Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Magnet adalah benda yang memiliki kemampuan menarik benda–benda
lain yang ada di sekitarnya. Magnet memiliki sifat kemagnetan yang mampu
menarik benda-benda lain yang ada di sekitarnya. Magnet merupakan suatu
objek yang di dalamnya terdapat medan magnet. Medan magnet, dalam
ilmu Fisika, adalah (besi yang ke sambar petir) suatu medan yang dibentuk
dengan menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan
munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. Sebuah medan
magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam
ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah
seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan
tersebut.
Dalam mempelajari rangkaian listrik, perlu diketahui juga rangkaian
magnet karena di dalam kenyataannya banyak dijumpai mesin-mesin listrik
yang mengandung rangkaian magnet, seperti generator listrik dan
transformator.
Rangkaian magnetik merupakan basis dari sebagian terbesar peralatan
listrik di industri maupun rumah tangga. Motor dan generator dari yang
berkemampuan kecil sampai sangat besar, berbasis pada medan magnetik
yang memungkinkan terjadinya konversi energi listrik. Sehingga di samping
sifat-sifat kelistrikannya, perlu juga di pelajari sifat-sifat kemagnetan. Oleh
karena itu penting untuk mengetahui mengenai kemagnetan seperti prinsip-
prinsipnya, sifat kemagnetan, serta analogi antara rangkaian listrik dengan
rangkaian magnet.

1
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalahnya yaitu:
a. Apa prinsip-prinsip magnet?.
b. Bagaimana sifat-sifat magnet?.
c. Bagaimana analogi antara rangkaian listrik dan rangkaian magnet?.

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hubungan
rangkaian magnet dan rangkaian listrik
b. Untuk mengetahui mengenai prinsip-prinsip kemagnetan.
c. Untuk mengetahui analogi rangkaian listrik dan rangkaian magnet.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Prinsip Magnet
Magnet adalah suatu logam yang terbuat dari besi dan dapat menarik
logam berupa besi, karena memiliki medan magnet pada masing-masing
kutubnya.

U S

Pada umumnya magnet memiliki dua buah kutub yaitu kutub utara dan
kutub selatan. Jika dua buah magnet kutub magnet sejenis di dekatkan maka
kedua magnet tersebut akan bersifat tolak menolak (utara-utara  selatan-selatan).
Jika dua buah magnet, kutub yang berlawanan jenis di dekatkan maka kedua
magnet  tersebut akan tarik menarik (utara-selatan, selatan utara).

U S U S

Kutub yang jenisnya berbeda saling tarik-menarik

U S S U

Kutub yang jenisnya sama akan saling tolak-menolak

Batang magnet bagian tengah antara kutub utara dan kutub selatan tersebut
adalah bagian netral artinya tidak memiliki kekuatan medan magnet. jika sebuah
magnet dipotong menjadi dua bagian pada bagian tengah medan magnet atau
bagian netral, maka dua bagian tersebut menjadi magnet baru.
Prinsip magnet seperti pada arus listrik, yaitu arus merupakan aliran
elektron-elektron di dalam suatu kawat penghantar / konduktor maka pada arus

3
magnetis, bisa dibayangkan adanya butiran-butiran magnet yang mengalir di
dalam suatu kumparan.
Secara umum ada dua tipe magnet :

2.1.1. Magnet Permanen

U S

Magnet permanen (ferromagnet) adalah bahan yang menghasilkan


medan magnet. Magnet permanen terbuat dari bahan feromagnetik, seperti besi,
dan dibuat ketika bahan ditempatkan di dalam medan magnet. Ketika medan
magnet dihilangkan, objek tetap magnet. Magnet permanen memiliki medan
magnet permanen dan tidak hidup atau mati seperti halnya elektromagnet. Magnet
permanen adalah jenis tertua dan masih digunakan untuk berbagai macam aplikasi
saat ini.
Magnetisasi permanen suatu bahan melibatkan elektronnya dan bagaimana
mereka bergerak di sekitar nukleusnya. Dalam kebanyakan bahan, elektron
bergerak secara agak spontan. Namun, dalam bahan feromagnetik, elektron
menyelaraskan diri dan berputar ke arah yang sama sambil mengorbit nukleusnya.
Ini menghasilkan medan magnet kecil. Semakin banyak elektron menyelaraskan
diri, medan magnet menjadi lebih kuat. Dalam kasus magnet permanen, elektron
cenderung tetap sejajar, kecuali dipanaskan di atas suhu Curie dan kemudian
didinginkan. Magnet permanen mewakili sebagian besar bahan magnetik dan
digunakan dalam berbagai cara. Sebagai contoh, magnet permanen sering melekat
pada roda gigi atau poros untuk digunakan bersama dengan elektromagnet di

4
dalam motor. Sebenarnya, ini adalah dasar dari setiap perangkat elektromekanis di
dunia. Magnet permanen sering digunakan pada lemari es untuk menahan kertas
dan benda ringan lainnya ke permukaan logam. Magnet permanen juga digunakan
untuk menjaga lemari dan pintu lainnya tertutup yang harus sering diakses.

Magnet permanen memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki


elektromagnet. Sebagai contoh, magnet permanen tidak memerlukan sumber daya
apa pun dan biasanya menghasilkan medan magnet yang kuat dibandingkan
dengan ukurannya. Sebaliknya, elektromagnet harus terus terhubung ke sumber
daya yang mungkin cukup besar tergantung pada medan magnet yang dibutuhkan.
Meskipun magnet permanen menguntungkan, mereka memiliki beberapa
kelemahan. Sebagai contoh, magnet permanen secara konstan menghasilkan
medan magnet dan tidak dapat dimatikan seperti elektromagnet. Demikian juga,
tidak mudah untuk mengontrol intensitas medan magnet permanen. Selain itu,
magnet permanen biasanya tidak memiliki medan magnet yang sangat besar,
properti yang membuatnya sulit untuk menggunakannya dalam jarak jauh.

2.1.2. Magnet Reumanent


Magnet tidak tetap (remanen) adalah macam magnet berupa suatu bahan
yang hanya dapat menghasilkan medan magnet yang bersifat sementara. Medan
magnet remanen dihasilkan dengan cara mengalirkan arus listrik atau digosok-
gosokkan dengan magnet alam. Bila suatu bahan pengantar dialiri arus listrik,
besarnya medan magnet yang dihasilkan tergantung pada besar arus listrik yang
dialirkan. Medan magnet remanen yang digunakan dalam praktik kebanyakan
dihasilkan oleh arus dalam kumparan yang berinti besi. Agar medan magnet yang
dihasilkan cukup kuat, kumparan diisi dengan besi atau bahan sejenis besi dan
sistem ini dinamakan elektromagnet. Jika sebatang besi dialiri arus listrik melalui
kumparan, maka besi tersebut akan bersifat magnetis. Sifat magnet pada besi
tersebut adalah sementara karena jika arus berhenti mengalir maka besi akan
berhenti menjadi magnet.

5
Fluks magnet yang ditimbulkan dari batang besi itu besarnya sesuai
dengan arus yang mengalir dalam kawat ini, dan juga sebanding dengan jumlah
lilitan yang mengelilingi inti tersebut. Apabila arus diperbesar terus pada suatu
ketika magnetnya tidak bertambah, dalam keadaan ini besi dinyatakan jenuh
(saturation).

N
Batas Jenuh

2.2. Hukum Maxwell I


Maxwell menyelidiki kuat medan magnet yang timbul pada logam
berbentuk cincin. Jumlah intensitas magnet per satuan panjang sebanding dengan
arus yang ditimbulkan, ∮ H . dl=∑ i, maka besarnya intensitas medan yang
ditimbulkan adalah :

2 r : harga rata-rata dari jari-jari lingkaran

A : Ampere medan
E : Sumber Tegangan

6
Faraday melakukan percobaan terhadap suatu kawat yang dialiri oleh
arus listrik, ternyata kawat tersebut menghasilkan suatu induksi magnetik yang
ditangkap oleh surface lingkaran kawat di sebelahnya. Hal ini di tunjukan
dengan adanya perbedaan tegangan yang tertangkap pada Voltmeter di kawat
dua. Arah induksi magnet ini berlawanan arah dengan aturan tangan kanan
sehingga dalam perumusannya ditambah tanda minus (-). Adapun secara
matematis dapat ditulis bahwa Integral tertutup dari suatu Kuat Medan Listrik
(E) terhadap suatu panjang kawat sama dengan minus dari Integral surface dari
turunan parsial Induksi Magnet (B) terhadap waktu (t) yaitu :

∫ E. dl = – ∫ (∂B/∂t).ds

Berdasar teorema Stokes : ” Integral tertutup dari suatu fungsi


terhadap panjang sama dengan Integral surface curl dari Fungsi tersebut
terhadap waktu dengan suatu luasan tertentu yaitu :

∫ F. dl = ∫ ∇ x F.ds
Maka dengan mengubah Hukum Faraday menggunakan Teorema
Stokes didapatkan bahwa :

∫ E. dl = ∫ ∇ x E.ds sehingga hukum faraday menjadi :


∫ ∇ x E.ds = – ∫ (∂B/∂t).ds, dengan menghilangkan integral dan ds menjadi :
∇ x E = – (∂B/∂t)  Hukum Maxwell Pertama

2.3. Hukum Hopkinson


Hopkinson menyelidiki intensitas magnet pada celah toroida yang dililit
kawat dan dialiri arus listrik. Toroida diberi celah udara dan dimana melalui celah
udara tersebut terjadi perpindahan garis gaya magnet yang kebocorannya dapat
diabaikan. Sebab arus gaya cenderung melewati besi daripada udara.

