BAB I
PENDAHULUAN
secara nyata dan fisik dari tangan penyidik. Namun, bisa saja pada saat
penyerahan berkas keterangan yang di dalam ada yang tidak sesuai atau tidak
juga memiliki wewenang untuk menerima barang bukti dari penyidik, dan
adalah semua benda yang dapat dikenakan penyitaan oleh penyidik dan dapat
dalam alat bukti karena Undang – Undang hanya menyebutkan 5 macam alat
1
2
bukti yang sah yaitu: keterangan ahli, keterangan saksi, surat, petunjuk, dan
keterangan terdakwa. Meskipun bukan sebuah alat bukti, penuntut umum pasti
kepada majelis hakim pada saat pemeriksaan saksi dan alat bukti. Maka,
majelis hakim harus memeriksa barang bukti tersebut dan meminta keterangan
yang berkaitan seperlunya saja kepada terdakwa atau saksi. Barang bukti
terhadap keterangan dari terdakwa atau saksi dirasa kurang, karena nyata
adanya. Selain itu, ada juga barang bukti yang bukan merupakan sebuah
objek, melainkan alat atau hasil dari delik atau tindak pidana. Misalnya
pembuktian, karena dalam hal ini dapat ditentukan dari jawaban yang
tersebut. Namun apabila kita simak dan perhatikan satu per satu peraturan
apabila dikaitkan dengan pasal demi pasal yang ada hubungan barang bukti
KUHAP. Dalam hal ini terkandung arti bahwa barang bukti selain dapat
itu mempunyai kekuatan hukum tetap, baik perkara itu masih ada di tingkat
atau sebagai sumber kehidupan. Hanya bedanya Pasal 194 ayat (3) KUHAP
untuk dimusnahkan atau dijual lelang untuk negara, maka sesuai dengan Pasal
39 KUHP hanya terbatas pada barang – barang yang telah disita saja. Apabila
4
barang bukti tersebut dijatuhi putusan untuk dikembalikan kepada orang yang
berhak, seperti pemilik dari barang tersebut atau kepunyaan orang lain, maka
ini adalah:
1. Bagi Penulis
2. Bagi Instansi
tugas.
3. Bagi Fakultas
terjadi.
Lokasi praktek kerja lapangan profesi yang penulis ikuti ada di Kantor
BAB II
LANDASAN TEORI
terpisah dalam KUHAP. Penuntut umum diatur dalam Bab II, Bagian Ketiga,
yang terdiri dari 3 pasal yakni Pasal 13 sampai dengan Pasal 15. Sedang
penuntutan diatur dalam Bab XV, mulai dari Pasal 137 sampai dengan Pasal
144.
Terlepas dari cara pengaturan penuntut umum dan penuntutan, bab dan
dengan bab dan bagian yang membicarakan penyidikan dan ruang lingkup
maka fungsi penuntut umum tidak berbelit – belit lagi. Sudah disederhanakan
dalam suatu fungsi dan wewenang yang jelas, sehingga pengaturannya dalam
Akan tetapi pada fakta di lapangan, kaitan dan hubungan kerja sama
1
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan Kuhap Penyidikan dan
Penuntutan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 364
7
yang ada, terutama dengan pihak pengadilan. Sebab pada dasarnya, proses
pengadilan tidak dapat berjalan tanpa adanya jaksa sebagai penuntut umum.
Tidak hanya pada pengadilan tingkat pertama, tetapi sampai meliputi upaya
2
Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana (Penyelidikan dan Penyidikan),
Jakarta: Sinar Grafika, 2014, hlm. 14
8
yang bertugas (Pasal 198 KUHAP). Dalam hal ini penuntut umum
KUHAP
adalah:
tugas:
1. Melakukan penuntutan;
mengadilinya.
