Anda di halaman 1dari 19

RANGKAIN SERI DAN PARALEL

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8

CHRISTIAN LEO VANDER SITORUS (5223530006)


M. WAHYU PRAWINDU (5223230013)
RINALDI P. SIMBOLON (5183230012)
A.RANGKAIAN SERI
Rangkaian seri adalah rangkaian hambatan (resistor) yang disambungkan secara berturut-
turut.Untuk mengetahui hubungan antara besarnya masing-masing hambatan dengan
hambatan penggantinya dalam rangkaian tersebut dapat menggunakan alat ukur
voltmeter. Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

VAD =VAB + V + V BC CD………………………… (2.8)


I.RAD 2 = I.R1 + I.R + I.R3………………………… (2.9)
Rs = R + R + R 1 2 3 ………….……………… (2.10)
Dengan : = hambatan pengganti untuk susunan seri Rs R = resistor
1.TAHANAN RESISTIF DAN INDUKTIF
TERHUBUNG
Tahanan SERI seri adalah rangkaian listrik yang terdiri dari resistor dan induktor
resistif dan induktif terhubung
yang dihubungkan secara seri dengan sumber tegangan bolak-balik. Berikut adalah penjelasan mengenai
tahanan resistif dan induktif terhubung seri:
• 1.Tahanan resistif: Tahanan resistif dihasilkan oleh alat-alat listrik yang bersifat murni tahanan (resistor)
seperti pada elemen pemanas dan lampu pijar. Beban resistif ini memiliki sifat yang “pasif”, dimana
ia tidak mampu memproduksi energi listrik, dan justru menjadi konsumen energi listrik.
.
• 2.Tahanan induktif: Tahanan induktif dihasilkan oleh induktor. Induktor adalah komponen elektronik
yang terdiri dari kumparan kawat yang digulung pada inti besi atau inti udara. Induktor memiliki sifat
menghambat perubahan arus listrik yang mengalirinya. Ketika arus listrik mengalir melalui induktor,
maka akan terjadi medan magnetik yang menghasilkan tegangan induksi yang berlawanan arah dengan
sumber tegangan. Tegangan induksi ini akan menghambat perubahan arus listrik yang mengalir melalui
induktor. Dengan sifat demikian, induktor akan menggeser posisi gelombang arus dan tegangan listrik
AC sebesar 90 derajat. Hal ini disebabkan karena tegangan induksi yang dihasilkan oleh induktor selalu
berlawanan arah dengan sumber tegangan
Gambar Resistansi Dan Induktor Dihubungkan Dengan Sumber Ac
Gambar Vector Arus Dan Tegangan Pada Rangkaian Seri Resistif Dan Induktif Dengan
Sumber Arus Bolak Balik
1.
DAYA PADA RANGKAIAN SERI RESISTOR INDUKTOR

Pada rangkaian seri resistor dan induktor pada arus bolak-balik, daya yang diserap oleh rangkaian
dapat dihitung menggunakan rumus

P = I^2R,

di mana P adalah daya dalam watt, I adalah arus dalam ampere, dan R adalah nilai tahanan resistor
dalam ohm. Namun, pada rangkaian seri resistor dan induktor, impedansi total harus dihitung terlebih
dahulu menggunakan rumus
Z = √(R^2 + (XL)^2)

di mana R adalah nilai tahanan resistor dalam ohm dan XL adalah nilai reaktansi induktor dalam ohm.
Setelah itu, arus efektif pada rangkaian dapat dihitung menggunakan rumus

I = V/Z

di mana V adalah tegangan efektif pada rangkaian dalam volt. Setelah nilai arus efektif diperoleh,
daya pada rangkaian dapat dihitung menggunakan rumus
Gambar Gelombang Sinusoidal Hubungan Antara Tegangan, Arus Dan Daya
FAKTOR DAYA

Faktor daya didefenisikan sebagai berikut :

1. Sudut cosinus yang menyebabkan arus lagging atau leading terhadao tegangan
2. Perbandingan antara resistansi dan impedansi atau
3. Perbandingan antara daya nyata (sesungguhnya) dengan daya semu.
KOMPONEN AKTIF DAN REAKTIF
1.
2. TAHANAN RESISTIF DAN KAPASITIF TERHUBUNG SERI

Ketika tahanan resistif dan kapasitansi terhubung secara seri dalam satu
rangkaian, mereka mempengaruhi perilaku listrik satu sama lain. Saat tegangan diterapkan
pada rangkaian, tahanan resistif menghasilkan penurunan tegangan seiring dengan aliran
arus, sementara kapasitansi mengakumulasi muatan listrik.

Pada awalnya, kapasitor dalam rangkaian akan mengisi diri dengan muatan
listrik. Namun, karena tahanan resistif, proses pengisian ini akan terhambat dan kapasitor
akan mencapai muatan penuhnya lebih lambat dibandingkan jika tidak ada tahanan. Ini
disebabkan oleh penurunan tegangan di tahanan resistif.
Gambar Rangkaian Tahanan Resistif Dan Kapasitif Terhubung Sumber Ac

Gambar Segitiga Tegangan Dan Segitiga Impedansi


B. RANGKAIAN PARALEL
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang terdiri dari dua atau lebih komponen
yang dihubungkan secara paralel. Pada rangkaian paralel, setiap komponen memiliki tegangan yang
sama, sedangkan arus yang mengalir pada setiap komponen berbeda-beda. Beberapa konsep penting
dalam rangkaian paralel antara lain:

a. Vektor atau phasor:


Phasor atau vektor adalah representasi grafis dari besaran listrik yang berubah-ubah
seperti arus dan tegangan pada rangkaian AC. Phasor digunakan untuk memudahkan analisis
rangkaian AC dan dapat digambarkan dalam diagram fasor.

