1
HUKUM ACARA PIDANA
• DASAR HUKUM :
1. Undang-undang RI No.8 Tahun 1981, Tentang Hukum Acara Pidana.
2. Undang-undang RI No.48 Tahun 2009, Tentang Kekuasaan Kehakiman.
3. Undang-undang RI No.16 Tahun 2004, Tentang Kejaksaan RI.
4. Undang-undang RI No.2 Tahun 2002, Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
5. Undang-undang RI No.18 Tahun 2003, Tentang Advokat.
6. Undang-undang RI No.5 Tahun 2004, Tentang Perubahan atas UU No.14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
7. Peraturan POLRI No. 8 Tahun 2021 Tentang Penanganan Tindak Pidana
Berdasarkan Keadilan Restoratif
8. Peraturan-peraturan pelaksana lainnya, seperti SEMA dan PERMA .
2
• Penuntutan
• Pemeriksaan Persidangan
• Upaya Hukum
• Eksekusi Putusan
3
LINGKUP PERADILAN
Kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh :
4
PENYELIDIKAN/PENYIDIKAN
(Kepolisian – Kejaksaan - KPK)
Integrated PENUNTUTAN
Criminal Justice (Kejaksaan – Jaksa KPK- PH)
System
PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN
(Peradilan Umum – Peradilan Tipikor)
LAPAS
(Tingkat Eksekusi)
5
Para Pihak Dlm Perkara Pidana
• Tersangka/Terdakwa
• Penyidik dan Penyelidik
• Jaksa Penuntut Umum
• Penasehat Hukum/Advokat
• Hakim
• Lembaga Pemasyarakatan
6
Pendampingan Perkara
• Dengan Surat Kuasa Khusus yang dibuat
untuk masing-masing tingkatan.
• Pada prinsipnya surat kuasa khusus perkara
pidana sama dengan perkara perdata.
• Bedanya dalam perkara pidana disebut
“mendampingi”, sedangkan perkara perdata
“mewakili”.
7
Hak-hak Tersangka/Terdakwa
• Hak untuk segera mendapatkan pemeriksaan oleh penyidik, diajukan oleh Penuntut Umum
dan pekaranya dilimpahkan ke pengadili untuk diadili (Pasal 50 ayat (1), (2) dan (3) KUHAP).
• Hak agar diberitahukan secara jelas dengan bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa
yang disangkakan padanya atau didakwakan pada waktu pemeriksaan (Pasal 51 butir (a)
dan (b) KUHAP).
• Hak untuk memberikan keterangan secara bebas dalam tingkat penyidikan dan pengadilan
(Pasal 52 KUHAP).
• Hak untuk mendapatkan juru bahasa (Pasal 53 ayat (1) KUHAP).
• Hak untuk mendapatkan Bantuan Hukum guna kepentingan pembelaan selama dan waktu
dan setiap tingkat pemeriksaan (Pasal 54 KUHAP).
• Hak untuk memilih penasehat hukumnya sendiri (Pasal 55 KUHAP) dan dalam hal tidak
mampu berhak didampingi Penasehat Hukum secara Cuma-Cuma (Pasal 56 ayat (1) dan (2)
KUHAP)
8
Apabila ditahan berhak menghubungi Penasehat Hukum setiap saat diperlukan (Pasal 57
ayat (1) dan (2) KUHAP).
Hak agar diberitahukan kepada keluarganya apabila ditahan untuk memperoleh bantuan
hukum atau jaminan bagi penangguhannya dan hak berhubungan dengan keluarga (Pasal
59 dan Pasal 60 KUHAP).
Hak diadili disidang pengadilan secara terbuka untuk umum (Pasal 64 KUHAP).
9
Hak untuk mengajukan saksi dan ahli yang a decharge (Pasal 65 KUHAP).
10
PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA
• Pemeriksaan Pendahuluan :
adalah pemeriksaan yang pertama kali
dilakukan oleh polisi, baik sebagai penyelidik
maupun penyidik, atas adanya dugaan telah
dilanggarnya hukum pidana materil.
• Pemeriksaan Sidang Pengadilan :
adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
menentukan apakah seseorang yang diduga
melakukan tindak pidana dapat dipidana atau
tidak.
11
TAHAP PEMERIKSAAN PEDAHULUAN
14
Penahanan
15
Syarat-syarat Penahanan
Syarat objektif
• Tindak pidana diancam > 5 tahun (Psl. 21 ayat
(4) huruf a KUHAP)
• Tindak Pidana yang diatur khusus walaupun
ancaman hukumannya < 5 tahun (Psl. 21 ayat
(4) huruf b KUHAP)
Syarat Subjektif
• Mencegah tersangka melarikan diri
• Mencegah tersangka menghilangkan barang
bukti
• Mencegah tersangka mengulangi tindak pidana
lanjutan
16
Jangka Waktu Penahanan
PENEGAK HUKUM LAMA PERPANJANGAN OLEH
Penyidik 20 40 Penuntut Umum
Hakim PN 30 60 Ketua PN
Hakim PT 30 60 Ketua PT
Hakim MA 60 60 Ketua MA
17
Jenis Penahanan
Pasal 22 KUHAP
18
KOMPETENSI PERADILAN
• KOMPETENSI ABSOLUT
Pemberian kekuasaan mengadili kepada suatu
pengadilan, bukan kepada pengadilan lain (jenis
peradilan).
• KOMPETENSI RELATIF
Kekuasaan mengadili berdasarkan peraturan hukum
sesuai dengan kekuasaan mengadili diantara
masing-masing pengadilan (wilayah peradilan).
19
Kewenangan Pengadilan Negeri
• Pengadilan Negeri berwenang mengadili semua
perkara pidana yang dilakukan dalam daerah
hukumnya (ajaran locus delicti).
21
PRA PERADILAN
Wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus
tentang :
22
Proses Pemeriksaan Pra Peradilan
23
Pasal 83 KUHAP
• Terhadap putusan pra peradilan tidak dapat
dimintakan “BANDING”, kecuali terhadap
putusan praperadilan yang menetapkan “tidak
sahnya penghentian penyidikan atau
penuntutan”, maka atas permintaan penyidik
atau penuntut umum dapat dimintakan
putusan akhir kepada Pengadilan Tinggi.
24
Yang dapat mengajukan Pra Peradilan
25
PUTUSAN PRA PERADILAN
26
TAHAP PEMERIKSAAN PERSIDANGAN
31
SURAT DAKWAAN
Pengertian Surat Dakwaan :
Surat yang diberi tanggal dan ditandatangani oleh penuntut
umum, yang memuat uraian tentang identitas lengkap
terdakwa, perumusan tidak pidana yang didakwakan dengan
unsur-unsur tidak pidana sebagaimana dirumuskan dalam
pasal yang didakwakan, disertai dengan uraian waktu dan
tempat tindak pidana dilakukan oleh terdakwa, yang menjadi
dasar pemeriksaan di sidang pengadilan.
33
Syarat Material
(Pasal 143 ayat (2 huruf (b) KUHAP) :
• Dakwaan Alternatif
o Terdakwa didakwa lebih dari satu delik pidana, tetapi
hakekatnya terdakwa hanya didakwa satu tindak pidana saja
o Biasanya penuntut umum masih meragukan jenis tindak
pidana nya (misal.pencurian-penggelapan, pembelian-
penadahan)
o Dirumuskan dengan dakwaan kesatu atau dakwaan kedua
36
• Dakwaan Subsidaritas (berlapis)
o Penyusunan urutan dakwaan adalah ancaman hukuman terberat dan seterus
nya sampai pada dakwaan yang ringan.
o Dirumuskan dengan dimuali dari Dakwaan Primair, Dakwaan Subsidair, dan
Dakwaan Lebih Subsidair.
o Hakim memeriksa dakwaan primer dahulu, bila tidak terbukti melanjutkan pada
dakwaan subsidair dan seterusnya mana yang dianggap terbukti.
