝐼
280 𝑚𝑉
R = 3.37 𝑚𝐴

R = 83.08 Ω
Menentukan reaktansi kapasitif pada arus AC
𝑉𝐶
𝑋𝐶 = 𝐼
185 𝑚𝑉
𝑋𝐶 = 3.37 𝑚𝐴

𝑋𝐶 = 54.89 Ω
Menentukan impedansi pada arus AC

𝑍 = √𝑅 2 + 𝑋𝐶 2

𝑍 = √83.082 + 99.572
𝑍 = 99.57 Ω
3.3. Percobaan Reaktansi Induktif
Tabel 3.2 Data Percobaan Reaktansi Induktif
VSumber VS (V) VR (V) VL (V) I (mA) VTotal (V)
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
2V DC 0.292 -0.102 0.2 -0.189 0.344 -0.243 17.6 -18 P1 = 0.836
P2 = -0.534
2V AC 0.312 -0.356 0.224 -0.319 0.374 -0.226 16.9 16.9 P1 = 0.910
P2 = -0.901
RTeori = 100 Ω

Menentukan tegangan resistor pada arus AC


𝑉𝑅
R= 𝐼
224 𝑚𝑉
R = 16.9 𝑚𝐴

R = 13.25 Ω
Menentukan reaktansi kapasitif pada arus AC
𝑉𝐶
𝑋𝐶 = 𝐼
374 𝑚𝑉
𝑋𝐶 =
16.9 𝑚𝐴

𝑋𝐶 = 22.1 Ω
Menentukan impedansi pada arus AC

𝑍 = √𝑅 2 + 𝑋𝐶 2

𝑍 = √13.252 + 22.12
𝑍 = 25.76 Ω
3.4. Percobaan Rangkaian RLC
Tabel 3.2 Data Percobaan Reaktansi Induktif

VSumber VS (V) VR (V) VC (V) VL (V) VTotal (V) I (mA)


2V AC 0.063 0.002 0.004 0.015 3.18
\

RTeori = 100 Ω

Menentukan tegangan resistor pada arus AC


𝑉𝑅
R= 𝐼
27 𝑚𝑉
R = 3.18 𝑚𝐴

R = 8.5 Ω
Menentukan reaktansi kapasitif pada arus AC
𝑉𝐿
𝑋L = 𝐼
4.9 𝑚𝑉
𝑋L = 3.18 𝑚𝐴

𝑋L = 1.5 Ω
Menentukan reaktansi kapasitif pada arus AC
𝑉𝐶
𝑋𝐶 = 𝐼
15.8 𝑚𝑉
𝑋𝐶 = 3.,18 𝑚𝐴

𝑋𝐶 = 4.9 Ω
Menentukan impedansi pada arus AC

𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2

𝑍 = √8.52 + (1.5 − 4.9)2


𝑍 = 9.15 Ω

IV. PEMBAHASAN

Gerak bolak balik pada ujung magnet dengan kumparan menyebabkan


terjadinya arus induksi. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan jarum pada
galvanometer. Sehingga dapat disimpulkan bahwa arus yang dihasilkan adalah arus
bolak balik dan kutub utara berada di bagian kanan kumparan dan kutub selatan
berada di bagian kiri kumparan.

Ketika batang kutub utara dimasukan kedalam kumparan maka jarum pada
galvanometer bergerak ke arah kanan atau positif, sedangkan ketika batang magnet
dikeluarkan, jarum pada galvanometer mengarah ke kiri atau negatif. . Lalu ketika
batang magnet diam sejenak maka, jarum galvanometer akan kembali ke nol atau
tidak ada arus yang mengalir. Ketika batang magnet dikeluarkan terjadi
pengurangan jumlah garis gaya magnetic yang memotong kumparan artinya
galvanometer menyimpang dengan arah yang berlawanan.Faktor yang
memengaruhi pergerakan dari jarum galvanometer adalah cepat lambatnya
pergerakan kutub magnet yang digerakkan ke kumparan.
Pada percobaan reaktansi kapasitif, perbandingan tegangan resistor dan
tegangan kapasitor yang didapat pada arus DC adalah 0 V : 2,37 V dan pada arus
AC adalah 0,34 V : 2,25 V. Sedangkan, berdasarkan perhitungan perbandingan
tegangan resistor dan tegangan kapasitor yang didapat pada arus DC adalah 0 V :
2,37 V dan pada arus AC adalah 0,34 : 2,26 V. Terdapat perbedan 0,01 V antara
nilai tegangan kapasitor pada arus AC dari percobaan dengan nilai tegangan
kapasitor pada arus AC secara teori.

Fungsi inductor dalam rangkaian arus searah adalah berguna untuk


memblokir arus searah (DC) dan meneruskan ke arus AC (arus bolak-balik). Hal
ini karena dilakukan agar arus listrik dapat mengalir dalam dua jalur sekaligus dan
mampu menghantarkan listrik dengan baik tanpa berubah seiringnya waktu.

Pemberian arus DC pada kapasitor dapat menyebabkan terblokirnya jalur


arus listrik, hal ini dikarenakan ketika kapasitor diberi tegangan arus DC salah satu
konduktor yang terhubung dengan kutub positif akan bermuatan positif seiring
berjalannya waktu, sedangkan konduktor yang yang terletak pada kutub negatif
akan berubah seiring berjalannya waktu menjadi muatan negative. Ketika muatan
positif dan negative ini telah seimbang atau magnitude muatannya sama, maka arus
listrik akan berhenti mengalir. Kemudian pemberian arus DC pada inductor akan
mengalirkan arus listrik karena pada fungsinya arus DC pada inductor akan
berfungsi untuk meneruskan ke arus DC (arus bolak-balik).

V. KESIMPULAN
1. Sesuai dengan percoban pertama maka arah medan magnet pada percobaan
pembangkit arus bolak balik sederhana adalah ke arah kanan.
2. Arus searah / DC merupakan arus yang mengalir dalam arah yang tetap /
konstan, sedangkan arus bolak balik / AC adalah arus yang mengalir dengan
polaritas yang selalu berubah ubah.
3. Menentukan tegangan dan hambatan pada arus AC dapat dilihat pada dasar teori
rumus 1 – 6. Tegangan dan hambatan saling berhubungan, maka hambatan,
tegangan dan kuat arus dapat dicari dengan mudah.
VI. REFERENSI

[1] Setyawan, H.2020. FISIKA. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD,


DIKDAS dan DIKMEN

[2] Pangestu, A. 2019. Analisa Pengaruh Perubahan Impedansi Kawat Saluran


Terhadap Setting Relai Jarak Pada Saluran Transmisi 150 kv (Gi Paya Pasir).
Medan : Tugas Akhir Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

[3] ] Suari, M. 2020. Karakterisasi Ampermeter Voltmeter Terhadap Penambahan


Hambatan Pada Pengujian Sensor Mekanik Multimeter Analog. Institut Agama
Islam Negeri Imam Bonjol Padang: Indonesia.

VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai