Anda di halaman 1dari 26

HUKUM PIDANA ISLAM

DOSEN PENGAMPU:
Airi Safrijal, S.H., M.H.

KELOMPOK 2
ANGGOTA:
Muhammad Zulkarnaen (2001110030)
Rama Novanza (2001110043)
Ahmad Nabil (2001110120)
Hakiki Sanubari (2001110143)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH


ILMU HUKUM
2023
SUMBER, CIRI-CIRI, UNSUR, DAN
MASA BERLAKUNYA HUKUM
PIDANA ISLAM
SUMBER HUKUM PIDANA ISLAM

A. SUMBER HUKUM PIDANA ISLAM


Sumber hukum pidana Islam pada intinya berasal dari Al-qur'an dan
As-Sunnah, yang merupakan bagian dari hukum Islam. Akan tetapi, dari
kedua sumber hukum tersebut disamping itu terdapat satu sumber
hukum lagi yaitu Ar-Rakyu.
Al-qur'an adalah sumber ajaran Islam yang pertama, memuat
kumpulan-kumpulan wahyu-wahyu Allah yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW.
SUMBER HUKUM PIDANA ISLAM
Al- qur'an memuat ajaran Islam, diantaranya:
1) Prinsip-prinsip keimanan kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir,
Qadha dan Qadhar;
2) Prinsip-prinsip syariah mengenai ibadah khas (shalat, puasa, zakat, dan
haji) dan ibadah umum (perekonomian, pernikahan, pemerintahan,
hukum pidana, hukum perdata, dan sebagainya);
3) Janji kepada orang yang berbuat baik dan ancaman kepada orang yang
berbuat jahat (dosa);
4) Sejarah Nabi-Nabi yang terdahulu, masyarakat, dan bangsa terdahulu;dan
5) Ilmu pengetahuan mengenai ilmu ketauhidan, agama, hal-hal yang
menyangkut manusia, masyarakat, dan yang berhubungan dengan alam.
SUMBER HUKUM PIDANA ISLAM

Secara umum sumber hukum Islam atau sumber hukum pidana


Islam ada 3, yaitu Al-qur'an, Al-Hadits, dan Ar-Rakyu. Namun, Ar-Rakyu
ini dibagi lagi menjadi beberapa macam pengertian, yaitu Ijma', Ijtihad,
Qiyas, Istihsan, Maslahat Mursalah, Sadduz Zuri'ah, dan Urf.
SUMBER HUKUM PIDANA ISLAM

1. Al-qur’an
Al-qur'an adalah kalam Allah SWT, yang diturunkan dengan
perantaraan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, dengan
lafadz bahasa Arab, dengan makna yang benar menjadi hujjah dalam
pengakuannya sebagai Rasulullah, dan sebagai undang-undang yang
dijadikan pedoman bagi ummat manusia, juga sebagai amal ibadah
apabila dibacanya. Ia ditadwinkan diantara dua lembar mushaf yang
dimulai dari surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
SUMBER HUKUM PIDANA ISLAM
2. As-Sunnah atau Al-Hadits
Sunnah atau Al-Hadits menurut bahasa berarti perjalanan, pekerjaan
atau cara. Sunnah menurut istilah syara' ialah perkataan Nabi
Muhammad SAW, perbuatannya, dan keterangannya yaitu sesuatu yang
diperbuat oleh sahabat dan ditetapkan oleh Nabi, tiada ditegurnya
sebagai bukti bahwa perbuatan itu tiada terlarang hukumnya. Sunnah
Nabi Muhammad SAW, merupakan sumber ajaran Islam yang kedua.
Karena hal- hal yang diungkapkan oleh Al-qur'an yang bersifat umum atau
memerlukan penjelasan, maka Nabi Muhammad SAW, menjelaskan
melalui sunnah atau hadits. Sunnah adalah perbuatan, perkataan, dan
perizinan Nabi Muhammad SAW, (Afalu, Aqwalu, dan Taqriru).
SUMBER HUKUM PIDANA ISLAM
Berkaitan dengan As-Sunnah Nabi Muhammad SAW, ini
sebagaimana disebutkan di atas, maka akan dijelaskan dalam uraian
berikut ini, yaitu:
1) Sunnah Qauliyah : Sunnah Qauliyah yaitu perkataan Nabi SAW;
2) Sunnah Fi'liyah : Sunnah Fi'liyah yaitu perbuatan Nabi SAW;
3) Sunnah Taqririyah : Sunnan Taqririyah yaitu bila Nabi SAW,
mendengar sahabat mengatakan sesuatu perkataan atau melihat
mereka memperbuat sesuatu perbuatan, lalu ditetapkan dan
dibiarkan oleh Nabi SAW, dan tiada ditegurnya atau dilarangnya,
maka yang demikian dinamai sunnah ketetapan Nabi atau taqrir.
SUMBER HUKUM PIDANA ISLAM

3. Ar-Rakyu
Ar-Rakyu atau penalaran adalah sumber ajaran yang ketiga.
Penggunaan akal (penalaran) manusia Islam dalam
menginterprestasikan ayat-ayat Al-qur'an dan Sunnah yang bersifat
umum. Hal itu dilakukan oleh ahli hukum Islam karena memerlukan
penalaran manusia.
SUMBER HUKUM PIDANA ISLAM

Ar-Rakyu mengandung beberapa pengertian diantaranya:


1) Ijma’ : Ijma’ adalah kebulatan pendapat fuqaha mujtahidin pada
suatu masa atas sesuatu hukum sesudah masa Nabi Muhammad
SAW.
2) Ijtihad : Ijtihad adalah perincian ajaran Islam yang bersumber dari
Al-qur'an dan Al-Hadits yang bersifat umum.
3) Qiyas : Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu perkara yang
belum ada ketetapan hukumnya dengan suatu perkara yang sudah
ada ketetapan hukumnya.
SUMBER HUKUM PIDANA ISLAM
4) Istihsan : Istihsan adalah mengecualikan suatu peristiwa dari hukum
peristiwa-peristiwa lain yang sejenisnya dan memberikan kepadanya
hukum yang lain yang sejenisnya. Pengecualian dimaksud dilakukan
karena ada dasar yang kuat.
5) Mashlahat Mursalah : Mashlahat Mursalah adalah penetapan hukum
berdasarkan kemaslahatan (kebaikan, kepentingan) yang tidak ada
ketentuannya dari syara' baik ketentuan umum maupun ketentuan
khusus.
6) Sadduz Zari'ah : Sadduz Zari'ah adalah menghambat/menutup sesuatu
yang menjadi jalan kerusakan untuk menolak kerusakan.
7) Urf : Urf adalah kebiasaan yang sudah turun-temurun tetapi tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
UNSUR FORMAL/MATERIL
JARIMAH
B. UNSUR FORMAL/MATERIL JARIMAH
Suatu perbuatan (kejahatan/jarimah) baru dianggap sebagai tindak
pidana/jarimah apabila sudah terpenuhi unsur-unsurnya. Unsur-unsur tindak
pidana/jarimah ini ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Unsur
yang bersifat umum ini, berlaku untuk setiap tindak pidana/jarimah. Sedangkan
unsur yang bersifat khusus berlaku terbatas atau hanya berlaku terhadap tindak
pidana/jarimah tertentu saja.
Perlu diingat bahwa, selain unsur yang bersifat umum dan unsur yang
bersifat khusus ini, terdapat tiga unsur pokok dalam penerapan hukuman
terhadap tindak pidana/jarimah yang harus diketahui, sebagaimana
dikemukakan oleh Abdul Qadir Audah, bahwa unsur-unsur umum untuk
jarimah itu ada tiga macam.
UNSUR FORMAL/MATERIL
JARIMAH
1) Unsur Formal
Unsur formal yaitu adanya nash (ketentuan) yang melarang perbuatan
dan mengancamnya dengan hukuman.
2) Unsur Materiel
Unsur materiel yaitu adanya tingkahlaku yang membentuk jarimah, baik
berupa perbuatan nyata (positif) maupun sikap tidak berbuat (negatif).
3) Unsur Moral
Unsur moral yaitu bahwa pelaku adalah orang yang mukallaf yakni orang
yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindak pidana yang
dilakukannya.
UNSUR FORMAL/MATERIL
JARIMAH
Yang dimaksud dengan unsur formal jarimah adalah adanya suatu
ketentuan yang ditetapkan oleh syara' yakni "dalil" atau "nash" yang
menyatakan bahwa perbuatan itu diancam dengan suatu hukuman dan
dilarang oleh syara’.
Sedangkan yang dimaksud dengan unsur materil jarimah adalah
setiap perbuatan atau tingkahlaku ataupun perkataan manusia yang
menyimpang dari syara', yang menimbulkan penderitaan atau kerugian
bagi pihak lain (individu atau masyarakat), sehingga atas perbuatan
tersebut dapat dihukum sesuai dengan perintah syara'.
CIRI-CIRI HUKUM PIDANA ISLAM

