PENUNTUTAN
(Rabu 10 Mei 2023)
C. Tahapan Penuntutan
Ketika pemeriksaan pendahuluan telah selesai dilakukan, maka untuk selanjutnya
adalah tahapan penuntutan. Tahapan ini merupakan rangkaian dalam penyelesaian
perkara pidana sebelum hakim memeriksanya di sidang pengadilan. Penuntutan itu
sendiri merupakan kegiatan melimpahkan perkara pidana kepengadilan, didalam
melimpahkan perkara itu tidak sekedar membawa perkara kepengadilan tapi ada
beberapa hal yang dilakukan sebelum perkara itu disampaikan kepengadilan.
Sebelum jaksa melimpahkan perkara pidana kepengadilan dan kemudian
melakukan penuntutan, seorang penuntut umum wajib mengambil langkah-langkah
seperti :
a. Menerima dan memeriksa berkas perkara,
Hukum Acara Pidana |5
b. Mengadakan pra penuntutan, apabila ada kekurangan pada penyidikan dan segera
mengembalikan berkas kepada penyidik dengan memberikan petunjuk untuk
penyempurnaannya (waktunya 7 (tujuh) hari untuk wajib memberi tahukan
kekurangannya),
c. Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan
lanjutan dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh
penyidik,
d. Membuat surat dakwaan,
e. Melimpahkan perkara kepengadilan,
f. Menyampaikan pemberitahuan kepada tersangka tentang ketentuan persidangan
dengan disertai panggilan, kepada terdakwa maupun saksi-saksi,
g. Melakukan penuntutan,
h. Menutup perkara demi kepentingan hukum,
i. Melakukan tindakan lain dalam ruang dan tanggung jawab sebagai penuntut
umum,
j. Melaksanakan putusan hakim.
Apabila dari hasil penelitian tersebut ternyata berkas perkara tersebut telah
mencukupi segala persyaratan yang diperlukan guna melakukan penuntutan, maka
jaksa penuntut umum menyatakan bahwa hasil penyidikan perkara yang
bersangkutan sudah lengkap dengan menerbitkan PK-1 (pemberitahuan bahwa
hasil penyidikan sudah lengkap). Sebaliknya, apabila menurut hasil penelitian jaksa
penuntut umum hasil penyidikan perkara itu belum lengkap, penuntut umum
memberitahukan hal itu kepada penyidik dengan menerbitkan PK-2 (pemberitahuan
bahwa hasil penyidikan belum lengkap). Kemudian berkas perkara yang dinyatakan
belum lengkap itu disertai dengan petunjuk-petunjuk guna melengkapi hasil
penyidikan, dengan menerbitkan PK-3 (pengembalian berkas perkara).
Sesuai dengan ketentuan pasal 110 ayat 3 jo. Pasal 138 ayat 2 KUHAP, dalam
hal demikian penyidik wajib melaksanakan pemeriksaan tambahan dan
menyampaikan kembali berkas perkara yang telah dilengkapi dengan hasil
pemeriksaan tambahan itu kepada penuntut umum dalam batas waktu 14 hari
setelah diterimanya pegembalian berkas perkara dari penuntut umum.
2) Penelitian atas tersangka dan barang bukti
Pada penyerahan tahap kedua yakni penyerahan tersangka dan barang bukti,
sekali lagi penuntut umum melakukan penelitian, yakni penelitian terhadap
tersangka dan barang bukti yang diserahkan oleh penyidik tersebut. Hal-hal yang
diteliti pada penyerahan tahap kedua ini meliputi:
a. Identitas tersangka,
b. Penelitian sejauh mana kebenaran keterangan tersangka sebagimana
diuraikan dalam berita acara pemeriksaan tersangka,
c. Dalam melaksanakan penelitian terhadap tersangka, penuntut umum
memeperhatikan ketentuan sebagimana digariskan dalam penjelasan pasal 14
huruf i KUHAP,
d. Penelitian barang bukti dilakukan dengan cara meneliti secara fisik barang
bukti yang bersangkutan dengan melakukan pencatatan data barang bukti
tersebut dalam Berita Acara Penelitian Benda Sitaan (B-1),
e. Pelaksanaan penelitian barang bukti dilakukan bersama-sama dengan penyidik
dan dihadiri oleh saksi-saksi,
f. Dalam penelitian diminta pula keterangan tersangka mengenai barang bukti,
g. Setelah selesai melaksanakan penelitian, disamping dibuat berita acara
penelitian benda sitaan, (B-1), dipuat pula kartu barang bukti (B-4) dan label
barang bukti (B-5) yang dilekatkan pada barang bukti yang bersangkutan,
h. Khusus bagi barang bukti yang bernilai tinggi (misal emas, uang, intan atau
bahan narkotika) penyimpanannya dilakukan dengan cara menitipkannya
kepada bank pemerintah,
Hukum Acara Pidana |8
i. Barang bukti yang karena besarnya, beratnya maupun karena sifatnya tidak
mungkin disimpan dirumah penyimpanan benda sitaan negara dititipkan pada
instansi yang bersangkutan, umpamanya kapal dititipkan pada pihak
Syahbandar.
Dengan terlaksananya penyerahan tanggung jawab atas tersangka dan barang
bukti dari penyidik kepada penuntut umum, maka tanggung jawab yuridis atas
tersangka dan barang bukti tersebut, beralih kepada penuntut umum. Maka tugas
itulah tugas penyidikan suatu perkara benar-benar telah rampung/tuntas dan beralih
ke tahap penuntutan.
3) Penelaahan ketentuan pidana
Setelah penuntut umum menerima penyerahan tersagka dan barang bukti dari
penyidik, maka seluruh proses penyidikan telah berakhir dan proses perkara pidana
bersangkutan memasuki tahapan baru yaitu tahap penuntutan.
Dalam Rakergab Makehjapol I tahun1984 dinyatakan bahwa pelimpahan
perkara ke pengadilan adalah kelanjutan daripada penyidikan, maka selanjutnya
penuntut umumlah yang berkewajiban membuktikan kesalahan terdakwa dalam arti
bahwa perbuatan terdakwa adalah perbuatan pidana yang harus dikenai sanksi.
Karenanya demi keberhasilan pembuktian kesalahan terdakwa di pengadilan, maka
tidak tertutup kemungkinan penuntut umumdapat mendakwakan pasal-pasal lainnya
di samping yang telah dipersangkakan oleh penyidik.
Di samping itu penuntut umum tidak terikat kepada dakwaan berdasarkan hasil
penyidikan yang dibuat oleh penyidik, karena mungkin saja penuntut umum
berpendapat dakwaan yang dibuat oleh penyidik kurang memenuhi persyaratan,
misalnya penyidik beranggapan perbuatan terdakwa melanggar pasal 352 KUHP,
tetapi berdasarkan fakta-fakta dan data-data yang dibuat penyidik dihubungkan pula
dengan visum et repertum yang ada, penuntut umum berkesimpulan pasal 351
KUHP lah yang lebih tepat dakwaannya, sehingga dalam pelimpahan perkara di
pengadilan negeri, penuntut umum membuat dakwaan berdasarkan pasal 351
KUHP (A. Hamzah dan Irdan Dahlan, 1987 : 16).
Praktek penyusunan dakwaan demikian tidak bertentangan dengan ketentuan
undang-undang, sepanjang pasal pidana yang ditetapkan oleh penuntut umum
tersebut didukung oleh hasil penyidikan. Pangkal tolak penyusunan dakwaan
demikian bermuara pada yurisprudensi yakni putusan Mahkamah Agung Nomor. 47
K/Kr/1956 tanggal 28 maret 1957, yang pada pokoknya menyatakan bahwa yang
menjadi dasar tuntutan pengadilan ialah surat tuduhan, jadi bukan tuduhan yang
dibuat oleh polisi. Maksud yurisprudensi ini, ialah bahwa pengadilan memeriksa dan
memutuskan suatu perkara berdasarkan surat dakwaan yang dibuat oleh penuntut
umum.
Hukum Acara Pidana |9
a. Oleh lebih dari seorang yang bekerjasama dan dilakukan pada saat yang
bersamaan;
b. Oleh lebih dari seorang pada saat dan tempat yang berbeda tetapi
merupakan pelaksanaan dari permufakatan jahat yang dibuat mereka
sebelumnya;
Namun dalam Pasal 142 KUHAP justru memungkinkan melakukan pemisahan
perkara, dalam hal penuntut umum menerima satu berkas perkara yang memuat
beberapa perkara. Seperti kasus terorisme dan korupsi yang melibatkan banyak
pejabat misalnya, menghentikan Penuntutan, menghentikan penuntutan berarti telah
terjadi penuntutan namun karena terdapat beberapa hal seperti terdapat dalam
pasal 140 ayat (2) KUHAP, karena tidak cukup bukti, ternyata bukan merupakan
tindak pidana, dan perkara ditutup demi hukum.
Kasus II:
Gilang mempunyai permasalahan dengan Mohammad Subhan bin Hasan, namun
perselisihan tersebut telah didamaikan/diselesaikan secara kekeluargaan, Kemudian untuk
memastikan bahwa tidak ada permasalahan lagi di kemudian hari, Mohammad Subhan bin
Hasan pada hari Sabtu, tanggal 22 Oktober 2016, sekira pukul 21.00 WIB meminta bantuan
H u k u m A c a r a P i d a n a | 12
kepada Buang Dwi Anggara Alias Angga Tato, untuk kembali mendamaikan perselisihan
antara dirinya dengan Gilang, kemudian Angga Tato menghubungi Gilang menyampaikan
permintaan Mohammad Subhan bin Hasan untuk mengajak berdamai dan bertemu di
daerah Desa Kalianyar Kecamatan Tamanan Kabupaten Bondowoso, terhadap permintaan
tersebut disetujui Gilang, sebelum berangkat menuju ketempat yang telah ditentukan,
Mohammad Subhan bin Hasan telah mempersiapkan diri sambil membawa satu bilah pisau
dan satu buah alat timangan sabuk menyerupai roti kalung, sedangkan Gilang mengajak
teman-temanya yaitu Didik, Yunus, Rosi, dan Hairul untuk ikut menemui Mohammad
Subhan bin Hasan di tempat yang sudah ditentukan tersebut, dalam perjalanan menuju ke
tempat yang sudah disepakati, gemilang bertemu dengan kakaknya yaitu Angga Tesar Yuki
Novandaz yang kemudian ikut bergabung dengan Gilang Dkk setelah sampai di lokasi yang
telah ditentukan tersebut, Mohammad Subhan bin Hasan dipertemukan dengan Gilang oleh
Angga Tato;
Pada waktu Mohammad Subhan bin Hasan bertemu dengan Gilang, terjadi
pembicaraan dan kemudian pertengkaran antara Mohammad Subhan bin Hasan dengan
Gilang tidak dapat dihindarkan, karena pertengkaran tersebut semakin memanas lalu secara
tiba-tiba Mohammad Subhan bin Hasan langsung memukul bagian dagu sebelah kanan
Gilang dengan menggunakan alat timangan sabuk menyerupai roti kalung sebanyak 1 (satu)
hingga Gilang jatuh dan tersungkur, setelah itu Mohammad Subhan bin Hasan memukul-kali
bagian kepala Gilang.
Melihat Gilang dipukul oleh Mohammad Subhan bin Hasan, lalu Angga Tesar Yuki
Novandaz, berusaha menyerangnya dengan cara memukulkan tongkat besi model krom
berkali-kali kearah ke tubuh Mohammad Subhan bin Hasan, karena merasa terdesak telah
dipukul secara bertubi-tubi oleh Angga Tesar Yuki Novandaz, lalu Mohammad Subhan bin
Hasan mencabut pisau jenis sangkur yang diselipkan pada celana pada pinggang sebelah
kanan kemudian dengan menggunakan tangan kirinya, Mohammad Subhan bin Hasan
dengan sengaja mengarahkan tusukan pisaunya ke dada sebelah kiri Angga Tesar Yuki
Novandas sebanyak satu kali agar korban tidak berdaya.
Akibat tusukan pisau yang diarahkan Mohammad Subhan bin Hasan kedada kiri
Angga Tesar Yuki Novandaz mengakibatkan Angga Tesar Yuki Novandaz, langsung jatuh
tersungkur ke tanah selanjutnya setelah tusukan pisau sangkur tersebut lalu pisau tersebut
ia cabut lagi, sedangkan Angga masih jatuh terlentang diantara pepohonan pisang,
mengetahui pisau yang ditusukkannya ke dada Angga Tesar Yuki Novandaz telah
mengakibatkan Angga tidak berdaya lagi kemudian Mohammad Subhan bin Hasan langsung
melarikan diri meninggalkan Gilang dan Angga Tesar Yuki Novandaz, sedangkan Gilang
bersama Didik, Yunus, Rosi, dan Hairul, berusaha menolong Angga Tesar Yuki Novandaz
dengan membopong dan membawa Angga Tesar Yuki Novandaz menuju ke Puskesmas
Tamanan.
H u k u m A c a r a P i d a n a | 13
Ketentuan mengerjakan:
a.Tugas dikerjakan secara kelompok, bukan individu kecuali pada waktu penilaian saat
diskusi kelas dengan dosen.
b.Buatlah kelompok yang terdiri dari 5 orang (harus diurutkan berdasarkan daftar di Sister
meskipun yang bersangkutan tidak hadir pada waktu perkuliahan).
c. Kelompok terakhir, jika jumlahnya tidak mencapai 5 orang, sisanya menggabungkan diri
ke dalam kelompok lain sehingga ada kelompok yang jumlahnya 6 orang.
d. Tugas dikerjakan dalam format pdf yang sudah harus terkumpul pukul 23.59 WIB pada
H-3 jadwal kuliah, dikirimkan masing-masing kelompok melalui alamat email dosen yaitu
subronto.belajar@gmail.com .
e.Selamat belajar & mengerjakan.