Anda di halaman 1dari 18

MODUL PRAKTEK HUKUM PIDANA

(KPH 411)

MODUL 4
PENUNTUTAN

DISUSUN OLEH
Endik Wahyudi, SH,MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 18
PENUNTUTAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Mahasiswa menjelaskan tugas dan fungsi jaksa penuntu umum
2. Mahasiswa mampu menguraikan apa itu penuntutan dan bagaimana
prosesnya
3. Mahasiswa mampu menganalisa surat dakwaan dan tuntutan jakwa penuntut
umum

B. Uraian dan Contoh


1. Pendahuluan
Sebelum saya menjelaskan apa itu yang dimakut dengan penuntutan,
terlebih dahulu kita pahami apa itu prapenuntutan, di dalam kitap udang-undang
hukum acara pidana (KUHAP) tidak ditemukan pengertian praperadilan, namun
dapat di jelaskan bahwa Perapenuntutan itu terletak antara di mulainya penuntutan
dalam arti sempit (perkara dikirim ke pengadilan) dan penyidikan yang dilakukan
oleh penyidik.1oleh karena proses prapenuntutan itu diantaranya adalah:
a. Penuntut umum Menerima surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP)
dari penyidik
b. Kordinasi penanangan Perkara
c. Menerima berkas perkara (pelimpahan berkas)
d. Mempelajari dan meneliti berkas
e. Melakukan pemeriksaan tambahan
Jadi istilah prapenuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk
memberikan petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan oleh penyidik.
Inilah yang terasa janggal, karena memberi petunjuk kepada penyidik untuk
menyempurnakan penyidikan.

1
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, 2008, Jakart, hlm 157

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 18
Pengertian pra penuntutan antara lain dapat dijumpai dalam penjelasan Pasal
30 Ayat (1) huruf a Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2004 yang berbunyi
“pra penuntutan adalah tindakan Jaksa untuk memantau perkembangan
penyidikan setelah menerima pemberitahuan dimulainya penyidikan yang
diterima dari Penyidik serta memberikan petunjuk guna dilengkapi oleh Penyidik
untuk dapat menentukan apakah berkas perkara tersebut dapat dilimpahkan atau
tidak ke tahap penuntutan. Selain itu, Harun M. Husein berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan prapenuntutan adalah kewenangan penuntut umum untuk
mempersiapkan penuntutan yang akan dilakukannya dalam suatu perkara, dengan
cara mempelajari / meneliti berkas perkara hasil penyidikan yang diserahkan
penyidik kepadanya guna menentukan apakah persyaratan yang diperlukan guna
melakukan penuntutan sudah terpenuhi atau belum oleh hasil penyidikan tersebut.
bila dari hasil penelitian itu ternyata bahwa persyaratan untuk melakukan
penuntutan telah terpenuhi, maka ia memberitahukan kepada penyidik bahwa
hasil penyidikan itu sudah lengkap. Sebaliknya bila ternyata hasil penyidikan
belum memenuhi persyaratan-persyaratan penuntutan, maka ia akan
mengembalikan berkas perkara itu kepada penyidik disertai petunujuk guna
melengkapinya. 2
Selanjutnya yang dimaksut dengan penuntutan sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 1 angka 7 KUHAP adalah tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang ber-wenang dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan
supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan. 3 Selanjutnya
Dalam Pasal 138 ayat (2) KUHAP disebutkan, bahwa setelah penuntut umum
menerima atau menerima kembali hasil penyidikan yang lengkap dari penyidik, ia
segera, menentukan apakah berkas perkara itu sudah memenuhi persyaratan untuk
dapat atau tidak dilimpahkan ke pengadilan.
Sedangkan di jelaskan dalam Pasal 140 ayat (1) KUHAP menyatakan
apabila penuntut umum berpendapat bahwa dari hasil penyidikan dapat dilakukan

