Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Naufal Ariq

NIM : 181111325
hukum acara pidana

1.A. Bahwasannya pihak si A hanya sebagai pengedar dan tidak sebagai pecandu narkoba,
dan intisari dari penasehat hukum hanya menegaskan bahwasannya pihak si A Pihak yang
melakukan Peredaran Gelap Narkotika dan Preskusor Narkotika (Pasal 1 angka 6 jo 111,112,
129) dan tidak terjerat pasal pecandu narkoba

B. Keputusan hakim ya seharusnya menetapkan si A hanya sabagai pengedar dengan


hukuman 3-10 taahun

2. Surat dakwaan, dibuat oleh penuntut umum setelah ia menerima berkas perkara dan hasil
penyidikan yang lengkap dari penyidik. Dalam hal ia berpendapat bahwa dari hasil
penyidikan dapat dilakukan penuntutan, maka penuntut umum dalam waktu secepatnya
membuat surat dakwaan (pasal 140 jo pasal 139 KUHAP). Surat dakwaan tersebut kemudian
dilimpahkan kepada pengadilan, bersamaan dengan perkaranya. Surat dakwaan ini dibacakan
pada saat permulaan sidang (pasal 155 ayat [2] KUHAP), atas permintaan dari hakim ketua
sidang.
 
Sedangkan surat tuntutan, diajukan oleh penuntut umum setelah pemeriksaan di sidang
pengadilan dinyatakan selesai (pasal 182 ayat [1] KUHAP). Jadi, surat tuntutan dibacakan
setelah proses pembuktian di persidangan pidana selesai dilakukan. Surat tuntutan ini sendiri
berisikan tuntutan pidana.

3. 1. Tersangka
Pasal 1 butir 14 KUHP, pengertian tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau
keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.

2. Terdakwa
Pasal 1 angka 15 KUHAP, pengertian terdakwa adalah Terdakwa adalah seorang tersangka
yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang pengadilan.

3. Terpidana
Pasal 1 angka 32 KUHAP, pengertian terpidana adalahseorang yang dipidana berdasarkan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

4. Penyelidik
Pasal 1 angka 4 KUHAP, pengertian Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik
Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.

5. Penyidik & Penyidik Pembantu


Pasal 1 angka 1 KUHAP, penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang
untuk melakukan penyidikan.

Pasal 1 angka 3 KUHAP, penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian negara Republik
Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan tugas penyidikan yang
diatur dalam undang-undang ini.

6. Jaksa & Penuntut Umum


Pasal 1 angka 6 huruf a, Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undangundang ini
untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 1 angka 6 huruf b, Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-
undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.

7. Penasehat Hukum/Advokat
Pasal 1 angka 13 KUHAP, Penasehat hukum adalah seorang yang memenuhi syarat yang
ditentukan oleh atau berdasar undang-undang untuk memberi bantuan hukum.

8. Saksi
Pasal 1 angka 26 KUHAP, saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia
dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.
9. Keterangan Ahli
Pasal 1 angka 28 KUHAP, keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang
yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu
perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.

10. Keterangan anak


Pasal 1 angka 29 KUHAP, keterangan anak adalah keterangan yang diberikan oleh seorang
anak tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.

11. Keluarga
Pasal 1 angka 30 KUHAP, Keluarga adalah mereka yang mempunyai hubungan darah sampai
derajat tertentu atau hubungan perkawinan dengan mereka yang terlibat dalam suatu proses
pidana sebagaimana diatur dalam undangundang ini. Di dalam KUHAP, keluarga memiliki
peran penting, seperti dapat meminta rehabilitasi dan permintaan ganti kerugian dalam
prapradilan dalam mengajukan prapradilan atau mengajukan permohonan upaya hukum
Peninjauan Kembali (PK).

12. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)


Dalam perkembangan hukum acara pidana saat ini, LSM (Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat) telah masuk sebagai subjek hukum yang diterima dalam proses hukum acara
pidana, terutama  pasca adanya Putusan Mahkamah Kontitusi No. 76/PUU-X/2012 anggal 8
Januari 2013  yang telah menafsirkan Pasal 80 sepanjang frasa “pihak ketiga yang
berkepentingan” tersebut yang berarti termasuk LSM.artinya, dalam perkara prapradilan,
LSM bisa masuk sebagai pihak pemohon
4.
Ruang persidangan dalam pengadilam merupakan ruang yang digunakan untuk memeriksa,
mengadili dan memutuskan suatu perkara. Mengenai tata letak ruang sidang yang benar
sudah diatur dalam pasal 230 ayat (3) KUHAP dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Tempat meja dan kursi hakim terletak lebih tinggi dari tempat penuntut umum,
terdakwa, penasihat hukum dan pengunjung sidang;
2. Tempat Panitera terletak di belakang sisi kanan tempat hakim ketua sidang;
3. Tempat Penuntut Umum terletak disisi kanan depan tempat hakim;
4. Tempat Terdakwa dan Penasihat Hukum terletak disisi kiri depan tempat hakim dan
tempat

Terdakwa disebelah kanan tempat Penasihat Hukum;

5. Tempat kursi pemeriksaan Terdakwa dan Saksi terletak di depan hakim;


6. Tempat saksi atau ahli yang telah didengar terletak dibelakang kursi pemeriksaan;
7. Tempat pengunjung terletak di belakang tempat saksi yang telah didengar;
8. Bendera Nasional ditempatkan disebelah kanan meja hakim dan panji Pengayoman

ditempatkan di sebelah kiri meja hakim sedangkan Lambang Negara ditempatkan


pada

dinding bagian atas belakang meja hakim;

9. Tempat Rohaniawan terletak di sebelah kiri tempat panitera;


10. Tempat sebagaimana dimaksud huruf a sampai huruf i diberi tanda pengenal:
11. Tempat petugas keamanan dibagian pintu masuk utama ruang sidang dan ditempat
lain

yang dianggap

Anda mungkin juga menyukai