C. CIRI-CIRI HUKUM PIDANA ISLAM


Hukum Islam memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda
dengan sistem hukum yang lain di dunia ini. Sebab tujuan hukum Islam
adalah untuk mewujudkan keadilan, kemaslahatan seluruh ummat
manusia di dunia dan di akhirat, dan tujuan diturunkan agama Islam
beserta ajarannya untuk rahmat semesta alam.
CIRI-CIRI HUKUM PIDANA ISLAM
Adapun ciri-ciri hukum pidana Islam tersebut, yaitu:
1) Bersumber dari Allah SWT (Al-qur'an);
2) Bersumber dari Nabi Muhammad SAW (As-Sunnah);
3) Bersumber dari pemahaman manusia (fikih) atas dasar Al-qur'an
dan As-Sunnah yang memenuhi syarat untuk menginterprestasikan
ayat-ayat Al-qur'an;
4) Jenis hukumannya terdiri dari dua macam, yakni hukuman had
hudud dan hukuman had taʼzir;
5) Mengkedepan hak Allah di atas hak adami (terhadap jenis kejahatan
hudud), pengecualian terhadap jarimah pembunuhan;
CIRI-CIRI HUKUM PIDANA ISLAM

6) Asas legalitas bersifat mutlak dan abadi (kekal) selama-lamanya;


7) Menjanjikan pahala dan mengancamnya dengan dosa jika dilanggar;
8) Terdiri dari dua bidang, yakni bidang ibadah dan muamalah;
9) Berkeadilan serta mengambil kemanfaatan dan menolak
kemudzaratan (kelonggaran); dan
10) Hukum pidana Islam terdiri dari empat bidang hukum, yakni wajib,
haram, makruh, dan mubah.
CIRI-CIRI HUKUM PIDANA ISLAM

Zainuddin Ali, di dalam bukunya “Hukum Pidana Islam" merincikan


ciri-ciri hukum pidana Islam sebagai berikut:
1) Hukum Islam adalah bagian dan bersumber dari ajaran agama
Islam;
2) Hukum Islam mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat
dicerai-pisahkan dengan iman, dan kesusilaan atau akhlak Islam;
3) Hukum Islam mempunyai kata istilah kunci, yaitu (a) syariah, dan (b)
fikih, syariah yang bersumber dari wakyu Allah dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW. Dan fikih adalah hasil pemahaman manusia
bersumber dari nash-nash yang bersifat umum;
CIRI-CIRI HUKUM PIDANA ISLAM
4) Hukum Islam terdiri dari dua bidang utama, yaitu (1) hukum ibadah, dan (2)
hukum muamalah dalam arti yang luas. Hukum ibadah bersifat tertutup karena
telah sempurna dan hukum muamalah dalam arti luas bersifat terbuka untuk
dikembangkan oleh manusia yang memenuhi syarat untuk itu dari masa kemasa;
5) Hukum Islam mempunyai struktur yang berlapis-lapis seperti dalam bentuk bagan
tangga bertingkat. Dalil Al-qur'an yang menjadi hukum dasar dan mendasari
Sunnah Nabi Muhammad SAW, dan lapisan-lapisan seterusnya ke bawah;
6) Hukum Islam mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala;dan
7) Hukum Islam dapat dibagi menjadi: (1) hukum taklifi atau hukum taklif, yaitu Al-
Ahkam Al-Khmasah yang terdiri atas lima kaidah jenis hukum, lima penggolongan
hukum, yaitu jaiz, sunnah, makruh, wajib, dan haram, dan (2) hukum wadh'i,
yaitu hukum yang mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau terwujud
hubungan hukum.
CIRI-CIRI HUKUM PIDANA ISLAM

Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, maka terdapat


suatu perbedaan yang sangat menonjol antara hukum pidana Islam
dengan hukum pidana positif (KUHP), dimana hukum pidana positif
merupakan produk atau buatan manusia akal pikir manusia, yang ruang
berlakunya terbatas pada waktu tertentu saja, sehingga tidak dapat
menjangkau kedepan, serta berlaku terbatas pada suatu negara
tertentu saja. Sedangkan hukum pidana Islam adalah produk atau
buatan pencipta (Allah SWT dan Rasulnya), sehingga berlaku mutlak,
abadi, kekal selama lamanya.
MASA BERLAKUNYA HUKUM
PIDANA ISLAM
D. MASA BERLAKUNYA HUKUM PIDANA ISLAM
Hukum pidana Islam masa berlakunya adalah sejak ditetapkan
peraturan tersebut dalam syara', dan akan berlaku terus-menerus sampai
akhir zaman terhadap perbuatan-perbuatan mana yang telah ditentukan
dalam Al-qur'an sebagai perbuatan yang diharamkan, sehingga tidak
dapat dirubah oleh maunsia. Inilah yang membedakan penerapan hukum
pidana Islam dengan penerapan hukum pidana positif, dan begitu juga
masa berlakunya, sejak ditetapkan tidak bisa dirubah lagi akan berlaku
terus sampai kiamat nanti. Sedangkan hukum pidana positif tidak
demikian, ia berlakunya terbatas pada waktu dan ruang.
MASA BERLAKUNYA HUKUM
PIDANA ISLAM
Dengan kata lain pada prinsipnya dalam hukum Islam, manusia dituntut
wajib mengikuti hukum yang telah ditentukan dalam syara' dan mendapat
dosa jika dilanggar, oleh karena barang siapa yang mengikuti petunjuk-
petunjuk dalam Al-qur'an dan As-Sunnah akan memperoleh kebahagian
hidup di dunia dan di akhirat. Sedangkan dalam hukum positif, manusia
wajib mengikuti aturan hukum yang sudah ada sepanjang aturan tersebut
tidak diganti atau dirubah. artinya, hukum mengikuti masyarakat, dan
masyarakat mengikuti hukum, memiliki hubungan timbal-balik. Sedangkan
hukum Islam, manusia seutuhnya mengikuti ketentuan yang sudah
ditentukan dalam syara', kecuali hal-hal belum diatur dalam syara', yang
urusan penetapan hukumnya diserahkan kepada ulil amri (penguasa).
PERBEDAAN HUKUM PIDANA
ISLAM DENGAN HUKUM POSITIF
E. PERBEDAAN HUKUM PIDANA ISLAM DENGAN HUKUM POSITIF
Hukum pidana Islam dengan hukum pidana positif adalah dua bentuk
hukum yang memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah
hukum pidana Islam dan hukum pidana positif kedua-duanya sama-sama
memiliki tujuan untuk memelihara kerukunan, kedamaian, dan
mewujudkan keadilan serta ketenteraman individu, masyarakat, dan
disamping itu pula sama-sama menjamin kelangsungan hidup umat
manusia.
Namun perlu diingat bahwa, meskipun kedua hukum ini memiliki
persamaannya, tetapi memiliki jauh perbedaan baik dari segi sifatnya
maupun dari segi sumbernya.
PERBEDAAN HUKUM PIDANA
ISLAM DENGAN HUKUM POSITIF
Hukum pidana Islam jika dilihat dari sifatnya dan sumbernya, yaitu:
1) Hukum pidana Islam berasal dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW (Al
qur'an dan As-Sunnah);
2) Ketentuan hukumnya sudah terbatas, tidak dapat ditambah dan dikurangi
(dirubah) oleh manusia (misalnya terhadap jarimah hudud, ketentuan
hukumanya sudah ditentukan oleh syara');
3) Terdiri dari tiga bentuk hukuman, yakni hukuman hudud, hukuman qishas-
diyat, dan hukuman ta'zir;
4) Ruang berlakunya bersifat universal (abadi dan kekal selama-lamanya);dan
5) Hukum pidana Islam menuntun umat manusia untuk mencapai
kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
PERBEDAAN HUKUM PIDANA
ISLAM DENGAN HUKUM POSITIF

Hukum pidana positif dilihat dari segi sifatnya dan sumbernya, yaitu:
1) Berasal dari akal pikiran manusia (produk manusia);
2) Hukumnya tidak tetap yakni berubah-rubah (tidak abadi dan
kekal);dan
3) Ruang berlakunya bersifat lokal (terbatas pada satu negara saja).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai