Anda di halaman 1dari 11

MODUL 1

ARUS SEARAH

Nama : Muhammad Naufal Abyan Darmawan


NIM : 102222026
Kelas : ME – 2B
Tanggal Praktikum : Kamis, 2 Maret 2023
Pimpinan Praktikum : Risky Miftahul Akbar, S.Si.

Nama anggota kelompok:


-Athalla Aqsha Suryoatmodjo
-Mazmur Reonoltri Mangiri
-Aditya Rizky Pratama
-Revi Enikha Rahmawati
-Muhammad Suryadika
I. INTISARI

Modul 1 yang berjudul “Arus Searah” bertujuan untuk menentukan hubungan


nilai tegangan yang terdapat pada rangkaian seri pada percobaan rangkaian resistor seri
sebagai pembagi tegangan, nilai arus yang melalui pada rangkaian parallel pada percobaan
rangkaian resistor parallel sebagai pembagi arus, serta besaran perubahan tegangan pada
rangkaian pada percobaan energi yang tersimpan dalam kapasitor. Praktikum ini dilakukan
dengan cara menghubungkan multimeter pada rangkaian seri/paralel dan menghubungkan
multimeter pada kapasitor. Multimeter akan mencatat besaran-besaran yang akan diukur
dalam percobaan ini. Pada percobaan 1 dan 2 hasil pengukuran arus dan tegangan listrik di
olah untuk mendapatkan nilai hambatan masing-masing pada titik dan hambatan total.
Adapun hambatan total yang diperoleh dari tegangan sumber 2V, 4V, dan 6V pada
percobaan 1 secara berturut-turut ialah 7.11764 Ω, 0.0022 Ω, dan 0.2058 Ω sedangkan
pada percobaan 2 secara berturut- turut ialah 68.2 Ω, 68.96 Ω, dan 51.94 Ω. Nilai dari
hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 pada percobaan 1 dan 2 secara perhitungkan teoritis dengan
pengukuran secara langsung didapatkan hasil yang berbeda. Pada percobaan 1, persen
galat 𝑅1 dan 𝑅2 yang didapatkan adalah 5.09 % dan 4.7 %. Pada percobaan 2, persen galat
𝑅1 dan 𝑅2 yang didapatkan adalah 2.57 % dan 1.48 %.

Kata kunci: Arus, Hambatan, Multimeter, Paralel, Persen galat, Tegangan.

II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
1. Melakukan pengukuran besaran-besaran listrik DC.
2. Memahami sifat-sifat hambatan dan tegangan dalam suatu rangkaian seri dan paralel
3. Memahami fungsi kapasitor sebagai penyimpan energi (muatan listrik)

2.2. Dasar Teori


Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkaitan pada
konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah
elektronnya tidak sama. Satuan arus listrik adalah Ampere (A). (Giancolli, Douglas C.
2001)
Arus listrik searah (direct current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang
energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Sumber arus
listrik searah biasanya adalah baterai dan panel surya. Arus listrik searah biasanya
mengalir pada sebuah konduktor. Arus listrik searah kondisinya lebih stabil dibandingkan
arus listrik bolak-balik sehingga lebih banyak digunakan untuk menghidupkan peralatan
elektronik. (Eka Sugandi, 2010)

Resistansi/Hambatan Listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu


komponen elektronik (contohnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Resistor adalah komponen pasif yang fungsinya untuk mengatur arus listrik. Resistor
dilambangkan dengan simbol huruf R dalam satuan ohm (Ω). Resistor digunakan sebagai
bagian dari jaringan elektronik dan sirkuit elektronik dan merupakan salah satu komponen
yang paling umum digunakan. Karakteristik terpenting dari sebuah resistor adalah nilai
resistansi dan jumlah arus yang dapat dibawanya. Properti lainnya termasuk koefisien
suhu, kebisingan listrik, dan induktansi. Resistor dapat dimasukkan ke dalam sirkuit
hybrid dan sirkuit tercetak, bahkan sirkuit terintegrasi. Ukuran dan posisi kaki tergantung
pada desain rangkaian, kebutuhan arus resistor harus cukup dan sesuai dengan kebutuhan
arus rangkaian agar tidak terbakar. (Tipler, 2001)

Apabila resistor (𝑅1 , 𝑅2 , … , 𝑅𝑛 ) disusun secara paralel, maka semua resistor tersebut
senilai dengan 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 dimana:

1 1 1 1
= + +⋯+
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛

Apabila resistor disusun secara seri, maka semua resistor tersebut senilai dengan:

RTotal = R1 + R2 + …. + Rn
Keterangan:
RTotal: Hambatan total (Ohm)
R1: Hambatan pertama (Ohm)
R2: Hambatan kedua (Ohm)
Rn: Hambatan ke n (Ohm)

Nilai resistor yang menghambat arus yang dapat dihitung dengan menggunakan hukum
ohm.
𝑉 (𝑉𝑜𝑙𝑡)
𝑅(Ω) =
𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)

Keterangan:
R: Besarnya hambatan dalam sebuah rangkaian. Satuan besarannya yaitu Ohm (Ω).
V: Beda potensial pada kedua ujung rangkaian. Satuan besarannya yaitu Volt (V).
I: Kuat arus listrik yang mengalir pada sutu rangkaian. Satuan besarannya yaitu Ampere
(A).
Besaran listrik tersebut dapat diukur dengan galvanometer ataupun multimeter digital.
Terdapat amperemeter, voltmeter, serta ohmmeter didalam multimeter digital.
Amperemeter, alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik, digunakan dengan cara
menghubungkannya secara seri di tempat arus yang akan diukur. Sedangkan voltmeter,
alat yang digunakan untuk mengukur tegangan, digunakan dengan cara
menghubungkannya secara paralel dengan komponen yang akan diukur. (Sutrisno, 2000)

Gambar 2.2 multimeter

Gambar 1.1 menunjukkan contoh perangkaian alat pengukur dengan suatu resistor yang
diukur tegangan dan arus yang melaluinya. V menunjukkan voltmeter, sedangkan A
menunjukkan amperemeter.

Suatu multimeter yang akan digunakan untuk mengukur arus dan tegangan membutuhkan
2 kabel probe untuk menghubungkannya dengan rangkaian. Probe tersebut berwarna merah
dan hitam. Probe merah dihubungkan dengan pin/kutub positif pada multimeter, sedangkan
probe hitam dihubungkan dengan pin/kutub negatif pada multimeter. Kesalahan kutub akan
mengakibatkan pembacaan tanda yang salah pada rangkaian berarus DC. Pin/kutub positif
dan negatif pada multimeter sendiri berbeda pada saat mengukur arus atau tegangan, seperti
yang terlihat pada Tabel 1.2 berikut.

Multimeter Pin/kutub positif Pin/kutub negatif


Amperemeter mA COM
Voltmeter VΩ COM
2.3. Alat Percobaan

Nama Alat Jumlah


Catu daya 1
Saklar SPST 2
Resistor 50 Ω, 5W 1
Resistor 100 Ω, 5W 1
Kapasitor 10𝜇𝐹 1
Jepit buaya bersoket 2
Multimeter digital 1
Kabel probe 10

2.4. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Percobaan pertama yaitu membuat rangkaian resistor seri sebagai pembagi tegangan.

a. Gunakan catu daya/power supply sebagai sumber tegangan DC, pakai probe
berwarna merah sebagai kutub positif dan probe berwarna hitam sebagai kutub negatif.
(semua alat dalam keadaan off atau mati)
b. Hubungkan catu daya/power supply dengan saklar, saklar disusun seri dengan resistor
pertama (R1) hambatan 50Ω, lanjutkan dengan menyusun seri ke (R2) hambatan 100Ω.
c. Kutub negatif pada catu daya/power supply dihubungkan ke ujung resistor dua (R2) lalu
lihat tabel 1.3 pada modul, ukur arus yang melewati rangkaian gunakan multimeter
digital sebagai amperemeter.
d. Kemudian pindahkan probe merah ke mA, ubah mode multimeter ke 200mA karena arus
yang digunakan ialah arus searah. Dan nyalakan multimeter dan sudah berfungsi sebaga
amperemeter
e. Cabut kabel resistor pertama dan ganti dengan kabel multimeter, nyalakan catu daya dan
saklar, lalu beri tegangan sebesar 2V. Amati multimeter pada amperemeter, bila angka
sudah stabil boleh dicatat.

f. Pindahkan tegangan jadi sebesar 4V dan catat pengukuran arus, lalu ganti tegangan
menjadi 6V dan catat arus yang melalui rangkaian.
g. Kembalikan rangkaian seperti semula lalu kur tegangan VAB, VBC, VAC. Ubah multimeter
dari amperemeter menjadi voltmeter, ubah mode multimeter menjadi 20V dan nyalakan
rangkaian.
h. Susun voltmeter secara paralel, kutub positif pada titik A dan kutub negatif pada titik B.
Beri tegangan sebesar 2V lalu catat hasil, ubah ke 4V lalu 6V. Cara ini juga berlaku
untuk VBC dan VAC. Lalu matikan semua rangkaian secara teratur.

2. Percobaan kedua yaitu membat rangkaian resistor paralel sebagai pembagi arus.

a. Hubungkan catu daya/Power supplay dengan saklar, susun saklar secara seri dengan R1,
lalu hubungkan R1 dengan R2 secara paralel. Ujung R2 dihubungkan dengan kutub
negatif pada catu daya.
b. Ukur arus I1, I2, I3 yang melalui rangkaian, ukur arus I1 terlebih dahulu. Sambungkan
rangkaian dengan multimeter dan ubah multimeter sebagai amperemeter dengan maks
pengukuran 200mA hubungkan amperemeter dengan rangkaian secara seri.
c. Nyalakan catu daya dan saklar, beri tegangan sebesar 2V, jika angka tidak terbaca
posisikan kembali rangkaian.
d. Matikan power supply, atur rangkaian seperti semula. Hubungkan amperemeter secara
seri pada bagian arus I2, catat pengukuran amperemeter. Nyalakan kembali power
supply/ catu daya dan saklar beri tegangan sumber sebesar 2V dan catat, lalu ubah
menjadi 4V dan 6V.
e. Matikan kembali catu daya/power supply dan susun rangkaian, hubungkan amperemeter
secara seri untuk mengkur I3. Beri tegangan sebesar 2V dan catat pengukuran arus, lalu
ubah tegangan menjadi 4V dan 6V.
3. Energi yang tersimpan dalam kapasitor.

a. Hubungkan catu daya dengan saklar, hubungkan saklar dengan kapasitor sesuai dengan
gambar pada modul.
b. susun voltmeter secara paralel dengan kapasitor. Kosongkan kapasitor dengan
menghubung singkat dengan terminalnya.
c. Nyalakan ragkaian, beri tegangan sebesar 6V dan catat tegangan. Matikan saklar dan
amati besar tegangan pada voltmeter. Matikan semua rangkaian.

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Tabel 1.3. Data percobaan 1


𝑉𝒔 𝐼(𝐴) 𝑉𝐴𝐵 𝑉𝐵𝐶 𝑉𝐴𝐶 𝑉1 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝟏
= 𝑉1 (𝑉) = 𝑉2 (𝑉) = 𝑉3 (𝑉) + 𝑉2 (𝑉) 𝑉1 𝑉2 𝑉3 + 𝑅2 (Ω)
= (Ω) = (Ω) = (Ω)
𝐼 𝐼 𝐼
2V 0.0102 0.000726 0.023 2.1 0.023726 7.11764 0.0022 0.2058 7.11987

4V 0.02056 1.406 2.73 3.5 4.63 95.3 136.5 175 231.8

6V 0.03858 2.073 3.563 6.0 5.63 54.5 93.6 157.8 148.1

• Menentukan Nilai 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙


𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉1 + 𝑉2
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0.000726 + 0.023
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0.023726

• Menentukan nilai 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅3


𝑉
𝑅=
𝐼
1.406
𝑅=
2056 × 10−4
𝑅 = 95.3
• Menentukan 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 54.2 + 93.6
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 148.1

Tabel 1.4. Data percobaan 2

𝑉 𝑉 𝑉
𝐼1 𝐼2 𝐼3 𝐼1 + 𝐼2 𝑅1 = 𝑅2 = R 3= 𝐼
𝐼1 𝐼2 3
𝑉𝑠 (A) (A) (A) (A) (Ω)
(Ω) (Ω)

2V 0.0293 0.0383 0.0385 0.0676 68.2 68.96 51.94

4V 0.069 0.076 0.1 0.145 57.9 57.97 40

6V 0.107 0.108 0.151 0.215 56.07 55.56 39.7

• Menentukan 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0.0293 + 0.0383
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0.0676 A
• Menentukan nilai 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅3
𝑉
𝑅=𝐼
2
𝑅 = 0.0293
𝑅 = 68.2 Ω
Tabel 1.5. Data percobaan 3
Pengamatan Tegangan (V)
T1 0.55
T2 0.50
T3 0.45
T4 0.40
T5 0.35
Catatan: 2 menit 6 Volt. Rentang waktu setiap pengamatan 5 detik.
IV. PEMBAHASAN
Resistor merupakan komponen konduktor yang berfungsi memberikan resistensi
pada rangkaian listrik. Dalam rangkaian seri maupun parallel, resistor sama-sama
berfungsi sebagai hambatan pada rangkaian listrik.
Arus DC adalah arus yang arahnya selalu sama (tetap, tidak berubah-ubah).
Tegangan DC adalah tegangan yang arah arusnya selalu sama (tetap, tidak berubah-ubah).
Tegangan/arus DC sama-sama mempunyai besaran nilai yang tetap dan arah arus yang
telah ditentukan. Pada rangkaian seri, arah arusnya dari kutub positif menuju ke arah
kutub negatif. Rangkaian seri memiliki nilai besaran I yang sama, melainkan pada
rangkaian parallel memiliki nilai besaran V yang sama.
Nilai dari hambatan 𝑅1 𝑑𝑎𝑛 𝑅2 pada percobaan 1 dan 2 secara perhitungan teoritis
dengan pengukuran secara langsung didapatkan hasilnya yang berbeda. Pada percobaan 1,
persen galat pada 𝑅1 𝑑𝑎𝑛 𝑅2 yang didapatkan 5.09 % dan 4.7 %. Pada percobaan 2, persen
galat 𝑅1 𝑑𝑎𝑛 𝑅2 yang didapatkan adalah 2.57 % dan 1.48 %. Pengaruh perbedaan hasil
yang diperoleh disebabkan karena tingkat keakuratan alatnya yang rendah sehingga,
kesalahan dalam memutar kenop multimeter, mengkalibrasi alat sehingga nilai hambatan
yang dihitung itu tidak sesuai dengan teori.
Hukum ohm berbunyi “kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan
tegangan pada ujung rangkaian dan berbandiing terbalik dengan hambatan rangkaian”.
Sehingga hasil pada perhitungan percobaan 1 dan percobaan 2 belum sesuai dengan
hukum ohm.
Kapasitor merupakan alat atau komponen elektronik yang digunakan
untukmenyimpan muatan listrik yang besar untuk sementara waktu. Satuan kapasitansi
darikapasitor yaitu Farad (µ). Kapasitor terdiri atas keping-keping logam yang disekat
satusama lain dengan isolator. Isolator penyekat tersebut disebut dengan zat dielektrik.
Salah satu fungsi dari kapasitor yaitu untuk menyimpan muatan listrik. Jika kedua ujung
kepinglogam diberikan tegangan, maka muatan positif akan berkumpul di satu kutub dan
muatan negatif akan berkumpul di kutub lainnya. Muatan positif tidak dapat dapat
mengalir kemuatan di kutub negatif dan sebaliknya karena terpisah oleh isolator sehingga
masing-masing muatan tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung keping
logamnya.
Tegangan kapasitor sebelum sakelar dimatikan masih mendekati sumber yang
diberikan muatan listrik. Dalam selang waktu yang di tertentu ketika sakelar dimatikan
dan tegangan pada kapasitor mulai menurun secara berkala. Penurunan secara berkala ini
sendiri memiliki fungsi untuk menyimpan muatan listrik. Dapat disimpulkan bahwa
kapasitor dapat menyimpan tegangan.
Kapasitor menyimpan muatan listrik secara sementara sehingga kapasitor sering
digunakan sebagai penggeser fasa, juga sebagai filter penyaring dalam catu daya.
Kapasitor pada arus AC memiliki resistensi yang berubah-ubah (tidak konstan) sesuai
dengan frekuensi kerja. Arus pada tegangan AC 90 derajat mendahului tegangannya.
Resistansi dari sebuah kapasitor terhadap tegangan AC disebut dengan reaktansi.
V. KESIMPULAN
Listrik Arus Searah (DC), merupakan listrik yang ditimbulkan dari aliran elektron
dari potensial tinggi ke potensial rendah, karena kuat arus yang dihasilkan konstan dan
searah. Oleh karena itu dinamakan Arus Searah. Resistor adalah komponen listrik yang
digunakan untuk mengatur arus dan tegangan listrik dengan hasil percobaan tentang
hambatan listrik dan mendapatkan Ohm.
Tegangan dan arus pada suatu rangkaian dipengaruhi oleh besar dan posisi
hambatan, semakin besar hambatan yang diberikan dalam suatu rangkaian maka arus yang
mengalir juga akan semakin kecil, jika tegangan yang dimasukkan dalam suatu rangkaian
semakin besar, maka arusnya juga akan semakin besar dengan catatan besar hambatan tidak
diubah, melakukan pengukuran tegangan dan arus dapat dilakukan dengan dua cara
ampermeter dan voltmeter, yaitu menggunakan alat (multimeter) dengan perhitungan
sesuai dengan data-data yang diketahui atau tertera pada komponen.
Fungsi Kapasitor secara umum adalah untuk menyimpan energi di dalam medan
listrik. Cara kerjanya dengan mengumpulkan seluruh muatan listrik internal yang yang
tidak adan keseimbangan. Fungsi lain dari kapasitor yaitu, sebagai penyaring atau filter,
sebagai penghubung, untuk mencegah terjadinya loncatan listrik yang mana seringkali
terjadi loncatan listrik pada kumparan yang meyebabkan terputusnya arus listrik.

VI. REFRENSI
[1] Eka Sugandi. 2010. Arus Bolak Balik.
[2] Sutrisno. 2000. Seri Fisika Dasar. Bandung: Penerbit ITB
[3] Giancolli, Douglas C. 2001. Fisika: Jilid 2. Terjemahan dari Irwan Arifin. Jakarta:
Erlangga
[4] Abdullah, M. 2017. Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi Bandung
[5] Luxita, S. 2021. Modul 1: Arus Searah. Jakarta Selatan: Universitas Pertamina.
VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai