Anda di halaman 1dari 8

PRA PENUNTUTAN

DAN PENUNTUTAN
DI SUSUN OLEH

FATUROHMAN AL AZIS : 210173


ESTRELA FERANI NABILA : 210694
MUHAMAD AZHARI : 210911
DASAR
Dalam menegakan keadilan hukum, berdasarkan yang dikatakan dalam Pasal 28 D
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 disebutkan
bahwa ‘Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
Menjadi dasar pijakan bagi para Aparatur Penegak Hukum dalam
menyelenggarakan suatu sistem peradilan, yang dimana sudah semestinya
memberikan hak-hak setiap warga negara atas pengakuan, jaminan,
perlindungan,dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum sekalipun mereka merupakan pelaku tindak pidana.

Humberto Avila dalam bukunya yang berjudul Certainty in Law yang


menyatakan “Legal certainty means the ability to foresee the legal
consequences of facts or behavior in a concrete casae” (Kepastian
hukum berarti kemampuan untuk memprediksi konsekuensi hukum
dari fakta-fakta atau perilaku-perilaku pada kasus yang nyata terjadi).
1. PRA PENUNTUTAN
PENGERTIAN 2. PENUNTUTAN
TUJUAN PRA PENUNTUTAN TUJUAN PENUNTUTAN
Tujuan penuntutan adalah untuk mendapat
penetapan dari penuntut umum tentang adanya
Prapenuntutan bertujuan untuk mengetahui berita acara alasan cukup untuk menuntut seorang terdakwa di
pemeriksaan yang diberikan oleh penyidik ke jaksa apakah muka hakim
telah memenuhi syarat atau belum. Selain itu prapenuntutan
juga bertujuan dalam hal menentukan apakah berkas (Wirjono Prodjodikoro dalam Rusli Muhammad)
perkara sudah layak untuk dilakukan pelimpahan ke
pengadilan.
RUANG LINGKUP PRA PENUNTUTAN
DAN PENUNTUTAN
Pra Penuntutan merupakan Wewenang Penuntut Umum dan Penyidik yang
termasuk tindakan lainnya yang bertanggun jawab. Pra Penuntutan merupakan
hukum secara horizontal dalam rangka sistem peradilan pidana terpadu.
Sedangkan Penuntutan merupakan tindakan Penuntut Umum (Jaksa yang diberi
wewenang oleh Undang-undang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan Hakim) untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan Negeri yang
berwenang, dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang
dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di Sidang pengadilan.
WEWENANG PENUNTUT UMUM PADA
PROSES PENUNTUTAN Membuat surat dakwaan (akan dibicarakan tersendiri)
Melimpahkan perkara ke pengadilan.
1. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa, hari
penyidik atau penyidik pembantu dan waktu perkara disidangkan disertai surat
panggilan baik kepada terdakwa maupun saksi-saksi,
2. Mengadakan Prapenuntutan apabila ada kekurangan penyidikan ahli untuk datang pada sidang yang telah ditentukan.
dengan memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan
penyidikan dari penyidik
Melakukan penuntutan (mengajukan tuntutan pidana
3. Memberikan perpanjangan penahanan atas permintaan seteelah sidang dinyatakan selesai).
penyidik, melakukan penahanan atau penahanan lanjutan dan Menutup perkara demi kepentingan hukum
mengubah status tahanan. (mengehentikan penuntutan)

Melaksanakan penetapan hakim


TATA CARA
PENUNTUTAN

1. Penyidik diwajibkan untuk segera menyerahkan berkas perkara kepada Penuntut


Umum begitu penyidikan selesai.
2. Menuntut Umum segera meneliti berkas perkara, dan dalam waktu 7 hari setelah
berkas perkara diterima. Penuntut Umum wajib memberitahukan kepada penyidik
apakah hasil penyidikan sudah lengkap atau belum.
3. Apabila ternyata hasil penyidikan belum lengkap, maka penuntut umum wajib me
ngembalikan berkas perkara kepada Penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi.
4. Selain itu, menurut buku Pedoman Pelaksana KUHP. Bahwa pasal 140 dikaitkan dengan
pasal 138 tersatu sebagai Pra Penuntutan yang diantaranya disebutkan dalam Pasal 110

Anda mungkin juga menyukai