• Dakwaan Komulatif
o Terdakwa didakwa beberapa tindak pidana sekaligus
o Tindak pidana tersebut harus dibuktikan keseluruhannya, sebab tindak pidana
tsb merupakan tindak pidana yang berdiri sendiri
o Dirumuskan dengan dimulai dari Dakwaan Kesatu (Primair, Subsidair, Lebih
Subsidair) dan Dakwaan Kedua (Primair, Subsidair dan Lebih Subsidair)
• Dakwaan Campuran
Bentuk gabungan dakwaan komulatif dengan dakwaan alternatif/dakwaan subsidair
37
Hak Penasehat Hukum/Terdakwa
Mengajukan Eksepsi/Keberatan
• PH dapat mengajukan eksepsi apabila surat dakwaan tidak
memenuhi syarat formil dan materil termasuk mengenai
kewenangan mengadili.
38
Perubahan Surat Dakwaan
Pasal 144 KUHAP
• PU dapat merubah surat dakwaan sebelum pengadilan
menetapkan hari sidang, baik dengan tujuan
menyempurnakan maupun untuk tidak melanjutkan
penuntutannya.
• Perubahan hanya dapat dilakukan satu kali selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum sidang dimulai.
• Perubahan surat dakwaan tidak boleh merubah tindak pidana
yang didakwakan.
• Turunan perubahan surat dakwaan disampaiakan kepada
terdakwa atau PH nya.
39
Sidang Pertama : Menghadirkan Terdakwa
Terdakwa Hadir hakim
Sidang dilanjutkan Memeriksa identitas
Meminta trdakwa fokus
Meminta PU mbacakan
Tdk Hadir Surat dakwaan
Perlawanan JPU
42
Tahan Pemeriksaan Alat Bukti
Alat bukti yang sah (Pasal 184 KUHAP) :
• Keterangan Saksi
• Keterangan Ahli
• Surat
• Petunjuk
• Keterangan Terdakwa
43
Pemeriksaan Saksi
– Syarat formil :
• Keterangan Saksi dianggap sah bila diberikan dibawah sumpah (Pasal
160 ayat 3).
• Keterangan Saksi yang tidak disumpah tidak merupakan alat bukti,
hanya sebagai tambahan ket.biasa (Pasal 185 ayat 7).
• Keterangan seorang saksi tidak cukup menyatakan seseorang bersalah
terhadap perbuatan yang didakwa padanya (Pasal 185 ayat 2). (Unus
Testis nullus testis/een getuige is geen getuige)
– Syarat Materill
• Keterangan saksi sebagai alat bukti apabila keterangan tsb dinyatakan
di sidang pengadilan, mengenai suatu peristiwa pidana, yang ia alami
sendiri
• Kesaksian testimonium de audito tidak diakui sebagai alat bukti yang
sah.
45
Saksi menolak di sumpah ..?
Pemeriksan terhadap saksi tetap dilaksanakan
46
Saksi dibawah sumpah Vs Saksi yang tidak disumpah
48
Pemeriksaan Ahli
• Seorang Ahli wajib memberikan keterangan
sesuai dengan keahliannya, untuk membuat
terang tindak pidana guna pemeriksaan.
• Yang dimaksud dengan ahli adalah ahli forensik,
dokter, dan ahli lainnya.
• Dalam memberikan keterangannya seorang ahli
wajib disumpah.
49
Barang Bukti
• Barang Bukti adalah :
– Barang yang dipergunakan oleh terdakwa untuk melakukan
tindak pidana atau
– Barang sebagai hasil dari suatu tindak pidana
– Barang-barang yang disita oleh penyidik
– Untuk dijadikan sebagai bukti di persidangan
51
Bukti Petunjuk
• Adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang
karena persesuaiannya, baik antara yang satu
dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu
sendiri, menandakan bahwa telah terjadi tindak
pidana dan siapa pelakunya.
• Petunjuk hanya dapat diperoleh :
- keterangan saksi
- surat
- keterangan terdakwa
52
Keterangan Terdakwa
Pasal 189 KUHAP
54
Pledoi (Pembelaan)
• Atas Surat Tuntutan dari JPU selanjutnya PH atau
terdakwa berhak untuk mengajukan Pledoi
(Pembelaan) sebagai tanggapan atas surat tuntutan
JPU.
