Anda di halaman 1dari 5

Nama :

NIM :
Kelas : HTN 5D
Fakultas :

JAWABAN UAS HUKUM ACARA PIDANA

1. Pihak-pihak yang terlibat dalam peradilan pidana diatur dalam KUHAP, yaitu
a. Tersangka
Pasal 1 butir 14 KUHP, pengertian tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya
atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak
pidana.
b. Terdakwa
Pasal 1 angka 15 KUHAP, pengertian terdakwa adalah Terdakwa adalah seorang
tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang pengadilan.
c. Terpidana
Pasal 1 angka 32 KUHAP, pengertian terpidana adalahseorang yang dipidana berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
d. Penyelidik
Pasal 1 angka 4 KUHAP, pengertian Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik
Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.
e. Penyidik & Penyidik Pembantu
Pasal 1 angka 1 KUHAP, penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang
untuk melakukan penyidikan.
Pasal 1 angka 3 KUHAP, penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian negara Republik
Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan tugas penyidikan yang
diatur dalam undang-undang ini.
f. Jaksa & Penuntut Umum
Pasal 1 angka 6 huruf a, Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undangundang
ini untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pasal 1 angka 6 huruf b, Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh
undang- undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.
g. Penasehat Hukum/Advokat
Pasal 1 angka 13 KUHAP, Penasehat hukum adalah seorang yang memenuhi syarat yang
ditentukan oleh atau berdasar undang-undang untuk memberi bantuan hukum.
h. Saksi
Pasal 1 angka 26 KUHAP, saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia
dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.
i. Keterangan Ahli
Pasal 1 angka 28 KUHAP, keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang
yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu
perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.
j. Keterangan anak
Pasal 1 angka 29 KUHAP, keterangan anak adalah keterangan yang diberikan oleh
seorang anak tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana
guna kepentingan pemeriksaan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini.
k. Keluarga
Pasal 1 angka 30 KUHAP, Keluarga adalah mereka yang mempunyai hubungan darah
sampai derajat tertentu atau hubungan perkawinan dengan mereka yang terlibat dalam
suatu proses pidana sebagaimana diatur dalam undangundang ini. Di dalam KUHAP,
keluarga memiliki peran penting, seperti dapat meminta rehabilitasi dan permintaan ganti
kerugian dalam prapradilan dalam mengajukan prapradilan atau mengajukan permohonan
upaya hukum Peninjauan Kembali (PK).
l. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Dalam perkembangan hukum acara pidana saat ini, LSM (Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat) telah masuk sebagai subjek hukum yang diterima dalam proses hukum
acara pidana, terutama pasca adanya Putusan Mahkamah Kontitusi No. 76/PUU-X/2012
anggal 8 Januari 2013 yang telah menafsirkan Pasal 80 sepanjang frasa “pihak ketiga
yang
berkepentingan” tersebut yang berarti termasuk LSM.artinya, dalam perkara prapradilan,
LSM bisa masuk sebagai pihak pemohon.

2. Orang yang berhak mengajukan Pra peradilan adalah tersangka, apakah penahanan atas
dirinya bertentangan dengan Pasal 21 KUHAP, atau melewati batas waktu Pasal 24
KUHAP, penyidik, dan Penuntut Umum atau pihak ketiga (saksi korban).
Dalam hal tuntutan ganti rugi, rehabilitasi yang diajukan tersangka, keluarga atau
penasehat hukumnya harus didasarkan atas pengangkapan yang tidak sah, penggeledahan
atau penyitaan yang bertentangan dengan ketentuan hukum dan undang-undang, dan
kekeliruan mengenai orang yang ditangkap, ditahan, atau diperiksa Pasal 97 Ayat 1
KUHAP. Dan Hak ganti kerugian bagi korban salah tangkap dituangkan dalam Pasal 95
Ayat 1 KUHAP, berbunyi: Tersangka, terdakwa atau terpidana berhak menuntut ganti
kerugian karena ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau dikenakan tindakan lain,
tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai
orangnya atau hukum yang diterapkan.”

3. Acara Pemeriksaan Biasa


Pemeriksaan biasa dilakukan terhadap perkara yang membutuhkan pembuktian dan
penerapan hukum yang tidak mudah dan sederhana. Acara pemeriksaan biasa diatur
dalam Pasal 152 sampai 202 UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana atau
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Dalam pemeriksaan biasa,
sidang dinyatakan terbuka untuk umum, kecuali dalam perkara mengenai kesusilaan atau
perkara dengan terdakwa anak-anak.
Acara Pemeriksaan Singkat
Pemeriksaan singkat merupakan pemeriksaan perkara kejahatan atau pelanggaran yang
penerapan hukumnya mudah dan bersifat sederhana. Acara pemeriksaan singkat diatur
dalam Pasal 203 dan 204 KUHAP. Selain itu, pemeriksaan singkat juga dilakukan
terhadap perkara yang ancaman hukumannya di atas tiga bulan penjara atau dendanya
lebih dari Rp
7.500. Umumnya, pidana yang akan dijatuhkan paling tinggi tiga tahun. Penentuan
pembuktian serta penerapan hukum yang mudah dan sederhana ini dilakukan oleh
penuntut umum.

Acara Pemeriksaan Singkat


Acara pemeriksaan cepat merupakan pemeriksaan tindak pidana ringan dan perkara
pelanggaran lalu lintas jalan. Acara pemeriksaan cepat diatur dalam Pasal 205 sampai 216
KUHAP. Pemeriksaan cepat dilakukan terhadap perkara yang ancaman hukumannya
paling lama tiga bulan penjara atau dendanya paling banyak Rp 7.500, dan penghinaan
ringan. Hal yang perlu diperhatikan dalam acara pemeriksaan cepat adalah penyidik atas
kuasa penuntut umum dalam waktu tiga hari berita acara pemeriksaan dibuat,
menghadapkan terdakwa beserta barang bukti, saksi, ahli atau juru bahasa ke sidang
pengadilan. Persidangan acara pemeriksaan cepat dilakukan dengan hakim tunggal dan
merupakan tingkat pertama dan terakhir.
4. Macam – macam putusan dalam perkara pidana
a. Pemidanaan
Putusan pengadilan pemidanaan adalah putusan yang dikeluarkan berdasarkan
pemeriksaan di persidangan pengadilan, majelis hakim berpendapat bahwa terdakwa
terbukti secara syah dan meyakinkan bersalan telah melakukan tindak pidana yang
didakwakan kepadanya maka pengadilan menjatuhkan pidana sebagaimana ditentukan
dalam pasal 193 ayat (1) KUHAP.
b. Pembebasan dari segala dakwaan (vrijspraak)
Putusan pengadilan berupa pembebasan adalah putusan yang dikeluarkan berdasarkan
pemeriksaan dipersidangan pengadilan, majelis hakim berpendapat bahwa terdakwa tidak
terbukti secara syah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana yang
didakwakan kepadanya maka pengadilan membebaskan dari segala dakwaan sebagaimana
ditentukan dalam asal 191 ayat (1) KUHAP.
c. Lepas dari segala tuntutan hukum (ontslag van rechts vervolging)
Putusan pengadilan berupa lepas dari segala tuntutan adalah putusan yang dikeluarkan
berdasarkan pemeriksaan di persidangan pengadilan, majelis hakim berpendapat bahwa
terdakwa terbukti secara syah dan meyakinkan bersalah telah melakukan perbuatan yang
didakwakan kepadanya tetapi perbuatan tersebut bukan merupakan tindak pidana maka
pengadilan menjatuhkan putusan lepas dari segala tuntutan pidana sebagaimana
ditentukan dalam pasal 191 ayat (2) KUHAP atau terdakwa tidak dapat
dipertanggungjawabkan karena adanya alasan pemaaf maupun alas an pembenar.
Upaya hukum dalam perkara pidana
a. Upaya hukum biasa

 Verzet merupakan salah satu upaya hukum biasa yang dapat diminta oleh salah satu
atau kedua belah pihak yang berperkara terhadap suatu putusan Pengadilan Negeri
yang diputus Verstek. Prosedur mengajukan verzet dalam pasal 129 HIR/153 Rbg
sebagai berikut :
a. Dalam waktu 14 hari setelah putusan verstek itu diberitahukan kepada tergugat
sendiri;
b. Bila memungkinkan di periksa oleh Majelis Hakim yang sama.
c. Putusan tersebut menurut hukum boleh dimintakan banding
d. Pelawan bukan sbg Penggugat tapi tetap Terlawan sehingga yang membuktikan dulu
adalah Terlawan/Penggugat asal.

 Banding artinya ialah mohon supaya perkara yang telah diputus oleh pengadilan
tingkat pertama diperiksa ulang oleh Pengadilan yang lebih tinggi (tingkat banding),
karena merasa belum puas dengan keputusan Pengadilan tingkat pertama. Syarat-
syarat dari upaya banding adalah sebagai berikut :
a. Diajukan oleh pihak-pihak dalam perkara.
b. Diajukan dalam masa tenggang waktu banding
c. Putusan tersebut menurut hukum boleh dimintakan banding
d. Membayar panjar biaya banding, kecuali dalam hal prodeo.
e. Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang putusannya dimohonkan
banding.

 Kasasi adalah Pembatalan atau pernyataan tidak sah oleh MA terhadap putusan
hakim, karena putusan itu, menyalahi atau tidak sesuai dengan undang-undang.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam mengajukan kasasi, yaitu sebagai berikut :
a. Diajukan oleh pihak yang berhak mengajukan kasasi.
b. Diajukan masih dalam tenggang waktu kasasi.
c. Putusan atau penetapan PN dan PTU/PTN, menurut huku dapat dimintakan kasasi.
d. Membuat memori kasasi (pasal 47 ayat (1) UU No. 14/1985).
e. Membayar panjar biaya kasasi (pasal 47).
f. Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang bersangkutan.

b. Upaya Hukum Luar Biasa

Rekes Sipil (Peninjauan Kembali) adalah meninjau kembali putusan pidana yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap, karena diketahuinya hal-hal baru yang dulu
tidak dapat diketahui oleh hakim, sehingga apabila hal-hal itu diketahuinya maka
putusan hakim akan menjadi lain.Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk peninjauan
kembali diantaranya sebagai berikut :

a. Diajukan oleh pihak yang berperkara.


b. Putusan tersebut menurut hukum boleh dimintakan banding
c. Membuat surat permohonan peninjauan kembali yang memuat alasan-alasannya.
d. Membayar panjar biaya banding, kecuali dalam hal prodeo. Membayar panjar
biaya peninjauan kembali.
e. Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang memutus perkara pada tingkat
pertama.

Anda mungkin juga menyukai