Sebuah rangkaian magnetik terdiri dari satu atau lebih tertutup jalur
lingkaran yang berisi fluks magnetik. Fluks biasanya dihasilkan oleh magnet
permanen atau elektromagnet dan dibatasi dengan inti magnetik yang terdiri dari

7
bahan feromagnetik seperti besi, walaupun mungkin ada celah udara atau bahan
lain pada jalur.
Hukum Hopkinson untuk sirkuit magnetik mendefinisikan keengganan magnetik
sebagai:
F
R=
ϕ
Keterangan :
R = Magnetic reluctance (A/Wb)
F = Magnetomotive Force (A)
ϕ = Electric Flux (Wb)
Atau bisa juga menggunakan rumus sebagai berikut :
∫ H . dl=N . i
∫ H . dl= ∫ H besi . dl+ ∫ H udara . dl

¿ H b ∫ dl + H udara ∫ dl

n . I =H b .l b + H ud . lud

Ditinjau kepadatan fluks dalam toroida :


B=μ0 . μr . H

Dimana : μ0= permeabilitas udara


μr = permeabilitasrelatif ¿)

B B
n. I= .l + .l
μ 0 . μr b μ 0 ud

lb l ud
n . I =B . ( +
μ0 . μ r μ 0 )
ϕ lb l ud
n. I= . ( +
A μ0 . μr μ0 )
n . I =ϕ .(tahanan magnet besi + tahanan magnet udara)
n . I =ϕ .( Rbesi + Rudara )

lb l ud
¿ϕ ( +
μ0 . A μ 0 A )
8
2.4. Analogi antara Rangkaian Listrik dan Rangkaian Magnet
Memahami analogi-analogi antara rangkaian listrik dengan rangkaian
magnetik dan analogi-analogi antara besaran-besaran listrik dan besaran-
besaran magnetik akan menambah wawasan dan pemahaman yang lebih baik
tentang ilmu kelistrikan dan kemagnetan. Produk vektor intensitas medan
listrik dengan intensitas medan magnetik dari suatu gelombang
elektromagnetik adalah vektor Penting yang menggambarkan laju energi
persatuan luas persatuan waktu yang dibawa oleh gelomang itu dalam
perambatannya. Interaksi atau produk vektor antara momen magnetik
dengan vektor rapat fluks magnetik akan menghasilkan vektor energi
torsi yang merupakan prinsip dasar dari motor listrik. Yang lebih menarik lagi
yaitu persamaan Maxwell dimana vektor intensitas medan listrik yang berubah
dengan waktu menghasilkan vektor intensitas medan magnetik yang berubah
terhadap jarak dengan arah yang saling tegak lurus, demikian pula sebaliknya.

Rangkaian Magnet Rangkaian Listrik


F : ggm ( magnetic motive force) E : ggl (electro motive force)
ϕ : Fluks I : Kuat Arus
R : reluctance R : Resistance
B : Flux density γ : current density
µ : Permeability 1
: conductivity
P

Jadi kepadatan magnet mempunyai harga tertentu untuk suatu luas


permukaan yang menampung fluks tersebut dan fluks yang keluar dari inti besi
mempunyai nilai tertentu untuk suatu harga arus yang diberikan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat yaitu :
a. Magnet adalah benda yang memiliki kemampuan menarik benda–benda
lain yang ada di sekitarnya.
b. Magnet memiliki sifat kemagnetan dan daya magnet.
c. Magnet ada dua tipe yaitu magnet permanen dan magnet remanen.
d. Maxwell menyelidiki kuat medan magnet yang timbul pada logam
berbentuk cincin.
e. Hopkinson menyelidiki intensitas magnet pada celah toroida yang dililit
kawat dan dialiri arus listrik.
f. Rangkaian magnet memiliki persamaan dengan rangkaian listrik sehingga
magnet memiliki hubungan dengan listrik.

10
11

Anda mungkin juga menyukai