JPU memberikan
jawaban atas Pledoi
(Replik)
Salinan nya
Hakim ketua majelis diberikan kepada
para pihak
56
PUTUSAN
• Putusan harus dijatuhkan minimal berdasarkan dua alat
bukti ditambah keyakinan hakim bahwa terdakwa dapat
dipersalahkan atas perbuatan yang didakwakan.
58
Upaya Hukum
Hak terdakwa atau PH untuk tidak menerima putusan pengadilan
61
Upaya hukum Kasasi
Alasan diajukannya kasasi :
1. Tidak menerapkan hukum sebagaimana
mestinya.
2. Cara mengadili tidak dilaksanakan menurut
ketentuan undang-undang.
3. Pengadilan telah melampaui batas
wewenangnya.
62
Putusan Perkara
yang tidak dapat dikasasi
Psl. 45 A UU No. 5 Thn 2004 Tentang Mahkamah Agung
• Putusan Praperadilan.
• Perkara pidana yang diancam dengan pidana
paling lama 1 (satu) tahun dan atau diancam
pidana denda.
• Perkara TUN yang objek gugatan berupa
keputusan pejabat daerah yang jangkauan
keputusannya berlaku diwilayah daerah yang
bersangkutan.
63
Tidak termasuk alasan kasasi :
1. Putusan PT menguatkan putusan PN (Putusan MA No.9K/Pid/1983 tgl
15 Oktober 1983).
2. Keberatan atas penilaian pembuktian (Putusan MA No.290/Pid/1983 tgl
7 Nopember 1983).
3. Yang bersifat pengulangan fakta (Putusan MA No.567 K/Pid/1983 tgl 10
Nopember 1983).
4. Yang tidak menyangkut pokok perkara (irrelevant) (Putusan MA No.755
K/Pid/1983 tgl 8 Juni 1983).
5. Yang berdasarkan berat ringannya hukuman (Putusan MA No. 797
K/Pid/1983 tgl 11 Nopember 1983), tetapi dalam hal-hal tertentu dapat
kasasi.
6. Yang berdasarkan novum (Putusan MA No. 468 K/KR/1979 tgl 18 Juni
1980).
7. Putusan bebas murni (vrijspraak – psl 244 KUHAP).
8. Keberatan atas pengembalian barang bukti (Putusan MA 107 K/Kr/1977
tgl 16 Oktober 1978.
64
Tenggang waktu & Memori Kasasi
• Permohonan kasasi disampaikan oleh pemohon kepada
panitera pengadilan yang memutus perkaranya dalam
tingkat pertama, dalam waktu 14 hari sesudah putusan
pengadilan diberitahukan kepada terdakwa (Pasal 245
ayat (1) KUHAP).
65
Perbedaan
Kasasi demi kepentingan hukum dengan PK
66
Peninjauan Kembali
• Adalah upaya hukum luar biasa terhadap putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali terhadap putusan bebas atau lepas dari
segala tuntutan hukum, dan PK hanya dapat diajukan satu kali.
• Pada dasarnya PK hanya dapat diajukan oleh terpidana atau ahli warisnya, namun
dalam perkembangan selanjutnya dapat pula diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum.
• Sesuai SEMA No. 7 Tahun 2014, bahwa permohonan PK hanya dapat diajukan satu
kali, SEMA ini mengesampingkan putusan MK No. 34/PUU-XI/2013 yang
membatalkan Pasal 268 ayat (2) KUHAP, karena putusan MK ini tidak sejalan
dengan UU Kekuasaan Kehakiman.
67
Alasan-alasan PK
68
Akibat hukum PK
• Permohonan PK tidak menangguhkan atau
menghentikan pelaksanaan putusan hakim
(eksekusi).
• Permohonan PK dapat dicabut selama belum
diputus, dan dalam hal sudah dicabut PK tidak
dapat diajukan kembali.
69
EKSEKUSI PUTUSAN
• Pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dilaksanakan oleh
Jaksa.
• Dalam hal pidana mati pelaksanaannya dilakukan oleh
regu tembak berdasarkan Peraturan Kapolri No. 12
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Hukuman Mati.
• Dalam hal pengadilan menjatuhkan pidana bersyarat
(hukuman percobaan) maka pelaksanaannya dilakukan
pengawasan oleh Jaksa.
70
Sekian dan Terima Kasih
71