2
Husein, M. Harun, 1991, “Penyidikan dan Penuntutan dalam Proses Pidana”, PT. Rineka Cipta ,
Jakarta.

3
Pasal 1 angka 7 KUHAP

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 18
penuntutan, ia dalam waktu secepatnya membuat surat dakwaan, namun apabila
penuntut umum berpendapat lain sebagaimana diatur dalam Pasal 140 ayat (2)
KUHAP, yaitu:
1) Dalam hal penuntut umum memutuskan untuk menghentikan
penuntutan karena tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut
ternyata bukan merupakan tindak pidana atau perkara ditutup demi
hukum, penuntut umum menuangkan hal tersebut dalam surat
ketetapan.
2) Isi surat ketetapan tersebut diberitahukan kepada tersangka dan bila ia
ditahan, wajib segera dibebaskan.
3) Turunan surat ketetapan itu wajib disampaikan kepada tersangka atau
keluarga atau penasihat hukum, pejabat rumah tahanan negara, penyidik
dan hakim.
4) Apabila kemudian ternyata ada alasan baru,penuntut umum dapat
melakukan penuntutan terhadap tersangka.4

Selain itu, di dalam Pasal 13 KUHAP dinyatakan bahwa penuntut umum


adalah Jaksa yang diberi wewenang untuk melakukan penuntutan dan
melaksanakan penetapan hakim. Menurut Pasal 14 KUHAP, Penuntut Umum
mempunyai wewenang diantaranya adala: 5
1) Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari Penyidik atau
Pembantu Penyidik ;
2) Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikan
dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 Ayat (3) dan Ayat (4)
dengan memberi petunjukdalam rangka menyempurnakan penyidikan
dari Penyidik ;

4
Buku Informasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kitap Undang-Undang Hukum Acara
Pidana, hlm 30

5
C.S.T. Kansil, 1986, “Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia”, Balai Pustaka,
Jakarta, hal. 357.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 18
3) Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan lanjutan
atau mengubah status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh
Penyidik ;
4) Membuat surat dakwaan ;
5) Melimpahkan perkara ke pengadilan ;
6) Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan dan
waktu perkara disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada
terdakwa maupun kepada saksi, untuk datang pada sidang yang telah
ditentukan ;
7) Melakukan penuntutan ;
8) Menutup perkara demi kepentingan hukum ;
9) Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab
sebagai penuntut umum menurut Undang-Undang ;
10) Melaksanakan penetapan hakim.
Sedangkan dalam Di dalam penjelasan pasal tersebut dikatakan, bahwa yang
dimaksud dengan tindakan lain adalah antara lain meneliti identitas tersangka,
barang bukti dengan memperhatikan secara tegas batas wewenang dan fungsi
antara penyidik, penuntut umum dan pengadilan. Setelah Penuntut Umum hasil
penyidikan dari penyidik, ia segera mempelajarinya dan menelitinya dan dalam
waktu tujuh hari wajib memberitahukan kepada penyidik apakah hasil penyidikan
itu sudah lengkap atau belum (Pasal 138 Ayat (1) KUHAP).6
Fungsi Prapenuntutan
Di dalam KUHAP sendiri telah mengatur pelaksanaan dan pembagian tugas
penegakan hukum antara fungsi penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan
pengadilan sehingga antara aparatur Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim secara
prinsipil dituntut adanya spesialisasi, diferensiasi, dan kompanemenisasi. Namun
demikian, dalam rangka melaksanakan penegakan hukum khususnya penanganan
perkara pidana tidak berarti bahwa Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim tidak
berkaitan satu sama lain. Justru ketiga fungsi tersebut dibutuhkan sinergitas atau
keterpaduan yang lazim disebut sebagai Integrated Justice System. Adapun

6
Andi Hamzah, op.cit hlm 23

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 18
menurut Jaksa Agung RI Sukarton Marmosudjono bahwa yang dimaksud dengan
Integrated Criminal Justice System adalah sistem peradilan perkara pidana terpadu,
yang unsur-unsurnya terdiri dari persamaan persepsi tentang keadilan dan pola
penyelenggaraan peradilan perkara pidana secara keseluruhan dan kesatuan
(Administration of Criminal Justice System) pelaksanaan peradilan terdiri dari
beberapa komponen seperti penyidikan, penuntutan, pengadilan, dan Lembaga
Permasyarakatan. Integrated Criminal Justice System adalah suatu usaha untuk
mengintegrasikan semua komponen tersebut diatas, sehingga peradilan dapat
berjalan sesuai dengan yang dicita-citakan.7
Sedangkan dalam rangka sinergitas atau keterpaduan tersebut terutama
antara Penyidik dan Penuntut Umum, maka lembaga pra penuntutan memiliki arti
yang sangat strategis yang menentukan berhasil tidaknya penuntutan dan
pemeriksaan perkara pidana di Pengadilan. Kewenangan Penuntut Umum dalam
mengadakan pra penuntutan yang berarti sebelum Penuntut Umum bertindak
melimpahkan berkas perkara ke sidang pengadilan, berhak untuk memeriksa dan
menilai apakah berkas perkara hasil pemeriksaan penyidik telah cukup dan
sempurna sehingga sudah matang untuk dilakukan penuntutan di sidang
pengadilan. Di dalam melakukan pemeriksaan dan penilaian tentang kelengkapan
dan kecukupan hasil pemeriksaan penyidikan, Penuntut Umum diberi keleluasaan
untuk menentukan alternatif :
 Dapat menerima atau menganggap hasil pemeriksaan penyidikan sudah
cukup dan sempurna untuk dilakukan penuntutan di depan sidang
pengadilan. Apabila alternatif ini yang diambil oleh Penuntut Umum,
berarti penyidikan telah selesai dan tahap pra penuntutan dengan
sendirinya beralih ke taraf penuntutan. Konsekuensi daripada peralihan
dari tahap pra penuntutan kepada taraf penuntutan sekaligus berakibat
beralihnya tanggung jawab yuridis perkara yang bersangkutan dari tangan
Penyidik kepada Penuntut Umum. Dalam arti, penyidikan sudah dianggap

7
Cakra Nur Budi Hartanto, Fungsi Pra Penuntutan Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan
Penuntutan Perkara Pidana Oleh Penuntut Umum, Jurnal Hukum Khaira Ummah Vol. 12. No. 4
Desember 2017.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 18
selesai, dan penyidik menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan
barang bukti kepada Penuntut Umum (Pasal 8 Ayat (3) huruf b) ;
 Alternatif kedua, Penuntut Umum setelah menerima dan mempelajari
berkas perkara hasil pemeriksaan penyidikan berpendapat hasil
pemeriksaan belum cukup dan kurang sempurna. Apabila Penuntut Umum
menyimpulkan penilaian yang seperti ini, dapat bertindak sesuai dengan
ketentuan Pasal 110 Ayat (2) dan Pasal 138 Ayat (2) KUHAP. 8

2. Surat Dakwaan
Surat dakwaan adalah suatu surat yang diberi tanggal dan ditandatangani
oleh penuntut umum, yang memuat uraian tentang identitas lengkap terdakwa,
perumusan tindak pidana yang didakwakan yang dipadukan dengan unsur-unsur
tindak pidana sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan pidana yang
bersangkutan, disertai uraian tentang waktu dan tempat tindak pidana dilakukan
oleh terdakwa, surat mana menjadi dasar dan batas ruang lingkup pemeriksaan di
sidang pengadilan. 9
Oleh karenanya fungsi surat dakwaan dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Bagi pengadilan/hakim, surat dakwaan merupakan dasar dan sekaligus
membatasi ruang lingkup pemeriksaan, dasar pertimbangan dalam
penjatuhan keputusan.
2) Bagi penuntut umum, surat dakwaan merupakan dasar
pembuktian/analisis yuridis,tuntutan pidana dan penggunaan upaya
hukum.
3) Bagi terdakwa/penasihat hukum, surat dakwaan merupakan dasar untuk
mempersiapkan pembelaan.10

8
M. Yahya Harahap, 2009, “Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Penyidikan dan
Penuntutan (Edisi Kedua)”, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 371

9
https://parismanalush2013.wordpress.com/2016/06/27/surat-
dakwaan/#:~:text=Surat%20dakwaan%20adalah%20suatu%20surat,pidana%20yang%20bersangk
utan%2C%20disertai%20uraian di akses pada 20 September 2020

10
Buku Inormasi KPK, op.cit hlm 31

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 18
Syarat Formal Surat Dakwaan, Syarat Formal Surat Dakwaan di jelaskan
dalam Pasal 143 Ayat 2 Huruf A Kuhap daiantaranya adalah:
a. Tanggal Dan Tanda Tangan Penuntut Umum Yang Membuat Surat
Dakwaan.
b. Identitas Terdakwa yang terdiri dari:
(a) Nama Lengkap,
(b) Tempat Tanggal Lahir,
(c) Umur/Tanggal Lahir,
(d) Jenis Kelamin,
(e) Kebangsaan,
(f) Tempat Tinggal,
(g) Agama,
(h) Dan Pekerjaan.
Sedangkan syarat meteriil surat dakwaan di Pasal 143 (2) huruf b
KUHAP, syarat materiil meliputi:
a. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan.
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai waktu dan tempat
tindak pidana itu dilakukan.
Penjelasan:
Makna Cermat, berarti menuntut ketelitian penuntut umum dalam
mempersiapkan surat dakwaan yang akan diterapkan bagi terdakwa. Dengan
menempatkan kata “cermat” paling depan dari rumusan Pasal 143 (2) huruf b
KUHAP, pembuat undangundang menghendaki agar penuntut umum dalam
membuat surat dakwaan selalu bersikap benar dan teliti. 11
Sedangkan makna Jelas, berarti uraian kejadian atau fakta kejadian yang
jelas dalam surat dakwaan, sehingga terdakwa dengan mudah memahami apa
yang didakwakan terhadap dirinya dan dapat mempersiapkan pembelaan dengan
sebaik-baiknya.

11
Surat Edaran Jaksa Agung No-004 Tahun 1993

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 18
Selanjutnya makna Lengkap, berarti bahwa uraian surat dakwaan harus
mencakup semua unsurunsur yang ditentukan oleh undang-undang secara
lengkap. Dalam uraian tidak boleh ada unsur delik yang tidak dirumuskan secara
lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materiilnya secara tegas, sehingga
berakibat. perbuatan itu bukan merupakan tindak pidana menurut undang-undang.

3. Bentuk-bentuk surat dakwaan: 12


1) Dakwaan Tunggal = dakwaan tunggal biasanya digunakan dalam hal
hanya terdapat satu tindak pidana.
2) Dakwaan Alternatif = dakwaan alternatif digunakan apabila belom
terdapat kepastian tentang tindak pidana mana yang paling tepat untuk
dibuktikan, ex: pasal 362 atau 480.
3) Dakwaa subsideritas = dakwaan di susun secara berlapis, alasanya supaya
yang satu berfungsi sebagai penganti lapisan sebelumnya. Dakwaan di
susun secara berurutan dari tingkat yang paling tinggi sampai paling
rendah. Ex: primair pasal 340, subsider pasal 338 KUHP, lebih subsider
351 ayat 3 KUHP.
4) Dakwaan komulatif = dibuat dalam kondisi terdapat beberapa tindak
pidana yg didakwa sekaligus, yg mana tindak pidana itu berdiri sendiri.
Dan harus dibutikan satu-satu. Dakwaan komulatif dicirikan pengunaan
kata “dan” misalnya: dakwaan kesatu pasal 340 KUHP, dan dakwaan
kedua pasal 363 KUHP dan dakwaan ketiga pasal 285 KUHP.
5) Dakwaan kombinasi = penggabungan bentuk beberapa dakwaan yg
disebutkan diatas, misalnya dakwaan komulatif dan dakwaan subsideritas.
“dakwaan kesatu primair pasal 340 KUHP, subsider 338 KUHP dan
dakwaan kedua pasal 285 KUHP .13
Model penyusunan surat dakwaan dalam praktek bermacam-macam, diantaranya
adalah sebagai berikut:

12
Andi Hamzah, op.cit hlm 184

13
Endik Wahyudi, Lihat dalam PPT mata kuliah praktek hukum pidana

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 18
Model Voeging
Voeging adalah penggabungan berkas perkara dalam melakukan penuntutan,
sebagaimana menurut ketentuan Pasal 141 KUHAP, yaitu penuntut umum dapat
melakukan penggabungan perkara dan membuatnya dalam satu surat dakwaan,
apabila pada waktu yang sama atau hampir bersamaan ia menerima beberapa
berkas perkara dalam hal: 14
a. beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh seorang yang sama dan
kepentingan pemeriksaan tidak menjadikan halangan terhadap
penggabungannya;
b. beberapa tindak pidana yang bersangkutpaut satu dengan yang lain;
c. beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut-paut satu dengan yang
lain, akan tetapi yang satu dengan yang lain itu ada hubungannya, yang
dalam hal ini penggabungan tersebut perlu bagi kepentingan
pemeriksaan.
Sedangkan yang di maksut dengan tindak pidana yang dianggap mempunyai
sangkut-paut satu dengan yang lain menurut penjelasan Pasal 141 huruf b
KUHAP, apabila tindak pidana tersebut dalam kategori:
a. Dilakukan Oleh lebih dari seorang yang bekerja sama dan dilakukan
pada saat yang bersamaan.
b. Oleh lebih dari seorang pada saat dan tempat yang berbeda, akan tetapi
merupakan pelaksanaan dari permufakatan jahat yang dibuat oleh
mereka sebelumnya.
c. Oleh seorang atau lebih dengan maksud mendapatkan alat yang akan
dipergunakan untuk melakukan tindak pidana lain atau menghindarkan
diri dari pemidanaan, karena tindak pidana lain.
Model Splitsing
Model splitsing adalah penuntut umum melakukan pemisahan berkas
penuntutan, sebagaimana diatur dalam Pasal 142 KUHAP, yaitu dalam hal
penuntut umum menerima satu berkas perkara yang memuat beberapa tindak
pidana yang dilakukan oleh beberapa orang tersangka yang tidak termasuk dalam

14
A.K. Nasution, Masalah Surat Tuduhan dalam proses pidana, 1972, hlm 167

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 18
ketentuan Pasal 141 KUHAP, penuntut umum dapat melakukan penuntutan
terhadap setiap terdakwa secara terpisah.
Contoh dokumen resmi surat dakwaan:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 18
Sumber: data di olah penulis

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 18
Perubahan Surat Dakwaan
Dalam praktek peradilan di indonesia surat dakwaan dapat di ubah baik atas
inisiatif penuntut umum sendiri ataupun atas dasar saran hakim, akan tetapi
syarat-syarat tersebut harus di dasarkan pada ketentuan yang diatur dalam
KUHAP. Perubahan surat dakwaan hanya dapat dilakukan sebelum pemeriksaan
di persidangan di mualai. KUHAP mengatur kemungkinan adanya perubahan
surat dakwaan secara sederhana, hanya satu pasal saja yang mengatur tentang
perubahan surat dakwaan, yaitu pasal 144 yang terdiri atas 3 ayat, disana di
jelaskan tentang jangka waktu yang diperbolehkan untuk mengubah surat
dakwaan. Sama sekali tidak menyebutkan subtansi apa yang dapat di rubah dan
apa yang tidak dapat di rubah.
Kerana tidak ada batas-batas yang di tentukan dalam pasal 144 KUHAP
tentang perubahan surat dakwaan, maka timbul pertanyaan sampai sejauh mana
penuntut umum dapat mengubah surat dakwaan itu. Menurut peraturan lama (HIR,
yurisprudensi, dan pendapat ahli hukum) dapat diterima perubahan itu yang
meliputi berikut ini:
1) Kesalahan mencantumkan waktu dan tempat terjadinya delik dalam
surat dakwaan.
2) Perbaikan kata-kata atau redaksi surat dakwaan sehingga mudah
dimengerti dan disesuaikan dengan perumusan delik dalam undang-
undang pidana.
3) Perubahan dakwaan yang tunggal menjadi dakwaan alternatif asal
mengenai perbuatan yang sama.
Sedangkan menurut pendapat Andi Hamzah bahwa KUHAP tidak mengatur
tentan hal ini dan Yurisprudeni serta doktrin telah menerimanya, maka perubahan
tersebut dapat saja di lakukan oleh penuntut umum dan tidak bertentagan dengan
jiwa KUHAP.15

15
Andi Hamzah, op.cit hlm 182

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 18
Dalam hal yang pertama yaitu mengenai perubahan waktu dan tempat
terjadinya delik, dapat di bandingkan misalnya degan putusan HIR tanggal 12 Juni
1939 (NJ 1939 halaman 1601) yang mengatakan jika dakwaan tetap menurut
perbuatan yang sama hanya ada perbedaan mengenai waktu terjadinya delik, maka
dapat diadakan perubahan dakwaan. Contoh: dakwaan mengenai pembunuhan
terjadi pada tanggal 12 april 1983, menurut redaksi pertama diubah menjadi
tanggal 13 April 1983, maka hal demikian diperbolehkan. Akan tetapi jika di
samping waktu tersebut di ubah pula pembunuhan menjadi penganiayaan yang
mengakibatkan kematian, maka hal tersebut tidak diperbolehkan karena perbuatan
perbuatan telah di ubah dari pembunuhan menjadi penganiayaan.
Begitu perlu perubahan kata-kata atau redaksi diperbolehkan asal tidak
mengubah macam perbuatan yang didakwakan. Bagitu pula perubahan surat
dakwaan dari yang tinggal alternatif diperbolehkan asal mengenai perbuatan yang
sama, yang bisa disebut delik berkualiikasi dalam hukum pidana. Delik
berkualifikasi misalnya delik pembunuhan (pasal 338 KUHP) menjadi
pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP); penganiayaan (pasal 351 ayat (1)
KUHP) menjadi penganiayaan berencana (pasal 353 ayat (1) KUHP).
Perubahan dakwaan yang tunggal menjadi alternatif tersebut seperti pasal
338 KUHP menjadi primair pasal 340 KUHP subsidair pasal 338 KUHP
diperbolehkan, menurut Andi Hamzah rasionya adalah menurut pasal 282 ayat (1)
HIR dulu, dakwaan dapat di ubah manakala ada keadaan yang memberatkan
pidana. 16
Akan tetapi perlu diperhatikan lagi, bahwa KUHP berbeda dengan HIR atau
Ned. Sv di tentukan jangkwa waktu perubahan surat dakwaan yaitu 7 hari
sebelum hari sidang dan tidak mungkin dilakukan perubahan pada waktu sidang,
jadi kalau waktu sidang di temukan beberapa kekeliruan dalam surat dakwaan,
misalkan mengenai waktu dan tempat, maka menurut pasal 143 KUHAP dakwaan
tersebut batal demi hukum.
Oleh karena itu, sesui dengan ketentuan pasal 143 dan 144 KUHAP
penuntut umum dalam menyusun surat dakwaan harus cermat dan teliti sekali.

16
Andi Hamzah op.cit hlm 183

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 18
Andai kata dipersidangan terdakwa memberi keterangan yang berbeda dengan di
pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan oleh polisi sedangkan surat dakwaan
yang di susun oleh penuntut umum di dasarkan pada pemeriksaan pendahuluan
tersebut, maka terdakwa dapat bebas dari pemidanaan.
4. Simpulan
Prapenuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk memberikan petunjuk
dalam rangka penyempurnaan penyidikan oleh penyidik. Inilah yang terasa
janggal, karena memberi petunjuk kepada penyidik untuk menyempurnakan
penyidikan.
Sedangkan penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan
perkara pidana ke pengadilan negeri yang ber-wenang dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan
diputus oleh hakim di sidang pengadilan.
Surat dakwaan adalah suatu surat yang diberi tanggal dan ditandatangani oleh
penuntut umum, yang memuat uraian tentang identitas lengkap terdakwa,
perumusan tindak pidana yang didakwakan yang dipadukan dengan unsur-unsur
tindak pidana sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan pidana yang
bersangkutan, disertai uraian tentang waktu dan tempat tindak pidana dilakukan
oleh terdakwa, surat mana menjadi dasar dan batas ruang lingkup pemeriksaan di
sidang pengadilan.
Bentuk-bentuk surat dakwaan diantaranya adalah:
1) Dakwaan Tunggal = dakwaan tunggal biasanya digunakan dalam hal
hanya terdapat satu tindak pidana.
2) Dakwaan Alternatif = dakwaan alternatif digunakan apabila belom
terdapat kepastian tentang tindak pidana mana yang paling tepat untuk
dibuktikan, ex: pasal 362 atau 480.
3) Dakwaa subsideritas = dakwaan di susun secara berlapis, alasanya supaya
yang satu berfungsi sebagai penganti lapisan sebelumnya. Dakwaan di
susun secara berurutan dari tingkat yang paling tinggi sampai paling
rendah. Ex: primair pasal 340, subsider pasal 338 KUHP, lebih subsider
351 ayat 3 KUHP.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 18
4) Dakwaan komulatif = dibuat dalam kondisi terdapat beberapa tindak
pidana yg didakwa sekaligus, yg mana tindak pidana itu berdiri sendiri.
Dan harus dibutikan satu-satu. Dakwaan komulatif dicirikan pengunaan
kata “dan” misalnya: dakwaan kesatu pasal 340 KUHP, dan dakwaan
kedua pasal 363 KUHP dan dakwaan ketiga pasal 285 KUHP.
5) Dakwaan kombinasi = penggabungan bentuk beberapa dakwaan yg
disebutkan diatas, misalnya dakwaan komulatif dan dakwaan subsideritas.
“dakwaan kesatu primair pasal 340 KUHP, subsider 338 KUHP dan
dakwaan kedua pasal 285 KUHP

B. Latihan

1. Salah satu fungsi prapenuntutan adalah?


a. Kordinasi dengan penyidik terkait dengan penanganan perkara,
agar tidak terjadi bolak-balik berkas perkara
b. Untuk menentukan berapa pidana yang harus di jatuhka nantinya
c. Agar terjadi pengawasan dalam penyidikan
2. Di bawah ini adalah jenis-jenis surat dakwaan, kecuali?
a. Dakwaan tunggal
b. Dakwaan ganda
c. Dakwaan campuran/gabungan
3. Di bahwah ini adalah proses-prose prapenuntutan, kecuali?
a. Menerima SPDP
b. Kordinasi penanganan perkara
c. Menerima SP2HP
4. Penuntut umum mempunyai wewenang di antaranya adalah?
a. Melakukan penggeledahan
b. Melakukan penyitaan
c. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari Penyidik
atau Pembantu Penyidik
5. Secara fungsi, apakah Jaksa dengan penuntut umum itu sama?
a. sama

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 18
b. tidak sama
c. kadang sama kadang tidak
C. Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. C
4. C
5. A
E. Daftar Pustaka

Mulyatno,Azas-azas Hukum Pidana, Jogyakarta, Bina Pustaka.

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP), buku


informasi, komisi pemberantasan korupsi (KPK)

Lihat dalam pedoman pelaksanaan KUHAP, Departemen Kehakiman Republik


Indonesia : Jakarta., 1982

Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, 2008, Jakart, hlm
157

Husein, M. Harun, 1991, “Penyidikan dan Penuntutan dalam Proses Pidana”, PT.
Rineka Cipta , Jakarta.

Buku Informasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kitap Undang-Undang


Hukum Acara Pidana,

C.S.T. Kansil, 1986, “Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia”, Balai
Pustaka, Jakarta,.

Cakra Nur Budi Hartanto, Fungsi Pra Penuntutan Terhadap Keberhasilan


Pelaksanaan Penuntutan Perkara Pidana Oleh Penuntut Umum, Jurnal Hukum
Khaira Ummah Vol. 12. No. 4 Desember 2017.

M. Yahya Harahap, 2009, “Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP,


Penyidikan dan Penuntutan (Edisi Kedua)”, Sinar Grafika, Jakarta,

https://parismanalush2013.wordpress.com/2016/06/27/surat-
dakwaan/#:~:text=Surat%20dakwaan%20adalah%20suatu%20surat,pidana%20ya
ng%20bersangkutan%2C%20disertai%20uraian di akses pada 20 September 2020

Surat Edaran Jaksa Agung No-004 Tahun 1993

Endik Wahyudi, Lihat dalam PPT mata kuliah praktek hukum pidana

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
16 / 18
A.K. Nasution, Masalah Surat Tuduhan dalam proses pidana, 1972, hlm 167

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
17 / 18

Anda mungkin juga menyukai