1. A. Menurut Van Bemmelen mengemukakan tiga tujuan hukum acara
pidana yaitu: 1. Mencari dan mengemukakan kebenaran. 2. Pemberian keputusan oleh hakim. 3. Pelaksanaan keputusan. B. Setiap orang : - Tersangka/terdakwa ; - Saksi ; - Ahli. Pejabat Kepolisian dan PPNS (pemeriksaan pendahuluan/voorenderzoek) : - Penyelidik (Polri) ; - Penyidik (Polri dan PPNS) ; - Penyidik Pembantu (Polri). Pejabat Kejaksaan (melakukan penuntutan dan pelaksanaan putusan pengadilan) : - Jaksa ; - Penuntut Umum (JPU). Pejabat Pengadilan (memeriksa dan membantu memeriksa, dan memutus perkara di sidang pengadilan) : - Hakim ; - Panitera, Wa Panitera, Pan Muda, Pan Pengganti. Penasihat Hukum ; Pejabat eksekutor (pelaksana) putusan pengadilan (menjalankan UU pelaksanakan pidana/penitentiaire recht) : - Jaksa, Pejabat LAPAS, Polri; 2. A. -kedokteran forensik iyalah mempelajari organ organ manusia menyangkut sebab sebab luka atau kematian dalam kaitan dengan tindak pidana. -Toksikologi forensik yakni mempelajari racun dalam kaitan dengan tindak pidana. -Ilmu kimia forensik iyalah mempelajari berbagai bahan kimia dengan dasar ilmu kimia analitika. -Ilmu alam forensik, misal: Forensic ballistic (balistik kehakiman, pelajari peluru kejahatan atau geincrimineerde kogel) Dactyloscopie (cetakan – sidik jari/finger-prints). B. -Psikiatri mempelajari jiwa manusia yang sakit -Kriminologi Pelajari kejahatan sebagai suatu masalah manusiawi: mengapa, bagaimana, apa tujuan orang melakukan kejahatan. 3. A. Penyelidik adalah pejabat polisi negara republik Indonesia yang di beri wewenang oleh undang undang untuk melakukan penyelidikan dasar hukumnya pasal 1 butir 4 KUHAP B. Fungsi serta wewenang penyelidik Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ; Mencari keterangan & barang bukti ; Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan memeriksa tanda pengenal diri ; Mengadakan “tindakan lain” menurut hukum yang bertanggung jawab. Dasar hukumnya pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP 4. -Surveillance (pembuntutan) ;Kegiatan pembuntutan secara sistematis terhadap orang, tempat dan benda. Pembuntutan terhadap orang sedangkan surveillance terhadap benda atau tempat yang berhubungan dengan orang yang di amati. -Undercover (penyamaran) ;Dilakukan untuk keperluan penyelidikan yang tidak mungkin didapat dengan cara-cara terbuka oleh sebab itu perlu dilakukan penyamaran, menyusup ke dalam sasaran guna memperoleh bahan keterangan yang diperlukan. -Observation (pengamatan).Pengamatan dengan panca indra secara teliti terhadap orang, benda, tempat, kejadian / situasi. -crime scene processing yaitu mencari informasi,petunjuk,identitas pelaku,korban dan saksi,serta mengumpulkan bukti bukti dengan bantuan laboratorium forensik dan ahli. 5. Penyidikan merupakan suatu proses atau langkah awal yang merupakan suatu proses penyelesaian suatu tindak pidana yang perlu diselidik dan diusut secara tuntas di dalam sistem peradilan pidana. Di atur dalam pasal 1 angka 5 KUHAP 6. A. Masa penahanan para penegak hukum -penyidik (pasal 24 KUHAP) masa penahanan 20 hari perpanjangan 40 hari jumlah seluruhnya 60 hari -jaksa (pasal 25 KUHAP) masa penahanan 20 hari perpanjangan 30 hari jumlah seluruhnya 50 hari -hakim (pasal 26 KUHAP) masa penahanan 30 hari perpanjangan 60 hari jumlah keseluruhan 90 hari B. Jenis penahanan dalam (pasal 22 KUHAP) ~Penahanan rumah tahanan negara ~Penahanan kota(wajib lapor diri) ~Penahanan rumah (wajib lapor diri) 7. Alasan penghentian penyidik -Tersangka meninggal dunia; -Sudah lewat waktu; -Tidak ada pengaduan pada tindak pidana aduan; -Undang-undang atau pasal yang yang menjadi dasar tuntutan sudah dicabut atau dinyatakan tidak mempunyai daya laku berdasarkan putusan pengadilan; dan -Bukan tindak pidana atau terdakwa masih di bawah umur 8 tahun pada waktu melakukan tindak pidana. 8. A. Praperadilan (Pasal 1 angka 10 KUHAP) Wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus: -Sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penahanan ; -Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan ; -Permintaan ganti rugi atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atau kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan ; -Sah atau tidaknya penyitaan barang bukti (Pasal 82 ayat (1) huruf b KUHAP). B. Pasal 77 -Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan ; -Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.” 9. Amar penetapan Praperadilan, bisa berupa pernyataan yang berisi : a. Sah atau tidaknya penangkapan atau penahanan b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan dan penuntutan c. Diterima atau ditolaknya permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi d. Perintah pembebasan dari tahanan e. Perintah melanjutkan penyidikan atau penuntutan f. Besarnya ganti kerugian g. Pernyataan pemulihan nama baik tersangka h. Memerintahkan segera mengembalikan sitaan Di atur dalam Pasal 82 ayat (2) dan ayat (3) KUHAP. 10. A. Surat Dakwaan berisi sekurang-kurangnya meliputi : 1. Identitas terdakwa. 2. Uraian Tindak Pidana yang meliputi kronologi, tempat, dan waktu Tindak Pidana. 3. Peraturan perundang-undangan yang dilanggar B. Syarat formil : Pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP (Identitas). >Surat dakwaan diberi tanggal dan ditandatangani oleh JPU >Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka Syarat materill : Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, mengenai: >Tempus Delicti dan Locus Delicti >Concursus Idealis dan Concursus Realis -Dakwaan Tunggal/Dakwaan Alternatif -Dakwaan Subsidiaritas/Dakwaan Kombinasi >Inti Delik. Bondowoso,21 April 2022