Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

MATERI KULIAH HUKUM DAN HAM


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH : HUKUM DAN HAM
DOSEN PEMBIMBING : DR. Yusuf Setyadi., SH.M.Hum

DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD FAISAL
NIM : 1910117018
KELAS VB PAGI
JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCA BHAKTI
2021 – 2022
A. PENGERTIAN PENYELIDIKAN
Pengertian berdasarkan Pasal 1 butir 5 KUHAP
Penyelidikan adalah suatu tindakan untuk mencari tahu apakah suatu peristiwa
atau kasus akibat suatu tindak pidana atau bukan. IInstitusi yang berwenang
melakukan Penyelidikan, menurut KUHAP (pasal 1 butir 4) yaitu : Polisi (dari
pangkat tertinggi hingga terendah) dan menurut undang-undang lain, yaitu
Kejaksaan (Korupsi), Bapepam (kejahatan Pasar Modal), Lantamal/TNI AL
(kejahatan di Laut), KPK (kasus korupsi besar), dan sebagainya.

B. PRA PENYIDIKAN

Penyelidikan merupakan bagian yang tak terpisah dari fungsi penyidikan. Fungsi
penyidikan yang mendahului tindakan lain, yaitu :

penindakan berupa penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan,


pemeriksaan surat, pemanggilan, tindakan pemeriksaan, dan penyerahan berkas
kepada penuntut umum.

C. PENGERTIAN PENYIDIKAN

Pasal 1 KUHAP, Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang untuk melakukan penyidikan.

D. MAKSUD & TUJUAN PENYELIDIKAN

Maksud dan Tujuan penyelidikan untuk mengumpulkan “bukti permulaan” atau


“bukti yang cukup” agar dapat dilakukan tindak lanjut penyidikan. Dengan
penyelidikan yang baik, maka proses penyidikan akan terhindar dari perbuatan
pelanggaran HAM.
E. SOP PENYELIDIKAN

1. Sebelum giat penyelidikan agar dilengkapi dengan surat tugas & surat perintah
penyelidikan

2. Kegiatan penyelidikan : a) pengamatan; b) wawancara; c) pembuntutan; d)


penyamaran; e) mengundang / memanggil seseorang secara lisan atau tertulis
tanpa paksaan & ancaman; f) merekam pembicaraan terbuka / tanpa seijin yang
berbicara; g) tindakan lain menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Dlm hal tertangkap tangan (lidik dan sidik langsung dikerjakan).

4. Rengiat lidik sesuai dg gelar perkara

5. Giat penyelidikan disesuaikan dg waktu dlm surat tugas & kasus yg ditangani
(berat atau ringan)

6. Melakukan pemanggilan secara lisan & tulisan dengan Bahasa yg baik.

7. Dalam penyelidikan memposisikan tsk dg prinsip praduga tak bersalah.

8. Melaporkan kepada atasannya hasil giat lidik.

9. Hasil belum lengkap, penyelidikan dapat diperpanjang.

10. Penyelidikan di luar wilyah hukum, agar dilengkapi dg surat jalan, selain srt
tugas & srt perintah lidik.

F. SOP PERSIAPAN PENYIDIKAN

1) Penyidik sebelum melaksanakan penyidikan, melakukan penelitian perkara


bersama tim dalam rangka: a) menentukan klasifikasi perkara yang
ditangani; b) menyusun rencana kegiatan penyidikan; c) membuat rencana
kebutuhan penyidikan; d) menetapkan target waktu penyelesaian
penanganan perkara.
2) Penyidik dalam melakukan penyidikan terhadap Laporan Polisi yang
ditangani mempertimbangkan hasil penyelidikan yang telah dilakukan,
sehingga penyidik bisa mendapatkan bahan keterangan secara maksimal
untuk menentukan kegiatan penyidikan.

3) Penyidik melaksanakan penyidikan sesuai tertib waktu berdasarkan


kriteria: a) perkara mudah, dilaksanakan dalam waktu 30 hari; b) perkara
Sedang, dilaksanakan dalam waktu 60 hari; c) perkara Sulit, dilaksanakan
dalam waktu 90 hari; d) perkara Sangat Sulit, dilaksanakan dalam waktu
120 hari.

G. SOP PENYIDIKAN

Adapun SOP dan sekaligus tugas penyidik yang tercantum dalam KUHAP, antara
lain adalah:

1. Membuat berita acara tentang pelaksanaan tindakan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 75 KUHAP. (Pasal 8 ayat (1) KUHAP);

2. Menyerakan ber kas perkara kepada penuntut umum. (Pasal 8 ayat (2)
KUHAP);

3. Penyidik yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang


terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana korupsi
wajib segera melakukan penyidikan yang diperlukan (Pasal 106 KUHAP);

4. Menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut
umum (Pasal 8 ayat (3) KUHAP);

5. Kelima, dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa
yang merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan hal tersebut kepada
penuntut umum. (Pasal 109 ayat (1) KUHAP);
H. MASALAH HAM DALAM LIDIK & SIDIK

1. Penyidik tidak memberitahukan hak tersangka untuk didampingi


Advokat/Penasihat Hukum.

2. Pemanggilan tidak memperhatikan tenggang waktu.

3. Kewenangan penyidik dalam proses penahanan, jangka waktu penahanan di


tingkat penyidikan diterapkan maksimal padahal tersangka hanya diperiksa
beberapa kali.

4. Lembaga jaminan penangguhan tidak berfungsi.

5. Hak tersangka mengajukan saksi a de charge.

I. KOMPENSASI, RESTITUSI & REHABILITASI

Kompensasi merupakan bentuk perlindungan hukum, seperti pidana ganti


kerugian yang sangat bermanfaat bagi korban tidak diakomodasi dalam KUHP.
Kurang diperhatikannya korban dalam KUHP karena dalam hukum pidana posisi
korban langsung (direct victim) diabstraksikan sebagai kepentingan publik
(indirect victim), sehingga perlindungannya dikompensasikan dengan penjatuhan
pidana terhadap pelakunya.

Restitusi diberikan oleh pelaku kejahatan kepada korbannya. Ketika korban


mengalami kerugian dan pelakunya teridentifikasi, pelaku dibebani kewajiban
untuk membayar sejumlah uang kepada korban. Restitusi dapat meliputi
pengembalian sejumlah uang atau nilai suatu objek yang diambil oleh pelaku,
biaya pemakaman, hilangnya gaji, dukungan dan pembayaran atas pengeluaran
medis, konseling, terapi, atau mencarikan korban suatu pekerjaan baru. Restitusi
hanya dibayarkan oleh pelaku atau pihak ketiga setelah adanya putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Dalam kenyataannya sulit
terealisasi, ketika pelaku kejahatan orang yang tidak mampu dan keluarganya
tidak bersedia menanggung kerugian koban, atau tidak punya kemampuan.
Rehabilitasi adalah hak seorang untuk mendapat pemulihan haknya dalam
kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya yang diberikan pada tingkat
penyidikan, penuntutan atau peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun
diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau krn kekeliruan
mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam
UU ini. 

J. PEDOMAN HAM DLM PENYIDIKAN

Perlindungan HAM Tersangka dalam penahanan tercantum dalam konstitusi dan


undang-undang yang berlaku di Indonesia. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
yang menjadi landasan bagi seluruh warga negara Indonesia untuk mengunakan
hak-haknya sebagai warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Perlindungan HAM tersangka juga terdapat dalam UU Kekuasaan Kehakiman


terutama mengenai azas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan, seperti yang
tercantum dalam Pasal 2 ayat (4). Azas non diskriminasi pada Pasal 4 Ayat (1),
azas praduga tidak bersalah yang terdapat dalam Pasal 8 Ayat (1), adanya
ketentuan untuk rehabilitasi apabila ada kesalahan dalam penangkapan dan
penahanan, sampai pada ketentuan pasal 56 tentang hak tersangka memperoleh
bantuan hukum.

K. KODE ETIK PROFESI DALAM TUGAS

Nilai-nilai HAM yang tersirat dalam prinsip-prinsip Kode Etik Profesi Polri,
sebagai berikut :

1. Kepatutan

Standar dan atau nilai moral dari kode etik anggota Polri yg dpt diwujudkan ke
dlm sikap, ucapan & perbuatan;

2. Kepastian Hukum
Adanya kejelasan pedoman bagi anggota Polri dalam melaksanakan tugas,
wewenang & tanggung jawab pelaksanaan tugas penegakan KEPP.

3. Kesamaan Hak

Setiap anggota Polri yang diperiksa atau dijadikan saksi dalam penegakan KEPP
diberikan perlakuan yang sama tanpa membedakan pangkat, jabatan, status social,
ekonomi, ras, golongan dan agama.

L. PERAN WASSIDIK DALAM PENYIDIKAN

Adapun tahapan pengawasan, sebagai berikut :

Tahap Persiapan : 1. meneliti kelengkapan administrasi penyidikan dan rencana


penyidikan;dan 2. memberikan petunjuk tentang proses penyidikan yang akan
dilaksanakan;

Tahap Pelaksanaan : 1. menjamin proses penyidikan terlaksana secara


transparan dan akuntabelsesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

Tahap Pengakhiran : 1. meneliti kelengkapan Berkas Perkara sebelum diajukan


ke JPU untuk menghindari terjadinya bolak-balik berkas perkara; 2. memberikan
petunjuk kepada penyidik/penyidik pembantu ketika Berkas Perkara dikembalikan
oleh JPU;

M. PERAN KOMPOLNAS DLM PENYIDIKAN

Mekanisme pengawasan eksternal kinerja Polri, berupa dumas dg melapor kpd


Komisi Kepolisian Nasional. Berdasarkan Pasal 7 huruf c  Perpres No. 17 Tahun
2011 Tentang Kompolnas, dimana berwenang untuk menerima saran dan keluhan
dari masyarakat mengenai kinerja kepolisian dan menyampaikannya kepada
Presiden. Wewenang Kompolnas dpt melakukan giat: menerima, meneruskan
saran dan keluhan masy kpd Polri untuk ditindaklanjuti; meminta dan/atau
bersama Polri untuk menindaklanjuti saran dan keluhan masy; melakukan
klarifikasi dan monitoring thd proses tindak lanjut atas saran dan keluhan
masyarakat yang dilakukan oleh Polri;

N. PERAN BANTUAN HUKUM DLM PENYIDIKAN

Peran atau kedudukan penasihat hukum dalam proses penyidikan diatur


dalam Pasal 115 KUHAP yang berbunyi:

(1) Dalam hal penyidik sedang melakukan pemeriksaan terhadap tersangka,


penasihat hukum dapat mengikuti jalannya pemeriksaan dengan cara melihat serta
mendengar pemeriksaan;

(2)  Dalam hal kejahatan terhadap keamanan negara penasihat hukum dapat hadir
dengan cara melihat tetapi tidak dapat mendengar pemeriksaan terhadap
tersangka.

Kehadiran penasihat hukum pada setiap pemeriksaan penyidikan, besar sekali


manfaatnya. Kehadiran penasihat hukum pada setiap pemeriksaan penyidikan
paling tidak mencegah penyidik melakukan pelanggaran HAM dan membuat
suasana pemeriksaan lebih manusiawi.

Anda mungkin juga menyukai