Jo. Pasal 137 KUHAP, tidak saja yang terjadi dalam daerah
KUHAP, yaitu:
menangguhkan penahanan;
ditentukan;
g. Melakukan penuntutan;
(2) KUHP);
1. Telah disita;
2. Tidak disita.
negara.
pengadilan.
dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam hukum acara
martabat profesinya.
tersebut diatur dalam Ayat (5) nya, yang berbunyi: “Jaksa yang
Jaksa harus yakin berdasarkan alat bukti yang sah. Karena Jaksa
1. Asas Legalitas
2. Asas oportunitas
3
Djoko Prakokso, Mengenal Lembaga Kejaksaan di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1987,
hlm. 29
19
kalua ada seorang Jaksa yang bersifat curang oleh karena Jaksa
1961 Nomor 254, mulai berlaku pada tanggal 3 Juni 1961, hanya Jaksa
kepentingan umum. Satu hal lagi yang perlu dijelaskan ialah apa yang
Dalam hukum acara pidana, selain alat bukti dikenal juga yang
dinamakan barang bukti. Akan tetapi dua hal tersebut memiliki arti
yang berbeda. Berbeda dengan alat bukti, secara formil barang bukti
tidak mengatur mengenai definisi dan jenis – jenis dari barang bukti.
tangan, penyidik dapat menyita benda dan alat yang ternyata atau patut
lain yang dapat dipakai sebagai bukti. Lain daripada itu, penjelasan
tangan, penyidik dapat menyita benda dan alat yang ternyata atau patut
21
lain yang dapat dipakai sebagai bukti. Lain daripada itu, penjelasan
dari Pasal 46 Ayat (1) KUHAP juga mengatur pula bahwa benda yang
bukti. Dari kedua ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa barang bukti
ternyata sesuai pula dengan definisi barang bukti yang diatur di dalam
pengadilan”.
tindak pidana;
tindak pidana;
barang bukti dan alat bukti. Barang bukti disebut juga sebagai bukti
4
Brahmana, Hukum Acara Pidana, Medan: Ratu Jaya, 2016, hlm.49
23
yang kita kenal sebagai barang bukti. Perbedaannya adalah bahwa jika
bukti semacam ini tidak berkekuatan pembuktian. Alat bukti yang sah
a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
c. Surat;
d. Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa.
pidana;
sebagai berikut:
(instrument delicti) ;
tindak pidana:
A. Benda dan alat yang ternyata atau yang patut diduga telah
bahwa barang bukti tidak termasuk dalam klasifikasi alat bukti. Namun
bisa memaksa hakim untuk yakin bahwa terdakwa telah bersalah atau
tidak bersalah atas suatu tindak pidana. Disinilah peran barang bukti
5
Adami Chazawi, Kemahiran dan Ketrampilan Praktik Hukum Pidana, Malang: Bayumedia,
2007, hlm.208-209
26
tersebut atau bisa juga mengetahui soal asal muasal benda itu.
2. Jika barang bukti berupa tulisan (surat atau berita saran) maka di
tanggapannya.
KUHAP);
KUHAP)
6
Ibid, hal. 212
27
KUHAP).
Catatan:
Pasal 32 KUHAP);
KUHAP);
dilakukan penyitaan.7
7
Hari Sasangka, Penyidikan, Penahanan, Penuntutan, dan Praperadilan Dalam Teori dan
Praktek, Bandung: Cv. Mandar Maju, hlm. 235
28
pidana;
pidana;
pidana.