b. Admitansi
Admitansi adalah kebalikan dari impedansi dan diukur dalam satuan siemens (S).
Admitansi dapat dihitung menggunakan rumus
Y = 1/Z,
di mana Z adalah impedansi.Aljabar vektor: Aljabar vektor digunakan untuk menghitung besaran arus
dan tegangan pada rangkaian paralel. Dalam aljabar vektor, arus dan tegangan diwakili oleh vektor
yang memiliki besar dan arah tertentu.
METODE KOMPLEKS DAN ALJABAR PHASOR

Aljabar Phasor adalah alat matematika yang digunakan untuk menganalisis sinyal periodik
dalam domain frekuensi pada rekayasa listrik dan elektronika. Aljabar Phasor
memungkinkan kita untuk merepresentasikan sinyal sinusoidal sebagai vektor kompleks
dalam bidang kompleks, yang sangat memudahkan analisis sinyal dalam berbagai
konteks, termasuk dalam analisis rangkaian listrik, perhitungan daya, dan analisis sistem
kontrol.

Notasi Phasor Umum:


Sinyal AC dalam notasi phasor umum dapat ditulis sebagai: V = ∠ A Ө
V : adalah phasor yang mewakili sinyal AC.
A : adalah magnitudo (amplitudo) phasor.
Ө : adalah fase phasor dalam derajat.
Contoh soal

1. Sebuah resistor 25 ohm, inductor 0,5 H dan kapasitor 200 μ dihubungkan seri dengan sumber
tegangan AC 225 V, 50 Hz. Hitunglah:
a) Impedansi rangkaian
b) Tegangan pada resistor, inductor dan kapasitor
c) Daya semu (VA)
d) Power factorV dan VListrik Arus Bolak-Balik
e) Daya aktif (watt)

Jawab:
XL = 2πfL = 2 x x 50 x 0,5 x 10 = 157 ohm
Xc= 1 2nfC 250x200x 0,000001 = 15,92 ohm
X-157 ohm -15.92 ohm =141 ohm
a) Z= √(R)²+(X)²= √(25)² + (141) ²
√20506 143,2 ohm

b) I = V/Z-225/143,2-1,57 A
VR= R=1,57 x 25 = 39,3 VVL 1. XI 1,57 x 157-246,68 V
VC=1 x XC=1,57 x 15,92 = 25,02 V

c) Daya semu (VA)

VA 225 x 1,57 = 353,6 VA

d)Power factor

Pf =R/Z = 25/143,2 = 0,174

e) Daya Aktif (Watt)


P = 1x V x pf
P = 225 x 1,57 x 0,174 = 61,73 Watt
2. Sebuah rangkaian arus bolak-balik terdiri dari sebuah sumber tegangan sinusoidal dengan nilai efektif 120 V dan
frekuensi 60 Hz, sebuah resistor dengan hambatan 40 ohm, dan sebuah kapasitor dengan reaktansi kapasitif 30 ohm.
Rangkaian tersebut disusun secara paralel. Tentukan:

a) Admitansi total rangkaian


b) Arus efektif yang mengalir dalam rangkaian
c) Tegangan efektif pada setiap komponen

Jawaban:

a) Admitansi total rangkaian dapat ditentukan dengan menggunakan aljabar vektor, yaitu:
Y = 1/Z = 1/ R+jXc / R² + X²c 2 = G + Jb

Di mana Y adalah admitansi total, Z adalah impedansi total, R adalah hambatan resistor, Xc adalah reaktansi kapasitif, G
adalah konduktansi, dan B adalah susceptansi. Substitusi nilai- nilai yang diketahui, maka:
Y = 1 / 40 - j30 = 40 + j30 / 402 +302 = 0.032 + jo

Nilai admitansi total dapat ditulis dalam bentuk polar dengan menggunakan rumus:
Y = |Y| 

Di mana |Y| adalah besar admitansi dan  adalah sudut fase admitansi. Untuk menghitung |Y|, kita dapat menggunakan
teorema Pythagoras, yaitu:

2 2
|Y |= G2 + B2

Substitusi nilai-nilai yang diketahui, maka:


|Y| = 0.0322 + 0.0242 = 0.04

Untuk menghitung , kita dapat menggunakan fungsi trigonometri, yaitu:


 = tan -1 (B/G)

Substitusi nilai-nilai yang diketahui, maka:


q = tan -1 (0.024 / 0.032) = 36.87°

Jadi, admitansi total rangkaian adalah:


Y = 0.0436.87°

B) Arus efektif yang mengalir dalam rangkaian dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Ohm, yaitu:

I = VY

Di mana I adalah arus efektif, V adalah tegangan efektif sumber, dan Y adalah admitansi total rangkaian. Kita dapat
menggunakan aljabar vektor untuk menghitung nilai I, yaitu:
I = V0° ×|Y| = µ |Y|

Substitusi nilai-nilai yang diketahui, maka:


I = 120 × 0.0436.87° = 4.836.87°
Jadi, arus efektif yang mengalir dalam rangkaian adalah 4.8 A dengan sudut fase 36.87°.

c) Tegangan efektif pada setiap komponen dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Ohm, yaitu:
VR = 1 × R

VC = I x Xc
Di mana VR dan VC adalah tegangan efektif pada resistor dan kapasitor, masing-masing. Substitusi
nilai-nilai yang diketahui, maka:
VR = (4.836.87°)(40) = 19236.87°

VC = (4.836.87°)(30) = 14436.87°

Jadi, tegangan efektif pada resistor adalah 192 V, dan pada kapasitor adalah 144 V. Semua tegangan
memiliki sudut fase yang sama dengan arus, yaitu 36.87°.

Anda mungkin juga menyukai