Anda di halaman 1dari 5

Nama :Muhammad Yasin

Nim :201102040011

Matkul :Hukum Acara Pidana

Kelas :hpi 1

Jawaban!

1. A. Menurut Van Bemmelen mengemukakan tiga tujuan hukum acara


pidana yaitu: 1. Mencari dan mengemukakan kebenaran. 2. Pemberian
keputusan oleh hakim. 3. Pelaksanaan keputusan.
B. Setiap orang :
- Tersangka/terdakwa ;
- Saksi ;
- Ahli.
Pejabat Kepolisian dan PPNS (pemeriksaan pendahuluan/voorenderzoek) :
- Penyelidik (Polri) ;
- Penyidik (Polri dan PPNS) ;
- Penyidik Pembantu (Polri).
Pejabat Kejaksaan (melakukan penuntutan dan pelaksanaan putusan
pengadilan) :
- Jaksa ;
- Penuntut Umum (JPU).
Pejabat Pengadilan (memeriksa dan membantu memeriksa, dan memutus
perkara di sidang pengadilan) :
- Hakim ;
- Panitera, Wa Panitera, Pan Muda, Pan Pengganti.
Penasihat Hukum ;
Pejabat eksekutor (pelaksana) putusan pengadilan (menjalankan UU
pelaksanakan pidana/penitentiaire recht) :
- Jaksa, Pejabat LAPAS, Polri;
2. A. -kedokteran forensik iyalah mempelajari organ organ manusia
menyangkut sebab sebab luka atau kematian dalam kaitan dengan tindak
pidana.
-Toksikologi forensik yakni mempelajari racun dalam kaitan dengan tindak
pidana.
-Ilmu kimia forensik iyalah mempelajari berbagai bahan kimia dengan dasar
ilmu kimia analitika.
-Ilmu alam forensik, misal:
Forensic ballistic (balistik kehakiman, pelajari peluru kejahatan atau
geincrimineerde kogel)
Dactyloscopie (cetakan – sidik jari/finger-prints).
B. -Psikiatri mempelajari jiwa manusia yang sakit
-Kriminologi Pelajari kejahatan sebagai suatu masalah manusiawi:
mengapa, bagaimana, apa tujuan orang melakukan kejahatan.
3. A. Penyelidik adalah pejabat polisi negara republik Indonesia yang di beri
wewenang oleh undang undang untuk melakukan penyelidikan dasar
hukumnya pasal 1 butir 4 KUHAP
B. Fungsi serta wewenang penyelidik
Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak
pidana ;
Mencari keterangan & barang bukti ;
Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan memeriksa
tanda pengenal diri ;
Mengadakan “tindakan lain” menurut hukum yang bertanggung jawab.
Dasar hukumnya pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP
4. -Surveillance (pembuntutan) ;Kegiatan pembuntutan secara sistematis
terhadap orang, tempat dan benda. Pembuntutan terhadap orang sedangkan
surveillance terhadap benda atau tempat yang berhubungan dengan orang
yang di amati.
-Undercover (penyamaran) ;Dilakukan untuk keperluan penyelidikan yang
tidak mungkin didapat dengan cara-cara terbuka oleh sebab itu perlu
dilakukan penyamaran, menyusup ke dalam sasaran guna memperoleh
bahan keterangan yang diperlukan.
-Observation (pengamatan).Pengamatan dengan panca indra secara teliti
terhadap orang, benda, tempat, kejadian / situasi.
-crime scene processing yaitu mencari informasi,petunjuk,identitas
pelaku,korban dan saksi,serta mengumpulkan bukti bukti dengan bantuan
laboratorium forensik dan ahli.
5. Penyidikan merupakan suatu proses atau langkah awal yang merupakan
suatu proses penyelesaian suatu tindak pidana yang perlu diselidik dan
diusut secara tuntas di dalam sistem peradilan pidana. Di atur dalam pasal 1
angka 5 KUHAP
6. A. Masa penahanan para penegak hukum
-penyidik (pasal 24 KUHAP) masa penahanan 20 hari perpanjangan 40 hari
jumlah seluruhnya 60 hari
-jaksa (pasal 25 KUHAP) masa penahanan 20 hari perpanjangan 30 hari
jumlah seluruhnya 50 hari
-hakim (pasal 26 KUHAP) masa penahanan 30 hari perpanjangan 60 hari
jumlah keseluruhan 90 hari
B. Jenis penahanan dalam (pasal 22 KUHAP)
~Penahanan rumah tahanan negara
~Penahanan kota(wajib lapor diri)
~Penahanan rumah (wajib lapor diri)
7. Alasan penghentian penyidik
-Tersangka meninggal dunia;
-Sudah lewat waktu;
-Tidak ada pengaduan pada tindak pidana aduan;
-Undang-undang atau pasal yang yang menjadi dasar tuntutan sudah dicabut
atau dinyatakan tidak mempunyai daya laku berdasarkan putusan
pengadilan; dan
-Bukan tindak pidana atau terdakwa masih di bawah umur 8 tahun pada
waktu melakukan tindak pidana.
8. A. Praperadilan (Pasal 1 angka 10 KUHAP)
Wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus:
-Sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penahanan ;
-Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan ;
-Permintaan ganti rugi atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau
pihak lain atau kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan ;
-Sah atau tidaknya penyitaan barang bukti (Pasal 82 ayat (1) huruf b
KUHAP).
B. Pasal 77
-Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan ;
-Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya
dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.”
9. Amar penetapan Praperadilan, bisa berupa pernyataan yang berisi :
a. Sah atau tidaknya penangkapan atau penahanan
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan dan penuntutan
c. Diterima atau ditolaknya permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi
d. Perintah pembebasan dari tahanan
e. Perintah melanjutkan penyidikan atau penuntutan
f. Besarnya ganti kerugian
g. Pernyataan pemulihan nama baik tersangka
h. Memerintahkan segera mengembalikan sitaan
Di atur dalam Pasal 82 ayat (2) dan ayat (3) KUHAP.
10. A. Surat Dakwaan berisi sekurang-kurangnya meliputi :
1. Identitas terdakwa.
2. Uraian Tindak Pidana yang meliputi kronologi, tempat, dan waktu
Tindak Pidana.
3. Peraturan perundang-undangan yang dilanggar
B. Syarat formil : Pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP (Identitas).
>Surat dakwaan diberi tanggal dan ditandatangani oleh JPU
>Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka
Syarat materill : Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, mengenai:
>Tempus Delicti dan Locus Delicti
>Concursus Idealis dan Concursus Realis
-Dakwaan Tunggal/Dakwaan Alternatif
-Dakwaan Subsidiaritas/Dakwaan Kombinasi
>Inti Delik.
Bondowoso,21 April 2022

Muhammad Yasin

Anda mungkin juga menyukai