Catatan:
Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau pailit
yang tetap. Berlandaskan pada visi teoritik dan praktik peradilan, maka
pidana dan pada umumnya berisikan amar pemidanaan atau bebas atau
29
tentang status benda sitaan yang dijadikan barang bukti dalam perkara
bukti dapat kita ketahui dari Pasal 46 ayat (2) KUHAP dan Pasal 194
8
Lilik Mulyadi, Kompilasi Hukum Pidana Dalam Perspektif Teoritis dan Praktek Peradilan,
Jakarta: Mandar Maju,2007 hlm. 127
30
sampai tidak dapat dipergunakan lagi atau jika benda tersebut masih
putusan pemidanaan, atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum
dipergunakan lagi.10
berikut:
9
Afiah Ratna, Barang Bukti Dalam Proses Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 1988, hlm.198
10
Ibid, 198
31
di pengadilan.11
Yang disebut orang yang berhak menerima barang bukti antara lain:
barang tersebut.
yang dalam perkara itu bertindak sebagai saksi korban. Hal ini
c. Ahli waris dalam hal yang berhak atas barang bukti tersebut
negara. Akan tetapi ada pula barang rampasan negara yang tidak
dapat dijual lelang yaitu barang yang bersifat terlarang atau dilarang
dan Kemanan.
diatas:12
dari satu orang (sipil dan ABRI). Terdakwa Sipil sudah diputus
12
Ibid, 207
34
BAB III
beralamat di Jalan Kartini No. 36 Sidoarjo Pertama kali dikepalai oleh R.A
Nata Ningrat, menjabat pada 1958 sampai tahun 1960. Ditahun 1961
berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Disamping
penuntutan.
Gambar 1
Lambang Kejaksaan
a. Bintang
Bintang adalah salah satu benda alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
diamalkan.
b. Pedang
c. Timbangan
a. Satya
b. Adhi
c. Wicaksana
a. Warna Kuning
b. Warna Hijau
SEKSI PIDSUS
URUSAN KEUANGAN ADI HARSANTO, SH, MH SEKSI DATUN
YAYAN HARYADI, SH ANDHI ARDHANI, SH
URUSAN KEPEGAWAIAN URUSAN DASKRIMITI DAN
AGUSTINA ROCHMAWATI, SH PERPUSTAKAAN
TREESYE FERAWATI D, SH
URUSAN PERLENGKAPAN
KHUROTU ANIN
Gambar 2
Struktur Organisasi
1. Visi
2. Misi
Intelijen.
39
penuh tanggung jawab, taat azas, efektif dan efisien, serta penghargaan
visi dan misi yang telah di tetapkan secara stratejik Kantor Kejaksaan
a. Tugas
guna.
oleh Presiden.
b. Fungsi
Kejaksaan.
a. Tugas
b. Fungsi
Sidoarjo.
serta pengembangannya.
42
Sidoarjo.
a. Tugas
Agung.
b. Fungsi
43
a. Tugas
b. Fungsi
44
umum.
statistik kriminal.
a. Tugas
b. Fungsi
statistik kriminal.
a. Tugas
Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara atau Pejabat Tata Usaha
berkaitan dengan kasus atau masalah perdata atau Tata Usaha Negara.
b. Fungsi
Negara.
negara.
masyarakat.
Gambar 3
Foto Lokasi Kejaksaan Negeri Sidoajo
47
Gambar 4
Foto Klinik Pendampingan Hukum Kejaksaan Negeri Sidoarjo
48
Gambar 5
Foto Ruang Simkari Kejaksaan Negeri Sidoarjo
Gambar 6
Foto Gudang Barang Bukti Pidum I
49
Gambar 7
Foto Gudang Barang Bukti II
BAB IV
Negeri Sidoarjo
No Bulan Jumlah
1. Januari 40
2. Februari 48
3. Maret 28
4. April 52
5. Mei 24
6. Juni - Juli 36
Tabel 2
Tabel Pengembalian Barang Bukti Tahun 2018
Sidoarjo dimulai sejak Bulan Desember 2017. Data yang diperoleh ada
sebanyak 711, dihitung dari Bulan Desember 2017 hingga Bulan Juli 2018.
Dari data penerimaan barang bukti yang didapat, jenis tindak pidananya
dibagi menjadi tiga, yaitu oharda, kamtibum, dan TPUL. Pada jenis tindak
pidana oharda (orang dan harta benda), jumlah data yang diperoleh / masuk
51
dari Bulan Desember 2017 sampai Juli 2018 ada sebanyak 224. Sedangkan
pada kamtibum (kemanan dan ketertiban umum) berjumlah 46. Dan yang
penerimaannya berjumlah 411. Dari ketiga jenis tindak pidana diatas, barang
bukti yang masuk paling banyak adalah jenis tindak pidana TPUL.
jenis tindak pidananya karena bergantung dengan putusan. Dan setiap putusan
tidak bisa diperkirakan waktunya. Jadi dihitung setiap bulannya mulai Bulan
sebanyak 48, Bulan Maret sebanyak 28, Bulan April sebanyak 52, Bulan Mei
sebanyak 24, dan yang terakhir yaitu Bulan Juni – Juli sebanyak 36. Dari
paling banya terjadi pada Bulan April. Apabila dibandingkan dengan data
pengembalian barang bukti yang berjumlah 228, sangat berbeda jauh. Hal ini
dikembalikan.
Dimusnahkan
BB dikembalikan Jaksa mengisi
ke gudang bon BB
Putusan
BA- 22 P- 48
Dikembalikan BB digunakan di
Jaksa mengisi persidangan
bon BB untuk
pembuktian
BA- 20 P- 48
Disita
BA- 23 P- 48
Gambar 8
Alur Penerimaan Barang Bukti Hinga Pengembalian
benda sitaan / barang bukti dan membuat label barang bukti (untuk
wadah dan distaples dengan label barang bukti. Apabila ada dua
barang bukti yang salah satunya berupa motor / mobil, maka label
barang bukti yang berisi nama tersangka dan pasal yang dilanggar,
oleh staff kejaksaan apakah sudah cocok atau belum. Setelah itu
Sidoarjo).
10. Setelah itu Jaksa membuat berita acara pengembalian barang bukti
Pada saat membuat BA-20 biasanya harus ada KTP orang yang
4.2 Pembahasan
penyerahan tahanan).
ada di BAP. Lalu Jaksa memeriksa barang bukti yang dibawa oleh
barang bukti pun ada dua disana, yang pertama berisi non kendaraan,
yang kedua khusus untuk sepeda motor / sepeda ontel. Untuk gudang
barang bukti yang pertama, dibagi lagi menjadi 3 sesuai dengan jenis
berhubungan dengan orang dan harta benda seperti benda yang dicuri.
Disini barang buktinya sangat sedikit sekali karena jarang ada yang
56
terkena pasal tersebut. Yang terakhir adala TPUL, yaitu tindak pidana
banyak adalah ganja atau sejenis obat – obatan. Barang bukti tersebut
Apabila sudah dekat dengan waktu sidang / pada hari itu sidang,
maka Jaksa mulai mengisi bon barang bukti di ruang tahap 2. Hal
tersebut berguna untuk mengetahui jumlah dan barang bukti apa saja
menulis bon barang bukti, Jaksa menulis pasal yang dilanggar beserta
pun menunggu putusan dari hakim supaya barang bukti tersebut harus
dilakukan karena barang bukti tersebut sudah tidak dipakai lagi atau
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berkas perkara dari penyidik dan juga melaksanakan penetapan hakim. Dalam
pelaksanaan pengembalian barang bukti pun juga masih dalam tahap 2 karena
Jaksa melihat dari isi putusan / petikan putusannya. Lalu Jaksa membuat P-48
yang menjadi dasar dari BA-20. P-48 adalah surat perintah untuk Jaksa agar
5.2 Saran
tahap 2 sangat sebentar dan itu hanya diberi batasan waktu yang
sedikit, kurang lebih dari jam 08.00 sampai jam 11.00 saja. Dalam satu
58
59
b. Bagi Pemerintah
yang terjadi dan menerapkan hukum yang ada sesuai dengan SOP.
dengan baik.
c. Bagi Masyarakat
teori yang mereka peroleh dengan persoalan atau kasus yang terjadi.